19 April 2017

OGN 2017 GENRE SASTRA PUISI LAMA


MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

A.  Pengertian dan Ciri-Ciri Pantun

Pantun pada mulanya adalah senandung atau puisi rakyat yang dinyanyikan. Dalam kesusastraan, pantun pertama kali muncul dalam Sejarah Melayu dan hikayat-hikayat populer yang sezaman. Kata pantun sendiri mempunyai asal-usul yang cukup panjang dengan persamaan dari bahasa Jawa yaitu kata parik yang berarti pari, artinya paribasa atau peribahasa dalam bahasa Melayu. Arti ini juga berdekatan dengan umpama dan seloka yang berasal dari India.

Menurut H. Overbeck, yang terpengaruh oleh pendapat Abdullah Munsyi, pasangan atau dua baris pertama pada pantun memang tidak mempunyai arti; tidak memiliki hubungan pikiran sama sekali, atau hanya untuk menjadi penentu sanjak (rima) pada pasangan atau dua baris kedua pantun. Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat.

Pantun memiliki ciri-ciri bentuk sebagai berikut: (1) Setiap bait terdiri atas empat baris, (2) Baris pertama dan kedua berfungsi sebagai sampiran, (3) Baris ketiga dan keempat merupakan isi, (4) Bersajak a – b – a – b, (5) Setiap baris terdiri atas 8 – 12 suku kata, dan (5) Berasal dari daerah atau masyarakat Melayu Indonesia).

Contoh Pantun:

(1) Ada pepaya ada mentimun (a)

Ada mangga ada salak (b)

Daripada duduk melamun (a)

Mari kita membaca sajak (b)



Sungguh elok asam belimbing (g: sajak a)

Tumbuh dekat limau lungga (a: sajak b)

Sungguh elok berbibir sumbing (g: sajak a)

Walau marah tertawa juga (a: sajak b)



B. Macam-Macam Pantun Dilihat Dari Bentuknya

1.  Pantun Biasa

     Pantun biasa sering juga disebut pantun  saja.

      Contoh :

     Kalau ada jarum patah

     Jangan dimasukkan ke dalam peti

     Kalau ada kataku yang salah

     Jangan dimasukan ke dalam hati

2. Seloka (Pantun Berkait)

  Seloka adalah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja sebab pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait.

Ciri-Ciri Seloka:

a.     Baris kedua dan keempat  pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait kedua.

b.    Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait ketiga

c.     Dan seterusnya

Contoh :

Lurus jalan ke Payakumbuh,

Kayu jati bertimbal jalan

Di mana hati tak kan rusuh,

Ibu mati bapak berjalan



Kayu jati bertimbal jalan,

Turun angin patahlah dahan

Ibu mati bapak berjalan,

Ke mana untung diserahkan

3.    Talibun

Talibun adalah pantun jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.

Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga  isi.     

Jika satiu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat  isi.    

Jadi :

Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.

Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d        

Contoh :

Kalau anak pergi ke pecan

Yu beli belanak pun beli                                        

Ikan panjang beli dahulu               

Kalau anak pergi berjalan              

Ibu cari sanak pun cari                                          

Induk semang cari dahulu

4.         Pantun Kilat ( Karmina )

      Ciri-Cirinya :

a.     Setiap bait terdiri dari 2 baris

b.    Baris pertama merupakan sampiran

c.     Baris kedua merupakan isi

d.    Bersajak a – a

e.     Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata

Contoh :

Dahulu parang, sekarang besi (a)

Dahulu sayang sekarang benci (a)



C. Macam Pantun Dilihat Dari Isinya

1. Pantun Anak-Anak       

Contoh :    

Elok rupanya si kumbang jati        

Dibawa itik pulang petang

Tidak terkata besar hati

Melihat ibu sudah datang  

2. Pantun Orang Muda          

Contoh :

Tanam melati di rama-rama

Ubur-ubur sampingan dua

Sehidup semati kita bersama

Satu kubur kelak berdua   

3. Pantun Orang Tua              

Contoh :                

Asam kandis asam gelugur                        

Kedua asam riang-riang                

Menangis mayat di pintu kubur                

Teringat badan tidak sembahyang

4. Pantun Jenaka       

 Contoh :               

Elok rupanya pohon belimbing                 

Tumbuh dekat pohon manga                     

Elok rupanya berbini sumbing                   

Biar marah tertawa juga    

5. Pantun Teka-Teki               

Contoh :                

Kalau puan, puan cemara              

Ambil gelas di dalam peti             

Kalau tuan bijak laksana               

Binatang apa tanduk di kaki



Sumber Pustaka:

Umar, Azhar. 2016. Teori dan Genre Sastra Indonesia. Jakarta:  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan

POSTINGAN TERKAIT
SOAL OGN RAGAM BAHASA BACA DI SINI
SOAL OGN PANTUN BACA DI SINI

0 komentar:

Post a Comment