PEMANFAATAN DAN PELAPORAN HASIL
PENILAIAN
Dikutip dari sumber www.sertifikasiguru.id, pada program prakondisi pada PLPG 2017 Peserta PLPG 2017 wajib mempelajari Modul Pedagogik dan Modul Pendalaman Materi
Bidang Studi secara mandiri dan dapat diunduh melalui laman
sertifikasiguru.id
Sebagai persiapan pendalaman modul
pedagogik di prakondisi PLPG 2017 kami sajikan RINGKASAN MATERI KELOMPOK
KOMPETENSI PEDAGOGIK 9: PEMANFAATAN DAN
PELAPORAN HASIL PENILAIAN
Ringkasan Materi ini dikembangkan
berdasarkan kompetensi pedagogik kesembilan di Permendiknas nomor 16 tahun 2007
yaitu: Menyelenggarakan Penilaian dan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar
RINGKASAN MATERI KELOMPOK KOMPETENSI
PEDAGOGIK 9.
PROGRAM REMEDIAL
1) Hakikat Remedial
Remedial merupakan suatu treatmen atau
bantuan untuk mengatasi kesulitan belajar. Berikut adalah beberapa program
assesmen yang bisa dijalankan atau dijadikan acuan dalam melakukan pengajaran
remedial. Yang antara lain dalam bidang berhitung, membaca pemahaman dan
menulis.
Remediasi mempunyai padanan remediation
dalam bahasa Inggris. Kata ini berakar kata ‘toremedy’ yang bermakna
menyembuhkan. Remediasi merujuk pada proses penyembuahan. Remedial merupakan
kata sifat. Karena itu dalam bahasa
Inggris selalu bersama dengan kata benda, misalnya ‘remedial work’, yaitu
pekerjaan penyembuhan, ‘remeDial teaching’ – pengajaran penyembuhan. Dsb. Di
Indonesia, istilah ‘remedial’ sering ditulis berdiri sendiri sebagai kata
benda. Mestinya dituliskan menjadi pengajaran remeial, atau kegiatan remedial
dsb. Dalam bagian ini istilah remediasi dan remedial digunakan bersama-sama,
yang merujuk pada suatu proses membantu siswa mengatasi kesulitan belajar
terutama mengatasi miskonsepsimiskonsepsi yang dimiliki. Dalam random House
Webster’s College Dictionary (1991), remediasi diartikan sebagai intended to
improve poor skill in specifed feld.
Remediasi adalah kegiatan yang
dilaksanakan untuk membetulkan kekeliruan yang dilakukan siswa. Kalau dikaitkan
dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan remediasi dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang
berhasil. Kekurangberhasilan pembelajaran ini biasanya ditunjukkan oleh
ketidakberhasilan siswa dalam menguasai kompetensi yang diharapkan dalam
pembelajaran.
Dari pengertian di atas diketahui bahwa
suatu kegiatan pembelajaran dianggap sebagai kegiatan remediasi apabila
kegiatan pembelajaran tersebut ditujukan untuk membantu siswa yang mengalami
kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Guru melaksanakan perubahan dalam
kegiatan pembelajarannya sesuai dengan kesulitan yang dihadapi para siswa.
Sifat pokok kegiatan pembelajaran
remedial ada tiga yaitu: (1) menyederhanakan konsep yang komplek (2)
menjelaskan konsep yang kabur (3) memperbaiki konsep yang salah tafsir.
Beberapa perlakuan yang
dapat diberikan terhadap sifat pokok
remedial tersebut antara lain berupa: penjelasan oleh guru, pemberian
rangkuman, dan advance organizer, pemberian tugas dan lain-lain.
Pokok bahasan yang belum dapat dikuasai
peserta didik merupakan kesulitan belajar untuk mempelajari pokok bahasan
berikutnya. Kenyataan ini akan diperburuk kalau pokok bahasan yang baru yang
akan dipelajari memerlukan keterampilan prasyarat, disisi lain pokok bahasan yang
menjadi prasyarat belum tuntas. Kesulitan lain untuk mencapai tingkat
ketuntasan belajar anatara lain: perbedaan individual diantara peserta didik
dalam kelas dengan sistem pembelajaran klasikal.
Asumsi yang mendasari pertimbangan
metode pembelajaran remedial dengan pendekatan secara individual terhadap
peserta didik yang mengalami kesulita belajar dengan pemberian rangkuman dan
advance organizer adalah: (1) belajar hakekatnya adalah individual (2)
pembelajaran klasikal akan selalu dihadapkan dengan ketidak tuntasan belajar
(3) kalau peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dan diberikan
pembelajaran kembali secara klasikal seperti pembelajaran utama, peserta didik
akan mengalami kesulitan yang serupa (4)
rangkuman dan advance organizermerupakan strategi pembelajaran untuk memudahkan
pemahaman materi.
2) Prosedur Remedial
Dalam melaksanakan kegiatan remedial
sebaiknya mengikuti langkahlangkah seperti berikut.
a) Analisis Hasil Diagnosis
Seperti yang telah Anda ketahui,
diagnosis kesulitan belajar adalah suatu proses pemeriksaan terhadap siswa yang
diduga mengalami kesulitan dalam belajar. Melalui kegiatan diagnosis guru akan
mengetahui para siswa yang perlu mendapatkan bantuan. Untuk keperluan kegiatan
remedial, tentu yang menjadi fokus perhatian adalah siswa-siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar yang ditunjukkan tidak tercapainya kriteria
keberhasilan belajar. Apabila kriteria keberhasilan 80 %, maka siswa yang
dianggap berhasil jika mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, sedangkan
siswa yang mencapai tingkat penguasaannya di bawah 80 % dikategorikan belum
berhasil. Mereka inilah yang perlu mendapatkan remedial. Setelah guru
mengetahui siswa-siswa mana yang harus mendapatkan remedial, informasi
selanjutnya yang harus diketahui guru adalah topik atau materi apa yang belum
dikuasai oleh siswa tersebut. Dalam hal ini guru harus melihat kesulitan
belajar siswa secara individual. Hal ini dikarenakan ada kemungkinan masalah
yang dihadapi siswa satu dengan siswa yang lainnnya tidak sama. Padahal setiap
siswa harus mendapat perhatian dari guru.
b) Menemukan Penyebab Kesulitan
Sebelum Anda merancang kegiatan
remedial, terlebih dahulu harus mengetahui mengapa siswa mengalami kesulitan
dalam menguasai materi pelajaran. Faktor penyebab kesuliatan ini harus
diidentifkasi terlebih dahulu, karena gejala yang sama yang ditunjukkan oleh
siswa dapat ditimbulkan sebab yang berbeda dan faktor penyebab ini akan
berpengaruh terhadap pemilihan jenis kegiatan remedial.
c) Menyusun Rencana Kegiatan Remedial
Setelah diketahui siswa-siswa yang perlu
mendapatkan remedial, topik yang belum dikuasai setiap siswa, serta faktor
penyebab kesulitan, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana pembelajaran.
Sama halnya pada pembelajaran pada umumnya, komponen-komponen yang harus
direncanakan dalam melaksanakan kegiatan remedial adalah (1) merumuskan
indikator hasil belajar, (2) menentukan materi yang sesuai engan indikator
hasil belajar, (3) memilih strategi dan metode yang sesuai dengan karakteristik
siswa, (4) merencanakan waktu yang diperlukan, dan (5) menentukan jenis,
prosedur dan alat penilaian.
d) Melaksanakan Kegiatan Remedial
Setelah kegiatan perencanaan remedial
disusun,langkah berikutnya adalah melaksanakan kegiatan remedial. Sebaiknya
pelaksanaan kegiatan remedial dilakukan sesegera mungkin, karena semakin cepat
siswa dibantu mengatasi kesulitan yang dihadapinya, semakin besar kemungkinan
siswa tersebut berhasil dalam belajarnya.
e) Menilai Kegiatan Remedial
Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan
remedial yang telah dilaksanakan, harus dilakukan penilaian. Penilaian ini
dapat dilakukan dengan cara mengkaji kemajuan belajar siswa.Apabila siswa
mengalami kemauan belajar sesuai yang diharapkan, berarti kegiatan remedial
yang direncanakan dan dilaksanakan cukup efektif membantu siswa yang mengalami
kesulitan belajar. Tetapi, apabila siswa tidak mengalami kemajuan dalam
belajarnya berarti kegiatan remedial yang direncanakan dan dilaksanakan kurang
efektif. Untuk itu guru harus menganalisis setiap komponen pembelajaran.
3) Strategi dan Teknik Remedial
Beberapa teknik dan strategi yang
dipergunakan dalam pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain, (1) pemberian
tugas/pembelajaran individu (2) diskusi/tanya jawab (3) kerja kelompok (4)
tutor sebaya (5) menggunakan sumber lain. (Ditjen Dikti, 1984; 83).
a) Pemberian Tugas
Dalam pemberian tugas dapat dilakukan
dengan berbagai jenis antara lain dengan pemberian rangkuman baik dilakukan
secara individual maupun secara kelompok, pemberian advance organizer dan yang
sejenis. b) Melakukan aktivitas fsik, misal demosntrasi, atau praktek dan
diskusi
Ada konsep-konseps yang lebih mudah
dipahami lewat aktivitas fIsik
PEMBELAJARAN PENGAYAAN
A.
Pengertian Pembelajaran Pengayaan
Pengayaan merupakan suatu kegiatan
belajar, dikhususkan bagi peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih, misalkan belajar
lebih cepat, menyimpan informasi lebih mudah, keingintahuan lebih tinggi,
bepikir mandiri, superior, dan berpikir abstrak, serta memiliki banyak
minat.Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan
peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum
dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya. Pembelajaran pengayaan merupakan
pembelajaran tambahan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan pembelajaran
baru bagi peserta didik yang memiliki kelebihan sedemikain rupa sehingga mereka
dapat mengoptimalkan perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya. Pembelajaran
pengayaan berupaya mengembangkan keterampilan berpikir, kreativitas,
keterampilan memecahkan masalah, eksperimentasi, inovasi, penemuan,
keterampilan seni, keterampilan gerak, dsb. Pembelajaran pengayaan memberikan
pelayanan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan lebih dengan tantangan
belajar yang lebih tinggi untuk membantu mereka mencapai kapasitas optimal
dalam belajarnya.
Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis
kompetensi dan pembelajaran tuntas, lazimnya guru mengadakan penilaian awal
untuk mengetahui kemampuan peserta didik terhadap kompetensi atau materi yang
akan dipelajari sebelum pembelajaran dimulai. Kemudian dilaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi seperti ceramah, demonstrasi,
pembelajaran kolaboratif/kooperatif, inkuiri, diskoveri, dsb. Melengkapi
strategi pembelajaran digunakan juga berbagai media seperti media audio, video,
dan audiovisual dalam berbagai format, mulai dari kaset audio, slide, video,
computer multimedia, dsb. Di tengah pelaksanaan pembelajaran atau pada saat kegiatan
pembelajaran sedang berlangsung, diadakan penilaian prosesdengan menggunakan
berbagai teknik dan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan belajar
serta seberapa penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah atau
sedang dipelajari. Penilaian proses juga digunakan untuk memperbaiki proses
pembelajaran bila dijumpai hambatan-hambatan.
Pada akhir program pembelajaran,
diadakan penilaian yang lebih formal berupa ulangan harian. Ulangan harian
dimaksudkan untuk menentukan tingkat pencapaian belajar, apakah seorang peserta
didik gagal atau berhasil mencapai tingkat penguasaan kompetensi tertentu.
Penilaian akhir program ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan apakah
peserta didik telah mencapai kompetensi (tingkat penguasaan) minimal atau
ketuntasan belajar seperti yang telah dirumuskan pada saat pembelajaran
direncanakan.
J ika ada peserta didik yang lebih mudah
dan cepat mencapai penguasaan kompetensi minimal yang ditetapkan, maka sekolah
perlu memberikan perlakuan khusus berupa program pembelajaran pengayaan.
Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan untuk
memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang memiliki
kelebihan sedemikain rupa sehingga mereka dapat mengoptimalkan perkembangan minat,
bakat, dan kecakapannya. Pembelajaran pengayaan berupaya mengembangkan
keterampilan berpikir, kreativitas, keterampilan memecahkan masalah,
eksperimentasi, inovasi, penemuan, keterampilan seni, keterampilan gerak, dsb.
Pembelajaran pengayaan memberikan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki
kecerdasan lebih dengan tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu
mereka mencapai kapasitas optimal dalam belajarnya.
B.
Jenis Pembelajaran Pengayaan
Terdapat tiga jenis pembelajaran
pengayaan, yaitu kegiatan eksploratori, keterampilan proses, dan pemecahan
masalah.
1.
Kegiatan eksploratori
Kegiatan eksploratori adalah jenis
pembelajaran pengayaan yang bersifat umum yang dirancang untuk disajikan kepada
peserta didik. Sajian dimaksud berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh
masyarakat, dsb, yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum.
2.
Keterampilan proses
Keterampilan proses adalah jenis pembelajaran pengayaan yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.
3.
Pemecahan masalah
Pemecahan masalah adalah jenis
pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan
belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigatif/ penelitian ilmiah.
Pemecahan masalah ditandai dengan:
a.
Identifikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan;
b. Penentuan fokus masalah/problem yang
akan dipecahkan;
c. Penggunaan berbagai sumber;
d. Pengumpulan data menggunakan teknik
yang relevan;
e. Analisis data;
f. Penyimpulan hasil investigasi.
C.
Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan
Agar pemberian pengayaan tepat sasaran
maka perlu ditempuh langkah-langkah sistematis, yaitu pertama mengidentifikasi
kelebihan kemampuan belajar peserta didik, dan kedua memberikan perlakuan
(treatment) pembelajaran pengayaan.
1.
Identifikasi kelebihan kemampuan belajar
a.
Tujuan
Tujuan identifikasi kemampuan berlebih
peserta didik dimaksudkan untuk mengetahui jenis serta tingkat kelebihan
belajar peserta didik.
b.
Kelebihan kemampuan belajar itu antara lain meliputi:
1)
Belajar lebih cepat.
Peserta didik yang memiliki kecepatan
belajar tinggi ditandai dengan cepatnya penguasaan kompetensi (SK/KD) mata
pelajaran tertentu.
2)
Menyimpan informasi lebih mudah
Peserta didik yang memiliki kemampuan
menyimpan informasi lebih mudah, akan memiliki banyak informasi yang tersimpan
dalam memori/ ingatannya dan mudah diakses untuk digunakan.
3)
Keingintahuan yang tinggi
Banyak bertanya dan menyelidiki
merupakan tanda bahwa seorang peserta didik memiliki hasrat ingin tahu yang
tinggi.
4)
Berpikir mandiri.
Peserta didik dengan kemampuan berpikir
mandiri umumnya lebih menyukai tugas mandiri serta mempunyai kapasitas sebagai
pemimpin.
5)
Superior dalam berpikir abstrak.
Peserta didik yang superior dalam
berpikir abstrak umumnya menyukai kegiatan pemecahan masalah.
6)
Memiliki banyak minat.
Mudah termotivasi untuk meminati masalah
baru dan berpartisipasi dalam banyak kegiatan.
c.
Teknik
Teknik yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara lain
melalui : tes IQ, tes Inventori, wawancara, pengamatan, dsb.
1)
Tes IQ (Intelligence Quotient)
Tes IQ adalah tes yang digunakan untuk
mengetahui tingkat kecerdasan peserta didik. Dari tes ini dapat diketahui
tingkat kemampuan spasial, interpersonal, musikal, intrapersonal, verbal,
logik/matematik, kinestetik, naturalistik, dsb.
2) Tes inventori
Tes inventori digunakan untuk menemukan
dan mengumpulkan data mengenai bakat, minat, hobi, kebiasaan belajar, dsb.
3) Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mengadakan
interaksi lisan dengan peserta didik untuk menggali lebih dalam mengenai
program pengayaan yang diminati peserta didik.
4) Pengamatan (observasi)
Pengamatan dilakukan dengan jalan
melihat secara cermat perilaku belajar peserta didik. Dari pengamatan tersebut
diharapkan dapat diketahui jenis maupun tingkat pengayaan yang perlu
diprogramkan untuk peserta didik.
2.
Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan
Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran
pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui:
a.
Belajar Kelompok
Belajar kelompok dilakukan dengan cara
sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran
bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya
yang mengikuti pembelajaran remedial karena belum mencapai ketuntasan.
b.
Belajar mandiri.
Belajar mandiri dilakukan dengan cara
secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati.
c.
Pembelajaran berbasis tema.
Pembelajaran berbasis tema dilakukan
dengan cara memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik
dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu.
d.
Pemadatan kurikulum.
Pemadatan kurikulum adalah pemberian
pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui peserta didik.
Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh
kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan
kapasitas maupun kapabilitas masing-masing Pemberian pembelajaran hanya untuk
kompetensi/materi yang belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia
waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja
dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas
masing-masing. Pembelajaran pengayaan dapat pula dikaitkan dengan kegiatan
tugas terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Penilaian hasil belajar kegiatan
pengayaan, tentu tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup
dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari
peserta didik yang normal. Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran remedial dan
pengayaan pada akhirnya memberikan kesempatan kepada seluruh peserta didik
untuk mencapai dan menguasai kompetensi sesuai dengan kemampuannya
masing-masing. Bagi peserta didik yang lambat pemahamannya dapat menguasai
kompetensi minimal yang disyaratkan dalam kurikulum. Sedangkan peserta didik
yang cepat pemahamannya mendapatkan kompetensi atau materi yang lebih yang
dapat digunakan dalam mengembangkan kreativitas dan inovasinya dalam belajar.
Sumber:
Doyin, Mukh dan Supriyono. 2015. Materi UKG Bahasa Indonesia 2015.
Semarang: Bandungan Institute
Kurniawan, Endang dkk. 2016. Pemanfaatan
Dan Pelaporan Hasil Penilaian. Jakarta: Direktorat Jenderal GurudanTenaga
Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
PAKET LENGKAP SOAL PEDAGOGIK UNDUH DI SINI
0 komentar:
Post a Comment