REFLEKSI PEMBELAJARAN DAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Dikutip dari sumber www.sertifikasiguru.id, pada program prakondisi pada PLPG 2017 Peserta PLPG 2017 wajib mempelajari Modul Pedagogik dan Modul pendalaman materi
bidang studi secara mandiri dan dapat diunduh melalui laman
sertifikasiguru.id
Sebagai persiapan pendalaman modul
pedagogik di prakondisi PLPG 2017 kami sajikan RINGKASAN MATERI KELOMPOK
KOMPETENSI PEDAGOGIK 10: REFLEKSI
PEMBELAJARAN DAN PTK
Ringkasan Materi ini dikembangkan
berdasarkan kompetensi pedagogic kesepuluh di Permendiknas nomor 16 tahun 2007 yaitu: Melakukan
Tindakan Reflektif untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran
RINGKASAN MATERI KELOMPOK KOMPETENSI
PEDAGOGIK 10:
I.
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
DESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Menurut John Elliot bahwa yang dimaksud dengan PTK
ialah kajian tentang situasi sosial Dengan maksud untuk meningkatkan kualitas
tindakan di dalamnya (Elliot, 1982). Seluruh prosesnya, telaah, diagnosis,
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh menciptakan hubungan yang
diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan rofesional. Pendapat yang
hampir senada dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart, yang mengatakan bahwa PTK
adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh
peserta–pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan
keadilan praktikpraktik itu dan terhadap situasi tempat dilakukan
praktik-praktik tersebut (Kemmis dan Taggart, 1988).
Menurut Carr dan Kemmis seperti yang dikutip oleh
Siswojo ardjodipuro, dikatakan bahwa yang dimaksud dengan istilah PTK adalah
suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para Partisipan (guru,
siswa atau kepala sekolah) dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan)
untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran (a) praktik-praktik sosial atau
pendidikan yang dilakukan dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenai
praktik-praktik ini, dan (c) situasi-situasi (dan lembaga-lembaga) tempat
praktik-praktik tersebut dilasanakan (Harjodipuro, 1997).
Lebih lanjut, dijelaskan oleh Harjodipuro bahwa PTK
adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan
mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis
terhadap praktik tersebut dan agar mau untuk mengubahnya. PTK bukan sekadar
mengajar, PTK mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar, dan
menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap
proses perubahan dan perbaikan proses pembelajaran. PTK mendorong guru untuk
berani bertindak dan berpikir kritis dalam mengembangkan teori dan rasional
bagi mereka sendiri, dan bertanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara
profesional.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, jelaslah bahwa
dilakukannya PTK adalah dalam rangka guru bersedia untuk mengintropeksi,
bercermin, merefleksi atau mengevalusi dirinya sendiri sehingga kemampuannya
sebagai seorang guru/pengajar diharapkan cukup professional untuk selanjutnya,
diharapkan dari peningkatan kemampuan diri tersebut dapat berpengaruh terhadap
peningkatan kualitas anak didiknya, baik dalam aspek penalaran; keterampilan,
pengetahuan hubungan sosial maupun aspek-aspek lain yang bermanfaat bagi anak
didik untuk menjadi dewasa.
TAHAP PELAKSANAAN PTK
Banyak model PTK yang dapat diadopsi dan
diimplementasikan di dunia pendidikan. Namun secara singkat, pada dasarnya PTK
terdiri dari 4 (empat) tahapan dasar yang saling terkait dan
berkesinambungan: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Namun sebelumnya,
tahapan ini diawali oleh suatu Tahapan Pra PTK, yang meliputi identifkasi
masalah, analisis masalah, rumusan masalah, dan rumusan hipotesis tindakan.
Tahapan pra- PTK ini sangat esensial untuk
dilaksanakan sebelum suatu rencana tindakan disusun. Tanpa tahapan ini suatu
proses PTK akan kehilangan arah dan arti sebagai suatu penelitian ilmiah.
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan guna menuntut pelaksanaan tahapan PTK
adalah (1) apa yang memprihatinkan dalam proses pembelajaran, (2) mengapa hal
itu terjadi dan apa sebabnya, (3) apa yang dapat dilakukan dan bagaimana
caranya mengatasi keprihatinan tersebut, (4) bukti-bukti apa saja yang dapat
dikumpulkan untuk membantu mencari fakta apa yang terjadi, dan (5) bagaimana
cara mengumpulkan bukti-bukti tersebut. Jadi, tahapan pra- PTK ini sesungguhnya
suatu reflektif dari
guru terhadap masalah yang ada dikelasnya. Masalah
ini tentunya bukan bersifat individual pada salah seorang murid saja, namun
ebih merupakan masalah umum yang bersifat klasikal, misalnya kurangnya motivasi
belajar di kelas, rendahnya kualitas daya serap klasikal, dan lain-lain.
Berangkat dari hasil pelaksanaan tahapan Pra -PTK
inilah suatu rencana tindakan dibuat seperti berikut.
1. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan pada identifkasi masalah yang dilakukan
pada tahap pra PTK, rencana tindakan disusun untuk menguji secara empiris
hipotesis tindakan yang ditentukan. Rencana tindakan ini mencakup semua langkah
tindakan secara rinci. Segala keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari
materi/bahan ajar, rencana pengajaran yang mencakup metode/ teknik mengajar,
serta teknik atau instrumen observasi/ evaluasi, dipersiapkan dengan matang
pada tahap perencanaan ini. Dalam tahap ini perlu juga diperhitungkan segala
kendala yang mungkin timbul pada saat tahap implementasi berlangsung. Dengan
melakukan antisipasi lebih dari diharapkan pelaksanaan PTK dapat berlangsung
dengan baik sesuai dengan hipotesis yang telah ditentukan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini merupakan implementasi ( pelaksanaan) dari
semua rencana yang telah dibuat. Tahap ini, yang berlangsung di dalam kelas,
adalah realisasi dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah
disiapkan sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan guru tentu saja mengacu
pada kurikulum yang berlaku, dan hasilnya diharapkan berupa peningkatan
efektiftas keterlibatan kolaborator sekedar untuk membantu si peneliti untuk
dapat lebih mempertajam refleksi dan evaluasi yang dia lakukan terhadap apa yang
terjadi dikelasnya sendiri. Dalam proses refleksi ini segala pengalaman,
pengetahuan, dan teori pembelajaran yang dikuasai dan relevan.
3. Pengamatan Tindakan
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang
pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap
proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen
pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti. Pada tahap ini perlu
mempertimbangkan penggunaan beberapa jenis instrumen ukur penelitian guna
kepentingan triangulasi data. Dalam melaksanakan observasi dan evaluasi, guru
tidak harus bekerja sendiri. Dalam tahap observasi ini guru bisa dibantu oleh
pengamat dari luar (sejawat atau pakar). Dengan kehadiran orang lain dalam
penelitian ini, PTK yang dilaksanakan menjadi bersifat kolaboratif. Hanya saja
pengamat luar tidak boleh terlibat terlalu dalam dan mengintervensi terhadap
pengambilan keputusan tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Terdapat empat
metode observasi, yaitu : observasi terbuka; observasi terfokus; observasi
terstruktur dan dan observasi sistematis. Beberapa prinsip yang harus dipenuhi
dalam observasi, diantaranya: (a) ada perencanaan antara dosen/guru dengan
pengamat; (b) fokus observasi harus ditetapkan bersama; (c) dosen/guru dan
pengamat membangun kriteria bersama; (d) pengamat memiliki keterampilan
mengamati; dan (e) balikan hasil pengamatan diberikan dengan segera. Adapun
keterampilan yang harus dimiliki pengamat diantaranya: (a) menghindari
kecenderungan untuk membuat penafsiran; (b) adanya keterlibatan keterampilan
antar pribadi; (c) merencanakan skedul aktiftas kelas; (d) umpan balik tidak
lebih dari 24 jam; (d) catatan harus teliti dan sistemaris.
4. Refleksi Terhadap
Tindakan
Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data
yang didapat saat dilakukan pengamatan. Data yang didapat kemudian ditafsirkan
dan dicari eksplanasinya, dianalisis, dan disintesis. Dalam proses pengkajian
data ini dimungkinkan untuk melibatkan orang luar sebagai kolaborator, seperti
halnya pada saat observasi. Keterlebatan kolaborator sekedar untuk membantu
peneliti untuk dapat lebih tajam melakukan refleksi dan evaluasi. Dalam proses
refleksi ini segala pengalaman, pengetahuan, dan teori instruksional yang
dikuasai dan relevan dengan tindakan kelas yang dilaksanakan sebelumnya,
menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan sehingga dapat ditarik suatu
kesimpulan yang mantap dan sahih. Proses refleksi ini memegang peran yang sangat
penting dalam menentukan suatu keberhasilan PTK. Dengan suatu refleksi yang
tajam dan terpecaya akan didapat suatu masukan yang sangat berharga dan akurat
bagi penentuan langkah tindakan selanjutnya. Refleksi yang tidak tajam akan
memberikan umpan balik yang misleading dan bias, yang pada akhirnya menyebabkan
kegagalan suatu PTK. Tentu saja kadar ketajaman proses refleksi ini ditentukan
oleh kejataman dan keragaman instrumen observasi yang dipakai sebagai upaya
riangulasi data. Observasi yang hanya mengunakan satu instrument saja. Akan
menghasilkan data yang miskin.Adapun untuk memudahkan dalam refleksi bisa juga
dimunculkan kelebihan dan kekurangan setiap tindakan dan ini dijadikan dasar
perencanaan siiklus selanjutnya.
Pelaksanaan refleksi diusahakan tidak boleh lebih dari
24 jam artinya begitu selesai observasi langsung diadakan refleksi bersama
kolaborator.
PROPOSAL PTK
Proposal atau rancangan penelitian merupakan pedoman
yang berisi langkah-langkah yang akan diikuti oleh peneliti dalam melakukan
penelitian. Proposal penelitian harus dibuat secara baik dan jelas sehingga
mampu menjadi pegangan selama penelitian berlangsung. Secara umum ada aturan,
baik yang bersifat metodologis maupun teknis dalam menyusun proposal.
Aturan-aturan itu pada umumnya bersifat universal, meskipun untuk hal-hal
tertentu yang bersifat teknis ada yang harus disesuaikan dengan kebutuhan
lembaga-lembaga tertentu. Tidak semua proposal penelitian mempunyai format atau
komponen yang sama. Para ahli mengajukan format dan komponen berbeda antara
yang satu dengan lainnya. Namun begitu, terdapat format general yang terdiri
dari komponen-komponen pokok suatu proposal penelitian (William Wiersma, 1986).
Secara umum proposal penelitian antara lain meliputi:
A. Pendahuluan
Bagian ini antara lain berisi: latar belakang
masalah, identifkasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, dan manfaat penelitian.
B. Tinjauan
pustaka
Bagian ini antara lain berisi: kajian teori, kerangka
berpikir penelitian, dan hipotesis penelitian
C. Prosedur
penelitian
Bagian ini antara lain berisi: jenis dan pendekatan
penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik
pengumpulandata, instrumen penelitian, dan teknis analisis data. Selain
komponen-komponen di atas, proposal dilengkapi dengan judul penelitian, daftar
pustaka, jadwal penelitian, dan rancangan pembiayaan penelitian. Sistematika
proposal penelitian terkadang tidak sama antara penelitian satu dengan
penelitian lainnya. Hal ini bergantung pada pemikiran si peneliti, atau kadang
telah ditentukan oleh institusi yang menaungi dan atau membiayai penelitian
tersebut.
Salah satu alternatif sistematika proposal penelitian
adalah sebagai berikut:
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifkasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
B. Kerangka Berfkir
C. Hipotesis
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
B. Waktu dan Tempat Penelitian
C. Desain Penelitian
D. Subjek Penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Instrumen Penelitian
G. Teknis Analisis Data
E. Teknik penulisan proposal penelitian
LAPORAN PTK
Melaporkan hasil penelitian tidak sebatas menguraikan
temuan kita dalam laporan penelitian. Ada subbab lain yang amat penting
kedudukannya kaitannya dengan pelaporan, yaitu pembahasan. Jika dalam bagian
hasil penelitian kita hanya menguraikan temuan pada masing-masing siklus, jika
perlu pada masing-masing teknik yang digunakan, juga instrumennya; pada bagian
pembahasan kita harus mengaitkan temuan yang satu dan yang lain, bahkan juga
mengaitkan antara temuan dan teori yang digunakan. Bagian ini merupakan bagian
terpenting dalam laporan PTK, karena itu jika dilihat dari jumlah halamannya,
bagian ini memiliki porsi yang paling banyak.
Struktur Laporan Penelitian Tindakan Kelas terdiri
atas tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian utama atau bagian inti, dan bagian
akhir. Bagian awal laporan PTK terdiri atas Halaman Judul, Lembar Pengesahan,
Abstrak, Prakata, dan Daftar Isi. Halaman Judul adalah identitas penelitian
yang terdiri atas judul, peneliti, instansi penelitian, dan tahun pembuatan
laporan. Lembar pengesahan berisi identitas peneliti yang disahkan oleh pejabat
berwenang. Jika penelitian dilakukan oleh sekolah, pejabat yang berwenang
mengesahkan adalah kepala sekolah. Jika PTK merupakan hibah dari LPMP, pejabat
berwenangnya adalah Kepala LPMP. Abstrak merupakan intisari yang sangat penting
dari hasil penelitian. Abstrak berisi latar belakang masalah, tujuan
penelitian, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, dan saran. Kata Pengantar
(Prakata) antara lain berisi ucapan terima kasih peneliti kepada pihak yang
telah membantunya.
Secara lengkap, berikut disajikan struktur laporan
penelitian tindakan kelas.
Tabel Kerangka Laporan PTK
No
|
Bagian
|
Isi
|
1.
|
Judul
|
Peningkatan Kemampuan Menyusun Teks Cerpen dengan
Pendekatan Kontekstual Elemen Pemodelan pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1
Semarang
Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017
|
2.
|
Awal
|
Halaman Judul
Lembar Pengesahan Hasil Penelitian
Abstrak
Pernyataan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
|
3.
|
Isi
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
BAB II
LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Menyusun Teks Cerpen
2.1.1.1 Hakikat Cerpen
2.1.1.2 Tahap Menyusun Teks Cerpen
2.1.2 Hakikat Teknik Pemodelan
2.1.2.1 Pendekatan Kontekstual
2.1.2.2 Teknik Pemodelan sebagai Elemen dari
Pendekatan Kontekstual
2.2 Kerangka Berpikir
2.3 Hipotesis Tindakan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian
3.2 Subjek Penelitian
3.3 Desain Penelitian
3.4 Indikator Kinerja
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.6 Instrumen Penelitian
3.6 Validasi Data
3.7 Analisis Data
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.1 Hasil Penelitian
1.1.1 Siklus I
1.1.1.1 Proses Pemberian Tindakan
1.1.1.2 Hasil Tes
1.1.1.3 Hasil Nontes
1.1.2 Siklus II
1.1.2.1 Proses Pemberian Tindakan
1.1.2.2 Hasil Tes
1.1.2.3 Hasil Nontes
1.2 Pembahasan
1.2.1 Kemampuan Menulis Teks Cerpen
1.2.2 Aktivitas Siswa
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
|
4.
|
B a g i a n
Akhir
|
Daftar Pustaka
Lampiran
1) Surat Izin Penelitian
2) Daftar Nilai Prasiklus
3) Daftar Nilai Siklus I
4) Daftar Nilai Siklus II
5) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
6) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus
II
7) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
8) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
9) Contoh Teks Cerpen
|
II.
REFLEKSI PEMBELAJARAN
1.
Konsep Refleksi dalam Pembelajaran
Refleksi adalah kegiatan penilaian dalam berbagai
bentuk yang dilakukan oleh peserta didik terhadap proses belajar mengajar yang
telah dilaksanakan oleh pendidik dengan maksud untuk memperbaiki proses belajar
yang dilaksanakan oleh pendidik pada waktu yang akan datang.
Definisi menurut Reid, 1995 “Reflection is a process
of reviewing an experience of practice in order to describe, analyse, evaluate
and so inform learning about practice”. Konsep tersebut dapat diartikan, bahwa
refleksi adalah sebuah proses mereviu pengalaman dengan cara mendeskripsikan,
menganalisis, mengevaluasi pembembelajaran yang telah dilakukan.
2.
Prinsip Refleksi dalam Pembelajaran
Refleksi pembelajaran sebaiknya dilakukan dengan
memperhatikan beberapa prinsip berikut, yakni: (1) Ada kesadaran bersama
pendidik dan peserta didik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran; (2)
Penilaian oleh peserta didik dilakukan dengan sangat kritis; (3) Penilaian
dilaksanakan sejak awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran; (4) Hasil
penilaian oleh peserta didik dijadikan masukan oleh pendidik untuk perbaikan
pembelajaran.
3.
Tujuan dan Sasaran Refleksi dalam Pembelajaran
Tujuan dilakukan refleksi pembelajaran bagi pendidik
antara lain: (1) Untuk menganalisis tingkat keberhasilan proses dan hasil
belajar peserta didik; (2) Untuk melakukan evaluasi diri terhadap proses
belajar yang telah dilakukan; (3) untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
kegagalan dan pendukung keberhasilan; (4) untuk merancang upaya
optimalisasi proses dan hasil belajar, (5) Untuk
memperbaiki dan mengembangkan pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang
diampu. Refleksi pembelajaran penting dilakukan dengan tujuan untuk memberikan
informasi positif tentang bagaimana cara meningkatkan kualitas pembelajarannya
sekaligus sebagai bahan observasi untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran
itu tercapai. Selain itu refleksi terhadap pembelajaran bermanfaat bagi peserta
didik yakni, untuk mencapai kepuasaan diri peserta didik memperoleh wadah yang
tepat dalam menjalin komunikasi positif dengan pendidik.
4.
Teknik-teknik Refleksi dalam Pembelajaran
a.
Belajar Jurnal
Pertama adalah belajar jurnal, para siswa diminta
untuk membuat jurnal mingguan di mana mereka merekam dan berkomentar tentang
pengalaman mereka sebagai pelajar dalam kelas tersebut. Dibutuhkan waktu lima
menit untuk siswa menulis jurnal tersebut. Pada akhir pelajaran jurnal tersebut
di kumpulkan kepada guru untuk diberi komentar.
b.
Belajar Mitra (kelompok atau kerjasama)
Belajar mitra berguna untuk mendiskusikan ide-ide
yang dibangkitkan, mengeksplorasi kepentingan mereka sendiri, bertukar pikiran
untuk memberikan komentar satu sama lainnya.
c.
Belajar Kontrak
Penggunaan belajar kontrak pada pembelajaran refleksi
ada tiga tahap, yaitu sebagai berikut.
1) Sebelum penyusunan sebuah draft awal untuk
disampaikan kepada siswa harus fokus pada pengalaman mereka, kebutuhan mereka
belajar dan bagaimana mereka bisa belajar dengan baik. Dalam dialog dengan
siswa, konsepsi pembelajaran ini didiskusikan dan kontrak yang direvisi
dihasilkan.
2) Sebelum penyerahan hasil ahir belajar mereka,
siswa diminta dalam kontrak untuk meninjau pembelajaran mereka dan bagaimana
mereka dapat menyampaikannya kepada orang lain.
3) Jadwal Penilaian diri. Jadwal penilaian diri
digunakan sebagai sarana memungkinkan siswa untuk menyatukan berbagai
pembelajaran mereka dalam suatu kelas, untuk merefleksikan prestasi mereka dan
mengkaji implikasinya untuk pembelajaran lebih lanjut. (Tebow, 2008)
5. Penyusunan Instrumen Refleksi Pembelajaran
Instrumen adalah alat untuk merekam informasi yang
akan dikumpulkan. Instrumen observasi digunakan berdasarkan teknik yang
dilakukan. Berikut ini jenis instrumen yang dapat dikembangkan untuk kegiatan
refleksi pembelajaran.
a. Lembar Observasi
Lembar observasi adalah hasil pencatatan terhadap
pengamatan fenomena-fenomena yang diselidiki secara sistematis. Instrumen
observasi yang berupa pedoman pengamatan biasa digunakan dalam observasi
sistematis, di mana observer bekerja sesuai dengan pedoman yang telah dibuat.
b. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara (interview guide) adalah acuan
percakapan yang dilaksanakan untuk memperoleh informasi dari responden. Secara
minimal pedoman tersebut memuat rambu-rambu pertanyaan yang akan ditanyakan
pada responden.
c. Lembar Telaah Dokumen
Lembar telaah dokumen adalah instrumen yang yang
digunakan untuk mengolah dokumen-dokumen yang dimiliki. Bentuk instrument
dokumentasi terdiri atas dua macam yaitu pedoman dekomentasi yang memuat
garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya, dan check list yang
memuat daftar variabel yang akan dikumpulan datanya. Perbedaan antara kedua
bentuk instrumen ini terletak pada intensitas gejala yang diteliti.
d. Angket atau Kuisioner
Refleksi kegiatan pembelajaran dapat menggunakan
metode angket atau kuisioner. Pada kegiatan ini, digunakan instrumen sesuai
dengan nama metodenya. Bentuk lembaran angket dapat berupa sejumlah pertanyaan
tertulis, tujuannya untuk memperoleh informasi dari responden tentang apa yang
dialami dan diketahui oleh peserta didik.
Sumber Pustaka
Doyin, Mukh dan Supriyono. 2015. Materi UKG Bahasa Indonesia. Semarang: Bandungan Institute.
Kurniawan, Endang, dkk. 2016. Refleksi Pembelajaran
Dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta:
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
POSTINGAN TERKAIT
PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKONDISI BACA DI SINI
TIPS SUKSES PRAKONDISI BACA DI SINI
BACA SOAL PEDAGOFIK BACA DI SINI
PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKONDISI BACA DI SINI
TIPS SUKSES PRAKONDISI BACA DI SINI
BACA SOAL PEDAGOFIK BACA DI SINI
postage stamps
ReplyDeleteforever stamps
forever stamps