26 September 2018

PEMBAHASAN SOAL UN BAHASA INDONESIA SMA/MA TAHUN PELAJARAN 2017/2018 NOMOR 40: MEMPERBAIKI KALIMAT


SOAL NOMOR 40: MEMPERBAIKI KALIMAT

40.    Cermati paragraf berikut!

              Plaza Amabarroso akan menggelar Jogja Fashion Festival (JFF)  pada bulan  Maret 2017.  JFF ke-10 ini akan menghadirkan sesuatu yang baru yang mana berupa “Fashion Show” busana pria dengan memiliki tema Mystique Man.  Peragaan busana ini akan menjadi  salah satu daya tarik pada kegiatan yang digelar untuk meramaikan ulang tahun Plaza Ambarroso. Kegiatan kali ini menampilkan peragaan busana pria. Lelaki pun memiliki gaya busana yang tidak kalah menariknya dengan gaya busana wanita. 

       Perbaikan kalimat yang dicetak miring pada paragraf tersebut adalah . . .

A.      JFF ke-10 ini dihadirkan dengan sesuatu yang baru yang berupa fashion show busana pria dengan tema Mystique Man.

B.       JFF ke 10 ini menghadirkan sesuatu yang baru berupa fashion show  busana pria dengan memiliki tema Mystique Man.

C.       JFF  ke sepuluh ini akan hadirkan sesuatu yang baru berupa fashion show  busana pria dengan tema Mystique Man.

D.      JFF  kesepuluh ini akan menghadirkan fashion show yang baru berupa busana pria dengan tema Mystique Man.

E.       JFF kesepuluh ini akan menghadirkan sesuatu yang baru berupa  fashion show dengan bertema  Mystique Man.

Kunci jawaban: D

Pembahasan
Perbaikan kalimat JFF ke-10 ini akan menghadirkan sesuatu yang baru yang mana berupa “Fashion Show” busana pria dengan memiliki tema Mystique Man adalah JFF  kesepuluh ini akan menghadirkan fashion show yang baru berupa busana pria dengan tema Mystique Man (opsi D).

Alasan pilihan jawaban yang tepat adalah opsi D adalah sebagai Berikut.
1. Penulisan bilangan tingkat yang tepat adalah kesepuluh, tidak ke sepuluh. 
2. Kata dengan langsung diikuti kata benda atau kata sifat bukan verba. Dengan demikian, bentuk yang benar adalah dengan tema, tidak dengan bertema.

RINGKASAN MATERI

A. Penulisan Bilangan Tingkat

Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya:

abad XX 
abad ke-20 
abad kedua puluh 
Perang Dunia II 
Perang Dunia Ke-2 
Perang Dunia Kedua
B. Penggunaan kata dengan
Kata dengan digunakan untuk menandai beberapa makna. Yang per­tama ialah makna ‘kealatan’.
Makna itu terdapat pada ujaran yang me­nyatakan adanya alat yang digunakan untuk melakukan sesuatu. Contohnya terlihat pada kalimat yang berikut.
(1) Pohon itu ditebang dengan gergaji mesin.
(2) Mereka memadamkan api itu dengan air seadanya.
(3) Dengan surat itu mereka melaporkan kejadian sebenarnya.
Alat yang digunakan itu tidak selalu berupa benda konkret, tetapi juga benda abstrak seperti yang terlihat pada dua kalimat yang berikut.
(4) Pemindahan penduduk tidak akan dilakukan dengan kekerasan.
(5) Peraturan itu ternyata dapat dilaksanakan hanya dengan pengawasan ketat.
Yang kedua ialah makna ‘kebersamaan’. Makna itu terdapat pada ujar­an yang menyatakan adanya beberapa pelaku yang mengambil bagian pada peristiwa yang sama. Perhatikan contoh berikut.
(6) Ayah sedang bercakap-cakap dengan tamunya.
Pada kalimat itu, baik ayah maupun tamunya sama-sama aktif meng­ambil bagian pada peristiwa percakapan. Contoh yang lain sebagai berikut.
(7) Adikku pergi berenang dengan teman-temannya.
(8) Para pemberontak bersedia berunding dengan pemerintah.
(9) Ayahnya melarang dia berteman dengan pemabuk.
(10) Kemarin saya bertemu dengan teman lamaku.
Yang ketiga, makna ‘kesertaan’. Makna yang mirip dengan ‘kebersama­an’ itu terdapat pada tuturan yang menyatakan adanya benda yang menyertai pelaku. Penyerta itu umumnya benda yang tak bernyawa. Oleh karena itu, penyerta itu tidak ikut aktif mengambil bagian dalam peristiwa yang dinyatakan. Berikut ini adalah contohnya.
(11) Perampok itu pergi dengan barang-barang rampasannya.
(12) Peserta pertemuan itu pulang dengan kenangan manis.
Yang keempat ialah makna ‘kecaraan’ yang terdapat pada ujaran yang menyatakan cara peristiwa terjadi atau cara tindakan dilakukan. Berikut ini contohnya.
(13) Pertandingan itu berjalan dengan aman.
Selain itu, ada beberapa kata yang harus diikuti oleh pelengkap yang diawali dengan kata dengan. Makna yang terdapat pada konstruksi seperti itu adalah ‘kesesuaian’ atau ‘ketaksesuaian’. Contohnya seperti berikut.
(14) Penebaran benih dilakukan bertepatan dengan saat mulai musim hujan.
Kata bertepatan memerlukan pelengkap yang diawali dengan kata dengan. Kita tidak dapat membuat kalimat berikut.
(14) *Penaburan benih dilakukan bertepatan. Contoh yang lain disajikan berikut ini.
(15) Peraturan itu bertentangan dengan asas keadilan.
(16) Pemberian amnesti itu berkenaan dengan ulang tahun raja.
(17) Mereka tidak setuju dengan usul itu.
(18) Jangan membuat baju yang berbeda dengan pesanan.
(19) Orang tuanya sekampung dengan orang tua kami.
Banyak ditemukan contoh kalimat yang salah karena tidak menggunakan kata dengan, seperti berikut.
(20) Buatlah gambar yang sesuai contoh.
(21) Kini mereka dapat bertemu anaknya.
Kalimat itu seharusnya berbunyi seperti berikut.
(20a) Buatlah gambar yang sesuai dengan CONTOH
(21a) Kini mereka dapat bertemu dengan anaknya.
Jika kita tidak akan menggunakan kata dengan pada kalimat (21) itu, kata menemui dapat digunakan alih-alih bertemu.
(21b) Kini mereka dapat menemui anaknya.
Ada juga pemakaian kata dengan yang tidak pada tempatnya pada ragam resmi. Berikut ini contohnya.
(22) Kami berikan surat ini dengan staf Saudara.
(23) Dengan kemenangan itu mengantarkan Graf ke final.
Kalimat (22) salah jika mengungkapkan informasi bahwa surat itu diberikan kepada staf Saudara, tetapi benar jika mengungkapkan informasi bahwa kami dan staf Saudara bersama-sama memberikan surat itu. Kalimat (23) tidak bersubjek karena kata dengan tidak pernah menda­hului subjek. Berikut ini perbaikannya.
(22a) Kami berikan surat itu kepada staf Saudara.
(23b) Kemenangan itu mengantar Graf ke final.
(http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/666) . 



PEMBAHASAN SOAL UN TAHUN PELAJARAN 2017/2018 BAHASA INDONESIA SMA/MA 



14. Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas dalam Paragraf Klik https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/08/zuhri-indonesia-pembahasan-soal-un_27.html 

1 comment: