CONTOH RPP TEKS PUISI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah
|
:
|
|
Mata Pelajaran
|
:
|
Bahasa Indonesia
|
Kelas/Semester
|
:
|
1/2
|
Materi Pokok
|
:
|
Analisis Suasana, tema dan makna Puisi (Antologi Puisi)
|
Alokasi waktu
|
:
|
6
x 45 Menit
|
A.
Kompetensi Inti
(KI)
KI-1 dan KI-2;Memiliki sikap
jujur, disiplin, kerjasama, responsif, dan proaktif dalam mencari solusi
permasalahan, sehingga dapat menyadari dirinya sebagai mahluk ciptaan yang Maha
Kuasa serta menjalankan kewajibannya sesuai dengan agama yang dianutnya.
KI3: Kompetensi Pengetahuan, yaitu memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
KI4: Kompetensi Keterampilan, yaitu mengolah, menalar, dan
menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B.
Kompetensi Dasar
(KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar (KD)
|
Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK)
|
3.16 Mengidentifikasi suasana, tema, dan
makna beberapa puisi yang terkandung
dalam antologi puisi yang diperdengarkan atau dibaca.
|
3.16.1 Menentukan suasana dalam puisi yang terdapat
dalam sebuah antologi puisi.
3.16.2 Menentukan tema puisi yang terdapat dalam
sebuah antologi puisi;
3.16.3
Menentuan makna puisi yang terdapat
dalam sebuah antologi puisi.
|
4.16 Mendemonstrasikan
(membacakan atau memusikalisasikan) satu puisi dari antologi puisi atau
kumpulan puisi dengan memerhatikan
vokal, ekspresi, dan intonasi (tekanan dinamik dan tekanan tempo)
|
4.16.1 Membacakan satu puisi dari
antologi puisi dengan memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi.
4.16.2 Memusikalisasikan satu puisi dari antologi puisi dengan
memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi.
|
C.
Tujuan
Pembelajaran
Pertemuan 1: Melalui kegiatan pembelajaran
dengan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran diskoveri, peserta didik
dapat mengidentifikasi suasana, tema, dan makna
beberapa puisi yang terkandung dalam
antologi puisi yang dibaca dengan
rasa ingin tahu dan tanggung jawab selama proses pembelajaran dan bersikap mandiri
dan percaya diri.
Pertemuan 2: Melalui
kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan diskusi dan penugasan, peserta didik terampil mendemonstrasikan
(membacakan atau memusikalisasikan) satu puisi dari antologi puisi atau
kumpulan puisi dengan memerhatikan
vokal, ekspresi, dan intonasi (tekanan dinamik dan tekanan tempo) dengan rasa ingin tahu dan
tanggung jawab selama proses pembelajaran dan bersikap mandiri dan percaya diri.
D.
Materi
Pembelajaran
·
Fakta :
Teks puisi
·
Konsep :
Komponen penting dalam puisi dan mendemonstrasikan puisi
·
Prinsip :
Suasana puisi, tema puisi, dan makna puisi
Membaca puisi dan memusikalisasikan puisi
E.
Pendekatan, model, dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : saintifik
Model : discovery (pertemuan 1)
penugasan (pertemuan 2)
Metode : penugasan, tanya jawab, diskusi
F.
Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
·
Media/Alat :
Teks puisi, Laptop, LCD, gambar, dan alat-alat musik
·
Sumber Belajar :
o Buku paket bahasa Indonesia kelas X halaman 243-256
o
Internet
o
Buku-buku antologi puisi
o
Kumpulan lagu-lagu
G.
Kegiatan
Pembelajaran
Pertemuan
pertama (2 x 45 menit)
Tahap
|
Langkah-langkah pembelajaran
|
Alokasi waktu
|
1.
Pendahuluan
|
1. Peserta
didik merespon salam dan mensyukuri anugerah Tuhan dan saling
mendoakan.
2. Peserta didik merespon apersepsi
yang disampaikan Pendidik dengan pertanyaan : “ Pernahkah Anda membaca
puisi?”; “Apa judul puisi yang sudah
pernah Anda baca?”; “Apa isi puisi tersebut?” ; dan “Apa yang kamu rasakan
pada saat membaca puisi?”;
3. Peserta
didik menerima informasi tentang materi dan tujuan yang akan dipelajari serta
kegiatan pembelajaran yang akan dipelajari dalam teks puisi.
4. Pembentukan
kelompok belajar.
|
10 menit
|
2.
Inti
|
DISCOVERY
1. Stimulation (pemberian
rangsangan)
·
Peserta didik membaca teks puisi yang disediakan oleh guru yaitu teks puisi “Sajak Anak Muda” karya WS. Rendra (hal. 245-247 buku Siswa)
2. Problem Statement (identifikasi
masalah)
Peserta didik
menyimak penjelasan pendidik untuk berdiskusi dan mengidentifikasi masalah yang akan dibahas
dalam teks puisi, yaitu
· Isi puisi
· Tema puisi
· Makna puisi
· Amanat puisi
· Suasana puisi
3. Data collection (Pengumpulan Data)
Peserta didik
berdiskusi kelompok untuk mengumpulkan data/informasi sebanyak mungkin dari
teks puisi tentang:
· Isi puisi
· Tema puisi
· Makna puisi
· Amanat puisi
· Suasana puisi
4. Data Processing (Pengolahan Data)
Peserta didik mendiskusikan data yang
didapat dari teks puisi berupa:
· Menentukan Isi puisi
· Menentukan tema puisi
· Menentukan makna puisi
· Menentukan amanat puisi
· Menentukan suasana puisi
5. Verification (Pemeriksaan data)
Dua kelompok dengan secara bergantian
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dalam diskusi kelas untuk
memverifikasikan hasil kerjanya;
kelompok lain memberikan tanggapan meliputi
· Isi puisi
· Tema puisi
· Makna puisi
· Amanat puisi
· Suasana puisi
6. Generalisation (penarikan kesimpulan)
Di bawah bimbingan Pendidik, peserta didik menyimpulkan
· Isi puisi
· Tema puisi
· Makna puisi
· Amanat puisi
· Suasana puisi
|
70 menit
|
3.
Penutup
|
Kegiatan
Pendidik bersama peserta didik yaitu:
·
Mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dikuasai.
·
Meringkas hasil pembelajaran hari itu.
Kegiatan guru
yaitu:
·
Menyampaikan tugas yang harus dikerjakan peserta didik untuk pertemuan kedua.
·
Menjelaskan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
|
10 menit
|
Pertemuan
kedua ( 2 x 45 menit)
Tahap
|
Langkah-langkah pembelajaran
|
Alokasi waktu
|
1.
Pendahuluan
|
1.
Peserta didik merespon salam dan mensyukuri
anugerah Tuhan dan
saling mendoakan
2. Peserta
didik menerima informasi tentang materi dan tujuan yang akan dipelajari serta
kegiatan pembelajaran yang akan dipelajari dalam pembacaan.
3.
Siswa mengamati vidio pembacaan puisi.
4.
Siswa bertanya jawab tentang teknik pembacaan puisi yang
akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran
|
10 menit
|
2.
Inti
|
1.
Setiap siswa memilih salah
satu puisi yang terdapat dalam antologi puisi
2.
Siswa memberikan
tanda-tanda pada puisi yang akan dibacakan
3.
Siswa berlatih membacakan
puisi bersama teman sebangku
dengan memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi.
4.
Teman sebangku memberikan
masukan-masukan atau komentar terhadap pembacaan puisi yang dilakukan oleh
teman (dilakukan secara bergantian)
5.
Siswa membacakan puisi di
depan kelas dan guru memberikan penilaian
|
70 menit
|
3.
Penutup
|
1.
Siswa menyimpulkan pembelajaran tentang demonstrasi
pembacaan puisi
2.
Siswa mengungkapkan sesuatu yang dirasakan selama
pembelajaran berlangsung
|
10 menit
|
Pertemuan
ketiga ( 2 x 45 menit)
Tahap
|
Langkah-langkah pembelajaran
|
Alokasi waktu
|
1.
Pendahuluan
|
1. Peserta didik
merespon salam dan mensyukuri anugerah Tuhan dan
saling mendoakan
2.
Peserta
didik menerima informasi tentang materi dan tujuan yang akan dipelajari serta
kegiatan pembelajaran yang akan dipelajari dalam musikalisasi puisi.
3. Siswa mengamati vidio musikalisasi puisi
4. Siswa bertanya
jawab tentang pemusikalisasian puisi yang akan dilaksanakan dalam kegiatan
pembelajaran
|
10 menit
|
2.
Inti
|
1.
Siswa membentuk kelompok (setiap kelompok beranggotakan
maksimal 8 orang)
2.
Siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk menentukan puisi
yang akan dimusikalisasikan
3.
Siswa berdiskusi tentang alat musik yang digunakan untuk
kegiatan musikalisasi puisi (sesuai dengan karakter puisi yang telah dipilih
oleh kelompok)
4.
Siswa berlatih memusikalisasikan puisi yang telah
ditentukan bersama kelompoknya
5.
Siswa menampilkan musikalisasi puisi bersama kelompok
|
70 menit
|
3.
Penutup
|
1.
Siswa menyimpulkan pembelajaran tentang demonstrasi
pembacaan puisi
2.
Siswa mengungkapkan sesuatu yang dirasakan selama
pembelajaran berlangsung
|
10 menit
|
H.
Teknik Penilaian
1. Kompetensi
keagamaan dan sosial
a.
Teknik penilaian :
observasi/ pengamatan
b.
Bentuk : catatan
hasil observasi
c.
Instrumen :
jurnal (terlampir)
2. Kompetensi
Pengetahuan:
a.
Teknik
penilaian : tes
b.
Bentuk
Penilaian : tes lisan (kuis) dan penugasan
individu dan kelompok.
c.
Instrumen
penilaian : kuis (daftar soal) dan lembar
kerja. (terlampir)
3. Kompetensi keterampilan
a. Teknik penilaian : penugasan
b. Bentuk : tugas tertulis
c. Instrumen
penilaian : lembar
kerja dan penilaian pembacaan puisi
4. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan
bagi Peserta didik yang capaian KD nya belum tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial
dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau tutor sebaya, atau
tugas dan diakhiri dengan tes.
c.
Tugas
remedial, dilakukan sebanyak 2 kali yaitu dengan cara menugaskan kepada peserta
didik untuk membenahi tugas yang telah dikerjakan sehingga memenuhi ketentuan
yang ditetapkan.
5. Pengayaan
Bagi
Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
a. Siswa yang mencapai nilai
diberikan materi masih
dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
b. Siswa yang mencapai nilai
diberikan materi
melebihi cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
Mengetahui
Kepala ………….
…………..
|
…….., …………..
Guru Mata
Pelajaran
……………………
|
Lampiran:
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP
Nama Satuan pendidikan : ...................
Tahun pelajaran : 2017/2018
Kelas/Semester
: X / 2
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia– Wajib
NO
|
WAKTU
|
NAMA
|
KEJADIAN/
PERILAKU
|
BUTIR
SIKAP
|
POS/
NEG
|
TINDAK
LANJUT
|
1
|
||||||
2
|
||||||
3
|
||||||
4
|
||||||
5
|
||||||
6
|
||||||
7
|
||||||
8
|
||||||
9
|
||||||
10
|
||||||
11
|
INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI
PENGETAHUAN
Rubrik
Penilaian Tes Lisan (Kuis)
Penilaian
Kompetensi Pengetahuan
Nama Peserta
didik/kelompok :
…………………………………………………
Kelas :
…………………………………………………
Tanggal
Penilaian :
............................................................................
1. Pernahkah
Anda membaca puisi?
2. Apa
judul puisi yang sudah pernah Anda baca?
3. Apa isi
puisi tersebut?
4. Apa yang
kamu rasakan pada saat membaca puisi?
No soal
|
Deskripsi
|
Skor
|
1,2,3,4
|
Menjawab dengan
benar dan sempurna.
|
1
|
Menjawab hampir benar.
|
0.75
|
|
Menjawab hanya
sebagian kecil yang benar.
|
0.5
|
Catatan: Nilai
hasil tes lisan ini digunakan sebagai nilai bonus.
Tugas
Kelompok
Satuan Pendidikan
|
:
|
SMA Negeri Pakusari
|
|
Mata Pelajaran
|
:
|
Bahasa Indonesia - Wajib
|
|
Kelas
|
:
|
X
|
|
Kompetensi dasar
|
:
|
3.16
|
Mengidentifikasi
suasana, tema, dan makna beberapa puisi yang terkandung dalam antologi puisi yang diperdengarkan atau dibaca.
|
Indikator
|
:
|
3.16.1
3.16.2
3.16.3
|
Menentukan
suasana dalam puisi yang terdapat dalam sebuah antologi puisi.
Menentukan
tema puisi yang terdapat dalam sebuah antologi puisi;
Menentuan
makna puisi yang terdapat dalam sebuah antologi puisi.
|
Materi
|
:
|
Isi puisi, tema puisi, makna puisi, amanat puisi, dan suasana puisi
|
Instrumen:
Petunjuk pengerjaan: Simaklah
pembacaan puisi “Sajak Anak Muda” karya WS. Rendra dengan saksama, kemudian jawablah pertanyaan dengan
tepat secara berkelompok!
Sajak Anak Muda
W.
S. Rendra
Kita adalah angkatan gagap
yang diperanakkan oleh angkatan takabur.
Kita
kurang pendidikan resmi
di
dalam hal keadilan,
karena
tidak diajarkan berpolitik,
dan
tidak diajar dasar ilmu hukum
Kita melihat kabur pribadi orang,
karena tidak diajarkan kebatinan atau ilmu
jiwa.
Kita tidak mengerti uraian pikiran lurus,
karena tidak diajar filsafat atau logika.
Apakah
kita tidak dimaksud
untuk
mengerti itu semua ?
Apakah
kita hanya dipersiapkan
untuk
menjadi alat saja ?
inilah
gambaran rata-rata
pemuda
tamatan SLA,
pemuda
menjelang dewasa.
Dasar pendidikan kita adalah kepatuhan.
Bukan pertukaran pikiran.
Ilmu sekolah adalah ilmu hafalan,
dan bukan ilmu latihan menguraikan.
Dasar
keadilan di dalam pergaulan,
serta
pengetahuan akan kelakuan manusia,
sebagai
kelompok atau sebagai pribadi,
tidak
dianggap sebagai ilmu yang perlu dikaji dan diuji.
Kenyataan di dunia menjadi remang-remang.
Gejala-gejala yang muncul lalu lalang,
tidak bisa kita hubung-hubungkan.
Kita
marah pada diri sendiri
Kita
sebal terhadap masa depan.
Lalu
akhirnya,
menikmati
masa bodoh dan santai.
Di dalam kegagapan,
kita hanya bisa membeli dan memakai
tanpa bisa mencipta.
Kita tidak bisa memimpin,
tetapi hanya bisa berkuasa,
persis seperti bapak-bapak kita.
Pendidikan negeri ini berkiblat ke
Barat.
Di sana anak-anak memang disiapkan
Untuk menjadi alat dari industri.
Dan industri mereka berjalan tanpa
berhenti.
Tetapi kita dipersiapkan menjadi alat apa ?
Kita hanya menjadi alat birokrasi !
Dan birokrasi menjadi berlebihan
tanpa kegunaan -
menjadi benalu di dahan.
Gelap. Pandanganku gelap.
Pendidikan tidak memberi pencerahan.
Latihan-latihan tidak memberi
pekerjaan
Gelap. Keluh kesahku gelap.
Orang yang hidup di dalam pengangguran.
Apakah yang terjadi di sekitarku ini ?
Karena tidak bisa kita tafsirkan,
lebih enak kita lari ke dalam puisi ganja.
Apakah artinya tanda-tanda yang
rumit ini ?
Apakah ini ? Apakah ini ?
Ah, di dalam kemabukan,
wajah berdarah
akan terlihat sebagai bulan.
Mengapa harus kita terima hidup
begini ?
Seseorang berhak diberi ijazah
dokter,
dianggap sebagai orang terpelajar,
tanpa diuji pengetahuannya akan
keadilan.
Dan bila ada ada tirani merajalela,
ia diam tidak bicara,
kerjanya cuma menyuntik saja.
Bagaimana ? Apakah kita akan terus diam saja.
Mahasiswa-mahasiswa ilmu hukum
dianggap sebagi bendera-bendera
upacara,
sementara hukum dikhianati berulang
kali.
Mahasiswa-mahasiswa ilmu ekonomi
dianggap bunga plastik,
sementara ada kebangkrutan dan banyak korupsi.
Kita berada di dalam pusaran tatawarna
yang ajaib dan tidak terbaca.
Kita berada di dalam penjara kabut yang memabukkan.
Tangan kita menggapai untuk mencari pegangan.
Dan bila luput,
kita memukul dan mencakar
ke arah udara
Kita adalah angkatan gagap.
Yang diperanakan oleh angkatan
kurangajar.
Daya hidup telah diganti oleh nafsu.
Pencerahan telah diganti oleh pembatasan.
Kita adalah angkatan yang berbahaya.
Pejambon, Jakarta, 23 Juni 1977
Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat!
1.
Identifikasikan
hal-hal yang terdapat dalam puisi
“Sajak Anak Muda” karya WS. Rendra!
2.
Tentukan
suasana, tema,
dan makna puisi “Sajak Anak
Muda” karya WS. Rendra!
3.
Tentukan
tema puisi “Sajak
Anak Muda” karya WS. Rendra!
4.
Tafsirkan
makna puisi “Sajak
Anak Muda” karya WS. Rendra
Jawaban
Analisis
puisi “Sajak
Anak Muda”
Karya
WS. Rendra
|
||||
No
|
Aspek
|
Analisis
|
Bukti
|
Skor
|
1
|
Suasana
|
1-30
|
||
2
|
Tema
|
1-30
|
||
3
|
Makna
|
1-40
|
||
Jumlah
Skor maksimal 100
|
Tugas
Individu
Satuan Pendidikan
|
:
|
SMA Negeri Pakusari
|
|
Mata Pelajaran
|
:
|
Bahasa Indonesia - Wajib
|
|
Kelas
|
:
|
X
|
|
Kompetensi dasar
|
:
|
3.16
|
Mengidentifikasi
suasana, tema, dan makna beberapa puisi yang terkandung dalam antologi puisi yang diperdengarkan atau dibaca.
|
Indikator
|
:
|
3.16.1
3.16.2
3.16.3
|
Menentukan
suasana dalam puisi yang terdapat dalam sebuah antologi puisi.
Menentukan
tema puisi yang terdapat dalam sebuah antologi puisi;
Menentuan
makna puisi yang terdapat dalam sebuah antologi puisi.
|
Materi
|
:
|
Isi puisi, tema puisi, makna puisi, amanat puisi, dan suasana puisi
|
Instrumen:
Petunjuk pengerjaan: Bacalah
pembacaan puisi “Telah
Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu” *pahlawan tak dikenal karya Aming Aminoedin dengan saksama, kemudian jawablah pertanyaan dengan
tepat!
Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu
*
pahlawan tak dikenal Karya Aming Aminoedin
ribuan orang bergerak
sepanjang jalan
berteriak menuju hotel
Yamato tengah kota
kibar bendera
merah-putih-biru itu
menggemuruhkan gelegak
antipati pada hati
tanpa henti tanpa kompromi
ribuan orang bergerak
sepanjang jalan
berteriak menuju hotel
Yamato tengah kota
ribuan orang memanjat
hotel itu, dan kau
telah robek kain biru
pada bendera itu
ribuan orang bersorak,
gemuruh
“Merdeka negeriku!
Merdeka Indonesiaku”
ribuan orang bergerak
sepanjang jalan
berteriak menuju hotel
yamato tengah kota
sorak gemuruh mereka
itu kian riuh
“Ini negaraku, negara
tercinta
Satu Republik,
Indonesia Raya!”
hai bangsa pemabuk,
pemilik bendera
merah-putih-biru
jika tak enyah dari
negeriku, bambu runcing
akan menuding
mengusirmu!
jika tak juga enyah,
kutawarkan semangat
dan darah kami muntah,
biarkan tubuh kami
berdarah-darah, tapi
kau harus
berserah. kau harus
menyerah!
telah kau robek kain biru pada bendera itu
tinggal merah-putihnya, kian terasa indah
di mata, mata kita semua!
Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Jayalah bangsaku, jayalah negeriku!
Jayalah Indonesiaku!
Mojokerto, 15/8/2011
Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat!
1.
Identifikasikan
hal-hal yang terdapat dalam puisi
“Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu” *pahlawan tak dikenal karya Aming Aminoedin!
2.
Tentukan
suasana, tema,
dan makna puisi “Telah Kau
Robek Kain Biru pada Bendera Itu” *pahlawan tak dikenal karya Aming Aminoedin!
3.
Tentukan
tema puisi “Telah
Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu” *pahlawan tak dikenal karya Aming Aminoedin!
4.
Tafsirkan
makna puisi “Telah
Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu” *pahlawan tak dikenal karya Aming Aminoedin!
Jawaban
Analisis
puisi “Telah Kau
Robek Kain Biru pada Bendera Itu” *pahlawan tak dikenal
karya Aming Aminoedin
|
||||
No
|
Aspek
|
Analisis
|
Bukti
|
Skor
|
1
|
Suasana
|
1-30
|
||
2
|
Tema
|
1-30
|
||
3
|
Makna
|
1-40
|
||
Jumlah
Skor maksimal 100
|
INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN
Satuan Pendidikan
|
:
|
……………
|
|
Mata Pelajaran
|
:
|
Bahasa Indonesia - Wajib
|
|
Kelas
|
:
|
X
|
|
Kompetensi dasar
|
:
|
4.16
|
Mendemonstrasikan
(membacakan atau memusikalisasikan) satu puisi dari antologi puisi atau
kumpulan puisi dengan memerhatikan
vokal, ekspresi, dan intonasi (tekanan dinamik dan tekanan tempo)
|
Indikator
|
:
|
4.16.1
4.16.2
|
Membacakan
satu puisi dari antologi puisi dengan memerhatikan vokal, ekspresi,
dan intonasi.
Memusikalisasikan satu puisi dari antologi puisi dengan
memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi.
|
Materi
|
:
|
Membacakan dan memusikalisasikan puisi
|
Tugas individu
·
Pilihlah
salah satu puisi yang ada dalam buku antologi puisi !
·
Berikan
tanda-tanda pada puisi yang telah pilih agar memudahkan dalam proses pembacaan
puisi! (ritme, intonasi, nada)
·
Berlatihlah
membaca puisi secara nyaring sesuai dengan tanda-tanda yang telah Anda berikan
pada puisi yang telah dipilih! (vokal dan ekspresi)
·
Demonstrasikan
pembacaan puisi yang telah dilatih!
Format
penilaian
No
|
Aspek
Penilaian
|
Skor
|
1
|
Penghayatan
|
1-10
|
2
|
Penampilan
|
1-10
|
3
|
Intonasi
|
1-10
|
4
|
Ritme
|
1-15
|
5
|
Pelafalan
|
1-15
|
6
|
Vokal
|
1-15
|
7
|
Ekspresi
|
1-20
|
Jumlah Skor maksimal 100
|
Tugas
kelompok
·
Bentuklah
kelompok! (Setiap kelompok beranggotakan maksimal 8 orang)
·
Pilihlah
salah satu puisi yang ada dalam buku antologi puisi !
·
Berikan
tanda-tanda pada puisi yang telah pilih agar memudahkan dalam proses pembacaan
puisi!
·
Tentukan
alat-alat musik yang sesuai dengan karakter puisi yang telah dipilih!
·
Berlatihlah
memusikalisasikan puisi sesuai dengan tanda-tanda yang telah Anda
berikan pada puisi yang telah dipilih! (vokal dan ekspresi)
·
Demonstrasikan
musikalisasi puisi yang telah dilatih!
Format
penilaian
No
|
Aspek
Penilaian
|
Skor
|
1
|
Penghayatan
|
1-10
|
2
|
Penampilan
|
1-10
|
3
|
Intonasi
|
1-10
|
4
|
Ritme
|
1-10
|
5
|
Pelafalan
|
1-10
|
6
|
Vokal
|
1-10
|
7
|
Ekspresi
|
1-10
|
8
|
Kreativitas
|
1-15
|
9
|
Kekompakan
|
1-15
|
Jumlah Skor maksimal 100
|
RPP DAN MATERI PEMBELAJARAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN
2017/2018
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X (SMA/SMK)
1.
TEKS NEGOSIASI
2.
TEKS DEBAT
3.
TEKS BIOGRAFI
4.
TEKS PUISI
KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.co.id/2017/12/rpp-teks-puisi-kelas-x-semester-2-kd.html
LAMPIRAN MATERI PEMBELAJARAN
PUISI
Kompetensi
Dasar
Pengetahuan
|
Keterampilan
|
3.16 Mengidentifikasi suasana, tema, dan makna
beberapa puisi yang terkandung dalam antologi puisi yang diperdengarkan atau
dibaca
|
4.16 Mendemonstrasikan (membacakan atau
memusikalisasikan) satu puisi dari antologi puisi atau kumpulan puisi dengan
memerhatikan vokal, ekpresi, dan intonasi (tekanan dinamik dan tekanan tempo)
|
3.17 Menganalisis
unsur pembangun puisi
|
4.17 Menulis puisi dengan memerhatikan unsur
pembangunnya (tema, diksi, gaya bahasa, imaji, struktur, perwajahan)
|
A.
Contoh Teks (Fakta)
Berikut ini contoh puisi.
TITIP
RINDU BUAT AYAH
Karya Ebiet G. Ade
Di matamu masih tersimpan selaksa
peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat di keningmu Kau nampak tua dan lelah, keringat mengucur deras namun kau tetap tabah hm... Meski nafasmu kadang tersengal memikul beban yang makin sarat kau tetap bertahan Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari kini kurus dan terbungkuk hm... Namun semangat tak pernah pudar meski langkahmu kadang gemetar kau tetap setia Ayah, dalam hening sepi kurindu untuk menuai padi milik kita Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan Anakmu sekarang banyak menanggung beban Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari kini kurus dan terbungkuk hm... Namun semangat tak pernah pudar meski langkahmu kadang gemetar kau tetap setia |
B. Pengertian Teks (Konsep)
Teks di atas disebut sebuah puisi.
Disebut puisi karena disajikan dalam bahasa yang indah dan maknanya tidak
sebenarnya dan mendalam. Selain itu, teks di atas memiliki rangkaian kata-kata
yang menggambarkan perasaan penulis (penyairnya). Oleh karena itu, yang
dimaksud dengan puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan
kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan bayangan dan imajinasi,
seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan
gagasan pelukisnya.
Mendemonstrasikan
puisi
a.
Membacakan Puisi
Puisi tidak hanya dinikmati dengan
membaca sendirian tapi bisa juga dibacakan. Membacakan puisi adalah
menyampaikan
karya puisi dengan bahasa lisan.
Istilahnya
sama dengan deklamasi. Seorang
pembaca puisi yang hebat mampu menjiwai puisi yang dibacakan dengan baik. Oleh
karena itu, pendengar akan dapat merasakan suasana puisi tersebut serta mampu
menangkap makna puisi yang disampaikan penyairnya. Hal itu akan tercapai ketika
pembaca puisi tidak hanya mengandalkan permainan vokal tetapi juga memerhatikan
ekspresi, intonasi, dan gerakan tubuhnya saat membaca puisi.
i. Vokal
Suara yang dihasilkan harus benar. Salah satu unsur dalam
vokal ialah artikulasi (kejelasan pengucapan). Kejelasan artikulasi dalam
mendemonstrasikanpuisi sangat dibutuhkan. Bunyi vokal seperti /a/, /i/, /u/,
/e/, /o/, /ai/, /au/, dan sebagainya harus jelas terdengar, demikian pula
dengan bunyi-bunyi konsonan.
ii. Ekspresi
Ekspresi ialah pengungkapan atau usaha menyatakan (yaitu
memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan, dan perasaan). Ekspresi mimik
atau perubahan raut muka harus ada tapi haruslah sesuai dengan kebutuhan dalam menampilkan
gagasan puisi secara tepat.
iii. Intonasi (tekanan dinamik dan
tekanan tempo)
Intonasi ialah ketepatan penyajian dalam
menentukan keras-lemahnya pengucapan suatu kata. Intonasi terbagi menjadi dua
yaitu tekanan dinamik (tekanan pada kata-kata yang dianggap penting) dan
teknanan tempo (cepat lambat pengucapan suku kata atau kata).
TITIP RINDU BUAT AYAH
Karya Ebiet G. Ade
Di matamu/ masih tersimpan/
selaksa peristiwa//
Benturan dan hempasan/ terpahat di keningmu// Kau nampak tua dan lelah, keringat /mengucur deras// namun kau/ tetap tabah// hm... Meski nafasmu /kadang tersengal/ memikul beban/yang makin sarat// kau tetap/ bertahan// Engkau/ telah mengerti /hitam dan merah/ jalan ini// Keriput/ tulang pipimu/ gambaran perjuangan// Bahumu/ yang dulu kekar, legam/ terbakar matahari// kini/kurus dan terbungkuk// hm... Namun/ semangat/ tak pernah pudar// meski langkahmu/ kadang gemetar// kau/ tetap setia//
Ayah, dalam hening/ sepi
/kurindu//
untuk/ menuai padi/ milik kita// Tapi kerinduan/ tinggal/ hanya kerinduan// Anakmu sekarang/ banyak menanggung beban// Engkau/ telah mengerti/ hitam dan merah/ jalan ini// Keriput tulang pipimu/ gambaran perjuangan// Bahumu/ yang dulu kekar, legam terbakar/ matahari// kini kurus/ dan terbungkuk// hm... Namun/ semangat/ tak pernah pudar// meski/ langkahmu/ kadang gemetar// kau/ tetap setia// |
b. Memusikalisasikan puisi
Puisi juga dapat
dinyanyikan dengan iringan musik. Itulah yang disebut dengan musikalisasi
puisi. Contohnya puisi “Titip Rindu buat Ayah” bisa dinyanyikan dan menjadi
lagu popular. Dengan demikian, memusikalisasikan puisi adalah menyanyikan puisi
dengan diiringi musik, dapat berupa
iringan musik yang lengkap maupun iringan salah satu jenis alat musik. Musikalisasi puisi juga bisa
merupakan pembacaan puisi diiringi musik atau gabungan antara keduanya.
C.
Ciri-ciri Teks (Prinsip)
1. Fungsi
Setelah membaca puisi “Titip Rindu
buat Ayah”, kita merasa senang dengan keindahan bahasa yang digunakannya.
Misalnya: // Di matamu masih tersimpan
selaksa peristiwa // Benturan dan hempasan terpahat di
keningmu//. Dengan demikian, ternyata
puisi dapat berfungsi menghibur pembacanya.
Selain itu, puisi mampu membuat
pembaca merenung dan memperbaiki prilakunya. Puisi “Titip Rindu buat Ayah”, mampu membuat
pembaca merenungi perubahan fisik ayah yang semakin tua karena berjuang keras
membesarkan anaknya. Pembaca menjadi makin sayang terhadap ayah apalagi kalau
mengingat keriputnya kening, kulit, dan bungkuknya punggung karena
perjuangannya membesarkan anak. Perenungan dan pencerahan jiwa itu merupakan
fungsi puisi.
2. Struktur
Jika diperhatikan
dan dicermati kembali puisi-puisi yang telah dibaca, di dalamnya terdapat
struktur yang membangunnya. Contoh dalam puisi “Titip Rindu buat Ayah” terdapat
struktur/bagian yang membangunnya, yaitu
:
a. Terdapat baris-baris yang
mana baris ini tidak sama dengan baris yang biasa dikenal dalam teks lain.
Dalam puisi, baris ini disebut larik. Contoh puisi di atas terdiri dari 25
larik.
b. Terdapat kumpulan larik
yang memiliki kesatuan makna yang disebut bait. Dalam contoh puisi di atas
terdapat empat kumpulan larik. Dengan demikian, puisi tersebut memiliki empat
bait.
c. Larik-larik puisi dari
awal sampai akhir tampak membentuk tipe gambar tertentu. Contoh puisi di atas
membentuk segi empat yang bisa dilihat dan dicermati. Itulah tipografi puisi yang bisa
memberi makna tambahan dan bentuknya bisa didapati pada jenis puisi konkret.
Tipografi bentuknya bermacam-macam antara lain berbentuk grafis, kaligrafi,
kerucut dan sebagainya.
3. Kebahasaan
Ciri khas kebahasaan puisi yang membedakannya dengan jenis
teks lain yaitu:
a.
Menggunakan
majas metafora
Puisi
mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung sehingga penyair menggunakan majas
metafora untuk menggambarkan maksudnya tersebut. Salah satunya adalah majas
metafora. Metafora merupakan bahasa
figuratif yang memperbandingkan
suatu hal dengan hal lainya yang pada dasarnya tidak serupa. Contoh : Engkau
telah mengerti hitam dan merah jalan ini
b. Menggunakan majas hiperbola
contohnya:
hiperbola digunakan untuk menyatakan begitu beratnya beban yang harus dipikul
oleh ayah yang dilukiskan dengan /memikul beban yang makin sarat/.
c.
Menggunakan
kata konkret
dalam puisi, biasanya pengarang
menggunakan kata konkret
untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud
untuk membangkitkan imaji pembaca. Dalam contoh puisi di atas terdapat
dalam larik /Benturan dan hempasan/ terpahat
di keningmu//
D.
Prosedur Pembelajaran (sesuai KD)
1.
Mengidentifikasi
Suasana, Tema, dan Makna Puisi
Sebelum
mengidentifikasi komponen penting dalam puisi terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menentukan komponen penting
puisi, yaitu :
a.
suasana dalam puisi
yang dibacakan;
langkah-langkah
yang dilakukan agar mampu menentukann suasana dalam puisi yang dibacakan yaitu
mencermati puisi dengan saksama. Ketika mencermati
tersebut, perhatikan juga pilihan kata (diksi) dalam puisi yang
dibaca untuk mengetahui isi puisi. Diantara kata-kata
atau larik-larik yang membangun puisi itu ada yang menyentuh perasaan maka larik-larik yang membuat perasaan tersentuh itu
dicatat. Kemudian timbullah perasaan setelah mendengarkan puisi tersebut. Perasaan itu bisa
berupa perasaan sedih, marah, bangga, dan sebagainya. Dengan begitu, suasana
sudah dapat ditentukan.
b. Tema dalam puisi,
Dalam menentukan
tema puisi, terdapat prosedur yang bisa dilakukan yaitu dengan merunut
kata-kata yang berulang. Kata-kata yang berulang itu merupakan inti puisi.
Akhirnya inti puisi yang merupakan tema
dapat disimpulkan dengan menyertakan alasan-alasan yang mendukung tema.
c. Makna dalam puisi,
Ketika hendak
menentukan makna puisi, langkah-langkah berikut ini akan membantu yaitu pertama
kali carilah larik-larik yang mendukung makna. Kemudian maknai masing-masing
larik tersebut. Berdasarkan makna larik-larik tersebut dapat disimpulkan makna
puisi secara utuh.
2. Cara Membacakan Puisi
Selain mengidentifikasi
komponen puisi, terkadang perlu membaca puisi untuk lebih memahami puisi. Agar penjiwaan, ekspresif, dan
volume suara tepat dan mengena saat pembacaan puisi, langkah awal yang harus
dan mutlak dilakukan adalah membaca dan memahami isi puisi. Pemahaman terhadap isi
puisi ini tidak hanya untuk mendapatkan tafsir makna terhadap puisi yang akan
dibacakan melainkan juga untuk menentukan bagaimana lafal, nada, tekanan serta
intonasi diucapkan saat pembacaan puisi.
Memusikalisasikan Puisi
Sebelum memusikalisasikan atau menyanyikan puisi dengan
diiringi musik, lakukanlah langkah-langkah sebagai berikut :
- pahamilah suasana, tema, dan makna puisi tersebut
Pemahaman
ini didapatkan setelah mengidentifikasi komponen puisi yaitu suasana, tema dan
makna puisi.
- Setelah memahami komponen puisi, buatlah aransemen sederhana berdasarkan suasana, tema, dan makna puisi tersebut.
- Kemudian berlatihlah menyanyikan puisi tersebut dengan iringan aransemen yang telah dibuat.
2.
Menganalisis
unsur pembangun puisi
Untuk menganalisis unsur pembangun puisi, ada beberapa
langkah yang harus dilakukan:
a. Memahami makna judul
Pertama kali yang dibaca dalam puisi
adalah judul. Judul merupakan identitas atau cap sebuah puisi. Biasanya
judul sudah memberikan gambaran isi sebuah puisi secara garis besar. Mursal
Esten mengibaratkan judul sebagai sebuah lubang kunci untuk menengok makna
keseluruhan puisi itu. Bahkan melalui judul tersebut dapat terbuka makna yang ada
dalam sebuah puisi.
Untuk memahami makna sebuah
judul, harus dicari dulu makna lugasnya. Usahakan memahami makna kata,
frase, atau kalimat demi kalimat. Untuk mencari makna judul sebuah puisi,
sebaiknya menggunakan makna baku terlebih dahulu seperti yang ada dalam kamus.
Setelah itu baru mencari makna tambahannya.
- Memahami Makna Kata Kunci
Dalam setiap
puisi terdapat beberapa kata yang menentukan makna puisi itu. Kata-kata seperti
itu dinamakan kata kunci. Kata kunci adalah kata yang sering diulang penyair
dalam puisinya, misalnya kata yang menunjukan waktu dan tempat, kata-kata
asing, atau kata-kata yang sengaja diberi perhatian khusus oleh penyair dengan
memberi garis bawah, mencetak miring, dan sebagainya.
Makna kata
dalam sebuah puisi meliputi makna lugas atau makna leksikal, makna citraan atau
makna imaji, dan makna lambang. Jadi untuk memahami puisi, ketiga makna
tersebut harus diungkapkan.
i. Makna
Lugas
Makna lugas
adalah sebuah kata, frase, atau kalimat yang maknanya sesuai dengan makna
leksikal atau makna yang terdapat dalam kamus. Beberapa kata
mungkin perlu dicari maknanya di
dalam kamus agar makna kata tersebut bisa dipahami dengan baik.
ii. Makna
Citraan atau Makna Imaji
Dalam memilih
sebuah kata, seorang penyair tidak hanya bermaksud menyampaikan makna lugas saja.
Lebih dari itu, penyair membentuk citraan atau imaji tertentu pada pikiran
pembacanya. Makna yang ditimbulkan itu disebut makna citraan atau makna imajis.
iii. Makna
Lambang
Penyair
seringkali memberi beban pada kata tertentu melebihi makna yang biasa dikandung
makna kata tersebut. Dalam puisi, sebuah kata dapat saja merupakan lambang dari
sesuatu di samping memiliki makna yang biasa. Beban tambahan itu disebut
makna lambang sebuah kata. Pembaca harus berupaya untuk menyingkapkan makna
lambang sebuah kata dalam puisi dengan beberapa kemungkinan yang ada.
- Mengusut Rujukan Kata Ganti
Penyair sering
menggunaka kata ganti, kata penyapa, atau nama seseorang dalam puisinya. Penggunaan
kata-kata tersebut sering secara tiba-tiba, tanpa diberi tahu siapa yang
dirujuk dengan kata-kata tersebut. Pembaca puisi harus berusaha mengusut
rujukan yang dimaksud penyair dengan kata-kata itu.
- Mempelajari Konteks Penciptaan
Kadang-kadang
untuk memahami puisi tidak cukup hanya dengan membaca apa yang tersurat dalam
puisi, tetapi juga perlu mempelajari hal-hal yang berada di luar puisi
tersebut. Hal-hal tersebut misalnya penyair, riwayat hidup penyair, pandangan
hidup penyair, latar belakang penciptaan, situasi ketika puisi itu diciptakan,
dan sebagainya. Semua itu disebut dengan konteks penciptaan.
- Merumuskan Makna Utuh
Makna utuh
sebuah puisi adalah makna keseluruhan dari puisi itu, baik makna tersurat,
tersirat, maupun yang berkaitan dengankonteks penciptaannya. Untuk merumuskan
makna utuh dalam sebuah puisi, diperlukan makna lugas, citraan, lambang, dan
konteks penciptaan puisi itu. Setelah itu baru menentukan sikap terhadap makna
utuh atau pengalaman penyair. Dengan memahami sebuah puisi berarti kita telah
mencoba memahami perasaan, pikiran, dan gagasan orang lain (penyair) yang
dituangkan secara khas. Tanpa disadari, pengalaman dan wawasan bertambah.
Dengan bertambahnya pengalaman dan wawasan itu terasa ada kepuasan batin karena
telah dapat mengambil hikmah dari pengalaman orang lain.
4.
Menulis puisi
Selain
menikmati puisi karya orang lain, terkadang kita juga ingin mengungkapkan
perasaan dalam bentuk puisi. Selain itu, peristiwa yang terjadi di sekitar kita
mungkin begitu mengesankan sehingga menarik kita untuk menuliskannya dalam
puisi. Menulis puisi yang baik harus memerhatikan
unsur pembangunnya (tema, diksi, gaya bahasa, imaji, struktur, perwajahan. Dengan demikian terdapat beberapa
langkah yang perlu diperhatikan
- Menentukan tema
Sebelum menulis puisi, pertama kali harus ditentukan
temanya. Dalam hal ini, pilihlah sesuatu yang membuat kita terinspirasi. Tema merupakan
suatu gagasan yang dituangkan dalam sebuah bentuk puisi. Misalkan puisi
bertemakan tentang cinta, ketuhanan, kemanusiaan, keindahan alam, dan
sebagainya.
- Menggambarkan Suasana Puisi
Setelah itu, perlu digambarkan suasana puisi yang akan
dibangun dalam puisi yang dibuat. Suasana puisi maksudnya adalah gambaran
perasaan penyair dalam puisi. Jika suasana bahagia bahasa yang digunakan
romantis, lembut, dan indah. Begitu juga sebaliknya jika suasana yang dirasakan
sedang sedih, bimbang, penggunaan bahasa dalam membuat puisi menggunakan bahasa
yang sinis dan keras.
- Mendaftar kata-kata yang sesuai
Setelah menggambarkan suasana, perlu mendaftar atau
menggunakan kata-kata yang diwarnai dengan ungkapan-ungkapan yang bermakna.
Misalnya ungkapan rasa sayang terhadap ayah.
Ayah, luasnya bumi tak seluas sayangku padamu.
d.
Memilih diksi
Setelah mendaftarkan kata yang sesuai, perlu dilakukan pemilihan
kata atau diksi. Pilihlah kata-kata yang memberikan nilai rasa tertentu. Selain
itu, perhatikan juga makna lugas, makna citraan, dan makna lambanga setiap kata
yang akan dituliskan dalam puisi.
e.
Menulis Puisi
Setelah keempat langkah diatas telah dilakukan, maka barulah
membuat sebuah puisi. Yang dimulai dari inspirasi yang telah didapat.
Daftar Pustaka
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016.
Buku Guru
Mata Pelajaran bahasa Indonesia kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016.
Buku siswa Mata Pelajaran bahasa Indonesia kelas X. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
http://chocoronotomo.blogspot.co.id/2011/11/langkah-langkah-memahami-puisi.html
0 komentar:
Post a Comment