Ciri kebahasaan teks hikayat antara lain sebagai Berikut.
A. Banyak menggunakan konjungsi
Ciri bahasa yang dominan dalam hikayat adalah banyak penggunaan
konjungsi pada setiap awal kalimat.
Perhatikan contoh kutipan hikayat berikut ini.
Maka berkeinginanlah istri Khojan Maimun untuk mendengarkan cerita tersebut. Maka Bayanpun berceritalah kepada Bibi Zainab dengan maksud agar ia dapat memperlalaikan perempuan itu. Hatta setiap malam,Bibi Zainab yang selalu ingin mendapatkan anak raja itu, dan setiap berpamitan dengan bayan. Maka diberilah ia cerita-cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam. Burung tersebut bercerita, hingga akhirnyalah Bibi Zainab pun insaf terhadap perbuatannya dan menunggu suaminya Khojan Maimum pulang dari rantauannya.
Dalam kutipan tersebut, konjungsi maka digunakan hingga tiga kali.
B. Banyak menggunakan kata arkais
Perhatikan contoh kutipan hikayat berikut ini.
Maka berkeinginanlah istri Khojan Maimun untuk mendengarkan cerita tersebut. Maka Bayanpun berceritalah kepada Bibi Zainab dengan maksud agar ia dapat memperlalaikan perempuan itu. Hatta setiap malam,Bibi Zainab yang selalu ingin mendapatkan anak raja itu, dan setiap berpamitan dengan bayan. Maka diberilah ia cerita-cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam. Burung tersebut bercerita, hingga akhirnyalah Bibi Zainab pun insaf terhadap perbuatannya dan menunggu suaminya Khojan Maimum pulang dari rantauannya.
Dalam kutipan tersebut, konjungsi maka digunakan hingga tiga kali.
B. Banyak menggunakan kata arkais
Selain banyak menggunakan konjungsi, hikayat menggunakan kata-kata
arkais. Hikayat merupakan karya sastra klasik. Artinya, usia hikayat jauh
lebih tua dibandingkan usia Negara Indonesia. Meskipun bahasa yang digunakan
adalah bahasa Indonesia (berasal dari bahasa Melayu), tidak semua kata dalam
hikayat kita jumpai dalam bahasa Indonesia sekarang. Kata-kata yang sudah
jarang digunakan atau bahkan sudah asing tersebut disebut sebagai kata-kata
arkais.
Contoh
Contoh
Kata Arkais
|
Makna Kamus
|
beroleh
|
mendapat
|
titah
|
kata, perintah
|
buluh
|
tanaman berumpun, berakar serabut, batangnya
beruas-ruas, berongga, dan keras; bambu; aur
|
C.
Banyak menggunakan majas atau gaya bahasa
Majas atau gaya bahasa yang sering
dijumpai dalam teks hikayat antara lain sebagai Berikut
1. Majas antonomasia
Majas antonomasia yaitu majas yang
menyebut seseorang berdasarkan ciri atau sifatnya yang menonjol.
Contoh
Si
Miskin laki-bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing itu berjalan
mencari rezeki berkeliling di negeri antah berantah di bawah pemerintahan
Maharaja Indera Dewa. Ke mana mereka pergi selalu diburu dan diusir oleh
penduduk secara beramai-ramai dengan disertai penganiayaan sehingga
bengkak-bengkak dan berdarahdarah tubuhnya. Sepanjang perjalanan menangislah Si
Miskin berdua itu dengan sangat lapar dan dahaganya. Waktu malam tidur di
hutan, siangnya berjalan mencari rezeki.
Si Miskin dalam kutipan hikayat di
atas merupakan contoh majas antonomasia.
2. Majas simile
Majas simile adalah majas yang
membandingkan suatu hal dengan hal lainnya menggunakan kata penghubung atau
kata pembanding. Kata penghubung atau kata pembanding yang biasa digunakan
antara lain:
seperti, laksana, bak, dan bagaikan.
seperti, laksana, bak, dan bagaikan.
Contoh
Maka
si Miskin itupun sampailah ke penghadapan itu. Setelah dilihat oleh orang
banyak, Si Miskin laki bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing rupanya. Maka orang banyak itupun ramailah
ia tertawa seraya mengambil kayu dan batu (Hikayat Si Miskin).
Baca juga
1. Ciri Kebahasaan Teks Hikayat Klik https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/11/ciri-kebahasaan-teks-hikayat.html
2. Karakteristik Teks Hikayat Klik https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/11/mengidentifikasi-karakteristik-hikayat.html
3. Nilai-Nilai dalam Hikayat Klik https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/11/nilai-nilai-dalam-hikayat.html
4. STRUKTUR TEKS HIKAYAT KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/11/struktur-teks-hikayat.html
Sangat membantu
ReplyDeleteterima kasih
ReplyDelete