28 December 2017

RPP TEKS DEBAT KELAS X SEMESTER 2 DAN MATERI PEMBELAJARAN


CONTOH RPP TEKS DEBAT 

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah/Satuan Pendidikan            :

Mata Pelajaran                                     : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester                                    : X/2

Pertemuan Ke                                       : 5, 6, 7, dan 8

Alokasi Waktu                                       : 4 Pertemuan (4 X 4 Jam Pelajaran x 45 menit)

Materi Pokok                                         : Teks Debat

A.         Kompetensi Inti

Tujuan pembelajaran sebagaimana dinyatakan dalam kurikulum, berbentuk kompetensi yang terdiri atas (1) kompetensi sikap spiritual, (2) kompetensi sikap sosial, (3)  kompetensi pengetahuan pengetahuan, dan (4) kompetensi keterampilan. Rumusan kompetensi sikap spiritual, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”; kompetensi sikap sosial, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai)santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta  dalam menempatkan diri  sebagai cerminan bangsa  dalam pergaulan dunia”,  dicapai melalui  pembelajaran tidak langsung  (indirect teaching), yakni keteladanan, pembiasaan,  dan budaya sekolah,  dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta  kebutuhan dan kondisi peserta didik.  Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan digunakan sebagai dasar bagi guru dalam menumbuhkan dan mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

KI 1 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,  prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya  tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan,  dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 

KI 2 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait  dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B.  Kompetensi Dasar dan Indikator 


Kompetensi Dasar
Indikator
3.12  Menghubungkan permasalahan/ isu,
         sudut pandang dan argumen beberapa 
         pihak dan simpulan dari debat untuk
         menemukan esensi dari debat.
4.12  Mengonstruksi permasalahan/isu, sudut pandang dan argumen beberapa  pihak, an simpulan dari debat secara lisan untuk menunjukkan esensi dari debat.
·    Mengidentifikasi permasalahan, sudut pandang, argumen, pemeran, sikap, pemilihan topik dan simpulan dari simulasi debat yang menimbulkan pro dan kontra yang diperankan oleh peserta didik.
·    Melaksanakan debat.
·    Mengevaluasi pelaksanaan debat.
3.13  Menganalisis  isi debat (permasalahan/
         isu, sudut pandang dan argumen
         beberapa  pihak, dan simpulan).
4.13  Mengembangkan permasalahan/isu dari  berbagai sudut pandang yang dilengkapi argumen dalam berdebat.

· Mengidentifikasi isi debat (permasa-lahan/ isu, sudut pandang dan ar-gumen beberapa  pihak, dan sim-pulan).
·   Memberikan tanggapan (kelebihan dan kekurangan) terhadap pihak-
 pihak pelaku debat.
·    Melaksanakan debat.
·    Mengevaluasi pelaksanaan debat.



   C.    Materi Pembelajaran


Debat:

·      esensi debat;

·      mosi (permasalahan yang didebatkan);

·      argumen untuk menguatkan pendapat sesuai dengan sudut pandang yang diambil; dan

·      tanggapan (mendukung dan menolak pendapat disertai argumen).


Isi debat:

·      mosi/ topik permasalahan yang diperdebatkan;

·      pernyataan sikap (mendukung atau menolak);

·      argumenasi untuk mendukung sikap.

Pihak-pihak pelaksana debat:

·      pihak yang mengajukan mosi/topik permasalahan yang diperdebatkan;

·      tim afirmatif (yang setuju dengan mosi);

·      tim oposisi yang tidak setuju dengan mosi);

·      pemimpin/wasit debat (yang menjaga tata tertib)’

·      Penonton/juri.


  D.    Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

      (Catatan: kolom bagian kanan bukan bagian RPP tetapi penjelasan prosedur 

       model pembelajaran Bahasa Indonesia).


Pendahuluan: 4 x 10 menit

1.  Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri
anugerah Tuhan dan saling mendoakan.
2. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru
    berhubungan dengan  pembelajaran sebelumnya.
3. Peserta didik menerima informasi dengan proaktif
    tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya
    dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
4. Peserta didik menerima informasi tentang hal-hal
    yang akan dipelajari dan dikuasai khususnya
    tentang pembelajaran teks debat sederhana


Membangun Konteks:
Dialog informasi tentang fungsi dan wujud teks debat dalam kehidupan sehari-hari. Dapat pula ditayangkan film dokumenter dunia flora dan fauna

          Kegiatan Inti: 4 x 150 menit




1.  Peserta didik membaca 2 atau 3 teks debat
yang bertema sama.
2.  Peserta didik mencermati struktur teks dari 2
atau teks debat  yang telah dibacanya.
3.  Peserta didik mencermati ciri kebahasaan yang
     digunakan dalam teks debat.
4.  Peserta didik mencermati isi pokok dalam 2 atau
     teks debat.
5.  Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang 
     variasi struktur teks dari 2 atau 3 teks debat.
6.  Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang ciri
     kebahasaan yang digunakan dalam 2 atau 3 teks
     debat.
7.  Peserta didik mengajukan pertanyaan isi pokok
     dari 2 atau 3 teks debat.
8.       Peserta didik mengumpulkan informasi melalui telaah model teks debat.
9.       Peserta didik melakukan klasifikasi dan deskripsi hubungan antar komponen yang ditemukan berdasarkan telaah model teks

            10. Peserta didik menyimpulkan struktur teks
debat.
            11. Peserta didik menyimpulkan ciri kebahasaan
     teks debat.
            12. Peserta didik menyimpulkan isi pokok dari 2 atau 3         teks debat.
            13. Peserta didik mempresentasikan hasil
               pengamatan tentang struktur, ciri bahasa, dan isi
               pokok dari 2 atau 3 teks debat.


Menelaah Model Kegiatan ini dapat dilakukan secara individual, berpasangan, atau berkelompok. Panduan lembar kerja menelaah model teks sangat dianjurkan untuk digunakan.



Kesimpulan dibahas secara klasikal dengan panduan guru agar kelas aktif menarik namun pengaturan waktu efesien






  14. Peserta didik mengerjakan latihan dan tugas yang diberikan guru untuk mengembangkan kompetensi (seperti latihan kata, kalimat, dan paragraf) yang sesuai dengan jenis teks debat:
a. latihan kosa kata teknis, sinonim
b. latihan penulisan unsur serapan
c. latihan pengembangan teks debat
d. latihan pengembangan kekohesian

   15. Peserta didik berdiskusi dengan teman sebangku atau berpasangan untuk menentukan topik dan menyusun kerangka karangan. Latihan pengembangan topik dengan peta pikiran (mindmap) atau jaring laba-laba (spider-web) atau teknik lain yang dapat digunakan.



Mengonstruksi Terbimbing: kegiatan ini merupakan aplikasi dari pemahaman tentang teks dan latihan kebahasaan yang digunakan dalam menyusun debat. Ini semacam latihan berlari, menendang bola, membawa bola, mengoper bola, dan lain-lain sebelum bermain bola sesungguhnya


  16.  Peserta didik menentukan topik teks debat dengan peta pikiran (mindmap) atau jaring laba-laba (spider-web).
  17.  Peserta didik menyusun kerangka teks debat.
  18.  Peserta didik mengumpulkan informasi yang sesuai dengan topik yang telah dipilih.
  19.  Peserta didik menyusun teks debat berdasarkan kerangka yang telah disusun dengan memperhatikan struktur teks, ciri kebahasaan, dan EBI.
  20.  Peserta didik mempresentasikan teks debat yang telah disusun.
  21.  Peserta didik menanggapi teks debat.
  22.  Peserta didik merevisi teks debat berdasarkan masukan dari teman.
  23.  Peserta didik memasukkan lembar coretan kerja dan semua draf hingga draf final ke  bendel portofolio masing-masing.


Mengonstruksi Mandiri:    
Setelah peserta didik berkegiatan untuk mendapatkan pemahaman dan berbagai latihan subkompetensi menulis (atau berbicara) diharapkan peserta didik sudah memiliki kepercayaan diri untuk menyusun teks secara mandiri.

Penutup: 4 x 20 menit



 1. Peserta didik menyimpulkan materi yang telah
     dipelajari.
 2. Peserta didik melaksanakan penilaian       
     pembelajaran yang diberikan pendidik.
 3. Peserta didik saling memberikan umpan
     balik/refleksi hasil pembelajaran yang telah
     dicapai.
 4. Pendidik menutup pembelajaran dengan ucapan
     salam

Kegiatan penutup merupakan refleksi guru dan peser-ta didik terhadap proses dan hasil pembelajaran sebagai upaya peningkatan mutu berkelanjutan



         E.   Penilaian


      KD dan Indikator (KD-3: Pengetahuan)


Kompetensi Dasar
Indikator
3.12  Menghubungkan permasalahan/ isu,  sudut pandang dan argumen beberapa  pihak dan simpulan dari debat untuk menemukan esensi dari debat.
3.13  Menganalisis  isi debat (permasalahan/ isu, sudut pandang dan argument beberapa  pihak, dan simpulan).
· Mengidentifikasi permasalahan, sudut pandang, argumen, pemeran, sikap, pemilihan topik dan simpulan dari simulasi debat yang menimbulkan pro dan kontra yang diperankan oleh peserta didik.
· Mengidentifikasi isi debat (permasa-lahan/ isu, sudut pandang dan ar-gumen beberapa  pihak, dan sim-pulan).


Penilain Proses
Penilaian Hasil
Penilaian proses aspek pengetahuan dapat dilakukan sejak kegiatan menelaah Model dan mengonstruksi terbimbing.

Catatan terhadap peserta didik pada kegiatan tersebut dapat dijadikan penilaian sikap selama mengikuti pembelajaran: ketekunan, kerja sama, semangat, ketelitian, kerapihan, kebersihan, keseriusan.
Jenis    : Tulis
Bentuk : Uraian

Contoh instrumen:
a. Jelaskan bagian-bagian struktur
    teks debat yang Anda baca!
b. Tentukan 5 ciri kebahasaan yang
    digunakan dalam teks debat dan
    berikan contoh masing-masing!
c. Tuliskan isi pokok teks debat yang
     Anda baca!



       KD dan Indikator (KD-4: Keterampilan)


Kompetensi Dasar
Indikator
4.12  Mengonstruksi permasalahan/isu, sudut pandang dan argumen beberapa  pihak, dan simpulan dari debat secara lisan          untuk menunjukkan esensi dari debat.

4.13  Mengembangkan permasalahan/isu dari berbagai sudut pandang yang dileng-
         kapi argumen dalam berdebat.

·    Melaksanakan debat.
·    Mengevaluasi pelaksanaan debat.



·    Memberikan tanggapan (kelebihan dan   
 kekurangan) terhadap pihak-
 pihak pelaku debat.
·    Melaksanakan debat.
·    Mengevaluasi pelaksanaan debat.




Penilain Proses
Penilaian Hasil
Penilaian proses aspek pengetahuan dapat dilakukan sejak kegiatan Mengonstruksi Terbimbing dan Mengonstruksi Mandiri.

Catatan terhadap peserta didik pada kegiatan tersebut dapat dijadikan penilaian sikap selama mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas (bendel portofolio): ketekunan, kerjasama, semangat, ketelitian, kerapihan, kebersihan, keseriusan.
Jenis   :  Menulis
Bentuk:  Uraian

Contoh Instrumen
Laksanakanlah debat tertutup berdasarkan teks debat yang Anda buat dengan memerhatikan hal di bawah ini!
1. Tentukan topik teks debat!
2. Tentukan personil debat wasit, juri,
    kelompok pro dan kontrak!
3. Berdebatlah sesuai dengan topik
    debat Anda tentukan dengan me-
    merhatikan etika debat sikap sopan
    dan bahasa santun!


Portofolio

Khusus untuk kompetensi menulis, penilaian meliputi proses dan produk yang tercakup dalam penilaian portofolio. Dokumen portofolio berisi:

(a)   draf final (produk) berbobot 40%;

(b)   bukti draf sedikitnya 3 draf berbobot 25%;

(c)  bukti catatan tentang apa yang akan ditulis dan sumber penulisan berbobot 10%; dan

(d)   catatan reflektif berbobot 25%. 


Sikap

     Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran atau di luar pembelajaran dengan melalui observasi dengan mengisi jurnal.


Contoh format dan pengisian lembar pengamatan guru mata pelajaran

Nama Satuan pendidikan             :

Tahun pelajaran                               : 2017/2018

Kelas/Semester                                : XI/2

Mata Pelajaran                                 : Bahasa Indonesia


No.
Waktu
Nama
Kejadian/ Perilaku
Butir sikap
Positif/ Negatif
Tindak Lanjut
1.
26 Januari 2018
Oto
Memainkan HP ketika berdiskusi  tentang struktur teks debat
disiplin
-
Dipanggil dan disuruh menganalisis teks debat yang lain
2.
25 Januari
2018
Miftakhul
Mengerjakan tugas dengan serius, tepat waktu, dan hasilnya sangat baik
Tanggung jawab
+
Diberi pujian atau apresiasi


Pedoman Penskoran

a.       Pengetahuan

Soal
Aspek yang Dinilai
Skor
1
a.       Peserta didik menjelaskan bagian-bagian struktur teks debat dengan sangat tepat
4
b.      Peserta didik menjelaskan bagian-bagian struktur teks debat dengan tepat
3
c.       Peserta didik menjelaskan bagian-bagian struktur teks debat dengan kurang tepat
2
d.      Peserta didik menjelaskan bagian-bagian struktur teks debat dengan tidak tepat
1



Soal
Aspek yang Dinilai
Skor
2
a.       Peserta didik mentukan 5 ciri kebahasaan yang digunakan dalam teks debat dan memberikan contoh masing-masing dengan sangat tepat
4
b.      Peserta didik mentukan 5 ciri kebahasaan yang digunakan dalam teks debat dan memberikan contoh masing-masing dengan tepat
3
c.       Peserta didik mentukan 5 ciri kebahasaan yang digunakan dalam teks debat dan memberikan contoh masing-masing dengan kurang tepat
2
d.      Peserta didik mentukan 5 ciri kebahasaan yang digunakan dalam teks debat dan memberikan contoh masing-masing dengan tidak tepat

1


Soal
Aspek yang Dinilai
Skor
3
a.       Peserta didik munuliskan isi pokok teks debat dengan sangat tepat
4
b.      Peserta didik munuliskan isi pokok teks debat dengan tepat
3
c.       Peserta didik munuliskan isi pokok teks debat dengan kurang tepat
2
d.      Peserta didik munuliskan isi pokok teks debat dengan tidak tepat
1


         Keterangan

         Nilai = Perolehan skor     

                    Jumlah soal

     Contoh
     Nilai =  10  x 100 = 83,33

                   12

b. Keterampilan

Bait
Aspek yang Dinilai.
Skor
1
b.     Peserta didik menentukan topik debat sangat sesuai isi pelaksanaan debat.
4
c.      Peserta didik menentukan topik debat sesuai isi isi pelaksanaan debat.
3
d.     Peserta didik menentukan topik debat kurang sesuai isi isi pelaksanaan debat.
2
e.     Peserta didik menentukan topik debat tidak sesuai isi isi pelaksanaan debat.
1
2
a.       Peserta didik membentuk pesonil debat sangat lengkap dan sangat sesuai dengan struktur personil debat.
4

b.      Peserta didik membentuk pesonil debat lengkap dan sesuai dengan topik
3

c.       Peserta didik membentuk pesonil debat kurang lengkap dan kurang dengan topik
2

d.      Peserta didik membentuk pesonil debat tidak lengkap dan tidak sesuai isi teks
1
3
a.       Peserta didik melaksanakan debat  bersikap sangat sopan.  
4

b.      Peserta didik melaksanakan debat  bersikap sopan.  
3

c.       Peserta didik melaksanakan debat  bersikap kurang  sopan.  
2

d.      Peserta didik melaksanakan debat  bersikap tidak sopan.  
1

     

4
a.       Peserta didik melaksanakan debat menyampaikan pendapat dengan mengguna-kan bahasa sangat santun.  
4

b.      Peserta didik melaksanakan debat  menyampaikan pendapat dengan mengguna-kan bahasa santun.  
3

c.       Peserta didik melaksanakan debat  menyampaikan pendapat dengan mengguna-kan bahasa kurang  santun.  
2

d.      Peserta didik melaksanakan debat  menyampaikan pendapat dengan mengguna-kan bahasa tidak santun.  
1

    
Nilai = Perolehan skor                     

                     Jumlah kreteria/soal
             
Contoh:

          Nilai  =  11   x 100  = 91,66

                        12

F.   Pendukung Pembelajaran (Alat, Media, Bahan, Sumber)

      1. Penyajian komputer (laptop) dengan program powerpoint.

2. Bahan ajar otentik teks debat (hasil penelitian atau media massa).

3. Buku teks dan buku ensiklopedia.

4. Internet. 



Mengetahui,                                                                                            ……………., …………

Kepala                                                                                                        Guru mata pelajaran,







                                ………………                                                                            …………………………..


RPP DAN MATERI PEMBELAJARAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2017/2018

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X (SMA/SMK)

1.       TEKS NEGOSIASI










2.       TEKS DEBAT







3.       TEKS BIOGRAFI




4.       TEKS PUISI



KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.co.id/2017/12/rpp-teks-puisi-kelas-x-semester-2-kd.html

LAMPIRAN MATERI TEKS DEBAT

KOMPETENSI DASAR


Pengetahuan
Keterampilan
3.12 Menghubungkan permasalahan/ isu, sudut pandang dan argumen beberapa pihak dan simpulan dari debat untuk menemukan esensi dari debat

4.12 Mengonstruksi permasalahan/isu, sudut pandang dan argumen beberapa pihak, dan simpulan dari debat secara lisan untuk menunjukkan esensi dari debat

3.13 Menganalisis isi debat (permasalahan/isu, sudut pandang dan argumen beberapa pihak, dan simpulan)

4.13 Mengembangkan permasalahan/ isu dari berbagai sudut pandang yang dilengkapi argumen dalam berdebat



A.    Contoh Teks (Fakta)

TEKS DEBAT

PENGELOLAAN SAMPAH


Pro/Afirmasi:
              Jika mendengar tentang sampah, tentunya benda ini sudah tidak asing lagi untuk kita. Jika mendengar kata ini sekilas akan terlintas setumpukan limbah yang berbau busuk melintas di benak kita. Para ahli mengartikan sampah sebagai benda atau meterial sisa hasil produksi maupun konsumsi yang sudah tidak dapat digunakan dan dimanfaatkan lagi. Terkadang sampah juga sering diartikan sebagai barang yang merugikan karena dapat merusak keindahan dan aroma pada lingkungan sekitar. Maka dari itu kebanyakan orang akan membuang sampah karena sudah tidak berguna. Sampah sendiri dapat dapat dikategorikan berdasarkan bahan penyusunnya yakni sampah organik dan non organic.

Argumentasi:
             Jika sampah tidak dibuang pada tempatnya maupun ditumpuk tanpa sistem pengelolaan yan baik maka sampah dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan manusia disekelilingnya. Tumpukan sampah maupun sampah yang berserakan dapat mendatangkan hama dan wabah pengganggu seperti serangga lalat, kutu, kecoa, tikus, bakteri dan sebagainya yang tentunya dapat menimbulkan penyakit.

Memang sampah sangat berbahaya dan dapat mengancam kesehatan jika berada di lingkungan terlebih lagi pada pemukiman padat penduduk. Maka dari itu, diperlukan adanya sistem pengelolaan sampah yang baik dengan melakukan daur ulang sampah untuk mencegah pencemaran lingkungan. Pada dasarnya, segala jenis sampah yang kita buang dapat kita olah kembali untuk dimanfaatkan. Seperti dijadikan bahan membuat kerajinan yang bersifat benefit dari segi ekonomi. Sistem pengelolaan sampah dapat dikategorikan menjadi 3 tahapan utama yakni tahap pengumpulan, tahap pemisahan/pengangkutan, dan tahap akhir yakni pengolahan.
              Sampah tidak harus selalu dibuang begitu saja, melainkan harus dipilih berdasarkan jenisnya yang nantinya dapat dijadikan bahan daur ulang. Hal ini tentunya lebih baik dan ekonomis daripada hanya membuangnya saja di tempat pembuangan akhir. Hal ini diperkuat dengan pernyataan bahwa tempat pembuangan sampah akhir yang bercampur menjadi satu akan mengurangi dan bahkan merusak estetika lingkungan sekitarnya. Terlebih lagi jika sampah tersebut hanya dibakar. Tentunya penyelesaian semacam ini malah akan menimbulkan perasalahan baru.

Kontra/Oposisi
          Sampah merupakan hasil akhir dari proses aktivitas manusia dan merupakan sebuah konsekuensi yang harus ditanggung. Namun banyak sekali manusia yang mengabaikannya dan tidak mau andil dalam mengolah sampah yang notabennya mereka hasilkan sendiri. Hal ini terjadi karena mereka selalu beranggapan sampah merupakan hal yang biasa dalam kehidupan yang sah sah saja meskipun tidak ikut dalam proses penanggulanannya.

          Maka dari itu, cara paling tepat untuk mengatasi permasalahan sampah yang pertama dan utama berasal dari manusia itu sendiri. Peran serta dan kesadaran yang dimiliki semua orang sangat diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Hal ini dapat terwujud bila setiap orang memiliki rasa kepedulian dan tanggung jawab untuk mengolah sampah yang mereka hasilkan sendiri. (Disadur dari http://materi4belajar.blogspot.co.id/)

B.     Pengertian Teks (Konsep)

Debat merupakan pertentangan argumentasi seperti contoh teks debat di atas yaitu memberikan argumentasi tentang pengelolaan sampah harus dilakukan dengan baik agar tidak menjadi masalah. Untuk setiap isu, pasti terdapat berbagai sudut pandang terhadap isu tersebut: alasanalasan mengapa seseorang dapat mendukung atau tidak mendukung suatu isu. Tujuan dari debat adalah untuk mengeksplorasi alasanalasan di belakang setiap sudut pandang. Alasan tersebut dapat dimengerti secara persuasif, pembicara dalam suatu debat seharusnya menyampaikan argumentasinya dengan kemampuan komunikasinya yang baik.

Perlombaan debat kompetitif merupakan debat yang menggunakan suatu format tertentu. Dengan adanya format khusus, setiap orang dapat secara tertib berbicara pada gilirannya, dan diberikan waktu dan kesempatan untuk membuktikan poin yang ingin dia sampaikan. Hal ini memberikan motivasi untuk orang lain, tidak hanya untuk menyampaikan pendapatnya, namun juga untuk mendengarkan sisi lain dalam sebuah isu. Menurut pakar G. Sukadi  adalah saling adu argumentasi antar pribadi atau antar kelompok manusia dengan tujuan mencapai kemenangan.

Sama halnya dengan G Sukadi, hal serupa disampaikan oleh ahli lainnya yaitu  Hendri Guntur Tarigan, debat adalah saling adu argumentasi antar pribadi atau antar kelompok manusia dengan tujuan mencapai kemenangan satu pihak.

Dengan demikian debat merupakan pertukaran argumen yang logis dan objektif antar lebih dari satu pihak dengan menghormati hak untuk berbicara kedua belah  pihak.

Dalam debat mengandung unsur-unsur berikut :

1. Mosi/Topik

Mosi atau topik merupakan pernyataan positif yang akan menentukan arah dan isi dari suatu debat. Dalam debat, tim yang ditentukan sebagai sisi Pemerintah/Positif harus berargumentasi dalam rangka mendukung mosi, sementara tim sisi Oposisi/Negatif harus menyampaikan argumen dalam rangka tidak mendukung atau menolak mosi tersebut.

Berikut adalah beberapa contoh mosi yang telah digunakan dalam turnamen debat nasional dan internasional:

a. Bahwa Hoaks dalam bentuk apapun seharusnya dinyatakan ilegal.

b. Bahwa politisi seharusnya hanya diperbolehkan untuk menempati posisinya  

    dalam periode yang dibatasi.

c. Bahwa profesionalisme telah merusak Olimpiade Olahraga Internasional

d. Sidang mendukung diterapkannya hukuman mati

e. Bahwa pemerintah seharusnya tidak pernah membatasi kebebasan berbicara

f. Sidang ini mendukung intervensi di Suria

   Sebagaimana dapat dilihat di atas, mosimosi dalam suatu perlombaan debat    

   dapat berasaldari berbagai tema seperti isu politik, ekonomi, dan sosial.


    2. Definisi

    Debat dapat berlangsung dengan teratur apabila setiap tim memiliki pemahaman yang sama mengenai arti dari mosi. Oleh karena itu, dibutuhkan definisi yang jelas agar setiap orang dapat memahami ruang lingkup perdebatan. Akan terjadi masalah apabila dua tim yang sedang berdebat mengajukan definisi yang berbeda, sehingga fokus dari debat teralihmenjadi tentang definisi yang benar, dan bukan mengenai argumentasiargumentasi tentang isu sebagaimana semestinya diperdebatkan. Kedua tim harus menghindari debat tentang definisi mana yang benar.

     Definisi merupakan pembatasan terhadap suatu mosi agar isu yang diperdebatkan dapat lebih terfokus. Definisi dapat mengklarifikasi mosi. Definisi mencegah ketidakteraturan dalam debat yang dapat menjadikan pertukaran ide dan argumentasi menjadi suatu hal yang membingungkan, karena ada ketidakjelasan terhadap isu yang didebatkan. Suatu definisi seharusnya memiliki hubungan yang logis dengan mosi/topik, dan bukan suatu hal yang dibuatbuat untuk keuntungan salah satu pihak.

                         Hak untuk menentukan definisi diberikan kepada tim sisi                   

  Pemerintah/Positif. Tim sisi pemerintah harus memberikan definisi yang

              beralasan mengenai mosi. Hal ini berarti:

a.       Pada saat menerima mosi, kedua tim harus memikirkan isu apa yang akan   

     diperdebatkan oleh kedua tim?

b.       Apabila mosinya sudah menyuratkan isu yang jelas untuk didebatkan, tim

    sisi Pemerintah/Positif harus mendefinisikan debat sesuai dengan katakata

    yang tertulis di mosi. Pada saat demikian, definisi lain tidak akan diterima

    secara logis.

c.       Apabila mosinya tidak menyuratkan isu yang jelas, jangkauan definisi  

     dibatasi pada  definisi yang memungkinkan terlaksananya debat yang cukup  

     adil bagi kedua sisi. Sebaliknya, mendefinisikan mosi yang membuat sisi

     oposisi tidak dapat berargumentasi apapun bukan merupakan suatu debat

     yang adil.

d.       Pada saat mendefinisikan, arti katakata yang digunakan harus tersurat dan

     dapat   diperdebatkan. Dengan kata lain, katakata dalam definisi

mempunyai arti yang logis dan memberikan ruang debat yang adil. Pembicara pertama sisi pemerintah sebaiknya memastikan bahwa definisi yang diajukan dapat diterima secara rasional.

e.       Saat menciptakan definisi yang adil, terkadang dibutuhkan suatu batasan, model ataupun persyaratan. Tim sisi Pemerintah harus memastikan bahwa batasan, model dan persyaratan tersebut merupakan suatu hal yang logis dan dapat teraplikasi.


Berikut adalah contoh definisi:

Mosi: Bahwa kuota bukan merupakan jawaban untuk kaum perempuan.

Definisi:

kuota: memberikan jumlah kursi minimum sebanyak 30% untuk perempuan dalam DPR

bukan merupakan jawaban: bukan merupakan solusi yang tepat untuk  mencapai kesetaraan jender di masyarakat

Dengan demikian, keseluruhan definisi adalah: “Memberikan kuota jumlah kursi

minimum sebanyak 30% untuk perempuan dalam DPR bukan merupakan solusi

yang tepat untuk pencapaian kesetaraan jender di masyarakat”.


D. ARGUMENTASI

Setelah definisi disetujui, baik tim sisi Pemerintah/Afirmatif maupun tim sisi poisisi/Negatif harus menyampaikan argumentasiargumentasi masingmasing mengenai alasan mereka mendukung atau tidak mendukung topik tersebut.

Argumentasi yang disampaikan akan menjelaskan mengapa suatu sudut pandang tertentu seharusnya diterima. Argumen yang baik bersifat logis dan relevan terhadap poin yang ingin dibuktikan.

 Argumen yang baik terdiri atas:

      1. Pernyataan: pernyataan yang ingin dibuktikan

     2. Alasan: alasan dan penalaran yang menyatakan bahwa pernyataan tersebut

         adalah suatu  hal yang logis

     3. Bukti: contohcontoh atau data yang mendukung pernyataan dan alasan di atas

     4. Kesimpulan: penjelasan mengenai relevansi antara argumen dan mosi yang

         tengah diperdebatkan

Sebaiknya setiap tim memiliki dua sampai empat argumen untuk mendukung posisi mereka. Argumenargumen tersebut sebaiknya dibagi antara pembicara pertama dan kedua. Dengan demikian, beberapa argumen dijelaskan oleh pembicara pertama, dan sisanya dijelaskan oleh pembicara kedua. Sedangkan, pembicara  ketiga memperkuat penjelasan dari pembicara pertama dan kedua dengan menyampaikan kesimpulan argumen tim serta menambahkan alasan dan data yang  relevan.

Berikut adalah beberapa contoh argumen:

Mosi : Bahwa kuota bukan merupakan jawaban untuk kaum perempuan.

Definisi: “Memberikan kuota jumlah kursi minimum sebanyak 30% untuk  perempuan dalam DPR bukan merupakan solusi yang tepat untuk pencapaian kesetaraan jender di masyarakat”.


Argumen:

Pernyataan: karena memberikan bantuan seperti ini hanya akan memperkuat persepsi dalam masyarakat bahwa perempuan tidak mampu berjuang sendiri.

Alasan: Kini terdapat persepsi yang kuat dalam masyarakat bahwa perempuan merupakan pihak yang lebih lemah dibandingkan lakilaki. Banyak yang menyatakan bahwa perempuan memiliki kemampuan yang lebih rendah dibandingkan lakilaki. Pemberian kuota khusus untuk perempuan di parlemen hanya akan memperkuat persepsi bahwa perempuan hanya dapat sampai di parlemen apabila mereka diberikan bantuan terlebih dahulu, bukan karena

mereka memiliki kemampuan yang sama dengan lakilaki dan dapat memenangkan persaingan untuk menjadi wakil rakyat. Dengan demikian, mosi ini menguatkan persepsi yang salah, yaitu bahwa perempuan tidak mampu sampai pada tingkat yang setara dengan lakilaki kecuali diberikan bantuan khusus.

Bukti: Di Uganda, opini publik yang tidak mendukung pemberdayaan perempuan  meningkat pesat setelah diimplementasikannya kuota parlemen seperti dalam mosi ini.

Kesimpulan: Kuota untuk perempuan dalam parlemen hanya akan memperkuat persepsi negatif yang mendegradasi perempuan, menjauhkan kita dari kemajuan sosialisasi tentang kesetaraan jender.

Apabila tim memiliki lebih dari satu argumen, harus dipastikan bahwa setiap argumen yang

disampaikan bersifat konsisten dan tidak saling kontradiksi.


E. SANGGAHAN

Sanggahan merupakan respon terhadap argumen tim lawan yang terelaborasi secara jelas. Sanggahan disampaikan dalam debat guna membuktikan bahwa argumen tim lawan tidak sepenting yang mereka kemukakan.

Sama halnya dengan argumen, sanggahan yang baik harus memuat alasan, bukti, dan kesimpulan.Dalam merespon argumen tim lawan, sanggahan dapat menunjukkan bahwa argumen tersebut:

1. Tidak relevan terhadap poin yang ingin dibuktikan

Contohnya:

Argumen: “Prostitusi seharusnya dilarang karena prostitusi menciptakan lebih

banyak situs porno di internet”.

Sanggahan: “Jumlah situs porno di internet tidak memiliki hubungan sama sekali dengan dilegalkannya prostitusi. Kenyataannya adalah situs porno dapat diakses di banyak negara, terlepas dari negara tersebut melegalisasikan prostitusi atau tidak.

2. Tidak logis

Contohnya:

Argumen: “Siswa seharusnya diperbolehkan untuk merokok di sekolah karena hal tersebut akan menciptakan perlawanan yang lebih kuat dari perokok pasif sehingga akhirnya akan terdapat penurunan jumlah perokok di sekolah.

Sanggahan: “Argumen ini tidak logis, karena memperbolehkan siswa untuk merokok hanya akan menciptakan kondisi permisif yang akan mendorong lebih banyak siswa untuk merokok. Kenyataannya adalah sebagian besar siswa merokok justru karena tekanan dari teman sebaya. Apabila sekolah juga mendukung tekanan lingkungan pertemanan ini, maka fakta bahwa merokok adalah hal yang buruk akan bersifat kabur dan semakin banyak siswa akan berpikiran bahwa merokok itu baik, dan mereka juga ikut merokok.”

3. Salah secara moral

Contohnya:

Argumen: “Pemerintah seharusnya mendukung hukuman mati karena hal tersebut akan    

 menurunkan jumlah populasi di negara kita”.

Sanggahan: “Membunuh orang hanya demi menurunkan angka populasi merupakan suatu tindakan yang tidak bermoral. Individu memiliki hak untuk hidup dan pemerintah seharusnya tidak mengambil hak itu hanya karena mereka sedang kesusahan dalam mengatur jumlah populasi dalam negeri.”

4. Benar, namun tidak penting atau memiliki dampak yang tidak dapat diterima

Contohnya:

Argumen: “Pemerintah seharusnya melarang MTV karena terdapat beberapa program yang tidak berhubungan dengan musik.:

Sanggahan: “Memang benar bahwa beberapa program MTV tidak berhubungan dengan musik, namun pemerintah seharusnya tidak melarang MTV hanya karena mempunyai program di luar musik. Pemerintah akan mengalami kerugian jika mengharuskan stasiun TV menyiarkan program yang sama dengan nama stasiunnya.

5. Didasarkan pada fakta yang salah, ataupun interpretasi yang salah terhadap

fakta.

Contohnya:

Argumen: “Tingkat pembunuhan semakin meningkat di AS. Hal ini dikarenakan beberapa  negara telah menghapuskan hukuman mati.”

Sanggahan yang mungkin disampaikan:

a. “Tingkat pembunuhan tidak meningkat di AS. Bukti menunjukkan bahwa….....”.

b. “Apabila angka pembunuhan semakin meningkat, hal ini disebabkan oleh lebih banyaknya   

     pembunuhan yang dilaporkan dibandingkan sebelumnya. Dengan demikian, secara    

     kenyataan angka pembunuhan sebenarnya tidak meningkat”

c. Bukti menunjukkan bahwa hukuman mati (pembunuhan yang dilakukan oleh Negara) dapat mengindikasikan dukungan terhadap kejahatan yang berat dan justru mengakibatkan peningkatan kejahatan yang berat dibandingkan menurunkannya. Mengingat bahwa waktu dalam debat terbatas, pembicara tidak diharuskan menyanggah setiap poin yang diajukan oleh   tim lawan. Sebaiknya pembicara dapat melakukan prioritasi sanggahan yang paling penting.

C.  Ciri-ciri Teks Debat

               Fungsi teks debat adalah mempertahankan pendapat atau argument dan meyakinkan orang lain. Di dalam teks debat di atas terlihat kalimat-kalimat yang mengandung argumentasi untuk meyakinkan yaitu kalimat Jika sampah tidak dibuang pada tempatnya maupun ditumpuk tanpa sistem pengelolaan yan baik maka sampah dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan manusia disekelilingnya.

Berbagai alasan yang mendorong orang untuk berdebat, antara lain meyakinkan orang lain bahwa opini dia lebih baik, mendengarkan opini orang lain terhadap suatu isu, menemukan solusi yang terbaik untuk suatu masalah, dan lainlain. Tujuan dari perlombaan debat kompetitif adalah meyakinkan juri bahwa argumentasiargumentasi yang dibangun oleh suatu tim lebih kuat dibandingkan argumentasi lawannya. Oleh karena itu,individu yang terlibat dalam debat mendapatkan kesempatan berpikir kritis dan analitis dan mampu berbicara di depan umum.

Debat bukanlah suatu diskusi karena debat tidak menghasilkan kompromi sebagaimana ditemukan dalam sebuah diskusi. Ketiadaan kompromi tersebut mendorong pembicara untuk benarbenar mencari argumentasi yang kuat atas pendiriannya. Tujuan dari pelaksanaan debat adalah untuk berbicara secara meyakinkan dan juga mendengarkan pendapat- pendapat yang berbeda, dan di akhir debat dapat menghargai perbedaan tersebut.

D. Struktur Teks debat adalah

     Berikut adalah struktur debat yang baik:

  • Pengenalan( Orientasi)
    Pada struktur ini setiap tim (baik tim afirmasi, tim oposisi, dan tim netral) memperkenalkan diri.

Contoh orientasi dalam teks debat :

“Jika mendengar tentang sampah, tentunya benda ini sudah tidak asing lagi untuk kita. Jika mendengar kata ini sekilas akan terlintas setumpukan limbah yang berbau busuk melintas di benak kita. Para ahli mengartikan sampah sebagai benda atau meterial sisa hasil produksi maupun konsumsi yang sudah tidak dapat digunakan dan dimanfaatkan lagi. Terkadang sampah juga sering diartikan sebagai barang yang merugikan karena dapat merusak keindahan dan aroma pada lingkungan sekitar. Maka dari itu kebanyakan orang akan membuang sampah karena sudah tidak berguna. Sampah sendiri dapat dapat dikategorikan berdasarkan bahan penyusunnya yakni sampah organik dan non organik.”


 Kutipan di atas termasuk orientasi karena merupakan perkenalan diri  dari apa yang akan diperdebatkan oleh kedua tim yaitu kelompok pemerintah,  kelompok oposisi dan kelompok netral. “ Jika mendengar kata sampah…” memperkenalkan kata sampah sehingga semua kelompok mengenal dan memahami materi dengan baik.


  • Penyampaian Argumentasi
    Pada penyampaian argumen ini, setiap tim menyampaikan argumentasi terhadap topik yang dimulai dari tim afirmasi, lalu tim oposisi dan diakhiri dengan tim netral.

          Dalam teks debat di atas kalimat yang mengundang argumentasi adalah


Jika sampah tidak dibuang pada tempatnya maupun ditumpuk tanpa sistem pengelolaan yan baik maka sampah dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan manusia disekelilingnya. Tumpukan sampah maupun sampah yang berserakan dapat mendatangkan hama dan wabah pengganggu seperti serangga lalat, kutu, kecoa, tikus, bakteri dan sebagainya yang tentunya dapat menimbulkan penyakit.
          Memang sampah sangat berbahaya dan dapat mengancam kesehatan jika berada di lingkungan terlebih lagi pada pemukiman padat penduduk. Maka dari itu, diperlukan adanya sistem pengelolaan sampah yang baik dengan melakukan daur ulang sampah untuk mencegah pencemaran lingkungan. Pada dasarnya, segala jenis sampah yang kita buang dapat kita olah kembali untuk dimanfaatkan. Seperti dijadikan bahan membuat kerajinan yang bersifat benefit dari segi ekonomi. Sistem pengelolaan sampah dapat dikategorikan menjadi 3 tahapan utama yakni tahap pengumpulan, tahap pemisahan/pengangkutan, dan tahap akhir yakni pengolahan.



·         Debat
Pada debat, masing-masing tim mengomentari setiap argumentasi dari tim lainnya.

          Contoh debat dari teks di atas :


            Sampah tidak harus selalu dibuang begitu saja, melainkan harus dipilih berdasarkan jenisnya yang nantinya dapat dijadikan bahan daur ulang. Hal ini tentunya lebih baik dan ekonomis daripada hanya membuangnya saja di tempat pembuangan akhir. Hal ini diperkuat dengan pernyataan bahwa tempat pembuangan sampah akhir yang bercampur menjadi satu akan mengurangi dan bahkan merusak estetika lingkungan sekitarnya. Terlebih lagi jika sampah tersebut hanya dibakar. Tentunya penyelesaian semacam ini malah akan menimbulkan perasalahan baru.



  • Simpulan
             Pada kesimpulan, setiap tim memberikan ungkapan penutup terhadap pernyataan topik yang sesuai dengan posisinya.

Contoh simpulan dari teks debat di atas :


       Sampah merupakan hasil akhir dari proses aktivitas manusia dan merupakan sebuah konsekuensi yang harus ditanggung. Namun banyak sekali manusia yang mengabaikannya dan tidak mau andil dalam mengolah sampah yang notabennya mereka hasilkan sendiri. Hal ini terjadi karena mereka selalu beranggapan sampah merupakan hal yang biasa dalam kehidupan yang sah sah saja meskipun tidak ikut dalam proses penanggulanannya.
        Maka dari itu, cara paling tepat untuk mengatasi permasalahan sampah yang pertama dan utama berasal dari manusia itu sendiri. Peran serta dan kesadaran yang dimiliki semua orang sangat diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Hal ini dapat terwujud bila setiap orang memiliki rasa kepedulian dan tanggung jawab untuk mengolah sampah yang mereka hasilkan sendiri.




E.  Kebahasaan

a.       Kalimat kompleks: kalimat yang mempunyai lebih dari satu struktur dan satu kata kerja. Kedua struktur tersebut biasanya dapat dipisahkan dengan tanda koma, konjungsi.

Dalam konteks debat di atas kalimat kompleksnya adalah :

Sampah   merupakan hasil akhir  dari proses aktivitas manusia dan merupakan sebuah
    S                     P                                             K                       Konj        S
konsekuensi yang harus ditanggung.
                              P

b.      Kata hubung: berfungsi untuk menghubungkan kata.

Para ahli mengartikan sampah sebagai benda atau meterial sisa hasil produksi maupun konsumsi yang sudah tidak dapat digunakan dan dimanfaatkan lagi.


Kata atau, maupun, dan merupakan kata penghubung yang terdapat dalam teks debat di atas.
c.       Kata rujukan: kata yang menunjukkan rujukan sebagai pemberi informasi.

Hal ini tentunya lebih baik dan ekonomis daripada hanya membuangnya saja di tempat pembuangan akhir

Hal ini merupakan kata rujukan yang mengacu pada kata sebelumnya .

d.            Pilihan kata: supaya gagasan teks bisa disampaikan dengan baik.

Hal ini diperkuat dengan pernyataan bahwa tempat pembuangan sampah akhir yang bercampur menjadi satu akan mengurangi dan bahkan merusak estetika lingkungan sekitarnya

Kata estetika dalam kalimat di atas merupakan pilihan kata yang baik sebagai pengganti keindahan.


C.   Prosedur Pembelajaran (sesuai KD)

Kompetensi Dasar

Pengetahuan
Keterampilan
3.12 Menghubungkan permasalahan/ isu, sudut pandang dan argumen beberapa pihak dan simpulan dari debat untuk menemukan esensi dari debat

4.12 Mengonstruksi permasalahan/isu, sudut pandang dan argumen beberapa pihak, dan simpulan dari debat secara lisan untuk menunjukkan esensi dari debat

3.13 Menganalisis isi debat (permasalahan/isu, sudut pandang dan argumen beberapa pihak, dan simpulan)

4.13 Mengembangkan permasalahan/ isu dari berbagai sudut pandang yang dilengkapi argumen dalam berdebat



1.    Hubungan permasalahan isu, sudut pandang dan argument


Pro/Afirmasi:
              Jika mendengar tentang sampah, tentunya benda ini sudah tidak asing lagi untuk kita. Jika mendengar kata ini sekilas akan terlintas setumpukan limbah yang berbau busuk melintas di benak kita. Para ahli mengartikan sampah sebagai benda atau meterial sisa hasil produksi maupun konsumsi yang sudah tidak dapat digunakan dan dimanfaatkan lagi. Terkadang sampah juga sering diartikan sebagai barang yang merugikan karena dapat merusak keindahan dan aroma pada lingkungan sekitar. Maka dari itu kebanyakan orang akan membuang sampah karena sudah tidak berguna. Sampah sendiri dapat dapat dikategorikan berdasarkan bahan penyusunnya yakni sampah organik dan non organik.

Argumentasi:
             Jika sampah tidak dibuang pada tempatnya maupun ditumpuk tanpa sistem pengelolaan yan baik maka sampah dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan manusia disekelilingnya. Tumpukan sampah maupun sampah yang berserakan dapat mendatangkan hama dan wabah pengganggu seperti serangga lalat, kutu, kecoa, tikus, bakteri dan sebagainya yang tentunya dapat menimbulkan penyakit.
Memang sampah sangat berbahaya dan dapat mengancam kesehatan jika berada di lingkungan terlebih lagi pada pemukiman padat penduduk. Maka dari itu, diperlukan adanya sistem pengelolaan sampah yang baik dengan melakukan daur ulang sampah untuk mencegah pencemaran lingkungan. Pada dasarnya, segala jenis sampah yang kita buang dapat kita olah kembali untuk dimanfaatkan. Seperti dijadikan bahan membuat kerajinan yang bersifat benefit dari segi ekonomi. Sistem pengelolaan sampah dapat dikategorikan menjadi 3 tahapan utama yakni tahap pengumpulan, tahap pemisahan/pengangkutan, dan tahap akhir yakni pengolahan.
              Sampah tidak harus selalu dibuang begitu saja, melainkan harus dipilih berdasarkan jenisnya yang nantinya dapat dijadikan bahan daur ulang. Hal ini tentunya lebih baik dan ekonomis daripada hanya membuangnya saja di tempat pembuangan akhir. Hal ini diperkuat dengan pernyataan bahwa tempat pembuangan sampah akhir yang bercampur menjadi satu akan mengurangi dan bahkan merusak estetika lingkungan sekitarnya. Terlebih lagi jika sampah tersebut hanya dibakar. Tentunya penyelesaian semacam ini malah akan menimbulkan perasalahan baru.

Kontra/Oposisi
          Sampah merupakan hasil akhir dari proses aktivitas manusia dan merupakan sebuah konsekuensi yang harus ditanggung. Namun banyak sekali manusia yang mengabaikannya dan tidak mau andil dalam mengolah sampah yang notabennya mereka hasilkan sendiri. Hal ini terjadi karena mereka selalu beranggapan sampah merupakan hal yang biasa dalam kehidupan yang sah sah saja meskipun tidak ikut dalam proses penanggulanannya.
          Maka dari itu, cara paling tepat untuk mengatasi permasalahan sampah yang pertama dan utama berasal dari manusia itu sendiri. Peran serta dan kesadaran yang dimiliki semua orang sangat diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Hal ini dapat terwujud bila setiap orang memiliki rasa kepedulian dan tanggung jawab untuk mengolah sampah yang mereka hasilkan sendiri.



            
Dalam teks debat di atas, kita dapat menemukan permasalahan yaitu mengenai sampah yang sering menganggu kehidupan. Isu permasalahan adalah  pengolahan  sampah  yang baik sulit  ditemukan caranya. Sudut  pandang mengenai sampah   ini   menjadi debat  karena pemerintah  sering tidak peduli akan pengelolaannya. Argument yang disampaikan  dalam teks di atas  telah jelas yaitu sampah menjadi tanggung jawab  bersama dan dikelola  oleh pemerintah  dengan sebaik-baiknya. Dari pedebatan ini maka    kita akan dapat   menangkap esensi dari debat adalah kita harus menemukan solusi   pengelolaan sampah.


2. Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa mampu mengontruksi :

    1. melengkapi gagasan pokok dan gagasan penjelas;

    2. menyusun teks laporan hasil observasi dengan memperhatikan isi dan    

       Kebahasaan


Setiap paragraf terdapat gagasan pokok. Jadi, mengembangkan teks dimulai   

dengan menuliskan gagasan-gagasan  pokok terlebih dahulu. Setiap gagasan pokok dikembangkan menjadi  satu paragraf.

Perhatikanlah contoh rangkaian gagasan pokok berikut.

1.   Masyarakat pengguna internet memiliki kebebasan

2.   Para pengguna internet sudah menjadi kebiasaan

3.   Indikasi hoax terbentuk dari  media gambar yang belum pasti kebenarannya.

4.   Hoax dapat menimbulkan banyak kerugian. 


Gagasan pertama dapat dikembangkan, dengan menambah gagasan-gagasan penjelas. Pengembangan gagasan dapat dibantu dengan format yang

dapat dituliskan dalam buku kerja.

1. Masyarakat pengguna internet memiliki kebebasan terhadap penggunaan dan

    kebebasan mengemukakan pendapat.

2. Kebebasan berpendapat bagi para pengguna internet sudah menjadi kebiasaan

   yang biasa terlihat, namun kebiasaan menggunakan kebebasan berpendapat dapat

    menimbulkan adanya hoax

3. Indikasi hoax terbentuk dari bebasnya pengguna internet menyampaikan pendapat

    dan asumsi dengan menggunakan media massa dan gambar yang belum pasti

    kebenarannya.

4. Hoax dapat menimbulkan banyak kerugian baik secra material maupun inmaterial.


Menyusun Teks Debat

Dari gagasan  di atas dapat dikembangkan menjadi teks debat dengan langkah-langkah sebagai berikut :

  1. Hal pertama yang dilakukan yaitu menentukan tema dan judul teks.
  2. Mencari sumber informasi yang akan dijadikan bahan pembicaraan.
  3. Menganalisis bahan dengan mengolah data atau informasi sehingga menjadi pernyataan berupa:
    • penyusunan kalimat berupa kalimat topik pada setiap struktur teks.
    • pengembangan kalimat topik dengan kalimat pengembang.
    • menyusun paragraf sesuai dengan struktur.
    • menyunting kalimat sesuai dengan unsur kebahasaan.
    • menggabungkan paragraf menjadi teks yang padu.
  4. Hasil analisis kemudian menyusun teks dengan urutan struktur sehingga menjadi teks debat yang utuh.

Contoh Teks debat dan Strukturnya
Berikut ini contoh teks tantangan dengan struktur yang telah dibagi tentang narkoba singkat.

Pro/Afirmatif
Narkoba merupakan suatu bahan aktif yang tersusun dari beberapa rangkaian dan campuran bahan. Campuran bahan yang ada dalam narkoba masuk dalam golongan bahan narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif.

Argumen

Banyak yang berkata bahwa narkoba adalah obat yang terlarang dan berbahaya bagi kesehatan tubuh. Tapi sebenarnya tak selamanya seperti itu.Narkoba merupakan suatu obat yang tak jarang digunakan dalam ilmu medis Kebutuhan narkoba juga sangat banyak bagi para penderita penyakit.
Namun, narkoba yang diberikan dokter kepada pasien nya tentulah sesuai dengan ilmu medis yang berbasis kesehatan. Jadi tidak terlalu mempunyai efek samping.
Apabila Anda menemui berbagai pengguna narkoba di jalanan lalu Anda melihat pengguna itu gila, berarti itu karena penyalahgunaan obat nya.

Simpulan
Narkoba yang seharusnya digunakan sebagai penyembuh penyakit yang harus digunakan dengan hati-hati, malahan disalahgunakan. Itulah yang mendapatkan citra buruk pada masyarakat.

Kesimpulan yang bisa kita dapat dari pembahasan diatas bahwa teks debat  adalah teks bantahan terhadap suatu hal yang masih hangat di masyarakat. Kemudian dalam penulisannya harus memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan nya

3. Menganalisis isi debat (permasalahan/isu, sudut pandang dan argumen beberapa   

    pihak, dan simpulan)

             Masing-masing pihak harus mampu mempertahankan pendapatnya dengan  argumen yang kuat. Apabila argumen yang disampaikan satu pihak lebih kuat dan lebih meyakinkan, bukan tidak mungkin pada akhir debat pihak lain akan      mengubah pendapatnya tentang mosi.  Menganalisis isi debat diperlukan agar kita dapat mengetahui kelemahan dan  kelebihan pendapat  tim afirmasi, tim oposisi, dan tim netral dalam debat.

        Hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah mengidentifikasi pendapat dan argumen yang disampaikan masing-masing pihak. Dalam pembelajaran kali ini kamu akan belajar menganalisis pendapat serta argumen yang disampaikan oleh setiap pihak yang terlibat dalam diskusi.

Analisis yang dilakukan dalam bagian ini ditekankan pada kekuatan dan

kelemahan pendapat serta argumen yang disampaikan. Namun, sebelum itu, kamu harus mengidentifikasi pendapat dan argumen yang disampaikan masing-masing pihak.

    
    contoh :

Pro/Afirmatif
Narkoba merupakan suatu bahan aktif yang tersusun dari beberapa rangkaian dan campuran bahan. Campuran bahan yang ada dalam narkoba masuk dalam golongan bahan narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif.
Analisis kekuatan dari teks debat di atas adalah  adanya fakta golongan bahan narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif
Analisis kelemahan dari teks debat di atas adalah belum jelasnya bahan baku bahan baku yang terdiri campuran.

4. Mengembangkan permasalahan/ isu dari berbagai sudut pandang yang dilengkapi  

   argumen dalam berdebat

Mosi dalam debat sama dengan topik dalam sebuah teks. Mosi menjadi dasar bagi pihak-pihak yang terlibat debat untuk menentukan sikap apakah mendukung atau menolak mosi. Berdasarkan mosi, semua pihak dapat menyiapkan argumen untuk mendukung pendapatnya tentang mosi. Pada saat membuka debat, moderator bisa menyampaikan mosi yang didebatkan. Perhatikan contoh kutipan bagian pembuka debat berikut ini.


......
Siang ini kita akan mengikuti kegiatan debat antara Tim Afirmasi dari SMA
Pelita Bangsa, Tim Oposisi dari SMKN 6 , serta Tim Netral dari
MA Al-Muhajirin.
Pagi ini kedua tim akan berdebat tentang “Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Internasional.” Sebelum melaksanakan debat, saya akan membacakan
tata tertib debat sebagai berikut.
Mosi dalam kutipan debat di atas adalah bahasa Indonesia dapat dijadikan bahasa internasional.



Hal di atas dapat kita kembangkan menjadi teks debat yang disertai argumentasi


Pembicara 1

Tim Afirmasi

Saya percaya bahwa penggunaan bahasa Indonesia  layak menjadi bahasa internasional  karena kosakata yang ada di dalam bahasa Indonesia mudah dipelajari dan dipahami . Hal ini akan memudahkan pembelajaran  dalam berkomunikasi dan akan menjadi penguat yang sangat penting. Kita ketahui bahasa itu bisa saja mempengaruhi berbagai hal termasuk peningkatan ekonomi dan keamanan. Bila kita menggunakan bahasa Indonesia maka pasar dapat dikuasai dengan baik.

Tim Oposisi:

Saya percaya bahwa penggunaan bahasa Indonesia tidak layak menjadi bahasa internasional  karena kosakata yang ada di dalam bahasa Indonesia terbatas. Hal ini akan menyebabkan kesulitan dalam berkomunikasi dan akan menjadi masalah yang sangat penting. Kita ketahui bahasa itu bisa saja mempengaruhi berbagai hal termasuk peningkatan ekonomi dan keamanan.

Tim Netral

Menurut saya, bahasa Indonesia  sangat berguna jika dipergunakan secara benar. Namun, di sisi lain bahasa Indonesia juga minim kosakata misalnya jika dipergunakan akan menimbulkan kesulitan komunikasi. 

Pembicara 2

Tim Afirmasi

Saya pikir  bahasa Indonesia dapat digunakan tergantung penguasaan kosakata yang ada di dalamnya. Bahasa Indonesia sangat mudah dipelajari karena apa yang diucapkan itulah apa yang ditulis. Kita bisa melihat orang asing dengan cepat menguasai bahasa Indonesia

Tim Oposisi

Ada berbagai persyaratan yang harus dipenuhi ketika sebuah bahasa itu dijadikan bahasa Internasional. Persyaratan itu, antara lain, bahasa itu sudah dikenal di dunia internasional, ekonomi negara asal bahasa itu kuat, ipteknya kuat, dan militernya kuat. Di samping Indonesia tidak memenuhi persyaratan itu, bagaimana mungkin bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional sedangkan masyarakatnya saja malu berbahasa Indonesia dan sangat bangga menggunakan bahasa Inggris/asing? Contoh pemakaian bahasa di pusat kota Jakarta dan kota besar lainnya, seperti penamaan gedung-gedung bertingkat, hotel, dan pusat perbelanjaan, hampir semua menggunakan nama asing. Begitupun kaum intelektual bangsa ini, sering sekali mencampurkan bahasanya dengan bahasa Inggris/asing.

Tim Netral

Bahasa Indonesia punya potensi untuk menjadi bahasa internasional. Alasan yang mendasarinya, antara lain, bahasa Indonesia adalah bahasa yang sederhana, menjadi pemersatu bangsa Indonesia, bersifat dinamis, sedang berkembang, dan mudah dicerna. Alur yang melanggengkannya, antara lain, Indonesia kaya ragam budaya (bahasa dan budaya merupakan dua unsur yang tak terpisahkan) dan hal ini menarik bagi negara lain, adanya era globalisasi, adanya internet (yang memungkinkan Indonesia terpublikasi ke dunia internasional), dan adanya kerja sama pemerintah dengan negara lain dalam perdagangan (saling mengambil manfaat).

(Oleh Rina Sugihartinengsih)

3 comments: