A. Kriteria Penyeleksian dan Pemilihan Materi Pembelajaran
1. Sahih (Valid)
Materi
yang akan dituangkan dalam pembelajaran benar-benar telah teruji kebenaran dan
kesahihannya. Pengertian ini juga berkaitan dengan keaktualan materi sehingga
materi yang diberikan dalam pembelajaran tidak ketinggalan jaman dan memberikan
kontribusi untuk pemahaman ke depan.
2. Tingkat Kepentingan (Significance)
Dalam
memilih materi perlu mempertimbangkan pertanyaan berikut:
a.
Bagaimana intensitas tingkat kepentingan materi tersebut sehingga harus
dipelajari?
b.
Apakah penting materi tersebut diajarkan pada siswa?
c.
Dimana letak kepentingan materi tersebut dan mengapa penting?
Dengan
demikian, materi yang dipilih untuk diajarkan tentunya memang yang benar-benar
diperlukan oleh siswa.
3. Kebermanfaatan (utility)
Manfaat
harus dilihat dari semua sisi, baik secara akademis maupun nonakademis.
Bermanfaat secara akademis artinya guru harus yakin bahwa materi yang diajarkan
dapat memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang akan
dikembangkan lebih lanjut pada jenjang pendidikan berikutnya. Bermanfaat secara
nonakademis maksudnya bahwa materi yang diajarkan dapat mengembangkan kecakapan
hidup (life skills) dan sikap yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari
4. Layak dipelajari (learnability)
Materinya
memungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitannya (tidak
terlalu mudah, atau tidak terlalu sulit), maupun aspek kelayakannya terhadap
pemanfaatan bahan ajar dan kondisi setempat.
5. Menarik
minat (interest)
Materi
yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat memotivasi siswa untuk
mempelajarinya lebih lanjut. Setiap materi yang diberikan kepada siswa harus
mampu menumbuhkembangkan rasa ingin tahu sehingga memunculkan dorongan untuk mengembangkan
sendiri kemampuan mereka.
B. Pola Pengembangan Materi Pembelajaran
Terdapat
beberapa pola pengembangan materi pembelajaran yang dapat dipilih guru, yakni sebagai
berikut.
1.
Pola kronologis, susunan materi pembelajaran yang mengandung urutan waktu.
2.
Pola kausal, susunan materi pembelajaran yang mengandung hubungan sebab-akibat.
3.
Pola logis, susunan materi pembelajaran yang dimulai dari bagian sederhana
menuju kepada yang kompleks.
4.
Pola psikologis, susunan materi pembelajaran yang dimulai dari umum ke dalam
bagian-bagian yang lebih khusus.
5.
Pola spiral, susunan materi pembelajaran yang dipusatkan pada topik atau bahan
tertentu yang populer dan sederhana; kemudian dikembangkan, diperdalam, dan
diperluas dengan bahan yang lebih kompleks.
6.
Pola inquiri atau pemecahan masalah, susunan materi pembelajaran yang mengarah
pada proses penemuan ataupun pemecahan masalah, yang meliputi langkah-langkah
berikut: (a) perumusan masalah, (b) penyusunan hipotesis, (c) pengumpulan data,
(d) pengujian hipotesis, dan (e) perumusan simpulan.
Sumber
Pustaka:
Wibowo,
Hari, dkk. 2016. Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa, Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan.
thanks ,,,
ReplyDeleteTerima kasih, tercerahkan.
ReplyDeleteterimakasih
ReplyDeletesangat membantu