RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
Sekolah
|
: SMA
Negeri 2 Boyolali
|
Mata Pelajaran
|
: Bahasa Indonesia
|
Kelas/Semester
|
: XI/1
|
Materi Pokok
|
: Teks Eksplanasi
|
Alokasi Waktu
|
: 4 X 45 Menit (2 Pertemuan)
|
A. Kompetensi
Inti
K1
|
Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya.
|
K2
|
Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
|
K3
|
Memahami,
menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, eksplanasial,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
|
K4
|
Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan
|
Kompetensi
Dasar
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
3.4 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksplanasi
|
3.4.1 Mengindentifikasi isi teks eksplanasi
3.4.2 Menentukan isi teks eksplanasi
3.4.3 Menganalisis isi teks eksplanasi
3.4.4 Mengidentifikasi
struktur teks eksplanasi
3.4.5 Menentukan struktur teks
eksplanasi
3.4.6 Menganalisis struktur
teks eksplanasi
3.4.7 Mengidentifikasi
kebahasaan teks eksplanasi
3.4.8 Menentukan kebahasaan
teks eksplanasi
3.4.9 Menganalisis kebahasaan
teks eksplanasi
|
4.4 Memproduksi teks eksplanasi secara
lisan atau tulis dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan
|
4.4.1 Memilih topik teks eksplanasi
4.4.2 Menyusun kerangka/ragangan teks eksplanasi
4.4.3 Mengembangkan teks eksplanasi dengan
memerhatikan analisis terhadap isi, struktur, dan kebahasaan
|
C.
Tujuan
Pembelajaran
Melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran
sintesis pedagoge genre, problem
based learning dan
CLIL, peserta didik dapat menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksplanasi
dan terampil mengembangkan teks eksplanasi dengan memerhatikan hasil analisis
terhadap isi, struktur, dan kebahasaan dengan rasa syukur, ingin tahu, kerja keras, tanggung jawab, bersikap
bersahabat/ komunikatif, serta dapat bekerja sama.
D. Materi Pembelajaran
Teks
Eksplanasi
· Isi Teks Eksplanasi
·
Struktur Teks Eksplanasi
·
Kebahasaan Teks Eksplanasi
E. Pendekatan, Metode dan
Model Pembelajaran
1. Pendekatan :
Saintifik
2. Model Pembelajaran : Pedagoge genre, CLIL, Problem Based Learning
3. Metode : Diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan
F.
Media/Alatf dan Bahan
1. Media/Alat :
·
Papan
Tulis/White Board
·
LCD
·
laptop
2. Bahan
·
Lembar
Kerja
·
Power Point
G. Sumber
Belajar
a. Kosasih,
E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata
Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya
b. Suherli,
dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia
Kelas XI
Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
c. Suherli,
dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi Tahun
2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan
1 (2
×45 menit)
Tahap
|
Langkah-langkah Pembelajaran
|
Alokasi
Waktu
|
Pendahuluan
|
1. Peserta
didik dengan sungguh-sungguh merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan
dan saling mendoakan.
2. Peserta
didik dengan kritis merespon pertanyaan dari guru berhubungan dengan
pembelajaran sebelumnya.
a. Apa yang Anda ketahui tentang teks eksplanasi?
b. Apa yang Anda ketahui tentang struktur teks eksplanasi?
3. Peserta didik dengan
kritis menyimak informasi dari guru tentang
kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan manfaatnya
dalam kehidupan sehari-hari.
4. Peserta
didik mendiskusikan
informasi dengan proaktif tentang
keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
5.
Peserta didik dengan
aktif merespon informasi dari
guru tentang hal-hal yang akan dipelajari, metode dan media, langkah pembelajaran dan penilaian pembelajaran.
|
10 menit
|
Inti
|
Orientasi siswa pada masalah
1.
Peserta
didik secara berkelompok dengan kritis mengamati video berisi eksplanasi dan
atau contoh teks eksplanasi pada buku siswa halaman 48-50.
Mengorganisasi
siswa dalam belajar
2. Peserta didik bekerja sama dalam kelompok dengan
kritis mengidentifikasi permasalahan berkaitan dengan isi dan struktur teks eksplanasi.
3. Peserta didik bekerja sama dalam kelompok dengan
kritis merumuskan permasalahan yang berkaitan dengan isi dan struktur teks eksplanasi.
4. Peserta didik dengan kritis memberikan tanggapan dan
pendapat terhadap permasalahan berkaitan dengan isi dan struktur teks eksplanasi.
Membimbing
penyelidikan siswa secara mandiri atau kelompok
5.
Peserta
didik difasilitasi dan dibimbing guru bekerja sama dalam kelompok mendiskusikan hal-hal berikut.
a. Mengidentifikasi dengan kritis isi teks eksplanasi yang termasuk identifikasi
fenomena, rangkaian peristiwa, dan ulasan.
b. Menentukan bersama isi teks eksplanasi yang termasuk identifikasi
fenomena, rangkaian peristiwa, dan ulasan.
c. Menganilisis dengan kritis isi teks eksplanasi
yang termasuk identifikasi fenomena, rangkaian
peristiwa, dan ulasan.
d. Mengidentifikasi dengan kritis struktur teks eksplanasi yang meliputi
identifikasi fenomena, rangkaian peristiwa, dan ulasan.
e. Menentukan bersama struktur teks eksplanasi yang meliputi identifikasi
fenomena, rangkaian peristiwa, dan ulasan.
f. Menganilisis dengan kritis struktur teks eksplanasi yang meliputi identifikasi
fenomena, rangkaian peristiwa, dan ulasan.
Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya
6. Peserta didik bekerja sama dalam kelompok menyusun
laporan hasil diskusi berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi dengan kritis isi teks eksplanasi yang termasuk identifikasi fenomena, rangkaian
peristiwa, dan ulasan.
b. Menentukan bersama isi teks eksplanasi yang termasuk tujuan
identifikasi fenomena, rangkaian peristiwa, dan
ulasan.
c. Menganilisis dengan kritis isi teks eksplanasi
yang termasuk identifikasi fenomena, rangkaian
peristiwa, dan ulasan.
d. Mengidentifikasi dengan kritis struktur teks eksplanasi yang
meliputi identifikasi fenomena, rangkaian peristiwa, dan ulasan.
e. Menentukan bersama dalam kelompok struktur teks eksplanasi yang
meliputi identifikasi fenomena, rangkaian peristiwa, dan ulasan.
f. Menganilisis dengan kritis struktur teks eksplanasi yang meliputi identifikasi
fenomena, rangkaian peristiwa, dan ulasan.
7. Peserta didik dengan percaya diri mempresentasikan
atau menyajikan hasil diskusi kelompok.
Menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
8.
Peserta
didik dengan kritis mengevaluasi atau menanggapi presentasi hasil diskusi kelompok
lain.
9.
Peserta didik bekerja
sama memperbaiki hasil diskusi berdasarkan masukan/saran dari kelompok lain.
Mengonstruksi
terbimbing
10. Peserta didik dibimbing guru dalam
kelompok bekerja
sama menentukan
topik/judul teks
deskripsi yang tepat
sesuai dengan data hasil analisis isi
teks eksplanasi.
11. Peserta didik dibimbing guru bekerja
sama mengembangkan topik dalam bentuk kerangka teks eksplanasi dengan peta
pikiran (mindmap) atau jaring laba-laba (spider-web) atau teknik lainnya yang
sesuai.
Mengonstruksi Mandiri
12. Peserta didik dengan mandiri dan kreatif
menetapkan topik kemudian mengembangkannya dalam bentuk kerangka teks eksplanasi
dengan memerhatikan hasil analisis isi dan struktur teks eksplanasi.
|
70 menit
|
Penutup
|
1.
Peserta
didik dengan kritis menyusun rangkuman/ simpulan atau refleksi pembelajaran.
2.
Peserta
didik dengan kritis merespon umpan balik dari guru.
3.
Peserta
didik dengan sungguh-sungguh dan jujur melaksanakan penilaian oleh guru.
4.
Peserta
didik dengan kritis dan tanggung jawab merespon tugas dari guru untuk mencari
teks eksplanasi dan menganalisis isi dan strukturnya.
5.
Peserta
didik dengan kritis merespon informasi rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya yang disampaikan oleh guru.
6.
Peserta
didik dengan sungguh-sungguh merespon salam penutup dari guru.
|
10 menit
|
Pertemuan
2 (2 ×45 menit)
Tahap
|
Langkah-langkah Pembelajaran
|
Alokasi
Waktu
|
Pendahuluan
|
1. Peserta
didik dengan sungguh-sungguh merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan
dan saling mendoakan.
2. Peserta
didik dengan kritis merespon pertanyaan dari guru berhubungan dengan
pembelajaran sebelumnya.
a. Bagaimanakah struktur teks eksplanasi?
b. Apa sajakah topik teks eksplanasi?
3. Peserta didik dengan
kritis menyimak dan merespon kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
4. Peserta
didik mendiskusikan
informasi dengan proaktif tentang
keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
5.
Peserta didik dengan
kritis merespon informasi tentang hal-hal yang akan dipelajari, metode dan media, langkah pembelajaran dan penilaian pembelajaran.
|
10 menit
|
Inti
|
Orientasi siswa pada masalah
1. Peserta didik bekerja sama dalam kelompok mengamati dengan
kritis contoh video berisi eksplanasi dan atau teks eksplanasi pada buku siswa halaman 59-60.
Mengorganisasi
siswa dalam belajar
2. Peserta didik dengan kritis mengidentifikasi
permasalahan berkaitan dengan menganalisis kebahasaan teks eksplanasi.
3. Peserta didik bekerja sama merumuskan permasalahan
berkaitan dengan menganalisis kebahasaan teks eksplanasi.
4. Peserta didik dengan kritis memberikan tanggapan dan
pendapat terhadap permasalahan berkaitan dengan menganalisis kebahasaan teks eksplanasi.
Membimbing
penyelidikan siswa secara mandiri atau kelompok
5.
Peserta
didik difasilitasi dan dibimbing guru bekerja sama dalam kelompok mendiskusikan
hal-hal berikut.
a. Mengidentifikasi dengan kritis kebahasaan teks eksplanasi meliputi kata
bermakna denotatif, konjungsi kausalitas ataupun kronologis, kata keterangan
waktu, kata kerja pasif, kata teknis
atau peristilahan.
b. Menentukan bersama kebahasaan teks eksplanasi meliputi kata
bermakna denotatif, konjungsi kausalitas ataupun kronologis, kata keterangan
waktu, kata kerja pasif, kata teknis
atau peristilahan.
c. Menganalisis dengan kritis kebahasaan teks eksplanasi meliputi kata
bermakna denotatif, konjungsi kausalitas ataupun kronologis, kata keterangan
waktu, kata kerja pasif, kata teknis
atau peristilahan.
Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya
6. Peserta didik bekerja sama dengan sungguh-sungguh menyusun
laporan hasil diskusi berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi dengan kritis kebahasaan teks eksplanasi meliputi kata
bermakna denotatif, konjungsi kausalitas ataupun kronologis, kata keterangan
waktu, kata kerja pasif, kata teknis
atau peristilahan.
b. Menentukan bersama kebahasaan teks eksplanasi meliputi kata
bermakna denotatif, konjungsi kausalitas ataupun kronologis, kata keterangan
waktu, kata kerja pasif, kata teknis
atau peristilahan.
c. Menganalisis dengan kritis kebahasaan teks eksplanasi meliputi kata
bermakna denotatif, konjungsi kausalitas ataupun kronologis, kata keterangan
waktu, kata kerja pasif, kata teknis
atau peristilahan.
7. Peserta didik dengan percaya diri mempresentasikan
atau menyajikan hasil diskusi tersebut.
Menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
8.
Peserta
didik dengan kritis mengevaluasi atau menanggapi presentasi hasil diskusi
oleh kelompok lain.
9.
Peserta didik dengan
sungguh-sungguh memperbaiki hasil diskusi berdasarkan masukan/saran dari
kelompok lain.
Mengonstruksi
terbimbing (Pedagoge genre)
10. Peserta didik dibimbing guru bekerja sama mengumpulkan informasi tambahan yang sesuai dengan
topik dan kerangka teks eksplanasi yang telah disusun.
11. Peserta didik dibimbing guru bekerja
sama mengembangkan teks eksplanasi berdasarkan kerangka/ragangan teks yang
telah disusun dengan memerhatikan isi, struktur teks, dan kebahasaan.
Mengonstruksi Mandiri (Pedagoge genre)
12. Peserta didik dengan kreatif menyusun
teks eksplanasi berdasarkan kerangka yang telah disusun dengan memperhatikan
isi, struktur teks, ciri kebahasaan.
13. Peserta didik dengan percaya diri mempresentasikan
teks eksplanasi yang telah disusun.
14. Peserta didik dengan kritis menanggapi
teks yang dipresentasikan oleh
teman/peserta didik yang lain.
15. Peserta didik dengan sungguh-sungguh merevisi
teks eksplanasi (isi, struktur, dan kebahasaan) berdasarkan masukan dari
teman.
16. Peserta didik dengan cermat memasukkan
lembar coretan kerja dan semua draf hingga draf final ke bundel portofolio
masing-masing.
|
70 menit
|
Penutup
|
1.
Peserta
didik dengan kritis dan kreatif membuat rangkuman/
simpulan atau refleksi
pembelajaran.
2.
Peserta
didik dengan kritis merespon umpan balik yang disampaikan oleh guru.
3.
Peserta
didik dengan sungguh-sungguh melaksanakan penilaian yang dilakukan guru.
4.
Peserta
didik dengan sungguh-sungguh merespon tugas yang diberikan oleh guru.
5.
Peserta
didik dengan kritis merespon informasi dari guru tentang rencana kegiatan
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
6.
Peserta
didik dengan sungguh-sungguh merespon salam penutup dari guru.
|
10 menit
|
I.
Penilaian
1.
Penilaian
Sikap
a.
Teknik Penilaian
: Observasi/Pengamatan
b.
Bentuk Penilaian
:
Lembar Pengamatan
c.
Instrumen Penilaian
: Jurnal
2.
Pengetahuan
a.
Teknik Penilaian : Tertulis,
Penugasan
b.
Bentuk Tes : Uraian
c.
Instrumen
Penilaian : Terlampir
3.
Keterampilan
a. Teknik Penilaian : Produk, Portofolio
b. Instrumen Penilaian : Terlampir
4.
Remedial
a.
Pembelajaran remedial dilakukan
bagi peserta didik yang capaian KD-nya
belum tuntas
b.
Tahapan pembelajaran
remedial dilaksanakan melalui remidial teaching
(klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
c.
Tes remedial, dilakukan
sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes remedial belum mencapai ketuntasan,
maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali.
5.
Pengayaan
Bagi Peserta didik yang sudah mencapai
nilai ketuntasan diberikan pembelajaran pengayaan sebagai berikut:
a.
Siswa yang mencapai nilai
diberikan materi masih
dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
b.
Siswa yang mencapai nilai
diberikan materi
melebihi cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
Boyolali, 28 Juli 2018
Mengetahui
Kepala SMA Negeri 2 Boyolali Guru
Mata Pelajaran
Suyanta, S.Pd., M.Pd. Muh Zuhri, S.Pd., M.Pd.
NIP
196505041989031014 NIP
197207081989011001
1. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN SOAL HOTS KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/08/langkah-langkah-menyusun-soal-hots.html
2. MENYUSUN DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS HOTS KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/09/langkah-langkah-menyusun-desain.html
3. RPP BERORIENTASI HOTS KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/09/contoh-rpp-berorientasi-hots-mata.html
4. SOAL HOTS PADA UJIAN NASIONAL KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/09/oal-hots-pada-ujian-nasional-un-mata.html
5. MENGAPA HOTS?
Lampiran
MATERI PEMBELAJARAN TEKS EKSPLANASI
A. Kompetensi Dasar
3.3 Mengidentifikasi informasi (pengetahuan dan urutan
kejadian) dalam teks ekplanasi lisan dan tulis
4.3 Mengkonstruksi informasi (pengetahuan dan urutan
kejadian) dalam teks eksplanasi secara lisan dan tulis
3.4 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks
eksplanasi
4.4 Memproduksi teks eksplanasi secara lisan atau
tulis dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan
B. Ringkasan Materi
1. Mengidentifikasi Informasi dalam Teks eksplanasi
Teks eksplanasi dapat disamakan dengan teks yang
menceritakan prosedur atau proses terjadinya sesuatu. Dengan teks tersebut,
pembaca dapat memperoleh pemahaman mengenai latar belakang terjadi sesuatu
secara jelas dan logis. Teks eksplanasi menggunakan banyak fakta dan pernyataan-pernyataan
yang memiliki hubungan sebab akibat (kausalitas). Namun, sebab-sebab ataupun
akibat-akibat itu berupa sekumpulan fakta menurut penulisnya.
Contoh teks eksplanasi
Akhir-akhir ini demonstrasi kerap terjadi di hampir
setiap waktu dan terjadi di berbagai tempat. Bahkan, demonstrasi sudah menjadi
fenomena yang lumrah di tengah-tengah masyarakat kita. Menanggapi fenomena
tersebut, seorang kepala daerah menyatakan bahwa penyebab demonstrasi dan
anarkisme tidak lain adalah faktor laparnya masyarakat. Lantas ia mencontohkan
rakyat Malaysia dan Brunei yang adem ayem, lantaran kesejahteraan mereka
terpenuhi maka demonstrasi di negara-negara itu jarang terjadi.
Tentu saja komentar tersebut menyulut reaksi para mahasiswa. Mereka memprotes dan meminta sang bupati mencabut kembali pernyataannya. Para mahasiswa tidak terima dan tidak merasa memiliki motif serendah itu. Mereka berpendirian bahwa demonstrasi yang biasa mereka lakukan murni untuk memperjuangkan kebenaran dan melawan kemunkaran yang terjadi di hadapannya.
Persoalannya kemudian, pendapat manakah yang benar; sang bupati atau pihak mahasiswa ataupun komponen-komponen masyarakat lainnya? Barangkali logika sang bupati dikaitkan dengan kebiasaan bayi atau anak kecil yang memang begitu adanya. Kalau seorang bayi merasa lapar, ia akan ngamuk: menangis dan meronta-ronta. Namun, apabila logika sang bupati dibawa pada konteks yang lebih luas, jelaslah tidak relevan, misalnya membandingkan dengan kondisi rakyat di Malaysia ataupun Brunei yang adem-ayem, tidak seperti halnya rakyat Indonesia yang gampangan.
Demonstrasi massa tidak selalu disebabkan oleh urusan perut, bahkan banyak peristiwa yang sama sekali tidak didasari oleh motif itu. Dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, Abraham Maslow membaginya ke dalam beberapa tingkatan. Kebutuhan yang paling mendasar adalah makan dan minum. Sementara itu, yang paling puncak adalah kebutuhan akan aktualisasi diri.
Namun demikian, pada umumnya demonstrasi massa justru lebih didasari oleh kebutuhan tingkatan akhir itu. Masyarakat berdemonstrasi karena membutuhkan pengakuan dari pemerintah ataupun pihak-pihak lain agar hak-hak dan eksistensi mereka diakui. Oleh karena merasa dibiarkan, hak-haknya diingkari, bahkan dinistakan, kemudian mereka berusaha untuk menunjukkan jati dirinya dengan cara berdemonstrasi.
Banyak fakta dapat membuktikannya. Demonstrasi massa pada awalawal reformasi di negeri ini pada tahun 1997-1998, bukan dilakukan oleh rakyat miskin ataupun orang-orang lapar. Justru hal itu dilakukan oleh warga dari kalangan menengah ke atas, dalam hal ini adalah mahasiswa dan golongan intelektual. Belum lagi kalau merujuk pada kasus-kasus yang terjadi di luar negeri. Dalam beragam sekala (besar atau kecil), demonstrasi bukan hal aneh lagi bagi negara-negara Eropa. Demonstrasi yang mereka lakukan sudah barang tentu tidak didorong oleh kondisi perut yang lapar karena mereka pada umumnya dalam kondisi yang sangat makmur.
Perbandingan yang cukup kontras dengan melihat peristiwa terbaru di Kora Utara. Kondisi sosial ekonomi warga negaranya sangat jauh terbelakang. Kemiskinan menjadi pemandangan umum hampir melanda di seluruh pelosok negeri. Akan tetapi, ketika Kim Jong-Il, pimpinannya itu meninggal, tak ada upaya penggulingan kekuasaan ataupun demonstrasi untuk menuntut perubahan politik di negerinya. Padahal peluang untuk itu lebih terbuka. Justru yang terjadi kemudian hampir seluruh warganya menunduk hidmat, mengantar jenazah pimpinannya ke liang lahat. Juga apabila kembali melihat kondisi warga di negeri ini. Kemiskinan sangat akrab di pinggiran kota dan di sudut-sudut desa di berbagai
pelosok. Akan tetapi, mereka jarang melakukan demonstrasi: hanya satudua peristiwa. Justru yang jauh lebih getol melakukan hal itu adalah warga yang tinggal pusat-pusat kota, yang secara umum mereka lebih makmur.
Dengan fakta-fakta semacam itu, nyatalah bahwa kemiskinan bukanlah penyebab utama untuk terjadinya gelombang demonstrasi. Akan tetapi, fenomena tersebut lebih disebabkan oleh kemampuan berpikir kritis dari warga masyarakat. Mereka tahu akan hak-haknya, mengerti pula bahwa di sekitarnya telah terjadi pelanggaran dan kesewenang-wenangan. Mereka kemudian melakukan protes dan menyampaikan sejumlah tuntutan.
Apabila faktor-faktor itu tidak ada di dalam diri mereka, apapun yang terjadi di sekitarnya, mereka akan seperti kerbau dicocok hidung: manggutmanggut dan berkata “ya” pada apapun tindakan dari impinannya meskipun menyimpang, dan bahkan menzalimi mereka sendiri.
(Sumber: Kosasih).
Tentu saja komentar tersebut menyulut reaksi para mahasiswa. Mereka memprotes dan meminta sang bupati mencabut kembali pernyataannya. Para mahasiswa tidak terima dan tidak merasa memiliki motif serendah itu. Mereka berpendirian bahwa demonstrasi yang biasa mereka lakukan murni untuk memperjuangkan kebenaran dan melawan kemunkaran yang terjadi di hadapannya.
Persoalannya kemudian, pendapat manakah yang benar; sang bupati atau pihak mahasiswa ataupun komponen-komponen masyarakat lainnya? Barangkali logika sang bupati dikaitkan dengan kebiasaan bayi atau anak kecil yang memang begitu adanya. Kalau seorang bayi merasa lapar, ia akan ngamuk: menangis dan meronta-ronta. Namun, apabila logika sang bupati dibawa pada konteks yang lebih luas, jelaslah tidak relevan, misalnya membandingkan dengan kondisi rakyat di Malaysia ataupun Brunei yang adem-ayem, tidak seperti halnya rakyat Indonesia yang gampangan.
Demonstrasi massa tidak selalu disebabkan oleh urusan perut, bahkan banyak peristiwa yang sama sekali tidak didasari oleh motif itu. Dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, Abraham Maslow membaginya ke dalam beberapa tingkatan. Kebutuhan yang paling mendasar adalah makan dan minum. Sementara itu, yang paling puncak adalah kebutuhan akan aktualisasi diri.
Namun demikian, pada umumnya demonstrasi massa justru lebih didasari oleh kebutuhan tingkatan akhir itu. Masyarakat berdemonstrasi karena membutuhkan pengakuan dari pemerintah ataupun pihak-pihak lain agar hak-hak dan eksistensi mereka diakui. Oleh karena merasa dibiarkan, hak-haknya diingkari, bahkan dinistakan, kemudian mereka berusaha untuk menunjukkan jati dirinya dengan cara berdemonstrasi.
Banyak fakta dapat membuktikannya. Demonstrasi massa pada awalawal reformasi di negeri ini pada tahun 1997-1998, bukan dilakukan oleh rakyat miskin ataupun orang-orang lapar. Justru hal itu dilakukan oleh warga dari kalangan menengah ke atas, dalam hal ini adalah mahasiswa dan golongan intelektual. Belum lagi kalau merujuk pada kasus-kasus yang terjadi di luar negeri. Dalam beragam sekala (besar atau kecil), demonstrasi bukan hal aneh lagi bagi negara-negara Eropa. Demonstrasi yang mereka lakukan sudah barang tentu tidak didorong oleh kondisi perut yang lapar karena mereka pada umumnya dalam kondisi yang sangat makmur.
Perbandingan yang cukup kontras dengan melihat peristiwa terbaru di Kora Utara. Kondisi sosial ekonomi warga negaranya sangat jauh terbelakang. Kemiskinan menjadi pemandangan umum hampir melanda di seluruh pelosok negeri. Akan tetapi, ketika Kim Jong-Il, pimpinannya itu meninggal, tak ada upaya penggulingan kekuasaan ataupun demonstrasi untuk menuntut perubahan politik di negerinya. Padahal peluang untuk itu lebih terbuka. Justru yang terjadi kemudian hampir seluruh warganya menunduk hidmat, mengantar jenazah pimpinannya ke liang lahat. Juga apabila kembali melihat kondisi warga di negeri ini. Kemiskinan sangat akrab di pinggiran kota dan di sudut-sudut desa di berbagai
pelosok. Akan tetapi, mereka jarang melakukan demonstrasi: hanya satudua peristiwa. Justru yang jauh lebih getol melakukan hal itu adalah warga yang tinggal pusat-pusat kota, yang secara umum mereka lebih makmur.
Dengan fakta-fakta semacam itu, nyatalah bahwa kemiskinan bukanlah penyebab utama untuk terjadinya gelombang demonstrasi. Akan tetapi, fenomena tersebut lebih disebabkan oleh kemampuan berpikir kritis dari warga masyarakat. Mereka tahu akan hak-haknya, mengerti pula bahwa di sekitarnya telah terjadi pelanggaran dan kesewenang-wenangan. Mereka kemudian melakukan protes dan menyampaikan sejumlah tuntutan.
Apabila faktor-faktor itu tidak ada di dalam diri mereka, apapun yang terjadi di sekitarnya, mereka akan seperti kerbau dicocok hidung: manggutmanggut dan berkata “ya” pada apapun tindakan dari impinannya meskipun menyimpang, dan bahkan menzalimi mereka sendiri.
(Sumber: Kosasih).
Teks di atas terdiri atas paragraf-paragraf yang merupakan paparan tentang akibat sebab maraknya demonstrasi di tengah-tengah masyarakat. Teks itu pun dapat dikelompokkan sebagai teks eksplanasi. Dari teks semacam itu diharapkan para pembaca dapat memahami proses berlangsungnya suatu peristiwa yang bersifat kausalitas dengan sejelasjelasnya.
Dalam teks eksplanasi, penulis menggunakan banyak fakta yang fungsinya sebagai penyebab atau akibat terjadinya suatu peristiwa. Bahkan, dapat dikatakan bahwa teks eksplanasi hampir semuanya berupa fakta.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan kembali paragraf pertama di atas. Paragraf tersebut dibentuk oleh empat buah kalimat yang semuanya berupa fakta .
Kalimat
|
Keterangan
|
1. Kondisi sosial ekonomi warga negaranya
sangat jauh terbelakang. Kemiskinan menjadi pemandangan umum hampir melanda
di seluruh
pelosok negeri. Akan tetapi, ketika Kim Jong Il, pimpinannya itu meninggal, tak ada upaya penggulingan kekuasaan ataupun demonstrasi untuk menuntut perubahan politik di negerinya. Padahal peluang untuk itu lebih terbuka. Justru yang terjadi kemudian hampir seluruh warganya menunduk hidmat, mengantar jenazah pimpinannya ke liang lahat. |
fakta
|
2. Juga apabila kembali melihat kondisi
warga di negeri ini. Kemiskinan sangat akrab di pinggiran kota dan di
sudut-sudut desa di berbagai pelosok. Akan tetapi, mereka jarang melakukan
demonstrasi: hanya satu-dua peristiwa. Justru yang jauh lebih getol melakukan
hal itu adalah
warga yang tinggal pusat-pusat kota, yang secara umum mereka lebih makmur. |
fakta
|
Contoh 2
Kalau memang sudah terkena anemia, jenis-jenis asupan
alamiah seperti dari makanan, sudah tak praktis lagi. Ini disebakan, makanan
berzat besi perlu dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan itu tak memungkinkan.
Makanya, asupan zat besi perlu ditambahkan sampai anemianya terkoreksi..
Biasanya, mereka merasa kembali sehat ketika sehari-dua setelah mengkonsumsi
asupan zat besi. Namun, itu menghilangkan gejalanya saja. Padahal, penyakitnya
masih ada sewaktuwaktu bisa muncul kembali. Oleh karena itu, agar anemia
terkoreksi, dibutuhkan zat besi yang cukup sebagai cadangan di dalam tubuh.
Cadangan zat besi itu berguna untuk mengganti sel darah merah yang hilang.
Biasanya, asupan itu terus dikonsumsi selama satu-tiga bulansampai anemianya
terkoreksi betul.
Teks tersebut tergolong ke dalam bentuk teks
eksplanasi. Di dalamnya tergambar suatu paparan proses. Teks tersebut
memaparkan secara kausalitas tentang proses penyembuhan penyakit anemia.
Pembacanya pun memperoleh pemahaman yang sangat jelas tentang cara-cara
penyembuhan penyakit itu. Dengan contoh di atas, teks yang menjelaskan suatu
proses, urutan kegiatan yang bersifat
kausalitas, dapat digolongkan ke dalam teks eksplanasi.
2. Struktur Teks Ekplanasi
Teks eksplanasi memiliki struktur baku sebagaimana
halnya jenis teks lainnya. Sesuai dengan karakteristik umum dari isinya, teks
eksplanasi dibentuk oleh bagian-bagian berikut.
a. Identifkasi fenomena (phenomenon identifcation), mengidentifkasi sesuatu yang akan diterangkan. Hal itu bisa terkait dengan fenomena alam, sosial, budaya, dan fenomena-fenomena lainnya. Bagian ini disebut juga dengan pernyataan umum.
b. Penggambaran rangkaian kejadian (explanation sequence), memerinci proses kejadian yang relevan dengan fenomena yang diterangkan sebagai pertanyaan atas bagaimana atau mengapa.
1) Rincian yang berpola atas pertanyaan “bagaimana” akan melahirkan uraian yang tersusun secara kronologis ataupun gradual. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun berdasarkan urutan waktu.
2) Rincian yang berpola atas pertanyaan “mengapa” akan melahirkan uraian yang tersusun secara kausalitas. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun berdasarkan hubungan sebab akibat.
a. Identifkasi fenomena (phenomenon identifcation), mengidentifkasi sesuatu yang akan diterangkan. Hal itu bisa terkait dengan fenomena alam, sosial, budaya, dan fenomena-fenomena lainnya. Bagian ini disebut juga dengan pernyataan umum.
b. Penggambaran rangkaian kejadian (explanation sequence), memerinci proses kejadian yang relevan dengan fenomena yang diterangkan sebagai pertanyaan atas bagaimana atau mengapa.
1) Rincian yang berpola atas pertanyaan “bagaimana” akan melahirkan uraian yang tersusun secara kronologis ataupun gradual. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun berdasarkan urutan waktu.
2) Rincian yang berpola atas pertanyaan “mengapa” akan melahirkan uraian yang tersusun secara kausalitas. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun berdasarkan hubungan sebab akibat.
Bagian ini disebut juga dengan deretan penjelas.
3) Ulasan (review), berupa komentar atau penilaian tentang konsekuensi atas kejadian yang dipaparkan sebelumnya. Bagian ini disebut juga dengan iterpretasi.
3) Ulasan (review), berupa komentar atau penilaian tentang konsekuensi atas kejadian yang dipaparkan sebelumnya. Bagian ini disebut juga dengan iterpretasi.
Contoh teks eksplanasi dan analisis strukturnya
Kebakaran Hutan
Kebakaran
hutan adalah peristiwa di mana wilayah yang memiliki banyak tumbuhan lebat
(pohon), semak belukar, paku-pakuan, rumput, dan lain-lain atau yang dikenal
hutan mengalami perubahan bentuk yang disebabkan oleh aktifitas pembakaran
secara besar-besaran. Kebakaran hutan merupakan suatu keadaan dimana hutan di
landa api sehingga memberi dampak negatif maupun positif. Berdasarkan fakta
yang ada dampak negatif kebakaran hutan jauh lebih mendominasi dari pada dampak
positifnya.
Faktor
penyebab terjadinya kebakaran hutan ada dua macam yaitu faktor alam dan faktor
manusia. Kebakaran hutan yang terjadi karena faktor alam sering disebabkan oleh
musim kemarau berkepanjangan, sambaran petir. dan aktifitas vulkanik yang
biasanya mengeluarkan lahar dan awan panas yang dapat menyebabkan terjadinya
kebakaran. Kebakaran di bawah tanah (Ground Fire) juga termasuk faktor
alam karena pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut kebakaran diatas tanah
pada saat musim kemarau ketika cuaca sedang panas-panasnya.
Kebakaran
hutan di Indonesia, hampir 95 persen kebakaran hutan di sebabkan oleh ulah
manusia. Faktor manusia sering kali dilakukan dengan unsur kesengajaan
oleh manusia seperti kelalaian membuang putung rokok, membakar hutan dalam
rangka pembukaan lahan, api unggun yang lupa dimatikan atau tidak benar-benar
mati saat ditinggalkan, pembakaran sampah, dan berbagai kelalaian lainnya.
Kebakaran jenis ini sering terjadi di hutan-hutan di gunung-gunung yang sering
dikunjungi pecinta alam (pendaki gunung) di pulau Jawa seperti kebakaran hutan
digunung sindoro pada september 2015.
Kebakaran
hutan berdamapak kegundulan hutan yang bisa menyebabkan tanah longsor dan
banjir menerjang yang di karenakan kegundulan hutan.
Kebakaran
hutan selalu membawa kerusakan besar bagi lingkungan, ekosistem alam, dan
korban manusia. Kerusakan lingkungan, misalnya kekeringan karena berkurangnya
sumber daya air, pencemaran udara, dan emisi gas CO2 ke atnosfer yang
menyebabkan hujan asam. Kerusakan ekosistem alam, misalnya musnahnya satwa dan
tumbuhan yang hidup didalam hutan. Kadangkala terjadi korban jiwa karena
terinfeksi di saluran pernapasan dan biasanya terkena kanker paru-paru terutama
untuk yang berusia lanjut dan anak-anak yang menghirup udara yang sudah
terkontamisai oleh asap kebakaran hutan.
Dengan kesadaran pribadi, kita harus menjaga hutan agar tidak terjadi kebakaran. Kita bisa mencegah kebakaran hutan dengan cara tidak membuang barang yang mudah terbakar di hutan (putung rokok), tidak membakar hutan untuk pembukaan lahan dan segera mematikan api yang sudah tidak dipakai lagi. Dengan begitu kita telah ikut berpartisipsi melestarikan hutan.
Dengan kesadaran pribadi, kita harus menjaga hutan agar tidak terjadi kebakaran. Kita bisa mencegah kebakaran hutan dengan cara tidak membuang barang yang mudah terbakar di hutan (putung rokok), tidak membakar hutan untuk pembukaan lahan dan segera mematikan api yang sudah tidak dipakai lagi. Dengan begitu kita telah ikut berpartisipsi melestarikan hutan.
Penjelasan
Paragraf pertama tersebut merupakan bagian
identifikasi fenomena atau pernyataan umum.
Paragraf kedua sampai dengan kelima merupakan bagian
penggambaran rangkaian kejadian atau deretan penjelas. Paragraf keenam
merupakan bagian ulasan atau iterpretasi.
3. Menelaah Ciri Kebahasaan Teks Eksplanasi
Kaidah kebahasaan teks
eksplanasi antara lain sebagai berikut.
a. Banyak menggunakan kata yang bermakna denotatif.
b.. Banyak menggunakan konjungsi kausalitas ataupun kronologis.
1) Konjungsi kausaltias, antara lain, sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, sehingga.
2) Konjungsi koronologis (hubungan waktu), seperti kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya.
b.. Banyak menggunakan konjungsi kausalitas ataupun kronologis.
1) Konjungsi kausaltias, antara lain, sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, sehingga.
2) Konjungsi koronologis (hubungan waktu), seperti kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya.
c. Banyak menggunakan keterangan waktu pada
kalimat-kalimatnya.
Berikut contohnya.
Pada bulan keempat, muka telah kian tampak seperti manusia. Dalam bulan kelima rambut-rambut mulai tumbuh pada kepala. Selama bulan keenam, alis dan bulu mata timbul. Setelah tujuh bulan, fetus mirip kulit orangtua dengan kulit merah berkeriput. Selama bulan kedelapan dan kesembilan, lemak ditimbun di bawah kulit sehingga perlahan-lahan menghilangkan sebagian keriput pada kulit. Kaki membulat. Kuku keluar pada ujung-ujung jari. Rambut asli rontok dan terus menjadi sempurna dan siap dilahirkan.
Berikut contohnya.
Pada bulan keempat, muka telah kian tampak seperti manusia. Dalam bulan kelima rambut-rambut mulai tumbuh pada kepala. Selama bulan keenam, alis dan bulu mata timbul. Setelah tujuh bulan, fetus mirip kulit orangtua dengan kulit merah berkeriput. Selama bulan kedelapan dan kesembilan, lemak ditimbun di bawah kulit sehingga perlahan-lahan menghilangkan sebagian keriput pada kulit. Kaki membulat. Kuku keluar pada ujung-ujung jari. Rambut asli rontok dan terus menjadi sempurna dan siap dilahirkan.
d. Banyak menggunakan kata ganti benda, baik konkret
ataupun abstrak, seperti demonstrasi, banjir, gerhana, embrio, kesenian
daerah; dan bukan kata ganti orang, seperti ia, dia, mereka. Oleh
karena objek yang dijelaskannya itu berupa fenomena, tidak berbentuk personal (nonhuman
participation),
e. Banyak menggunakan kata kerja pasif. Seperti kata terlihat,
terbagi, terwujud, terakhir, dimulai, ditimbun, dan dilahirkan.
f. Banyak
menggunakan kata teknis atau peristilahan, sesuai dengan topik yang dibahasnya.
Apabila topiknya tentang kelahiran, istilah-istilah biologi yang muncul.
Demikian pula apabila topiknya tentang kesenian daerah, istilah-istilah budaya
yang banyak digunakan. Apabila topiknya tentang fenomena kebaikan BBM, maka
istilah ekonomi dan sosial yang akan banyak muncul.
4. Menulis Teks Eksplanasi
Berdasarkan Struktur dan Kebahasaan
Hal
penting yang perlu mendapat perhatian utama dalam menyusun teks eksplanasi
adalah bahwa teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan proses terjadinya
suatu fenomena, baik itu berkenaan dengan alam, budaya, ataupun sosial. Adapun
pengembangannya bisa berpola kronologis ataupun kausalitas.
Teks eksplanasi tergolong ke dalam genre faktual. Oleh karena itu, topik-topik yang dipilih haruslah berupa topik yang dapat memperluas wawasan ataupun pengetahuan pembacanya tentang suatu proses. Adapun yang dimaksud dengan proses merupakan suatu urutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Paparannya harus berdasarkan fakta ataupun pendapat-pendapat yang benar; bukan hasil imajinasi, rekaan, ataupun sesuatu yang bersifat fiktif.
Hal lain yang harus diperhatikan di dalam penulisan teks eksplanasi adalah hubungan antarbagiannya yang berupa peristiwa. Pola hubungan antarperistiwa itu disusun dalam bentuk kronologis ataupun sebab akibat. Bentuknya dinyatakan dengan konjungsi yang digunakannya sebagai berikut.
a. Hubungan kronologis: kemudian, sebelumnya, sesudahnya, lalu, bahkan, selanjutnya, akhirnya.
b. Hubungan sebab akibat: sebab itu, oleh karena.
Untuk menyusun kedua pola itu, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1) Penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
2) Penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya.
3) Penulis menjelaskan setiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas sehingga pembaca
dapat melihat seluruh proses itu dengan jelas (Kosasih, 2014: 191)
Teks eksplanasi tergolong ke dalam genre faktual. Oleh karena itu, topik-topik yang dipilih haruslah berupa topik yang dapat memperluas wawasan ataupun pengetahuan pembacanya tentang suatu proses. Adapun yang dimaksud dengan proses merupakan suatu urutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Paparannya harus berdasarkan fakta ataupun pendapat-pendapat yang benar; bukan hasil imajinasi, rekaan, ataupun sesuatu yang bersifat fiktif.
Hal lain yang harus diperhatikan di dalam penulisan teks eksplanasi adalah hubungan antarbagiannya yang berupa peristiwa. Pola hubungan antarperistiwa itu disusun dalam bentuk kronologis ataupun sebab akibat. Bentuknya dinyatakan dengan konjungsi yang digunakannya sebagai berikut.
a. Hubungan kronologis: kemudian, sebelumnya, sesudahnya, lalu, bahkan, selanjutnya, akhirnya.
b. Hubungan sebab akibat: sebab itu, oleh karena.
Untuk menyusun kedua pola itu, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1) Penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
2) Penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya.
3) Penulis menjelaskan setiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas sehingga pembaca
dapat melihat seluruh proses itu dengan jelas (Kosasih, 2014: 191)
Adapun langkah-langkah penyususannya
adalah sebagai berikut.
a. Menentukan satu fenomena peristiwa
alam atau sosial budaya
Misalnya, peristiwa alam gempa bumi
b. Mendafar topik- topik yang dapat
dikembangkan menjadi teks eksplanasi
Contoh:
1) pengertian gempa bumi
2) proses terjadinya gempa bumi
3) akibat gempa bumi
4) penyebab gempa bumi
5) gempa bumi vulkanik dan tektonik
6) waktu terjadinya gempa
7) daerah yang terkena gempa
Contoh:
1) pengertian gempa bumi
2) proses terjadinya gempa bumi
3) akibat gempa bumi
4) penyebab gempa bumi
5) gempa bumi vulkanik dan tektonik
6) waktu terjadinya gempa
7) daerah yang terkena gempa
8) yang harus dilakukan untuk menghadapi
gempa bumi
9) yang harus dilakukan saat terjadinya
gempa
c. Menyusun kerangka teks, yakni dengan menomori topik-topik itu sesuai dengan
struktur baku dari teks ekspalanasi, yang paragraf-paragrafnya dapat disusun
secara kausalitas atau kronologis.
Dalam
tahap ini, dapat saja membuat topik yang kita anggap tidak sesuai atau
menggantinya dengan topik yang lain.
Struktur Teks eksplanasi
|
Topik-Topik
|
1) Identifkasi fenomena
|
a) pengertian gempa bumi
b) daerah/tempat terjadinya gempa.
c) macam gempa bumi
|
2) Proses kejadian
|
a) proses terjadinya gempa tektonik
b) proses terjadinya gempa vulkanik c) akibat gempa |
3) Ulasan
|
a) simpulan waktu terjadinya gempa
b) tindakan persiapan menghadapi gempa c) tindakan saat terjadi gempa |
Adapun pengembangan paragrafnya, kita
dapat menyusun kerangka seperti berikut.
Contoh:
Contoh:
1.
pengertian gempa bumi
2.
daerah/tempat terjadinya gempa.
3.
macam gempa bumi
4.
proses terjadinya gempa tektonik
5.
proses terjadinya gempa vulkanik
6.
akibat gempa
7.
simpulan waktu terjadinya gempa
8.
tindakan persiapan menghadapi gempa
9.
tindakan saat terjadi gempa.
d. Pengumpulan data
Dalam
hal ini kita bisa melakukannya dengan membaca berbagai referensi, melakukan
observasi, dan wawancara.
e. Mengembangkan kerangka yang telah
disusun menjadi teks eksplanasi yang lengkap dan utuh, dengan memperhatikan
struktur bakunya: identifkasi fenomena, proses kejadian, dan ulasan. Dalam
tahap ini kita harus menjadikan topik-topik itu menjadi kalimat yang jelas.
Kita pun dapat saja membuat kalimat yang fungsinya sebagai pengikat, seperti
konjungsi-konjungsi yang biasa digunakan dalam teks eksplanasi, sehingga
kalimat-kalimat itu terjalin secara lebih kompak dan padu.
Berikut contoh pengembangan paragraf untuk teks eksplanasi.
Berikut contoh pengembangan paragraf untuk teks eksplanasi.
Gempa
Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau goncangan
yang terjadi karena pergerakan lapisan batu bumi yang berasal dari dasar atau
bawah permukaan bumi. Peristiwa alam itu sering terjadi di daerah yang berada
dekat dengan gunung berapi dan juga di daerah yang dikelilingi lautan luas.
Berdasarkan penyebab terjadinya, gempa
bumi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu gempa tektonik dan gempa vulkanik.
Gempa tektonik terjadi karena lapisan kerak bumi menjadi genting atau lunak
sehingga mengalami pergerakan. Teori “Tektonik Plate” berisi penjelasan bahwa
bumi kita ini terdiri atas beberapa lapisan batuan. Sebagian besar daerah
lapisan kerak ini akan hanyut dan mengapung di lapisan, seperti halnya salju.
Lapisan ini bergerak sangat perlahan sehingga terpecah-pecah dan bertabrakan
satu dengan yang lain, itulah sebabnya mengapa gempa bumi terjadi. Sementara
itu, gempa bumi vulkanik terjadi karena adanya letusan gunung berapi yang
sangat dahsyat. Sehingga tanah di sekitar gunung bergetar bahkan getarannya
sampai terasa jauh, hal itu menjadi sebab gempa vulkanik. Gempa vulkanik ini
lebih jarang terjadi jika dibandingkan dengan gempa tektonik.
Peristiwa gempa bumi yang terjadi begitu
cepat dapat menimbulkan dampak yang sangat luar biasa. Getaran gempa bumi
sangat kuat dan merambat ke segala arah sehingga dapat menghancurkan bangunan
dan menimbulkan korban jiwa.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
gempa dapat terjadi kapan saja, tanpa mengenal musim. Mesikpun demikian,
konsentrasi gempa cenderung terjadi di tempat-tempat tertentu saja, seperti
pada batas Plat Pasifik. Tempat ini dikenal dengan lingkaran api karena
banyaknya gunung berapi. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan oleh
individu/masyarakat sebelum terjadi gempa adalah mengetahui jalan yang paling
aman untuk meninggalkan rumah jika terjadi gempa. Sedangkan saat terjadi gempa
adalah menjauhi jendela kaca, kompor atau peralatan rumah tangga yang mungkin
akan jatuh.
f. Menyunting teks eksplanasi yang ditulis
teman. Tujuannya untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan yang mungkin ada dalam
teks itu, misalnya berkenaan dengan
1) isi teks,
2) struktur,
3) kaidah kebahasaan, dan
4) ejaan/tanda bacanya.
1) isi teks,
2) struktur,
3) kaidah kebahasaan, dan
4) ejaan/tanda bacanya.
Rujukan
Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis
Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya
Suherli, dkk. 2017. Buku
Siswa Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi Tahun
2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Suherli, dkk. Buku Guru
Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi Tahun
2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Lampiran Instrumen Penilaian
A. Instrumen
Penilaian Sikap
JURNAL PENILAIAN SIKAP
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 Boyolali
Tahun Pelajaran :
2018/2019
Kelas/Semester : XI / 1
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
NO
|
HARI/ TANGGAL
|
NAMA
|
KEJADIAN/
PERILAKU
|
BUTIR
SIKAP
|
POS/
NEG
|
TINDAK
LANJUT
|
1
|
||||||
2
|
||||||
3
|
||||||
4
|
||||||
5
|
B. Instrumen Penilaian
Pengetahuan
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 Boyolali
Tahun
Pelajaran : 2018/2019
Kelas/Semester : XI / 1
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
1. Kisi-Kisi Soal
No
|
Kompetensi Dasar
|
Materi Pokok
|
Indikator Soal
|
Level Kognitif
|
Bentuk Soal
|
Nomor Soal
|
Sumatif/ Formatif
|
1
|
struktur teks eksplanasi
|
Disajikan teks eksplanasi, peserta
didik dapat menganalisis struktur teks
eksplanasi
|
Penalaran
|
Uraian
|
1
|
Sumatif/ Formatif
|
|
2
|
kebahasaan teks eksplanasi
|
Disajikan teks eksplanasi, peserta
didik dapat menganalisis kebahasaan
teks eksplanasi
|
Penalaran
|
uraian
|
2
|
Sumatif/ Formatif
|
2. Soal
Bacalah teks eksplanasi berikut.
Proses Terjadinya Banjir
Banjir adalah peristiwa terjadinya air yang
mengenai daratan dan dapat menyebabkan kerusakan fisik pada daratan tersebut
dan dapat membuat kerugian sosial dan ekonomi pada lingkungan sekitar yang
terkena banjir.
Secara alamiah banjir disebabkan oleh terjadinya hujan lokal dan propagasi limpasan dari daerah hulu pada satu daerah tangkapan. Secara nonilmiah banjir dapat terjadi karena ulah manusia.
Proses terjadinya banjir secara alamiah itu seperti,turunnya hujan jatuh ke permukaan bumi dan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan setelah itu masuk ke permukaan tanah mengalir ke tempat yang lebih rendah setelah itu terjadi penguapan dan keluar ke permukaan daratan. Banjir yang terjadi secara almiah dapat menjadi bancana bagi manusia bila banjir itu mengenai manusia dan menyebabkan kerugian bagi manusia.
Sedangkan proses terjadinya banjir secara non alamiah karena ulah manusia seperti,membuang sampah tidak pada tempatnya dan menyebabkan aliran air tidak lancar sehingga air tersebut terapung di tempat pembuangannya semakin lama semakin menguap setelah itu tinggi dan keluar sehingga mengenai daratan dan menyebabkan banjir.
Proses banjir itu dapat terjadi secara alamiah dan karena ulah manusia. Manusia dapat mengalami kerugian karena banjir itu karena mereka mendiami tempat tinggal yang secara alamiah merupakan dataran banjir. Jadi bila manusia bertempat tinggal di dataran yang sering terkena banjir bukan banjirlah yang mendatangi manusia tapi manusialah yang mendatangi banjir.
Secara alamiah banjir disebabkan oleh terjadinya hujan lokal dan propagasi limpasan dari daerah hulu pada satu daerah tangkapan. Secara nonilmiah banjir dapat terjadi karena ulah manusia.
Proses terjadinya banjir secara alamiah itu seperti,turunnya hujan jatuh ke permukaan bumi dan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan setelah itu masuk ke permukaan tanah mengalir ke tempat yang lebih rendah setelah itu terjadi penguapan dan keluar ke permukaan daratan. Banjir yang terjadi secara almiah dapat menjadi bancana bagi manusia bila banjir itu mengenai manusia dan menyebabkan kerugian bagi manusia.
Sedangkan proses terjadinya banjir secara non alamiah karena ulah manusia seperti,membuang sampah tidak pada tempatnya dan menyebabkan aliran air tidak lancar sehingga air tersebut terapung di tempat pembuangannya semakin lama semakin menguap setelah itu tinggi dan keluar sehingga mengenai daratan dan menyebabkan banjir.
Proses banjir itu dapat terjadi secara alamiah dan karena ulah manusia. Manusia dapat mengalami kerugian karena banjir itu karena mereka mendiami tempat tinggal yang secara alamiah merupakan dataran banjir. Jadi bila manusia bertempat tinggal di dataran yang sering terkena banjir bukan banjirlah yang mendatangi manusia tapi manusialah yang mendatangi banjir.
Berdasarkan kutipan tersebut
kerjakan soal berikut.
1. Analislah struktur teks eksplanasi tersebut
2. Analislah kebahasaan kebahasaan teks tersebut
3. Kunci
Jawaban
1.
Struktur teks eksplanasi berjudul Proses Terjadinya Banjir
a. identifikasi
fenomena
Banjir adalah peristiwa terjadinya air yang mengenai daratan dan dapat
menyebabkan kerusakan fisik pada daratan tersebut dan dapat membuat kerugian
sosial dan ekonomi pada lingkungan sekitar yang terkena banjir.b.
b. rangkaian peristiwa
Secara alamiah banjir
disebabkan oleh terjadinya hujan lokal dan propagasi limpasan dari daerah hulu
pada satu daerah tangkapan. Secara nonilmiah banjir dapat terjadi karena ulah
manusia.
Proses terjadinya banjir secara alamiah itu seperti,turunnya hujan jatuh ke permukaan bumi dan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan setelah itu masuk ke permukaan tanah mengalir ke tempat yang lebih rendah setelah itu terjadi penguapan dan keluar ke permukaan daratan. Banjir yang terjadi secara almiah dapat menjadi bancana bagi manusia bila banjir itu mengenai manusia dan menyebabkan kerugian bagi manusia.
Sedangkan proses terjadinya banjir secara non alamiah karena ulah manusia seperti,membuang sampah tidak pada tempatnya dan menyebabkan aliran air tidak lancar sehingga air tersebut terapung di tempat pembuangannya semakin lama semakin menguap setelah itu tinggi dan keluar sehingga mengenai daratan dan menyebabkan banjir.
c. Ulasan
Proses terjadinya banjir secara alamiah itu seperti,turunnya hujan jatuh ke permukaan bumi dan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan setelah itu masuk ke permukaan tanah mengalir ke tempat yang lebih rendah setelah itu terjadi penguapan dan keluar ke permukaan daratan. Banjir yang terjadi secara almiah dapat menjadi bancana bagi manusia bila banjir itu mengenai manusia dan menyebabkan kerugian bagi manusia.
Sedangkan proses terjadinya banjir secara non alamiah karena ulah manusia seperti,membuang sampah tidak pada tempatnya dan menyebabkan aliran air tidak lancar sehingga air tersebut terapung di tempat pembuangannya semakin lama semakin menguap setelah itu tinggi dan keluar sehingga mengenai daratan dan menyebabkan banjir.
c. Ulasan
Proses banjir itu dapat terjadi secara alamiah dan karena ulah manusia.
Manusia dapat mengalami kerugian karena banjir itu karena mereka mendiami tempat
tinggal yang secara alamiah merupakan dataran banjir. Jadi bila manusia bertempat
tinggal di dataran yang sering terkena banjir bukan banjirlah yang mendatangi
manusia tapi manusialah yang mendatangi banjir.
2.
Analisis kebahasaan teks eksplanasi
Analisis
kebahasaan teks eksplanasi
a.
Banyak menggunakan kata teknis atau peristilahan, sesuai dengan topik yang
dibahasnya.
Contoh:
hujan lokal, propagasi limpasan
b.
Banyak menggunakan konjungsi kausalitas ataupun kronologis.
Konjungsi kausaltias, antara lain, sebab,
karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, sehingga.
Contoh kalimat: Secara nonilmiah banjir dapat
terjadi karena ulah manusia.
c.
Banyak menggunakan kata bermakna denotatif.
Contoh
Banjir
: peristiwa terjadinya air yang mengenai daratan
Hujan
: titik-titik air yang berjatuhan dari udara karena proses pendinginan
d. Banyak menggunakan kata kerja pasif.
Seperti kata disebabkan, terkena, dan sebagainya.
Contoh kalimat: Secara alamiah banjir disebabkan
oleh terjadinya hujan lokal dan propagasi limpasan dari daerah hulu pada
satu daerah tangkapan.
4. Rubrik Penskoran
Soal
|
Aspek
yang Dinilai
|
Skor
|
1
|
a. Peserta
didik menganalisis struktur
teks eksplanasi meliputi identifikasi
fenomena, rangkaian peristiwa, dan ulasan dengan
sangat tepat.
|
4
|
b.
Peserta didik menganalisis struktur teks eksplanasi meliputi meliputi identifikasi fenomena, rangkaian
peristiwa, dan ulasan dengan tepat.
|
3
|
|
c.
Peserta didik menganalisis struktur teks eksplanasi meliputi identifikasi fenomena, rangkaian peristiwa,
dan ulasan dengan kurang tepat.
|
2
|
|
d.
Peserta didik menganalisis struktur kebahasaan teks eksplanasi
meliputi identifikasi fenomena, rangkaian peristiwa,
dan ulasan dengan tidak tepat.
|
1
|
|
2
|
a. Peserta
didik menganalisis
kebahasaan teks eksplanasi meliputi kata kerja imperatif, kata teknis,
konjungsi penambahan, dan pernyataan persuasif dengan sangat tepat.
|
4
|
b.
Peserta didik menganalisis kebahasaan teks eksplanasi
meliputi kata bermakna denotatif, konjungsi
kausalitas ataupun kronologis, kata keterangan waktu, kata kerja pasif, kata teknis atau peristilahan
dengan tepat.
|
3
|
|
c.
Peserta didik menganalisis kebahasaan
teks eksplanasi meliputi kata
bermakna denotatif, konjungsi kausalitas ataupun kronologis, kata keterangan
waktu, kata kerja pasif, kata teknis
atau peristilahan dengan kurang tepat.
|
2
|
|
d.
Peserta didik menganalisis kebahasaan teks eksplanasi
meliputi kata bermakna denotatif, konjungsi
kausalitas ataupun kronologis, kata keterangan waktu, kata kerja pasif, kata teknis atau peristilahan
dengan tidak tepat.
|
1
|
PENUGASAN
INSTRUMEN PENUGASAN 1
Satuan Pendidikan
|
:
|
SMA Negeri 2 Boyolali
|
Mata
Pelajaran
|
:
|
Bahasa Indonesia - Wajib
|
Kelas
|
:
|
XI
|
Kompetensi
Dasar
|
:
|
3.2 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksplanasi
|
Indikator
|
:
|
3.4.1 Mengindentifikasi isi teks eksplanasi
3.4.2 Menentukan isi teks eksplanasi.
3.4.3 Menganalisis isi teks eksplanasi
3.4.4 Mengidentifikasi
struktur teks eksplanasi
3.4.5 Menentukan
struktur teks eksplanasi
3.4.6 Menganalisis struktur teks
eksplanasi
|
Materi :
Isi dan Sturktur Teks Eksplanasi
Contoh Tugas:
1.
Bacalah contoh
teks eksplanasi! Secara berkelompok, tentukanlah bagian-bagian isi dan struktur teks tersebut. Kemudian, simpulkan
pula isi dan struktur teks tersebut berdasarkan kelengkapannya!
Bagian-bagian Teks
|
Petunjuk isi
|
a.
Identifikasi
fenomena
|
……………………………………………………….
|
b.
Rangkaian
peristiwa
|
……………………………………………………….
|
c.
ulasan
|
|
Simpulan
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
|
2.
Presentasikanlah
pendapat-pendapat kelompokmu tentang struktur itu. Kemudian, mintalah
teman-teman dari kelompok lain untuk memberikan penilaian atau
tanggapan-tanggapannya berdasarkan ketepatan, kelengkapan, dan kejelasan!
Nama Penanggap
|
Tanggapan
|
||
Ketepatan
|
Kelengkapan
|
Kejelasan
|
|
INSTRUMEN PENUGASAN 2
Satuan Pendidikan
|
:
|
SMA Negeri 2 Boyolali
|
|
Mata
Pelajaran
|
:
|
Bahasa Indonesia - Wajib
|
|
Kelas
|
:
|
XI
|
|
Kompetensi
dasar
|
:
|
3.4
|
Menganalisis struktur
dan kebahasaan teks eksplanasi
|
Indikator
|
:
|
3.4.7
|
Mengindentifikasi kebahasaan
teks eksplanasi
|
3.4.8
|
Menentukan kebahasaan teks eksplanasi.
|
||
3.4.9 Menganalisis
kebahasaan teks eksplanasi
|
Materi :
Kebahasaan Teks Eksplanasi
Tugas Analisis Kebahasaan
1. Kerjakanlah secara berkelompok. Untuk berlatih,
tulislah masing-masing lima contoh kalimat yang menggunakan kata kerja
perintah, kata-kata teknis, konjungsi penambahan, pernyataan persuasif,
gambaran tentang benda dan alat yang dipakai. Kamu bisa mengerjakan tugas ini
pada buku kerjamu!
Kaidah Kebahasaan
|
Contoh Penggunaan
|
kata bermakna denotatif
|
|
kata-kata teknis
|
|
konjungsi kronologis/kausalitas
|
|
kata sifat
|
|
kata keterangan waktu
|
2. Perhatikan kembali teks eksplanasi yang telah kamu
baca. Secara berkelompok, lakukanlah penelaahan terhadap kaidah kebahasaan yang
terdapat di dalam teks tersebut. Kemudian, laporkanlah hasil diskusi kelompokmu
di depan kelas untuk mendapatkan tanggapan dari kelompok lain!
Judul Teks :
………………………….
Penulis : ………………………….
Sumber : ………………………….
Kaidah Kebahasaan
|
Kutipan Teks
|
C. Instrumen Penilaian Keterampilan
Satuan Pendidikan
|
:
|
SMA Negeri 2 Boyolali
|
||
Mata
Pelajaran
|
:
|
Bahasa Indonesia
|
||
Kelas
|
:
|
XI
|
||
Materi
|
:
|
Mengembangkan
Teks Eksplanasi
|
||
Kompetensi
dasar
|
:
|
4.4
|
Memproduksi teks eksplanasi secara lisan atau tulis
dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan.
|
|
Indikator
|
:
|
4.4.1 Memilih topik teks eksplanasi
4.4.2 Meyusun
kerangka/ragangan teks eksplanasi
4.4.3 Mengembangkan teks eksplanasi dengan
memerhatikan hasil analisis terhadap
isi, struktur, dan kebahasaan.
|
||
1. Produk
a.
Kisi-Kisi
Kompetensi Dasar
|
IPK
|
Materi Pokok
|
Indikator Keterampilan
|
Teknik Penilaian
|
Mengembangkan teks eksplanasi
dengan memerhatikan hasil analisis terhadap isi, struktur, dan kebahasaan
|
Mengembangkan teks eksplanasi dengan memerhatikan hasil analisis terhadap isi, struktur, dan
kebahasaan.
|
·
Isi Teks Eksplanasi
·
Struktur
Teks Eksplanasi
·
Kebahasaan
Teks Eksplanasi
|
Mengembangkan teks eksplanasi dengan memerhatikan hasil analisis terhadap isi, struktur, dan
kebahasaan.
|
Produk
|
b.
Instrumen
Buatlah sebuah
teks eksplanasi dengan memerhatikan isi, struktur, dan kebahasaan.
Langkah-langkah
penyusunan teks eksplanasi sebagai berikut.
1)
Menginventarisasi
macam-macam kegiatan yang pernah atau dapat dilakukan.
2)
Menentukan tema
kegiatan
3)
Membuat kerangka
dalam bentuk topik-topik kegiatan secara garis besar.
4)
Mensistematisasikan
kerangka dengan benar dan mudah dipahami pembaca.
5)
Mengumpulkan
bahan-bahan.
6) Mengembangkan kerangka menjadi sebuah petunjuk yang
jelas dan lengkap.
No
|
Aspek yang Dinilai
|
Skor
|
1
|
a.
Peserta
didik menentukan topik teks eksplanasi sangat sesuai isi teks.
|
4
|
b.
Peserta
didik menentukan topik teks eksplanasi sesuai isi teks.
|
3
|
|
c.
Peserta
didik menentukan topik teks eksplanasi kurang sesuai isi teks.
|
2
|
|
d.
Peserta
didik menentukan topik teks eksplanasi tidak sesuai isi teks.
|
1
|
|
2
|
e.
Peserta
didik menulis teks eksplanasi sangat sesuai dengan kerangka, struktur, dan kebahasaan.
|
4
|
f.
Peserta
didik menulis teks eksplanasi sesuai dengan kerangka, struktur, dan kebahasaan.
|
3
|
|
g.
Peserta
didik menulis teks eksplanasi kurang sesuai
dengan kerangka, struktur, dan
kebahasaan.
|
2
|
|
h.
Peserta
didik menulis teks eksplanasi tidak sesuai
dengan kerangka, struktur, dan kebahasaan.
|
1
|
2.
Portofolio
Petunjuk
a.
Simpanlah setiap tugas yang diberikan ke dalam map individu peserta didik (warna map sesuai dengan kelas
masing-masing/tiap kelas berbeda warna map.
Jenis tugas sebagai berikut.
1) Kerangka teks eksplanasi
2) Teks eksplanasi
b.
Buatlah
rangkuman pada kertas folio bergaris dari setiap tugas yang telah diberikan.
c.
Batas waktu pengumpulan tugas adalah pada pertemuan terakhir.
PEDOMAN
PENSKORAN:
KRITERIA
YANG DINILAI
|
SKOR
MAKSIMAL
|
Peserta didik menyimpan semua tugas
yang telah dikerjakan dengan lengkap, dan tugas dikerjakan dengan benar,
serta dikumpulkan tepat waktu.
|
4
|
Peserta didik menyimpan
tugas-tugas yang telah dikerjakan, dan sebagian besar benar tapi kurang
lengkap, serta dikumpulkan tepat waktu
|
3
|
Peserta didik menyimpan
tugas-tugas yang telah dikerjakan, namun sebagian besar salah, kurang
lengkap, dan tidak dikumpulkan tepat waktu.
|
2
|
Peserta didik menyimpan
tugas-tugas yang telah dikerjakan, namun tugas yang dikerjakan salah, dan
kurang lengkap, serta tidak dikumpulkan tepat waktu.
|
1
|
Peserta didik tidak menyimpan satu
pun tugas-tugas yang diberikan karena tidak pernah mengumpulkan tugas.
|
0
|
LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO
Kelas/Semester :
XI/1
Tahun Pelajaran : 2018/2019
No
|
Nama
Peserta Didik
|
Tugas
KD
|
Nilai
|
Tanda
Tangan
|
Keterangan
(Tanggal Pengumpulan)
|
|
Peserta
Didik
|
Guru
|
|||||
Boyolali, 28 Juli 2018
Mengetahui
Kepala SMA Negeri 2 Boyolali Guru Mata Pelajaran
Suyanta, S.Pd., M.Pd. Muh Zuhri, S.Pd., M.Pd.
NIP 196505041989031014 NIP 197207081989011001
BACA JUGA
1. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN DESAIN PEMBELAJARAN BERORIENTASI HOTS KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/09/langkah-langkah-menyusun-desain.html
2. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN SOAL HOTS DAN FORMAT INSTRUMEN SOAL HOTS KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/08/langkah-langkah-menyusun-soal-hots.html
BACA JUGA
1. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN DESAIN PEMBELAJARAN BERORIENTASI HOTS KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/09/langkah-langkah-menyusun-desain.html
2. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN SOAL HOTS DAN FORMAT INSTRUMEN SOAL HOTS KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/08/langkah-langkah-menyusun-soal-hots.html
bagus pa guru
ReplyDeleteizin share yoh pa guru, makasih banyak
ReplyDelete