04 May 2017

TANYA JAWAB SOAL LATIHAN OGN 2017 KOMPETENSI PEDAGOGIK I


KOMPETENSI PEDAGOGIK I : PEMAHAMAN PESERTA DIDIK SECARA MENDALAM: PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK, PRINSIP-PRINSIP KEPRIBADIAN PESERTA DIDIK, DAN BEKAL AJAR AWAL PESERTA DIDIK.

1.    Apakah yang dimaksud dengan kognitif?

Jawab: Kognitif atau pemikiran adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya. (Desmita, 2009) 

2.      Ada berapa tahapkah perkembangan kognitif menurut Piaget? Jelaskan secara singkat!

Jawab : Ada empat tahap perkembangan kognitif siswa menurut Piaget, yaitu:  

1.      tahap sensori motor (0–2 tahun)

Pada tahap sensori motor (0-2 tahun) seorang anak akan belajar untuk menggunakan dan mengatur kegiatan fIsik dan mental menjadi rangkaian perbuatan yang bermakna. Pada tahap ini, pemahaman anak sangat bergantung pada kegiatan (gerakan) tubuh dan alat-alat indera mereka.

2.      tahap pra-operasional (2–7 tahun)

Pada tahap pra-operasional (2-7 tahun), seorang anak masih sangat dipengaruhi oleh hal-hal khusus yang didapat dari pengalaman menggunakan indera, sehingga ia belum mampu untuk melihat hubungan-hubungan dan menyimpulkan sesuatu secara konsisten

3.      tahap operasional konkret (7–11 tahun)

Pada tahap Operasional konkret (7-11 tahun), umumnya anak sedang menempuh pendidikan di sekolah dasar. Di tahap ini, seorang anak dapat membuat kesimpulan dari suatu situasi nyata atau dengan menggunakan benda konkret, dan mampu mempertimbangkan dua aspek dari suatu situasi nyata secara bersamasama (misalnya, antara bentuk dan ukuran).

4.      tahap operasional formal (lebih dari 11 tahun)

Pada tahap operasional formal (lebih dari 11 tahun), kegiatan kognitif seseorang tidak mesti menggunakan benda nyata. Tahap ini merupakan tahapan terakhir dalam perkembangan kognitif.   

3.    Ada berapa tahapkah perkembangan moral menurut Teori Kohlberg? Jelaskan secara singkat!

 Jawab: Ada tiga tahap perkembangan moral menurut Teori Kohlberg, yaitu: Penalaran prakovensional, konvensional, dan pascakonvensional.

a.       Tingkat Satu: Penalaran Prakonvesional

Penalaran prakonvensional adalah tingkat yang paling rendah dalam teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkat ini, anak tidak memperlihatkan internalisasi nilai-nilai moral, penalaran moral dikendalikan oleh imbalan (hadiah) dan hukuman ekternal.

Contoh dalam dunia pendidikan: Peserta didik mau belajar kalau mendapatkan hadiah uang.

b.                  Tingkat Dua: Penalaran Konvensional

Penalaran konvensional adalah tingkat kedua atau tingkat menengah dari teori perkembangan moral Kohlberg. Seorang menaati standar-standar (internal) tertentu, tetapi mereka tidak mentaati standar-standar (internal) orang lain, seperti orangtua atau masyarakat.

Contoh: siswa di satu kesempatan mau belajar dengan tekun karena kesadaran sendiri tetapi tidak mau menaati perintah orang tua yang mengharuskan belajar dari pukul 19.00 sampai dengan pukul 21.00

c.       Tahap Tiga: Penalaran Pascakonvensional

Penalaran pascakonvensional adalah tingkat tertinggi dari teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkat ini, moralitas benar-benar diinternalisasikan dan tidak didasarkan pada standar-standar orang lain. Seorang mengenal tindakan moral alternatif, menjajaki

pilihan-pilihan, dan kemudian memutuskan berdasarkan suatu kode moral pribadi.

Contoh : Anak dengan penuh kesadaran menaati tata tertib sekolah baik diawasi atau tidak, ada sanksi atau tidak.

4.      Apakah yang dimaksud dengan bekal ajar awal siswa?

Jawab: Bekal ajar awal peserta didik dapat pula diartikan kemampuan awal (entry behavior)

adalah kemampuan yang yang telah diperoleh peserta didik sebelum dia memperoleh kemampuan terminal tertentu yang baru. Kemampuan awal menunjukkan status pengetahuan dan keterampilan peserta didik sekarang untuk menuju ke status yang akan datang yang diinginkan guru agar tercapai oleh peserta didik. Dengan kemampuan ini dapat ditentukan darimana pengajaran harus dimulai.

