26 April 2017

MODUL 7 PRAKONDISI DI PLPG 2017 KOMPETENSI PEDAGOGIK


KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN

Dikutip dari sumber www.sertifikasiguru.id, pada program prakondisi pada PLPG 2017  Peserta PLPG 2017 wajib mempelajari Modul Pedagogik dan Modul Pendalaman Materi Bidang Studi secara mandiri dan dapat diunduh melalui laman sertifikasiguru.id

Sebagai persiapan pendalaman modul pedagogik di prakondisi PLPG 2017 kami sajikan RINGKASAN MATERI KELOMPOK KOMPETENSI PEDAGOGIK 7:  KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN

Ringkasan Materi ini dikembangkan berdasarkan kompetensi pedagogik yang ketujuh di Permendiknas nomor 16 tahun 2007 yaitu: Berkomunikasi Secara Efektif, Empatik, dan Santun dengan Peserta Didik

RINGKASAN MATERI KELOMPOK KOMPETENSI PEDAGOGIK 7.

A.    Konsep dan Prinsip Komunikasi

Berkomunikasi efektif berarti komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang menyebutnya “the communication is in tune” yaitu kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan.

Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain:

1. Menciptakan suasana yang menguntungkan.

2. Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.

3. Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.

4. Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat menguntungkannya.

5. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihak komunikan.

Menurut Thomas Leech dalam bukunya “Say it like Shakespeare”, ada lima komponen atau unsur penting dalam komunikasi yang harus kita perhatikan yaitu:

1. Pengirim pesan (sender),

2. Pesan yang dikirimkan (message),

3. Bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau media),

4. Penerima pesan (receiver),

5. Umpan balik (feedback).

Untuk dapat melakukan komunikasi efektif ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan yaitu:

1. Menganalisa

2. Menyalahkan

3. Menghakimi

4. Menasehati

5. Menginterogasi

B.  Metode Komunikasi

Salah satu pakar komunikasi, Mary Munter, mengemukakan bahwa ada 4 metode komunikasi yang disesuaikan dengan pendengar (audience), isi pesan (content), dan pengaruh (impact). Keempat metode tersebut adalah :

1.  Tell : Dalam metode ini, content dikomunikasikan hanya satu arah, sehingga keterlibatan audience sangat kecil, dan impact yang dihasilkan tidak terlalu besar.

2.  Sell : Dalam metode ini, pengirim pesan sudah menggunakan cara cara persuasif dalam mengkomunikasikan content (isi pesan) ke audience. Sudah ada partisipasi audience dalam interaksi, sehingga menghasilkan impact yang lebih besar.

3.  Joint : Dalam metode ini, sudah terjadi kolaborasi yang sejajar antara pengirim pesan dengan audience, dan terjadi sinergi diantara keduanya sehingga menghasilkan impact cukup besar.

4. Consult : Dalam metode ini, audience lebih aktif dibanding pengirim pesan yang lebih bertindak sebagai fasilitator. Metode ini lebih efektif dalam menginspirasi audience.  Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, dituntut memiliki kemampuan komunikasi dalam metode ini.

Menurut Mahmud, Machfoedz ada beberapa metode komunikasi yaitu:

a. Metode Redundan atau Repetisi

yaitu metode dengan pengulangan atau repetisi sebuah pesan. Dengan mengulang-ulang pesan, akan menarik perhatian lebih, lebih jauh akan tertanam dalam pikiran bawah sadar. Iklan produk di TV dan Radio menggunakan metode komunikasi macam ini. Meski begitu, pengulangan yang terlalu banyak juga akan mencapai titik kekenyangan/limit (saturation point), lalu pesan menjadi hilang daya magisnya. Oleh karena itu, hendaknya pengulangan-pengulangan itu diberi variasi yang menarik agar tidak membosankan.

b. Metode Kanalisasi

Metode kanalisasi ini  sesungguhnya adalah metode yang mengarahkan cara berfikir khalayak agar sesuai dengan apa yang kita inginkan. Ibarat air yang akan diarahkan pola alirannya, mesti dibuatkan saluran atau kanal (channel). Hal pertama yang harus dikenal dari khalayak adalah kerangka referensinya atau kerangka rujukan (frame of reference). Komunikasi ini dimulai dari memenuhi nilai-nilai dan standar normatif khalayak, lalu mengubahnya sedikit demi sedikit menuju nilai-nilai dan standarisasi yang kita inginkan.Dalam bahasa sederhananya, bagaimana kita memunculkan empati agar dapat diterima oleh khalayak. Ketika kita diterima, pada saat itulah proses kanalisasi dimulai.

c. Metode Informatif

Metode ini mungkin yang paling sederhana, yaitu cukup memberi penerangan sejelas-jelasnya tentang maksud pesan kepada khalayak. Penerangan yang dimaksud adalah menyampaikan sesuatu apa adanya, apa yang sesungguhnya, berdasarkan data, fakta dan opini yang benar. Jadi, khalayak di sini bebas dalam merespon pesan.

d. Metode Persuasif

Persuasif berarti mempengaruhi dengan bujukan. Sasaran utama metode ini adalah perasaan khalayak, bukan pikirannya. Dalam metode ini diupayakan, khalayak dikondisikan dalam keadaan mudah disugesti (suggestible).

e. Metode Edukatif

Metode ini pada dasarnya mirip dengan metode informatif. Keduanya sama-sama menyampaikan data, fakta dan pengalaman-pengalaman yang sebenar-benarnya. Namun perbedaannya dengan metode informatif, metode komunikasi ini lebih disengaja, teratur dan terencana dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia kearah yang diinginkan.

f. Metode Kursif

Kursif (coorsive) berarti memaksa. Dengan kata lain, metode kursif

merupakan metode komunikasi dengan jalan memaksa. Oleh karena

itu, isi pesan tidak hanya berisi pendapat-pendapat, namun

mengandung ancaman-ancaman (fear motivation). Peraturanperaturan, perintah dan proses intimidasi lainnya merupakan

perwujudan model komunikasi macam ini.

C. Teknik Komunikasi

Pengertian teknik komunikasi adalah suatu cara yang digunakan dalam menyampaikan informasi dari komunikator ke komunikan dengan media tertentu. Dengan adanya teknik ini diharapkan setiap orang dapat secara efektif melakukan komunikasi satu sama lain dan secara tepat menggunakannya.

Beberapa teknik komunikasi dalam situasi semi formal :

1. Informative Communication (Komunikasi Informatif)

Informative communication adalah suatu pesan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal baru yang diketahuinya. Teknik ini berdampak kognitif pasalnya komunikan hanya mengetahui saja. Seperti halnya dalam penyampaian berita dalam media cetak maupun elektronik, pada teknik informatif ini berlaku komunikasi satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, medianya menimbulkan keserempakan, serta komunikannya heterogen. Biasanya teknik informatif yang digunakan oleh media bersifat asosiasi, yaitu dengan cara menumpangkan penyajian pesan pada objek atau peristiwa yang sedang menarik perhatian khalayak.

2. Persuasif Communication (Komunikasi Persuasif)

Komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku komunikan yang lebih menekan sisi psikologis komunikan. Penekanan ini dimaksudkan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, tetapi persuasi dilakukan dengan halus, luwes, yang mengandung sifat-sifat manusiawi  sehingga mengakibatkan kesadaran dan kerelaan yang disertai perasaan senang. Agar komunikasi persuasif mencapai tujuan dan sasarannya, maka perlu dilakukan perencanaan yang matang dengan mempergunakan komponen-komponen ilmu komunikasi yaitu komunikator, pesan, media, dan komunikan. Sehingga dapat terciptanya pikiran, perasaan, dan hasil penginderaannya terorganisasi secara mantap dan terpadu. biasanya teknik ini afektif, komunikan bukan hanya sekedar tahu, tapi tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu.

D. Model Komunikasi

Model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya.

Adapun model-model komunikasi adalah sebagai berikut.

a. Model Stimulus – Respons

Model ini merupakan model yang paling dasar dalam ilmu komunikasi. Model ini menunjukan komunikasi sebagai sebuah proses aksi reaksi. Model ini beranggapan bahwa kata-kata verbal, nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Kita dapat juga mengatakan bahwa proses ini merupakan perpindahan informasi ataupun gagasan. Proses ini dapat berupa timbal balik dan mempunyai efek yang banyak. Setiap efek dapat merubah perilaku dari komunikasi berikutnya. Model ini mengabaikan komunikasi sebagai sebuah proses. Dengan kata lain, komunikasi dianggap sebagai hal yang statis. Manusia dianggap berprilaku karena kekuatan dari luar ( stimulus ), bukan berdasarkan kehendak, keinginan, atau kemauan bebasnya.

b. Model Komunikasi Linear

Istilah linear mengandung makna lurus. Jadi proses linier berarti perjalanan dari satu titik ke titik lain secara lurus. Dalam konteks komunikasi proses secara linear adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. Komunikasi linear ini berlangsung baik dalam situasi komunikasi tatap muka (face-to-face communication) maupun dalam situasi komunikasi bermedia (mediated communication). Contoh untuk ini, seorang ayah yang sedang memberikan nasihat kepada anaknya pada waktu mana si anak diam seribu bahasa, atau direktur perusahaan yang sedang memarahi anak buahnya, atau jaksa sedang membacakan tuduhan terhadap terdakwa di gedung pengadilan.

c. Model Interaksional

Model komunikasi ini menekankan proses komunikasi dua arah diantara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses  melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Secara interaksional mengilustrasikan bahwa seseorang dapat menjadi baik pengirim amupun penerima dalam sebuah interaksi, tetapi tidak dapat menjadi keduanya sekaligus. Pada model ini terdapat elemen penting yaitu umpan balik (feed back ). Umpan balik merupakan tanggapan terhadap pesan yang diterima oleh seseorang. Berbeda dengan komunikasi linier, bahwa di dalam komunikasi linier tanggapan yang diberikan oleh komunikan berupa respon tanpa seleksi dan interpretasi. Umpan balik merupakan bentuk adanya dialog antara komunikator dan komunikan.

d. Model transaksional

Model komunikasi transaksional berarti bahwa proses komunikasi tersebut kooperatif, baik pengirim maupun penerima sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi.

E. Proses komunikasi

Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau konsekuensi) serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu.

Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.

a. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud.

b. Pesan (message) adalah informasi yang disampaikan atau dibawa melalui suatu media

atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung.

c. Media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan.

d. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan

menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang

dimengerti oleh komunikan itu sendiri lalu memberikan umpan balik

F. Hambatan Komunikasi Efektif

Secara umum hambatan yang terjadi dalam proses komunikasi dapat berasal dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal).

a. Hambatan internal, berasal dari diri peserta didik atau pembelajar itu sendiri. Dapat berupa hambatan psikologis (minat, sikap, pendapat, kepercayaan, intelegensi, pengetahuan, dll) dan hambatan fisik (kelelahan, sakit, keterbatasan daya indera, dan cacat tubuh).

b. Hambatan eksternal, berasal dari lungkungan pembelajar. Dapat berupa hambatan kultural (adat-istiadat, kepercayaan, norma sosial, dan nilai-nilai panutan) dan hambatan lingkungan (suasana yang panas, bising, dan berjubel).

G. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi

Sebuah komunikasi yang efektif membutuhkan kejernihan pesan, kelengkapan pesan, ekspresi wajah, kontak mata, postur tubuh, dan penampilan fisik secara eksternal. Di era modern ini mungkin Nampak 'tolol' melihat seseorang berusaha menciptakan kesadaran komunikasi. Banyak di antara kita memberi sedikit perhatian pada hal ini tetapi kenyataanya komunikasi ini terus berlangsung, tak peduli siapa Saudara, jika Saudara tidak bisa berkomunikasi dengan semestinya maka tak seorangpun akan mendengarkan Saudara. Jadi komunikasi merupakan sebuah asset penting sebagai tambahan untuk kepribadian Saudara.

Bagiamana membangun sebuah komunikasi efektif tersebut, berikut beberapa hal yang sebaiknya jadi pertimbangan untuk dikembangkan:

a. Kontak Mata.

b. Ekspresi Wajah

c. Postur Tubuh

d. Selera Berbusana

e. Tips membangun komunikasi yang efektif

f. Gunakan kalimat seefektif mungkin

g. Jangan mengungkapkan pengulangan ide/pokok bahasan

h. Jangan berbicara terlalu lambat

i. Hindari gumaman yang terlalu sering

j. Hindari humor yang tidak perlu



H. Penerapan Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran

Komunikasi dalam pembelajaran dikatakan efektif jika pesan yang dalam hal ini adalah materi pelajaran dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan umpan balik yang positif oleh peserta  didik.Komunikasi efektif dalam pembelajaran harus didukung dengan Keterampilan komunikasi antar pribadi yang harus dimiliki oleh seorang guru.

Berikut ini disajikan sejumlah praktik komunikasi efektif dalam pembelajaran. Dilakukan sejumlah dialog yang dipandang efektif dalam melakukan komunikasi dengan peserta didik.

a. Memuji dan memotivasi.

b. Penguatan.

c. Penutup/ refleksi.

Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan suatu keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar dengan peserta belajar. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar ini sangat tergantung dari kedua belah pihak. Akan tetapi karena pengajar yang memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif terletak pada tangan pengajar. Keberhasilan pengajar dalam mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan komunikasi ini.

Untuk menyamakan makna antara guru dan siswa ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian:

1. Semua komponen dalam komunikasi pembelajaran diusahakan dalam kondisi ideal/baik

a. Pesan (message) harus jelas, sesuai dengan kurikulum, terstruktur secara jelas, menarik dan sesuai dengan tingkat intelegensi siswa.

b. Sumber/guru harus berkompetensi terhadap materi ajar, media yang digunakan, mampu menyandikan dengan jelas, mampu menyampaikan tanpa pembiasan dan menarik perhatian serta mampu membangkitkan motivasi diri dan siswa dalam proses interaksi dan transaksi komunikasi

c. penerima/siswa harus dalam kondisi yang baik/sehat untuk tercapainya prasyarat pembelajaran yang baik

d. lingkungan (setting) mampu mendukung penuh proses komunikasi. misalnya pencahayaan, kenyamanan ruang dan sebagainya

e. materi/media software dalam kondisi baik/tidak rusak (sesuai dengan isi/pesan).

f. alat (device) tidak rusak sehingga tidak membiaskan arti (audiovisual). Media yang menarik (dapat dilihat dan didengar) akan memudahkan siswa dalam retensi dan pengingatan kembali pesan yang pernah didapat

g. teknik/prosedur penggunaan semua komponen pembelajaran harus memiliki instruksi jelas dan terprogram dalam pengelolaan.

2. Proses encoding dan decoding tidak mengalami pembiasan arti/makna

3. Penganalogian harus dilakukan untuk membantu membangkitkan pengertian baru dengan pengertian lama yang pernah mereka dapat

4. Meminimalisasi tingkat gangguan (barrier/noise) dalam proses komunikasi mulai dari proses penyandian sumber (semantical), proses penyimbolan dalam software dan hardware (mechanical) dan proses penafsiran penerima (psychological).

5. Feedback dan respons harus ditingkatkan intensitasnya untuk mengukur efektifitas dan efisiensi ketercapaian

6. Pengulangan (repetition) harus dilakukan secara kontinyu maupun progresif

7. Evaluasi proses dan hasil harus dilakukan untuk melihat kekurangan dan perbaikan

8. Aspek pendukung dalam komunikasi; fisik, psikologi, sosial dan waktu harus dan diselaraskan dengan kondisi komunikasi yang sedang berlangsung agar tidak menghambat proses komunikasi pembelajaran.

Ariani, Farida dkk. 2016. Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.


POSTINGAN TERKAIT
TIPS SUKSES DI PRAKONDISI PLPG BACA DI SINI
PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKONDISI BACA DI SINI
MODUL LENGKAP (1-10) UNDUH DI SINI
PAKET LENGKAP SOAL PEDAGOGIK UNDUH DI SINI


0 komentar:

Post a Comment