CONTOH RPP TEKS DEBAT
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
Sekolah/Satuan
Pendidikan :
Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/2
Pertemuan Ke : 5, 6, 7, dan 8
Alokasi
Waktu : 4 Pertemuan (4 X 4 Jam Pelajaran x 45
menit)
Materi
Pokok : Teks Debat
Tujuan
pembelajaran sebagaimana dinyatakan dalam kurikulum, berbentuk kompetensi yang
terdiri atas (1) kompetensi sikap spiritual, (2) kompetensi sikap sosial,
(3) kompetensi pengetahuan pengetahuan,
dan (4) kompetensi keterampilan. Rumusan kompetensi sikap spiritual,
“Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”; kompetensi sikap
sosial, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai)santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”, dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yakni keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik. Penumbuhan dan pengembangan
kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan
digunakan sebagai dasar bagi guru dalam menumbuhkan dan mengembangkan karakter
peserta didik lebih lanjut.
KI 1
Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 2
Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan
kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi
Dasar
|
Indikator
|
3.12
Menghubungkan permasalahan/ isu,
sudut pandang dan argumen beberapa
pihak dan simpulan dari debat untuk
menemukan esensi dari debat.
4.12
Mengonstruksi permasalahan/isu, sudut pandang dan argumen
beberapa pihak, an simpulan dari debat
secara lisan untuk menunjukkan esensi dari debat.
|
·
Mengidentifikasi permasalahan,
sudut pandang, argumen, pemeran, sikap, pemilihan topik dan simpulan dari
simulasi debat yang menimbulkan pro dan kontra yang diperankan oleh peserta
didik.
·
Melaksanakan debat.
·
Mengevaluasi pelaksanaan debat.
|
3.13
Menganalisis isi debat
(permasalahan/
isu, sudut pandang dan argumen
beberapa pihak, dan
simpulan).
4.13
Mengembangkan permasalahan/isu dari berbagai
sudut pandang yang dilengkapi argumen dalam berdebat.
|
· Mengidentifikasi
isi debat (permasa-lahan/ isu, sudut pandang dan ar-gumen beberapa
pihak, dan sim-pulan).
·
Memberikan tanggapan (kelebihan dan kekurangan) terhadap
pihak-
pihak
pelaku debat.
·
Melaksanakan debat.
·
Mengevaluasi pelaksanaan debat.
|
C. Materi
Pembelajaran
Debat:
·
esensi debat;
·
mosi (permasalahan yang didebatkan);
·
argumen untuk menguatkan pendapat sesuai dengan sudut
pandang yang diambil; dan
·
tanggapan (mendukung dan menolak pendapat disertai
argumen).
Isi debat:
·
mosi/ topik permasalahan yang diperdebatkan;
·
pernyataan sikap (mendukung atau menolak);
·
argumenasi untuk mendukung sikap.
Pihak-pihak pelaksana debat:
·
pihak yang mengajukan mosi/topik permasalahan yang
diperdebatkan;
·
tim afirmatif (yang setuju dengan mosi);
·
tim oposisi yang tidak setuju dengan mosi);
·
pemimpin/wasit debat (yang menjaga tata tertib)’
·
Penonton/juri.
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
(Catatan: kolom bagian kanan bukan bagian
RPP tetapi penjelasan prosedur
model pembelajaran Bahasa Indonesia).
Pendahuluan: 4 x 10 menit
1. Peserta didik
merespon salam tanda mensyukuri
anugerah Tuhan dan
saling mendoakan.
2. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru
berhubungan
dengan pembelajaran sebelumnya.
3. Peserta didik menerima informasi dengan proaktif
tentang
keterkaitan pembelajaran sebelumnya
dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
4. Peserta didik menerima informasi tentang hal-hal
yang akan
dipelajari dan dikuasai khususnya
tentang
pembelajaran teks debat sederhana
|
Membangun Konteks:
Dialog informasi tentang fungsi dan wujud teks debat dalam kehidupan sehari-hari. Dapat pula ditayangkan
film dokumenter dunia flora dan fauna
|
||||
Kegiatan Inti: 4 x 150
menit
|
|||||
1.
Peserta didik membaca 2 atau 3 teks debat
yang bertema sama.
2.
Peserta didik mencermati struktur teks dari 2
atau teks debat yang telah dibacanya.
3.
Peserta didik mencermati ciri kebahasaan yang
digunakan dalam teks debat.
4.
Peserta didik mencermati isi pokok dalam 2 atau
teks debat.
5.
Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang
variasi struktur teks dari 2 atau 3 teks debat.
6.
Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang ciri
kebahasaan yang digunakan dalam 2 atau 3 teks
debat.
7.
Peserta didik mengajukan pertanyaan isi pokok
dari
2 atau 3 teks debat.
8.
Peserta didik mengumpulkan
informasi melalui telaah model teks debat.
9.
Peserta didik melakukan
klasifikasi dan deskripsi hubungan antar komponen yang ditemukan berdasarkan
telaah model teks
10. Peserta didik menyimpulkan struktur teks
debat.
11. Peserta didik menyimpulkan ciri kebahasaan
teks debat.
12. Peserta didik menyimpulkan isi pokok dari 2 atau 3
teks debat.
13. Peserta didik mempresentasikan hasil
pengamatan tentang struktur,
ciri bahasa, dan isi
pokok dari 2 atau 3 teks debat.
|
Menelaah Model Kegiatan ini dapat dilakukan
secara individual, berpasangan, atau berkelompok. Panduan lembar kerja
menelaah model teks sangat dianjurkan untuk digunakan.
Kesimpulan dibahas secara klasikal dengan panduan guru agar kelas aktif
menarik namun pengaturan waktu efesien
|
||||
14. Peserta didik mengerjakan latihan dan
tugas yang diberikan guru untuk mengembangkan kompetensi (seperti latihan
kata, kalimat, dan paragraf) yang sesuai dengan jenis teks debat:
a.
latihan kosa kata teknis, sinonim
b.
latihan penulisan unsur serapan
c.
latihan pengembangan teks debat
d.
latihan pengembangan kekohesian
15. Peserta didik
berdiskusi dengan teman sebangku atau berpasangan untuk menentukan topik dan
menyusun kerangka karangan. Latihan pengembangan topik dengan peta pikiran (mindmap) atau jaring laba-laba (spider-web) atau teknik lain yang
dapat digunakan.
|
Mengonstruksi Terbimbing: kegiatan ini merupakan
aplikasi dari pemahaman tentang teks dan latihan kebahasaan yang digunakan
dalam menyusun debat. Ini semacam
latihan berlari, menendang bola, membawa bola, mengoper bola, dan lain-lain
sebelum bermain bola sesungguhnya
|
||||
16.
Peserta didik menentukan topik teks debat dengan peta pikiran (mindmap) atau jaring laba-laba (spider-web).
17. Peserta didik menyusun kerangka teks debat.
18.
Peserta didik mengumpulkan informasi yang sesuai dengan topik yang
telah dipilih.
19.
Peserta didik menyusun teks debat
berdasarkan kerangka yang telah disusun dengan memperhatikan struktur
teks, ciri kebahasaan, dan EBI.
20. Peserta didik mempresentasikan teks debat yang telah disusun.
21. Peserta didik menanggapi teks debat.
22. Peserta didik merevisi teks debat
berdasarkan masukan dari teman.
23. Peserta didik memasukkan lembar coretan
kerja dan semua draf hingga draf final ke bendel portofolio masing-masing.
|
Mengonstruksi Mandiri:
Setelah peserta didik berkegiatan untuk mendapatkan pemahaman dan
berbagai latihan subkompetensi menulis (atau berbicara) diharapkan peserta
didik sudah memiliki kepercayaan diri untuk menyusun teks secara mandiri.
|
||||
Penutup: 4 x 20 menit
|
|||||
1. Peserta didik menyimpulkan materi yang
telah
dipelajari.
2. Peserta didik melaksanakan penilaian
pembelajaran yang diberikan pendidik.
3. Peserta didik saling memberikan umpan
balik/refleksi hasil pembelajaran yang telah
dicapai.
4. Pendidik menutup pembelajaran dengan
ucapan
salam
|
Kegiatan penutup merupakan refleksi guru dan peser-ta didik terhadap
proses dan hasil pembelajaran sebagai upaya peningkatan mutu berkelanjutan
|
||||
E. Penilaian
KD
dan Indikator (KD-3: Pengetahuan)
Kompetensi Dasar
|
Indikator
|
3.12
Menghubungkan permasalahan/ isu, sudut pandang dan argumen beberapa pihak dan simpulan dari debat untuk menemukan esensi dari debat.
3.13
Menganalisis isi debat
(permasalahan/ isu, sudut pandang dan argument beberapa pihak, dan
simpulan).
|
· Mengidentifikasi permasalahan, sudut pandang, argumen, pemeran, sikap,
pemilihan topik dan simpulan dari simulasi debat yang menimbulkan pro dan
kontra yang diperankan oleh peserta didik.
· Mengidentifikasi
isi debat (permasa-lahan/ isu, sudut pandang dan ar-gumen beberapa
pihak, dan sim-pulan).
|
Penilain Proses
|
Penilaian Hasil
|
Penilaian
proses aspek pengetahuan dapat dilakukan sejak kegiatan menelaah Model dan
mengonstruksi terbimbing.
Catatan
terhadap peserta didik pada kegiatan tersebut dapat dijadikan penilaian sikap
selama mengikuti pembelajaran: ketekunan, kerja sama, semangat, ketelitian,
kerapihan, kebersihan, keseriusan.
|
Jenis : Tulis
Bentuk : Uraian
Contoh instrumen:
a. Jelaskan bagian-bagian struktur
teks debat yang Anda
baca!
b. Tentukan 5 ciri kebahasaan yang
digunakan dalam teks debat dan
berikan contoh masing-masing!
c. Tuliskan isi pokok teks debat yang
Anda baca!
|
KD
dan Indikator (KD-4: Keterampilan)
Kompetensi Dasar
|
Indikator
|
4.12
Mengonstruksi permasalahan/isu, sudut pandang dan argumen beberapa
pihak, dan simpulan dari debat secara lisan untuk menunjukkan esensi dari debat.
4.13
Mengembangkan permasalahan/isu dari berbagai sudut pandang yang dileng-
kapi argumen dalam berdebat.
|
·
Melaksanakan debat.
·
Mengevaluasi pelaksanaan debat.
·
Memberikan tanggapan (kelebihan dan
kekurangan)
terhadap pihak-
pihak
pelaku debat.
·
Melaksanakan debat.
·
Mengevaluasi pelaksanaan debat.
|
Penilain Proses
|
Penilaian Hasil
|
Penilaian
proses aspek pengetahuan dapat dilakukan sejak kegiatan Mengonstruksi
Terbimbing dan Mengonstruksi Mandiri.
Catatan
terhadap peserta didik pada kegiatan tersebut dapat dijadikan penilaian sikap
selama mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas (bendel portofolio):
ketekunan, kerjasama, semangat, ketelitian, kerapihan, kebersihan,
keseriusan.
|
Jenis : Menulis
Bentuk: Uraian
Contoh Instrumen
Laksanakanlah
debat tertutup berdasarkan teks debat yang Anda buat dengan memerhatikan hal di bawah ini!
1. Tentukan topik teks debat!
2. Tentukan
personil debat wasit, juri,
kelompok pro dan kontrak!
3. Berdebatlah sesuai dengan topik
debat Anda tentukan dengan me-
merhatikan etika debat sikap sopan
dan bahasa santun!
|
Portofolio
Khusus
untuk kompetensi menulis, penilaian meliputi proses dan produk yang tercakup
dalam penilaian portofolio. Dokumen portofolio berisi:
(a) draf final (produk) berbobot 40%;
(b) bukti draf sedikitnya 3 draf berbobot 25%;
(c) bukti catatan tentang apa yang akan ditulis
dan sumber penulisan berbobot 10%; dan
(d) catatan reflektif berbobot 25%.
Sikap
Penilaian
sikap dilakukan selama proses pembelajaran atau di luar pembelajaran dengan
melalui observasi dengan mengisi jurnal.
Contoh format dan pengisian lembar pengamatan guru mata
pelajaran
Nama Satuan pendidikan :
Tahun pelajaran : 2017/2018
Kelas/Semester : XI/2
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
No.
|
Waktu
|
Nama
|
Kejadian/
Perilaku
|
Butir
sikap
|
Positif/
Negatif
|
Tindak
Lanjut
|
1.
|
26 Januari 2018
|
Oto
|
Memainkan HP ketika berdiskusi
tentang struktur teks debat
|
disiplin
|
-
|
Dipanggil dan disuruh menganalisis teks debat yang
lain
|
2.
|
25 Januari
2018
|
Miftakhul
|
Mengerjakan tugas dengan serius, tepat waktu, dan hasilnya
sangat baik
|
Tanggung jawab
|
+
|
Diberi pujian atau apresiasi
|
Pedoman
Penskoran
a.
Pengetahuan
Soal
|
Aspek yang Dinilai
|
Skor
|
1
|
a.
Peserta didik menjelaskan bagian-bagian struktur teks debat
dengan sangat tepat
|
4
|
b. Peserta didik menjelaskan bagian-bagian struktur teks debat dengan tepat
|
3
|
|
c. Peserta didik menjelaskan bagian-bagian struktur teks debat
dengan kurang tepat
|
2
|
|
d. Peserta didik menjelaskan bagian-bagian struktur teks debat dengan tidak tepat
|
1
|
Soal
|
Aspek yang Dinilai
|
Skor
|
2
|
a.
Peserta didik mentukan 5 ciri kebahasaan yang digunakan
dalam teks debat dan
memberikan contoh masing-masing dengan
sangat tepat
|
4
|
b. Peserta didik mentukan 5 ciri kebahasaan yang digunakan
dalam teks debat dan
memberikan contoh masing-masing dengan tepat
|
3
|
|
c. Peserta didik mentukan 5 ciri kebahasaan yang digunakan
dalam teks debat dan
memberikan contoh masing-masing dengan kurang tepat
|
2
|
|
d. Peserta didik mentukan 5 ciri kebahasaan yang digunakan
dalam teks debat dan
memberikan contoh masing-masing dengan tidak tepat
|
1
|
Soal
|
Aspek yang Dinilai
|
Skor
|
|
3
|
a.
Peserta didik munuliskan isi pokok teks debat dengan sangat tepat
|
4
|
|
b. Peserta didik munuliskan isi pokok teks debat
dengan tepat
|
3
|
||
c. Peserta didik munuliskan isi pokok teks debat dengan kurang tepat
|
2
|
||
d. Peserta didik munuliskan isi pokok teks debat dengan tidak tepat
|
1
|
||
Keterangan
Nilai = Perolehan
skor
Jumlah soal
Contoh
Nilai = 10 x 100 = 83,33
Nilai = 10 x 100 = 83,33
12
b. Keterampilan
Bait
|
Aspek yang Dinilai.
|
Skor
|
1
|
b. Peserta didik menentukan topik debat sangat sesuai isi
pelaksanaan debat.
|
4
|
c. Peserta didik menentukan topik debat sesuai isi isi pelaksanaan debat.
|
3
|
|
d. Peserta didik menentukan topik debat kurang sesuai isi isi pelaksanaan
debat.
|
2
|
|
e. Peserta didik menentukan topik debat tidak sesuai isi isi pelaksanaan
debat.
|
1
|
|
2
|
a.
Peserta didik
membentuk pesonil debat sangat lengkap dan sangat sesuai dengan struktur personil
debat.
|
4
|
b.
Peserta didik
membentuk pesonil debat lengkap dan sesuai dengan topik
|
3
|
|
c.
Peserta didik
membentuk pesonil debat kurang lengkap dan kurang dengan topik
|
2
|
|
d.
Peserta didik
membentuk pesonil debat tidak lengkap dan tidak sesuai isi teks
|
1
|
|
3
|
a. Peserta didik melaksanakan debat bersikap sangat sopan.
|
4
|
b. Peserta didik melaksanakan debat bersikap sopan.
|
3
|
|
c. Peserta didik melaksanakan debat bersikap kurang sopan.
|
2
|
|
d. Peserta didik melaksanakan debat bersikap tidak sopan.
|
1
|
4
|
a. Peserta didik melaksanakan debat menyampaikan pendapat dengan mengguna-kan bahasa sangat santun.
|
4
|
b. Peserta didik melaksanakan debat menyampaikan pendapat dengan
mengguna-kan bahasa santun.
|
3
|
|
c. Peserta didik melaksanakan debat menyampaikan pendapat dengan
mengguna-kan bahasa kurang santun.
|
2
|
|
d. Peserta didik melaksanakan debat menyampaikan pendapat dengan
mengguna-kan bahasa tidak santun.
|
1
|
Nilai = Perolehan skor
Jumlah kreteria/soal
Contoh:
Nilai = 11
x 100 = 91,66
12
F. Pendukung Pembelajaran
(Alat, Media, Bahan, Sumber)
1. Penyajian komputer (laptop)
dengan program powerpoint.
2. Bahan ajar otentik teks debat
(hasil penelitian atau media massa).
3. Buku teks dan buku ensiklopedia.
4. Internet.
Mengetahui, …………….,
…………
Kepala Guru
mata pelajaran,
……………… …………………………..
RPP DAN MATERI PEMBELAJARAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN
2017/2018
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X (SMA/SMK)
1.
TEKS NEGOSIASI
2.
TEKS DEBAT
3.
TEKS BIOGRAFI
4.
TEKS PUISI
LAMPIRAN MATERI TEKS DEBAT
KOMPETENSI DASAR
Pengetahuan
|
Keterampilan
|
3.12 Menghubungkan permasalahan/ isu, sudut pandang dan
argumen beberapa pihak dan simpulan dari debat untuk menemukan esensi dari
debat
|
4.12 Mengonstruksi permasalahan/isu, sudut pandang dan
argumen beberapa pihak, dan simpulan dari debat secara lisan untuk
menunjukkan esensi dari debat
|
3.13 Menganalisis isi debat (permasalahan/isu, sudut
pandang dan argumen beberapa pihak, dan simpulan)
|
4.13 Mengembangkan permasalahan/ isu dari berbagai sudut
pandang yang dilengkapi argumen dalam berdebat
|
A.
Contoh
Teks (Fakta)
TEKS
DEBAT
PENGELOLAAN SAMPAH
Pro/Afirmasi:
Jika mendengar tentang sampah, tentunya benda ini sudah tidak asing lagi untuk kita. Jika mendengar kata ini sekilas akan terlintas setumpukan limbah yang berbau busuk melintas di benak kita. Para ahli mengartikan sampah sebagai benda atau meterial sisa hasil produksi maupun konsumsi yang sudah tidak dapat digunakan dan dimanfaatkan lagi. Terkadang sampah juga sering diartikan sebagai barang yang merugikan karena dapat merusak keindahan dan aroma pada lingkungan sekitar. Maka dari itu kebanyakan orang akan membuang sampah karena sudah tidak berguna. Sampah sendiri dapat dapat dikategorikan berdasarkan bahan penyusunnya yakni sampah organik dan non organic.
Argumentasi:
Jika sampah tidak dibuang pada tempatnya maupun ditumpuk tanpa sistem pengelolaan yan baik maka sampah dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan manusia disekelilingnya. Tumpukan sampah maupun sampah yang berserakan dapat mendatangkan hama dan wabah pengganggu seperti serangga lalat, kutu, kecoa, tikus, bakteri dan sebagainya yang tentunya dapat menimbulkan penyakit.
Memang sampah sangat berbahaya dan dapat mengancam kesehatan jika berada di
lingkungan terlebih lagi pada pemukiman padat penduduk. Maka dari itu,
diperlukan adanya sistem pengelolaan sampah yang baik dengan melakukan daur
ulang sampah untuk mencegah pencemaran lingkungan. Pada dasarnya, segala jenis
sampah yang kita buang dapat kita olah kembali untuk dimanfaatkan. Seperti
dijadikan bahan membuat kerajinan yang bersifat benefit dari segi ekonomi.
Sistem pengelolaan sampah dapat dikategorikan menjadi 3 tahapan utama yakni
tahap pengumpulan, tahap pemisahan/pengangkutan, dan tahap akhir yakni
pengolahan.
Sampah tidak harus selalu dibuang begitu saja, melainkan harus dipilih berdasarkan jenisnya yang nantinya dapat dijadikan bahan daur ulang. Hal ini tentunya lebih baik dan ekonomis daripada hanya membuangnya saja di tempat pembuangan akhir. Hal ini diperkuat dengan pernyataan bahwa tempat pembuangan sampah akhir yang bercampur menjadi satu akan mengurangi dan bahkan merusak estetika lingkungan sekitarnya. Terlebih lagi jika sampah tersebut hanya dibakar. Tentunya penyelesaian semacam ini malah akan menimbulkan perasalahan baru.
Sampah tidak harus selalu dibuang begitu saja, melainkan harus dipilih berdasarkan jenisnya yang nantinya dapat dijadikan bahan daur ulang. Hal ini tentunya lebih baik dan ekonomis daripada hanya membuangnya saja di tempat pembuangan akhir. Hal ini diperkuat dengan pernyataan bahwa tempat pembuangan sampah akhir yang bercampur menjadi satu akan mengurangi dan bahkan merusak estetika lingkungan sekitarnya. Terlebih lagi jika sampah tersebut hanya dibakar. Tentunya penyelesaian semacam ini malah akan menimbulkan perasalahan baru.
Kontra/Oposisi
Sampah merupakan hasil akhir dari proses aktivitas manusia dan merupakan sebuah konsekuensi yang harus ditanggung. Namun banyak sekali manusia yang mengabaikannya dan tidak mau andil dalam mengolah sampah yang notabennya mereka hasilkan sendiri. Hal ini terjadi karena mereka selalu beranggapan sampah merupakan hal yang biasa dalam kehidupan yang sah sah saja meskipun tidak ikut dalam proses penanggulanannya.
Sampah merupakan hasil akhir dari proses aktivitas manusia dan merupakan sebuah konsekuensi yang harus ditanggung. Namun banyak sekali manusia yang mengabaikannya dan tidak mau andil dalam mengolah sampah yang notabennya mereka hasilkan sendiri. Hal ini terjadi karena mereka selalu beranggapan sampah merupakan hal yang biasa dalam kehidupan yang sah sah saja meskipun tidak ikut dalam proses penanggulanannya.
Maka dari itu, cara paling tepat untuk mengatasi
permasalahan sampah yang pertama dan utama berasal dari manusia itu sendiri.
Peran serta dan kesadaran yang dimiliki semua orang sangat diperlukan untuk
menyelesaikan permasalahan ini. Hal ini dapat terwujud bila setiap orang
memiliki rasa kepedulian dan tanggung jawab untuk mengolah sampah yang mereka
hasilkan sendiri. (Disadur dari http://materi4belajar.blogspot.co.id/)
B.
Pengertian
Teks (Konsep)
Debat merupakan pertentangan
argumentasi
seperti contoh teks debat di atas yaitu memberikan argumentasi tentang
pengelolaan sampah harus dilakukan dengan baik agar tidak menjadi masalah. Untuk
setiap isu, pasti terdapat berbagai sudut pandang terhadap isu tersebut: alasan‐alasan mengapa seseorang dapat mendukung atau tidak mendukung
suatu isu. Tujuan dari debat adalah untuk mengeksplorasi alasan‐alasan di belakang setiap sudut pandang. Alasan tersebut dapat dimengerti secara persuasif,
pembicara dalam
suatu debat seharusnya menyampaikan argumentasinya dengan kemampuan
komunikasinya yang
baik.
Perlombaan
debat kompetitif merupakan debat yang menggunakan suatu format tertentu. Dengan adanya format
khusus, setiap orang dapat secara tertib berbicara pada gilirannya, dan
diberikan waktu
dan kesempatan untuk membuktikan poin yang ingin dia sampaikan. Hal ini
memberikan motivasi
untuk orang lain, tidak hanya untuk menyampaikan pendapatnya, namun juga untuk mendengarkan
sisi lain dalam sebuah isu. Menurut pakar G. Sukadi adalah saling adu argumentasi antar
pribadi atau antar kelompok manusia dengan tujuan mencapai kemenangan.
Sama halnya
dengan G Sukadi, hal serupa disampaikan oleh ahli lainnya yaitu Hendri
Guntur Tarigan, debat adalah
saling adu argumentasi antar pribadi atau antar kelompok manusia dengan tujuan
mencapai kemenangan satu pihak.
Dengan demikian debat merupakan pertukaran argumen yang logis dan objektif
antar lebih dari satu pihak dengan menghormati hak untuk berbicara kedua belah pihak.
Dalam
debat mengandung unsur-unsur berikut
:
1.
Mosi/Topik
Mosi atau topik
merupakan pernyataan positif yang akan menentukan arah dan isi dari suatu debat.
Dalam debat, tim yang ditentukan sebagai sisi Pemerintah/Positif harus berargumentasi
dalam rangka mendukung mosi, sementara tim sisi Oposisi/Negatif harus menyampaikan
argumen dalam rangka tidak mendukung atau menolak mosi tersebut.
Berikut adalah beberapa contoh
mosi yang telah digunakan dalam turnamen debat nasional dan
internasional:
a. Bahwa Hoaks
dalam bentuk apapun seharusnya dinyatakan ilegal.
b. Bahwa politisi seharusnya hanya diperbolehkan untuk
menempati posisinya
dalam periode yang
dibatasi.
c. Bahwa profesionalisme telah merusak Olimpiade Olahraga
Internasional
d. Sidang mendukung diterapkannya hukuman mati
e. Bahwa pemerintah seharusnya tidak pernah membatasi
kebebasan berbicara
f. Sidang ini mendukung intervensi di Suria
Sebagaimana dapat dilihat di
atas, mosi‐mosi
dalam suatu perlombaan debat
dapat berasaldari berbagai tema
seperti isu politik, ekonomi, dan sosial.
2. Definisi
Debat dapat berlangsung dengan
teratur apabila setiap tim memiliki pemahaman yang sama
mengenai arti dari mosi. Oleh karena itu, dibutuhkan definisi yang jelas agar
setiap orang
dapat memahami ruang lingkup perdebatan. Akan terjadi masalah apabila dua tim yang sedang
berdebat mengajukan definisi yang berbeda, sehingga fokus dari debat
teralihmenjadi tentang definisi yang benar, dan bukan mengenai argumentasi‐argumentasi
tentang isu sebagaimana semestinya diperdebatkan. Kedua tim harus
menghindari debat
tentang definisi mana yang benar.
Definisi
merupakan pembatasan terhadap suatu mosi agar isu yang diperdebatkan
dapat lebih terfokus. Definisi
dapat mengklarifikasi mosi. Definisi mencegah ketidakteraturan
dalam debat yang dapat menjadikan pertukaran ide dan argumentasi menjadi
suatu hal yang membingungkan, karena ada ketidakjelasan terhadap isu yang didebatkan.
Suatu definisi seharusnya memiliki hubungan yang logis dengan mosi/topik, dan bukan
suatu hal yang dibuat‐buat
untuk keuntungan salah satu pihak.
Hak untuk
menentukan definisi diberikan kepada tim sisi
Pemerintah/Positif. Tim sisi
pemerintah harus memberikan definisi yang
beralasan
mengenai mosi. Hal ini berarti:
a. Pada
saat menerima mosi, kedua tim harus memikirkan isu apa yang
akan
diperdebatkan oleh kedua
tim?
b. Apabila
mosinya sudah menyuratkan isu yang jelas untuk didebatkan, tim
sisi Pemerintah/Positif
harus mendefinisikan debat sesuai dengan kata‐kata
yang tertulis di
mosi. Pada saat demikian, definisi lain tidak akan diterima
secara logis.
c. Apabila
mosinya tidak menyuratkan isu yang jelas, jangkauan definisi
dibatasi pada
definisi
yang memungkinkan
terlaksananya debat yang cukup
adil bagi kedua sisi. Sebaliknya,
mendefinisikan mosi yang membuat sisi
oposisi tidak dapat berargumentasi
apapun bukan merupakan suatu debat
yang adil.
d. Pada
saat mendefinisikan, arti kata‐kata
yang digunakan harus tersurat dan
dapat
diperdebatkan. Dengan kata lain, kata‐kata dalam definisi
mempunyai
arti yang logis
dan memberikan ruang debat yang adil. Pembicara pertama sisi pemerintah sebaiknya
memastikan bahwa definisi yang diajukan dapat diterima secara rasional.
e. Saat
menciptakan definisi yang adil, terkadang dibutuhkan suatu batasan, model ataupun persyaratan.
Tim sisi Pemerintah harus memastikan bahwa batasan, model dan
persyaratan tersebut merupakan suatu hal yang logis dan dapat teraplikasi.
Berikut adalah contoh definisi:
Mosi: Bahwa kuota bukan
merupakan jawaban untuk kaum perempuan.
Definisi:
‐ kuota:
memberikan jumlah kursi minimum sebanyak 30% untuk perempuan
dalam DPR
‐ bukan
merupakan jawaban: bukan merupakan solusi yang tepat untuk
mencapai kesetaraan jender di masyarakat
Dengan demikian, keseluruhan definisi adalah: “Memberikan
kuota jumlah kursi
minimum sebanyak 30% untuk perempuan dalam DPR bukan
merupakan solusi
yang tepat untuk pencapaian kesetaraan jender di
masyarakat”.
D. ARGUMENTASI
Setelah
definisi disetujui, baik tim sisi Pemerintah/Afirmatif maupun tim sisi poisisi/Negatif
harus menyampaikan argumentasi‐argumentasi
masing‐masing mengenai
alasan mereka mendukung atau tidak mendukung topik tersebut.
Argumentasi
yang disampaikan akan menjelaskan mengapa suatu sudut pandang tertentu
seharusnya diterima. Argumen yang baik bersifat logis dan relevan terhadap poin yang
ingin dibuktikan.
Argumen yang baik terdiri atas:
1. Pernyataan: pernyataan yang
ingin dibuktikan
2. Alasan: alasan dan penalaran
yang menyatakan bahwa pernyataan tersebut
adalah suatu
hal yang logis
3. Bukti: contoh‐contoh atau data yang mendukung pernyataan dan alasan di
atas
4. Kesimpulan:
penjelasan mengenai relevansi antara argumen dan mosi yang
tengah diperdebatkan
Sebaiknya setiap tim memiliki
dua sampai empat argumen untuk mendukung posisi mereka.
Argumen‐argumen
tersebut sebaiknya dibagi antara pembicara pertama dan kedua.
Dengan demikian, beberapa argumen dijelaskan oleh pembicara pertama, dan
sisanya dijelaskan oleh pembicara kedua. Sedangkan, pembicara
ketiga memperkuat penjelasan dari pembicara pertama dan
kedua dengan
menyampaikan kesimpulan argumen tim serta menambahkan alasan dan data yang
relevan.
Berikut adalah beberapa contoh argumen:
Mosi : Bahwa kuota bukan merupakan jawaban untuk kaum
perempuan.
Definisi: “Memberikan kuota jumlah kursi minimum sebanyak
30% untuk perempuan dalam DPR bukan merupakan solusi yang tepat
untuk pencapaian
kesetaraan jender di masyarakat”.
Argumen:
Pernyataan:
karena memberikan bantuan seperti ini hanya akan memperkuat persepsi dalam
masyarakat bahwa perempuan tidak mampu berjuang sendiri.
Alasan: Kini
terdapat persepsi yang kuat dalam masyarakat bahwa perempuan merupakan
pihak yang lebih lemah dibandingkan laki‐laki. Banyak yang menyatakan bahwa perempuan memiliki kemampuan yang lebih
rendah dibandingkan
laki‐laki. Pemberian kuota khusus
untuk perempuan di parlemen
hanya akan memperkuat persepsi bahwa perempuan hanya dapat sampai di parlemen
apabila mereka diberikan bantuan terlebih dahulu, bukan karena
mereka
memiliki kemampuan yang sama dengan laki‐laki dan dapat memenangkan persaingan
untuk menjadi wakil rakyat. Dengan demikian, mosi ini menguatkan persepsi
yang salah, yaitu bahwa perempuan tidak mampu sampai pada tingkat yang setara
dengan laki‐laki
kecuali diberikan bantuan khusus.
Bukti: Di Uganda,
opini publik yang tidak mendukung pemberdayaan perempuan
meningkat pesat setelah diimplementasikannya kuota
parlemen seperti dalam mosi
ini.
Kesimpulan:
Kuota untuk perempuan dalam parlemen hanya akan memperkuat persepsi
negatif yang mendegradasi perempuan, menjauhkan kita dari kemajuan sosialisasi
tentang kesetaraan jender.
Apabila tim
memiliki lebih dari satu argumen, harus dipastikan bahwa setiap argumen yang
disampaikan
bersifat konsisten dan tidak saling kontradiksi.
E. SANGGAHAN
Sanggahan merupakan respon
terhadap argumen tim lawan yang terelaborasi secara jelas.
Sanggahan disampaikan dalam debat guna membuktikan bahwa argumen tim lawan tidak
sepenting yang mereka kemukakan.
Sama halnya dengan argumen,
sanggahan yang baik harus memuat alasan, bukti, dan kesimpulan.Dalam
merespon argumen tim lawan, sanggahan dapat menunjukkan bahwa
argumen tersebut:
1. Tidak relevan terhadap poin yang ingin dibuktikan
Contohnya:
Argumen: “Prostitusi seharusnya dilarang karena prostitusi
menciptakan lebih
banyak situs porno di internet”.
Sanggahan:
“Jumlah situs porno di internet tidak memiliki hubungan sama sekali dengan
dilegalkannya prostitusi. Kenyataannya adalah situs porno dapat diakses di banyak
negara, terlepas dari negara tersebut melegalisasikan prostitusi atau tidak.
2. Tidak logis
Contohnya:
Argumen:
“Siswa seharusnya diperbolehkan untuk merokok di sekolah karena hal tersebut
akan menciptakan perlawanan yang lebih kuat dari perokok pasif sehingga akhirnya
akan terdapat penurunan jumlah perokok di sekolah.
Sanggahan:
“Argumen ini tidak logis, karena memperbolehkan siswa untuk merokok
hanya akan menciptakan kondisi permisif yang akan mendorong lebih banyak siswa untuk
merokok. Kenyataannya adalah sebagian besar siswa merokok justru karena
tekanan dari teman sebaya. Apabila sekolah juga mendukung tekanan lingkungan
pertemanan ini, maka fakta bahwa merokok adalah hal yang buruk akan bersifat
kabur dan semakin banyak siswa akan berpikiran bahwa merokok itu baik, dan mereka juga
ikut merokok.”
3. Salah
secara moral
Contohnya:
Argumen: “Pemerintah seharusnya mendukung hukuman mati karena
hal tersebut
akan
menurunkan jumlah populasi di negara kita”.
Sanggahan: “Membunuh orang hanya demi
menurunkan angka populasi
merupakan suatu tindakan yang tidak bermoral. Individu memiliki hak untuk
hidup dan pemerintah
seharusnya tidak mengambil hak itu hanya karena mereka sedang kesusahan
dalam mengatur jumlah populasi dalam negeri.”
4. Benar,
namun tidak penting atau memiliki dampak yang tidak dapat diterima
Contohnya:
Argumen:
“Pemerintah seharusnya melarang MTV karena terdapat beberapa program yang
tidak berhubungan dengan musik.:
Sanggahan:
“Memang benar bahwa beberapa program MTV tidak berhubungan dengan
musik, namun pemerintah seharusnya tidak melarang MTV hanya karena mempunyai
program di luar musik. Pemerintah akan mengalami kerugian jika mengharuskan
stasiun TV menyiarkan program yang sama dengan nama stasiunnya.
5.
Didasarkan pada fakta yang salah, ataupun interpretasi yang salah terhadap
fakta.
Contohnya:
Argumen:
“Tingkat pembunuhan semakin meningkat di AS. Hal ini dikarenakan beberapa negara telah menghapuskan hukuman mati.”
Sanggahan
yang mungkin disampaikan:
a.
“Tingkat pembunuhan tidak meningkat di AS. Bukti menunjukkan bahwa….....”.
b.
“Apabila angka pembunuhan semakin meningkat, hal ini disebabkan oleh lebih banyaknya
pembunuhan yang dilaporkan
dibandingkan sebelumnya. Dengan demikian, secara
kenyataan angka pembunuhan
sebenarnya tidak meningkat”
c.
Bukti menunjukkan bahwa hukuman mati (pembunuhan yang dilakukan oleh Negara) dapat
mengindikasikan dukungan terhadap kejahatan yang berat dan justru mengakibatkan
peningkatan
kejahatan yang berat dibandingkan menurunkannya. Mengingat
bahwa waktu dalam
debat terbatas, pembicara tidak diharuskan menyanggah
setiap poin yang diajukan oleh tim lawan. Sebaiknya pembicara dapat melakukan
prioritasi sanggahan yang paling penting.
C. Ciri-ciri Teks Debat
Fungsi
teks debat adalah mempertahankan pendapat atau argument dan meyakinkan orang
lain. Di dalam teks debat di atas terlihat kalimat-kalimat yang mengandung
argumentasi untuk meyakinkan yaitu kalimat “ Jika sampah tidak dibuang pada tempatnya maupun
ditumpuk tanpa sistem pengelolaan yan baik maka sampah dapat memberikan dampak
negatif pada kesehatan manusia disekelilingnya”.
Berbagai alasan yang mendorong orang untuk berdebat,
antara lain meyakinkan orang lain bahwa opini dia lebih baik, mendengarkan opini orang lain
terhadap suatu isu, menemukan solusi yang terbaik untuk suatu masalah, dan lain‐lain. Tujuan dari perlombaan debat kompetitif adalah meyakinkan
juri bahwa argumentasi‐argumentasi
yang dibangun oleh suatu tim lebih kuat dibandingkan argumentasi lawannya. Oleh karena
itu,individu yang terlibat dalam debat mendapatkan kesempatan berpikir kritis dan analitis dan
mampu berbicara di depan umum.
Debat bukanlah suatu diskusi karena debat tidak
menghasilkan kompromi sebagaimana
ditemukan dalam sebuah diskusi. Ketiadaan kompromi tersebut mendorong
pembicara untuk
benar‐benar
mencari argumentasi yang kuat atas pendiriannya. Tujuan dari pelaksanaan debat adalah untuk berbicara secara meyakinkan dan juga
mendengarkan pendapat- pendapat yang berbeda, dan di akhir debat dapat menghargai
perbedaan tersebut.
D. Struktur Teks debat adalah
Berikut adalah
struktur debat yang baik:
- Pengenalan(
Orientasi)
Pada struktur ini setiap tim (baik tim afirmasi, tim oposisi, dan tim netral) memperkenalkan diri.
Contoh orientasi dalam teks debat :
“Jika mendengar tentang sampah, tentunya benda
ini sudah tidak asing lagi untuk kita. Jika mendengar kata ini sekilas akan
terlintas setumpukan limbah yang berbau busuk melintas di benak kita. Para
ahli mengartikan sampah sebagai benda atau meterial sisa hasil produksi
maupun konsumsi yang sudah tidak dapat digunakan dan dimanfaatkan lagi.
Terkadang sampah juga sering diartikan sebagai barang yang merugikan karena
dapat merusak keindahan dan aroma pada lingkungan sekitar. Maka dari itu
kebanyakan orang akan membuang sampah karena sudah tidak berguna. Sampah
sendiri dapat dapat dikategorikan berdasarkan bahan penyusunnya yakni sampah
organik dan non organik.”
|
Kutipan di atas termasuk orientasi karena
merupakan perkenalan diri dari apa yang
akan diperdebatkan oleh kedua tim yaitu kelompok pemerintah, kelompok oposisi dan kelompok netral. “ Jika
mendengar kata sampah…” memperkenalkan kata sampah sehingga semua kelompok
mengenal dan memahami materi dengan baik.
- Penyampaian Argumentasi
Pada penyampaian argumen ini, setiap tim menyampaikan argumentasi terhadap topik yang dimulai dari tim afirmasi, lalu tim oposisi dan diakhiri dengan tim netral.
Dalam teks debat di atas kalimat yang
mengundang argumentasi adalah
“Jika sampah tidak dibuang pada tempatnya maupun ditumpuk tanpa sistem
pengelolaan yan baik maka sampah dapat memberikan dampak negatif pada
kesehatan manusia disekelilingnya. Tumpukan sampah maupun sampah yang
berserakan dapat mendatangkan hama dan wabah pengganggu seperti serangga
lalat, kutu, kecoa, tikus, bakteri dan sebagainya yang tentunya dapat
menimbulkan penyakit.
Memang sampah sangat berbahaya dan dapat mengancam kesehatan jika berada di lingkungan terlebih lagi pada pemukiman padat penduduk. Maka dari itu, diperlukan adanya sistem pengelolaan sampah yang baik dengan melakukan daur ulang sampah untuk mencegah pencemaran lingkungan. Pada dasarnya, segala jenis sampah yang kita buang dapat kita olah kembali untuk dimanfaatkan. Seperti dijadikan bahan membuat kerajinan yang bersifat benefit dari segi ekonomi. Sistem pengelolaan sampah dapat dikategorikan menjadi 3 tahapan utama yakni tahap pengumpulan, tahap pemisahan/pengangkutan, dan tahap akhir yakni pengolahan. |
·
Debat
Pada debat, masing-masing tim mengomentari setiap argumentasi dari tim lainnya.
Pada debat, masing-masing tim mengomentari setiap argumentasi dari tim lainnya.
Contoh
debat dari teks di atas :
Sampah tidak harus
selalu dibuang begitu saja, melainkan harus dipilih berdasarkan jenisnya yang
nantinya dapat dijadikan bahan daur ulang. Hal ini tentunya lebih baik dan
ekonomis daripada hanya membuangnya saja di tempat pembuangan akhir. Hal ini
diperkuat dengan pernyataan bahwa tempat pembuangan sampah akhir yang
bercampur menjadi satu akan mengurangi dan bahkan merusak estetika lingkungan
sekitarnya. Terlebih lagi jika sampah tersebut hanya dibakar. Tentunya
penyelesaian semacam ini malah akan menimbulkan perasalahan baru.
|
- Simpulan
Pada kesimpulan, setiap tim memberikan ungkapan penutup terhadap pernyataan topik yang sesuai dengan posisinya.
Contoh simpulan dari teks debat di atas :
Sampah merupakan hasil akhir
dari proses aktivitas manusia dan merupakan sebuah konsekuensi yang harus
ditanggung. Namun banyak sekali manusia yang mengabaikannya dan tidak mau
andil dalam mengolah sampah yang notabennya mereka hasilkan sendiri. Hal ini
terjadi karena mereka selalu beranggapan sampah merupakan hal yang biasa
dalam kehidupan yang sah sah saja meskipun tidak ikut dalam proses
penanggulanannya.
Maka dari itu, cara paling
tepat untuk mengatasi permasalahan sampah yang pertama dan utama berasal dari
manusia itu sendiri. Peran serta dan kesadaran yang dimiliki semua orang
sangat diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Hal ini dapat
terwujud bila setiap orang memiliki rasa kepedulian dan tanggung jawab untuk
mengolah sampah yang mereka hasilkan sendiri.
|
E. Kebahasaan
a.
Kalimat
kompleks: kalimat yang mempunyai lebih
dari satu struktur dan satu kata kerja. Kedua struktur tersebut biasanya
dapat dipisahkan dengan tanda koma, konjungsi.
Dalam konteks debat di atas kalimat
kompleksnya adalah :
Sampah merupakan hasil akhir dari proses aktivitas manusia dan
merupakan sebuah
S P
K Konj S
konsekuensi yang harus ditanggung.
P
|
b.
Kata hubung: berfungsi untuk menghubungkan kata.
Para ahli mengartikan sampah sebagai benda atau
meterial sisa hasil produksi maupun konsumsi yang sudah tidak dapat
digunakan dan dimanfaatkan lagi.
|
Kata atau,
maupun, dan merupakan kata penghubung yang terdapat dalam teks debat di atas.
c.
Kata rujukan: kata yang menunjukkan rujukan sebagai pemberi informasi.
Hal ini tentunya lebih baik dan ekonomis daripada hanya membuangnya saja di
tempat pembuangan akhir
|
Hal ini merupakan kata rujukan yang
mengacu pada kata sebelumnya .
d.
Pilihan kata: supaya gagasan teks bisa disampaikan dengan baik.
Hal ini diperkuat dengan pernyataan bahwa tempat pembuangan sampah akhir
yang bercampur menjadi satu akan mengurangi dan bahkan merusak estetika
lingkungan sekitarnya
|
Kata estetika
dalam kalimat di atas merupakan pilihan kata yang baik sebagai pengganti keindahan.
C.
Prosedur
Pembelajaran (sesuai KD)
Kompetensi Dasar
Pengetahuan
|
Keterampilan
|
3.12 Menghubungkan permasalahan/ isu, sudut pandang dan
argumen beberapa pihak dan simpulan dari debat untuk menemukan esensi dari
debat
|
4.12 Mengonstruksi permasalahan/isu, sudut pandang dan
argumen beberapa pihak, dan simpulan dari debat secara lisan untuk
menunjukkan esensi dari debat
|
3.13 Menganalisis isi debat (permasalahan/isu, sudut
pandang dan argumen beberapa pihak, dan simpulan)
|
4.13 Mengembangkan permasalahan/ isu dari berbagai sudut
pandang yang dilengkapi argumen dalam berdebat
|
1. Hubungan permasalahan isu, sudut pandang dan
argument
Pro/Afirmasi:
Jika mendengar tentang sampah, tentunya benda ini sudah tidak asing lagi untuk kita. Jika mendengar kata ini sekilas akan terlintas setumpukan limbah yang berbau busuk melintas di benak kita. Para ahli mengartikan sampah sebagai benda atau meterial sisa hasil produksi maupun konsumsi yang sudah tidak dapat digunakan dan dimanfaatkan lagi. Terkadang sampah juga sering diartikan sebagai barang yang merugikan karena dapat merusak keindahan dan aroma pada lingkungan sekitar. Maka dari itu kebanyakan orang akan membuang sampah karena sudah tidak berguna. Sampah sendiri dapat dapat dikategorikan berdasarkan bahan penyusunnya yakni sampah organik dan non organik. Argumentasi: Jika sampah tidak dibuang pada tempatnya maupun ditumpuk tanpa sistem pengelolaan yan baik maka sampah dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan manusia disekelilingnya. Tumpukan sampah maupun sampah yang berserakan dapat mendatangkan hama dan wabah pengganggu seperti serangga lalat, kutu, kecoa, tikus, bakteri dan sebagainya yang tentunya dapat menimbulkan penyakit.
Memang sampah sangat berbahaya dan dapat
mengancam kesehatan jika berada di lingkungan terlebih lagi pada pemukiman
padat penduduk. Maka dari itu, diperlukan adanya sistem pengelolaan sampah
yang baik dengan melakukan daur ulang sampah untuk mencegah pencemaran
lingkungan. Pada dasarnya, segala jenis sampah yang kita buang dapat kita
olah kembali untuk dimanfaatkan. Seperti dijadikan bahan membuat kerajinan
yang bersifat benefit dari segi ekonomi. Sistem pengelolaan sampah dapat
dikategorikan menjadi 3 tahapan utama yakni tahap pengumpulan, tahap
pemisahan/pengangkutan, dan tahap akhir yakni pengolahan.
Sampah tidak harus selalu dibuang begitu saja, melainkan harus dipilih berdasarkan jenisnya yang nantinya dapat dijadikan bahan daur ulang. Hal ini tentunya lebih baik dan ekonomis daripada hanya membuangnya saja di tempat pembuangan akhir. Hal ini diperkuat dengan pernyataan bahwa tempat pembuangan sampah akhir yang bercampur menjadi satu akan mengurangi dan bahkan merusak estetika lingkungan sekitarnya. Terlebih lagi jika sampah tersebut hanya dibakar. Tentunya penyelesaian semacam ini malah akan menimbulkan perasalahan baru.
Kontra/Oposisi
Sampah merupakan hasil akhir dari proses aktivitas manusia dan merupakan sebuah konsekuensi yang harus ditanggung. Namun banyak sekali manusia yang mengabaikannya dan tidak mau andil dalam mengolah sampah yang notabennya mereka hasilkan sendiri. Hal ini terjadi karena mereka selalu beranggapan sampah merupakan hal yang biasa dalam kehidupan yang sah sah saja meskipun tidak ikut dalam proses penanggulanannya.
Maka dari itu, cara
paling tepat untuk mengatasi permasalahan sampah yang pertama dan utama
berasal dari manusia itu sendiri. Peran serta dan kesadaran yang dimiliki
semua orang sangat diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Hal ini
dapat terwujud bila setiap orang memiliki rasa kepedulian dan tanggung jawab
untuk mengolah sampah yang mereka hasilkan sendiri.
|
Dalam teks debat di
atas, kita dapat menemukan permasalahan yaitu mengenai sampah yang sering
menganggu kehidupan. Isu permasalahan adalah
pengolahan sampah yang baik sulit ditemukan caranya. Sudut pandang mengenai sampah ini
menjadi debat karena
pemerintah sering tidak peduli akan
pengelolaannya. Argument yang disampaikan
dalam teks di atas telah jelas
yaitu sampah menjadi tanggung jawab bersama
dan dikelola oleh pemerintah dengan sebaik-baiknya. Dari pedebatan ini
maka kita akan dapat menangkap esensi dari debat adalah kita
harus menemukan solusi pengelolaan
sampah.
2. Setelah
mempelajari materi ini, diharapkan siswa mampu mengontruksi :
1. melengkapi
gagasan pokok dan gagasan penjelas;
2. menyusun teks
laporan hasil observasi dengan memperhatikan
isi dan
Kebahasaan
Setiap paragraf terdapat gagasan pokok. Jadi, mengembangkan teks dimulai
dengan menuliskan gagasan-gagasan pokok terlebih
dahulu. Setiap gagasan pokok dikembangkan menjadi
satu paragraf.
Perhatikanlah contoh rangkaian gagasan pokok berikut.
1. Masyarakat pengguna internet memiliki kebebasan
2.
Para pengguna internet sudah menjadi kebiasaan
3.
Indikasi hoax terbentuk dari media gambar yang
belum pasti kebenarannya.
4.
Hoax dapat menimbulkan banyak kerugian.
Gagasan pertama dapat dikembangkan, dengan menambah
gagasan-gagasan penjelas.
Pengembangan gagasan dapat dibantu dengan format yang
dapat dituliskan dalam buku kerja.
1. Masyarakat pengguna internet memiliki
kebebasan terhadap penggunaan dan
kebebasan mengemukakan pendapat.
2. Kebebasan berpendapat bagi para
pengguna internet sudah menjadi kebiasaan
yang biasa terlihat, namun kebiasaan menggunakan kebebasan berpendapat
dapat
menimbulkan adanya hoax
3. Indikasi hoax terbentuk dari bebasnya
pengguna internet menyampaikan pendapat
dan asumsi dengan menggunakan media massa dan gambar yang belum pasti
kebenarannya.
4. Hoax dapat menimbulkan banyak
kerugian baik secra material maupun inmaterial.
Menyusun Teks Debat
Dari gagasan di atas dapat dikembangkan menjadi teks debat
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Hal pertama yang dilakukan yaitu menentukan tema dan judul teks.
- Mencari sumber informasi yang akan dijadikan bahan pembicaraan.
- Menganalisis bahan dengan mengolah data atau informasi sehingga menjadi pernyataan berupa:
- penyusunan kalimat berupa kalimat topik pada setiap struktur teks.
- pengembangan kalimat topik dengan kalimat pengembang.
- menyusun paragraf sesuai dengan struktur.
- menyunting kalimat sesuai dengan unsur kebahasaan.
- menggabungkan paragraf menjadi teks yang padu.
- Hasil analisis kemudian menyusun teks dengan urutan struktur sehingga menjadi teks debat yang utuh.
Contoh Teks debat dan
Strukturnya
Berikut ini contoh teks tantangan dengan struktur
yang telah dibagi tentang narkoba singkat.
Pro/Afirmatif
Narkoba merupakan suatu bahan aktif yang tersusun
dari beberapa rangkaian dan campuran bahan. Campuran bahan yang ada dalam
narkoba masuk dalam golongan bahan narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif.
Argumen
Banyak yang berkata bahwa narkoba adalah obat yang
terlarang dan berbahaya bagi kesehatan tubuh. Tapi sebenarnya tak selamanya
seperti itu.Narkoba merupakan suatu obat yang tak jarang digunakan dalam ilmu
medis Kebutuhan narkoba juga sangat banyak bagi para penderita penyakit.
Namun, narkoba yang diberikan dokter kepada pasien
nya tentulah sesuai dengan ilmu medis yang berbasis kesehatan. Jadi tidak terlalu
mempunyai efek samping.
Apabila Anda menemui berbagai pengguna narkoba di
jalanan lalu Anda melihat pengguna itu gila, berarti itu karena penyalahgunaan
obat nya.
Simpulan
Narkoba yang seharusnya digunakan sebagai penyembuh penyakit yang harus digunakan dengan hati-hati, malahan disalahgunakan. Itulah yang mendapatkan citra buruk pada masyarakat.
Narkoba yang seharusnya digunakan sebagai penyembuh penyakit yang harus digunakan dengan hati-hati, malahan disalahgunakan. Itulah yang mendapatkan citra buruk pada masyarakat.
Kesimpulan yang bisa kita dapat dari
pembahasan diatas bahwa teks debat adalah teks bantahan
terhadap suatu hal yang masih hangat di masyarakat. Kemudian dalam penulisannya
harus memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan nya
3. Menganalisis isi debat (permasalahan/isu, sudut pandang dan argumen
beberapa
pihak, dan simpulan)
Masing-masing pihak harus mampu mempertahankan pendapatnya dengan argumen yang kuat. Apabila argumen yang disampaikan satu pihak lebih
kuat dan lebih
meyakinkan, bukan tidak mungkin pada akhir debat pihak
lain akan mengubah
pendapatnya tentang mosi. Menganalisis isi debat diperlukan agar kita
dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan
pendapat tim afirmasi, tim
oposisi, dan
tim netral dalam debat.
Hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah
mengidentifikasi
pendapat dan argumen yang disampaikan masing-masing
pihak. Dalam
pembelajaran kali ini kamu akan belajar menganalisis
pendapat serta argumen yang disampaikan
oleh setiap pihak yang terlibat dalam diskusi.
Analisis
yang dilakukan dalam bagian ini ditekankan pada kekuatan dan
kelemahan
pendapat serta argumen yang disampaikan. Namun, sebelum itu, kamu harus mengidentifikasi pendapat dan argumen
yang disampaikan
masing-masing pihak.
contoh :
Pro/Afirmatif
Narkoba merupakan suatu bahan aktif yang tersusun dari beberapa rangkaian
dan campuran bahan. Campuran bahan yang ada dalam narkoba masuk dalam golongan
bahan narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif.
Analisis kekuatan dari teks debat di
atas adalah adanya fakta golongan bahan narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif
Analisis kelemahan dari teks debat
di atas adalah belum jelasnya bahan baku bahan baku yang terdiri campuran.
4. Mengembangkan permasalahan/ isu dari berbagai sudut pandang yang
dilengkapi
argumen
dalam berdebat
Mosi dalam debat sama dengan topik dalam sebuah teks.
Mosi menjadi dasar bagi pihak-pihak yang terlibat debat untuk
menentukan sikap apakah mendukung atau
menolak mosi. Berdasarkan mosi, semua pihak dapat menyiapkan argumen untuk mendukung pendapatnya tentang mosi. Pada saat membuka debat, moderator bisa menyampaikan mosi
yang didebatkan. Perhatikan contoh kutipan bagian pembuka
debat berikut ini.
......
Siang ini kita
akan mengikuti kegiatan debat antara Tim Afirmasi dari SMA
Pelita Bangsa,
Tim Oposisi dari SMKN 6 , serta Tim Netral dari
MA Al-Muhajirin.
Pagi ini kedua
tim akan berdebat tentang “Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Internasional.”
Sebelum melaksanakan debat, saya akan membacakan
tata tertib
debat sebagai berikut.
Mosi dalam
kutipan debat di atas adalah bahasa Indonesia dapat dijadikan bahasa
internasional.
|
Hal
di atas dapat kita kembangkan menjadi teks debat yang disertai argumentasi
Pembicara 1
Tim Afirmasi
Saya percaya
bahwa penggunaan bahasa Indonesia layak menjadi bahasa internasional karena
kosakata yang ada di dalam bahasa Indonesia mudah dipelajari dan dipahami . Hal
ini akan memudahkan pembelajaran dalam
berkomunikasi dan akan menjadi penguat yang sangat penting. Kita ketahui bahasa
itu bisa saja mempengaruhi berbagai hal termasuk peningkatan ekonomi dan
keamanan. Bila kita menggunakan bahasa Indonesia maka pasar dapat dikuasai
dengan baik.
Tim Oposisi:
Saya percaya
bahwa penggunaan bahasa Indonesia tidak layak menjadi
bahasa internasional karena kosakata yang ada di dalam
bahasa Indonesia terbatas. Hal ini akan menyebabkan kesulitan dalam
berkomunikasi dan akan menjadi masalah yang sangat penting. Kita ketahui bahasa
itu bisa saja mempengaruhi berbagai hal termasuk peningkatan ekonomi dan
keamanan.
Tim Netral
Menurut
saya, bahasa
Indonesia sangat berguna jika dipergunakan secara benar.
Namun, di sisi lain bahasa Indonesia juga minim kosakata misalnya jika dipergunakan akan menimbulkan kesulitan
komunikasi.
Pembicara
2
Tim Afirmasi
Saya pikir bahasa Indonesia dapat digunakan tergantung penguasaan kosakata yang ada di
dalamnya. Bahasa Indonesia sangat mudah dipelajari karena apa yang diucapkan
itulah apa yang ditulis. Kita bisa melihat orang asing dengan cepat menguasai
bahasa Indonesia
Tim Oposisi
Ada
berbagai persyaratan yang harus dipenuhi ketika sebuah bahasa itu dijadikan
bahasa Internasional. Persyaratan itu, antara lain, bahasa itu sudah dikenal di
dunia internasional, ekonomi negara asal bahasa itu kuat, ipteknya kuat, dan
militernya kuat. Di samping Indonesia tidak memenuhi persyaratan itu, bagaimana
mungkin bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional sedangkan masyarakatnya
saja malu berbahasa Indonesia dan sangat bangga menggunakan bahasa
Inggris/asing? Contoh pemakaian bahasa di pusat kota
Jakarta dan kota besar lainnya, seperti penamaan gedung-gedung bertingkat,
hotel, dan pusat perbelanjaan, hampir semua menggunakan nama asing. Begitupun
kaum intelektual bangsa ini, sering sekali mencampurkan bahasanya dengan bahasa
Inggris/asing.
Tim Netral
Bahasa Indonesia punya potensi untuk menjadi bahasa internasional. Alasan
yang mendasarinya, antara lain, bahasa Indonesia adalah bahasa yang sederhana,
menjadi pemersatu bangsa Indonesia, bersifat dinamis, sedang berkembang, dan
mudah dicerna. Alur yang melanggengkannya, antara lain, Indonesia kaya ragam
budaya (bahasa dan budaya merupakan dua unsur yang tak terpisahkan) dan hal ini
menarik bagi negara lain, adanya era globalisasi, adanya internet (yang
memungkinkan Indonesia terpublikasi ke dunia internasional), dan adanya kerja
sama pemerintah dengan negara lain dalam perdagangan (saling mengambil
manfaat).
(Oleh Rina Sugihartinengsih)
izin copas pak....terimakasih
ReplyDeleteIzin copas pak...terima kasih
ReplyDeleteok, terima kasih
Delete