5.      Apakah yang dimaksud dengan kesulitan belajar siswa?

Jawab: Menurut Hamalik kesulitan belajar dapat diartikan sebagai keadaan di mana peserta didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Wood (2007:33) menyatakan kesulitan belajar adalah suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-hambatan tersebut diakibatkan oleh faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik maupun luar diri peserta didik.

6.      Ada berapa jeniskah kesulitan belajar siswa? Jelaskan secara singkat!

Jawab: ada empat jenis kesulitan/gangguan belajar dalam perkembangan seorang anak, yaitu:

a.    Kesulitan belajar akademis, meliputi kesulitan membaca, kesulitan menulis, dan kesulitan berhitung.

b.    Gangguan simbolik,  yaitu ketidakmampuan anak untuk dapat memahami suatu obyek sekalipun ia tidak memiliki kelainan pada organ tubuhnya.

c.    Gangguan nonsimbolik, yaitu ketidakmampuan anak untuk memahami isi pelajaran karena ia mengalami kesulitan untuk mengulang kembali apa yang telah dipelajarinya.

d.    Ganguan sosial-emosional, yaitu gangguan yang berasal dari lingkungan dan emosi dalam diri anak.

7. Apa sajakah faktor penyebab kesulitan belajar siswa ?

Jawab: Penyebab kesulitan belajar antara lain sebagai berikut.

a. Faktor intelektual, yaitu inteligensi yang rendah dan terbatas;

b. Faktor kondisi fisik dan kesehatan, termasuk kondisi kelainan, seperti kurangnya gizi pada ibu hamil, bayi dan anak, kerusakan susunan dan fungsi otak, dan penyakit persalinan;

c. Faktor sosial,seperti pengaruh teman bermain, pergaulan dan lingkungan sekitar;

d. Faktor keluarga, seperti keadaan keluarga yang tidak baik dan kurangnya dukungan belajar dari orang tua.

8. Bagaimanakah cara mengatasi kesulitan belajar siswa ?

Jawab: Cara mengatasi mengatasi kesulitan belajar adalah sebagai berikut.

a. pengaturan tempat duduk siswa

Anak yang mengalami kesulitan pendengaran dan penglihatan hendaknya mengambil posisi tempat duduk bagian depan.

b. mengatasi gangguan kesehatan

Anak yang mengalami gangguan kesehatan sebaiknya diistirahatkan di rumah dengan tetap memberinya bahan pelajaran dan dibimbing oleh orang tua dan keluarga lainnya.

c. Program remedial

Siswa yang gagal mencapai tujuan pembelajaran akibat gangguan internal, perlu ditolong dengan melaksanakan program remedial.

d. Bantuan media dan alat peraga

Penggunaan alat peraga pelajaran dan media belajar kiranya cukup membantu siswa yang mengalami kesulitan menerima materi pelajaran. Misalnya,  karena materi pelajaran bersifat abstrak sehingga sulit dipahami siswa.

e. Suasana belajar menyenangkan

Suasana belajar yang nyaman dan menggembirakan akan membantu siswa yang mengalami hambatan dalam menerima materi pelajaran.
PEMBAHASAN LENGKAP SOAL KOMPETENSI PEDAGOGIK I BACA DI SINI
TANYA JAWAB SOAL PEDAGOGIK II BACA DI SINI
BACA JUGA TANYA JAWAB PEDAGOGIK III DAN V
BACA JUGA TANYA JAWAB PEDAGOGIK IV
BACA JUGA BEST PRACTICE FINAL OGN DI SINI DAN DI SINI
BACA JUGA RISALAH AKADEMIK BABAK FINAL OGN DI SINI

BREAKING NEWS BACA PETUNJUK PKB GURU PEMBELAJAR TAHUN 2017
MODUL, LEMBAR KERJA, LATIHAN SOAL TES AKHIR PKB 2017 KOMPETENSI PEDAGOGIK BACA DI SINI
MODUL, LK, LATIHAN SOAL TES AKHIR PKB 2017 KOMPETENSI PROFESIONAL BACA DI SINI

Sumber Pustaka

Doyin, Mukh dan Supriyono. 2015. Materi UKG Bahasa Indonesia 2015. Semarang: Bandungan Institute

Wibowo, Hari dkk. 2016. Karakteristik Peserta Didik. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.


1 comment: