25 May 2017

TES WORKSHOP BAHAN AJAR OGN 2017

Salah satu jenis tes babak final Olimpiade Guru Nasional (OGN)  adalah tes workshop bahan ajar.
Tes workshop bahan ajar adalah jenis tes yang menuntut peserta OGN menyusun bahan ajar sesuai materi bidang studi. Oleh karena itu, materi workshop bahan ajar berbeda antara mata pelajaran satu dengan yang lain. Misalnya, untuk mata pelajaran bahasa Inggris tes workshop bahan ajar adalah menyusun bahan ajar jenis teks tertentu. Tes workshop mata pelajaran Ekonomi adalah menyusun rancangan pembelajaran pengembangan koperasi sekolah.
Berikut akan disajikan contoh tes workshop bahan ajar mata pelajaran Bahasa Indonesia.

TES WORKSHOP BAHAN AJAR
BABAK FINAL OLIMPIADE GURU NASIONAL (OGN)
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

SOAL :           Susunlah bahan ajar menulis naskah drama berdasarkan naskah cerpen!

Jawab:

BAHAN AJAR MENULIS NASKAH DRAMA SATU BABAK BERDASARKAN NASKAH CERPEN

Kompetensi Dasar

Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama

Indikator Pencapaian Kompetensi

1.    Mampu menyebutkan hal-hal yang menjadi kaidah penulisan naskah drama

2.    Mampu menulis naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama



A.  Uraian Materi

Pada pelajaran ini kali, kita akan mempelajari menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama.

Kaidah penulisan naskah drama adalah sebagai berikut:

1.    Naskah berisi dialog, prolog, dan epilog.

2.    Dialog dituliskan di pinggir nama tokoh atau di bawah nama tokoh.

Contoh:

Dona : “Saya datang ke sini ingin berdiskusi dengan Kalian.”

atau

Dona :

“Saya datang ke sini ingin berdiskusi dengan Kalian.”

3.    Petunjuk lakuan tokoh ditulis dalam tanda kurung dan dicetak miring atau digarisbawahi.

Contoh:

Alya: (memegang pensilnya kuat-kuat) “Ini pensil saya, Bu.”

4.    Latar dituliskan secara singkat dan hanya merupakan petunjuk umum.

Untuk dapat menulis naskah drama kita dapat menggunakan cerpen sebagai bahan bakunya.

Penulisan itu terdiri atas beberapa tahap berikut.

1.    Tuliskan pokok-pokok cerita cerpen menjadi tahapan alur yang nanti akan dibagi menjadi adegan atau babak dalam drama.

2.    Tuliskan rincian penokohan yang ada dalam cerpen beserta perwatakannya.

3.    Mengidentifikasi suasana-suasana latar dalam cerpen untuk dijadikan latar drama.

4.    Susunlah naskah drama berupa dialog antara tokoh dan petunjuk-petunjuk lakuannya



B.  Contoh

Cermatilah cuplikan cerpen berikut.

Proyek Kelas

Oleh: Ertu Elhijri

Pemilihan siswa teladan sudah berlangsung beberapa tahap yaitu tahap penyerahan nilai rapor, kesan dari teman-teman sekelas, tahap pemahaman agama yang dianut, dan tahap kesehatan. Pada semua tahap itu Arman lulus. Kami semua senang. Namun, kami tertegun melihat tahap selanjutnya. Tahap itu adalah tahap pidato.

Kami sekelas memilih Arman untuk mewakili kelas dalam ajang pemilihan siswa teladan karena kami memandangnya sebagai siswa terbaik, tercerdas, tersoleh, dan terberani. Hanya saja, untuk urusan pidato, kami sedikit meragukannya.

“Te..teman-teman tenang sa saja!” kata Arman, “saya sudah menulis naskah pidato tentang upaya pengolahan sampah mandiri di dise sekolah kita,” lanjutnya. Kami terdiam. Tema yang bagus dan kami pun yakin tulisannya bagus.

“Man, kami mendukungmu!” sari berkata lantang sambil tersenyum

“Te ..terima kasih” jawab Arman.

“Ah, tapi kamu harus berusaha untuk tidak gagap Arman!” tiba-tiba Luki berkata dan membuat raut muka sebagian dari kami berubah. Ya, kami prihatin dengan kebiasan gagap Arman.

“A.. aku berusaha”

“Ya sudah, kita doakan saja Arman, bagaimana?” tanya Meida, ketua kelas kami. Kami pun mengangguk.           

Berikut adalah contoh penulisan naskah drama berdasarkan cerpen tersebut.


Proyek Kelas


Suatu sore, dalam kelas berkumpul lima orang anak. Mereka duduk melingkar pada masing-masing kursi.

Meida  :           “Tahap penyerahan nilai rapot sudah, kesan dari teman-teman sekelas sudah, tahap pemahaman agama yang dianut sudah, dan tahap kesehatan juga sudah.”

Hadi    :           “Hebat kamu Arman, lulus semua.”

Sari      :           (menarik napas) “Tinggal tahap pidato.”

Hadi    :           (menoleh pada Luki)

Luki     :           (menarik napas dan raut mukanya menjadi tegang)

Arman :           “Te..teman-teman tenang sa ..saja! (diam sejenak) Saya sudah menulis naskah pidato tentang upaya pengolahan sampah mandiri di. . . di se. . . sekolah kita.”

Sari      :           “Man, kami mendukungmu!”

C.  Pelatihan

Ubahlah cerpen berjudul “Pak Tua Pemungut Sampah” berikut menjadi sebuah naskah drama.

Pak Tua Pemungut Sampah

Oleh: Kanianingsih

Setelah mencium tangan bundanya dan mengucap salam, Ra berlari keluar rumah. Teman-temannya sudah menunggu di halaman depan, ada Fathia, Tary, dan Rita. Mereka akan pergi ke sekolah bersama-sama. Ra dan teman-temannya melambaikan tangan pada bunda yang melepas kepergian mereka dengan senyum di depan pintu.

Belum jauh melangkah, anak-anak itu melihat seorang lelaki tua sedang mengaduk-aduk bak sampah. 

Setiap hari, Ra melihat orang itu mengambil sampah lalu menaruhnya di gerobak dorong tanpa merasa jijik. Sampah-sampah itu bau dan busuk. Ada kulit pisang, sayuran busuk, kertas pembungkus, botol pecah, dan lainlain. Setiap hari Ra menutup hidung jika bertemu Pak Tua itu.

“Ih, bau sekali!” kata Ra

“Aku jadi ingin muntah ...,” bisik Rita.

“Eh, bukankah itu sampah-sampah bekas dari rumah kita juga?” bela Tary.

“Tapi kita kan mau lewat. Pak Tua itu harusnya berhenti dulu supaya baunya tidak menyengat,” kata Fathia.

“Iya. Kita lari saja yuk begitu lewat gerobak sampahnya! Supaya tidak kena baunya,” usul Ra.

“Yuk!” Keempat gadis itu berlari sambil tertawa-tawa.

                                                                   ***

“Bunda, sampah di depan rumah bau sekali,” ujar Ra seraya menghampiri bunda yang sedang menggoreng nasi untuk sarapan. Ra masih menggenggam sapu. Karena hari ini hari Minggu, dia membantu bunda menyapu lantai.

“Iya, sudah beberapa hari sampah tidak diambil. Pak Soleh sedang sakit. Nanti Ra antar Bunda menjenguk beliau ya?” kata Bunda. Ra sebenarnya tidak mengerti apa yang dikatakan bunda. Tapi melihat bunda sedang repot, Ra tidak bertanya lagi dan melanjutkan pekerjaannya.

(Sumber: Diktat Bahasa Indonesia SMP Negeri 3 Kartasura Kelas VIII Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017, Penyusun Endah Mustaqimah, S.Pd., M.Pd.)


POSTINGAN TERKAIT
TES TEORI BABAK FINAL OGN BACA DI SINI
TES ONLINE KEPENDIDIKAN BACA DI SINI


BREAKING NEWS

0 komentar:

Post a Comment