01 April 2017

INSTRUMEN DAN HASIL TELAAH SOAL URAIAN USBN 2017


INSTRUMEN TELAAH SOAL URAIAN (SOAL CADANGAN)

Mata Pelajaran                 : Sastra Indonesia            Penulis Soal        : Drs. Syaifudin Zuhri, M.Pd.

Jumlah Butir Soal              : 5                                           Penelaah             : Muh Zuhri, M.Pd.



JENIS PERSYARATAN
BUTIR   SOAL
1
2
3
4
5
A.      Materi
1.       Soal sesuai dengan indikator
1
1
1
1
1

2.       Batasan jawaban yang diharapkan jelas
1
1
1
1
1

3.       Isi materi sesuai dengan pelajaran
1
1
1
1
1

4.       Isi materi sesuai dengan jenjang sekolah/kelas
1
1
1
1
1
B.  Konstruksi
5.       Rumusan kalimat soal menggunakan kata tanya/perintah yang menuntut jawaban terurai
1
1
1
1
1

6.      Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal
1
1
1
1
1

7.       Ada pedoman penskoran
1
1
1
1
1

8.       Gambar, grafik, diagram, tabel, dan sejenisnya yang terdapat pada soal jelas dan terbaca
X
X
X
X
X
C.      Bahasa
9.       Soal menggunakan kalimat yang komunikatif
1
1
1
1
1

10.  Butir soal tidak mengandung kata yang dapat menyinggung perasaan siswa (emosional)
1
1
1
1
1

11.    Butir soal tidak menggunakan kata yang menimbulkan penafsiran ganda”.
1
1
1
1
1

12.    Butir soal menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
1
1
1
1
1

13.  Rumusan soal sudah mempertimbangkan segi bahasa dan budaya
1
1
1
1
1

14.    Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat
1
1
1
1
1

15.    Butir soal tidak mengandung unsur SARA, politik, kekerasan, pornografi, komersial, dll.
1
1
1
1
1
JUMLAH SKOR HASIL TELAAH
Nilai 15 aspek






Nilai 14 aspek (tanpa aspek nomor 8)
14
14
14
14
14
REKOMENDASI HASIL TELAAH BUTIR SOAL
Diterima tanpa perbaikan
v
v
v
v
v
Diperbaiki





Ditolak/tidak digunakan





DIMENSI KOGNITIF
Pengetahuan dan Pemahaman





Penafsiran/Aplikasi
v

v


Penalaran

v

v
v



REKAPITULASI HASIL TELAAH BUTIR SOAL URAIAN (SOAL CADANGAN)

Mata Pelajaran                 : Sastra Indonesia            Penulis Soal        : Drs. Syaifudin Zuhri, M.Pd. Jumlah Butir Soal                : 5                                         Penelaah               : Muh Zuhri, M.Pd.

REKOMENDASI

NO
REKOMENDASI
JUMLAH
PERSENTASE
1
Diterima
5
100
2
Diperbaiki
0
0
3
Ditolak
0
0



A.      Dimensi Kognitif

No
Dimensi Kognitif
Jumlah
Persentase
1
Pengetahuan dan Pemahaman
0
0
2
Penafsiran/Aplikasi
2
40
3
Penalaran
3
60









                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                Boyolali, 12 Maret 2017

                                                                                                                                                Penelaah

                                                               



                                                                                                                                                Muh Zuhri, M.Pd.

                                                                                                                                                NIP 197207081998011001



















PETUNJUK PENGISIAN INSTRUMEN

1. Isilah identitas mata pelajaran, jumlah butir soal, nama penulis soal, dan nama penelaah.

2. Pahami dengan cermat aspek yang ditelaah dan kriteria penskorannya.

3. Isikan skor setiap aspek sesuai kriteria pada setiap nomor butir soal yang ditelaah. Skor maksimum setiap aspek 1.

a. Skor aspek setiap nomor memenuhi kriteria skor=1 dan tidak memenuhi kriteria skor= 0.

b. Skor maksimum seluruh aspek  = 15

18. Jika aspek nomor 1 dan/atau aspek nomor 15 mendapat skor 0 (soal tidak sesuai dengan indikator atau soal mengandung SARAPPPK), maka penelaahan tidak perlu dilakukan pada aspek-aspek lain, dan soal DITOLAK. Untuk aspek nomor  8 tidak terdapat gambar , grafik, dll. diisi tanda silang (X)

5. Isikan jumlah skor hasil telaah pada setiap nomor butir soal.

6. Nilai 15 aspek jika pemberian skor lengkap meliputi aspek 1 s.d 15.

7. Nilai 15 aspek jika aspek nomor 8 tidak ada

8. Perhitungan nilai hasil telaah menggunakan bilangan bulat 0 - 100

a. Nilai 15 aspek = (jumlah skor x 100) / 15

b. Nilai 14 aspek (tanpa nomor 8 = (jumlah skor x 100) / 14

9. Rekomendasi hasil telaah butir soal uraian

Rekomendasi hasil telaah dibedakan menjadi tiga kategori yaitu:

a. Soal DITERIMA tanpa perbaikan

b. Soal DIPERBAIKI

c. Soal DITOLAK/TIDAK DIGUNAKAN

11. Kriteria hasil telaah

a. Soal DITERIMA tanpa perbaikan, jika jumlah skor =100.

b. Soal DIPERBAIKI, jika aspek nomor 1 dan aspek nomor 15 masing-masing mendapat skor 1 dan jumlah skor = 70 – 99. Perbaikan dilakukan pada aspek-aspek yang belum mencapai skor maksimum.

c. Soal DITOLAK/TIDAK DIGUNAKAN, jika aspek nomor 1 dan/atau aspek nomor 15 mendapat skor 0 (soal tidak sesuai dengan indikator dan/atau soal tidak bersifat SARAPPPK), atau Aspek nomor 1 dan aspek nomor 15 masing-masing mendapat skor 1 dan jumlah skor < 70

REKOMENDASI HASIL TELAAH BUTIR SOAL
Isikan angka 1 pada setiap nomor butir soal untuk soal yang DITERIMA, DIPERBAIKI, atau DITOLAK sesuai kriteria hasil telaah butir soal.kemudian jumlahkan.

DIMENSI KOGNITIF

Isikan angka 1 pada setiap nomor butir soal sesuai dimensi kognitifnya, kemudian jumlahkan.






PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN



Dalam Lampiran 3 Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 (233) pendekatan dimaknai sebagai cara menyikapi/melihat (a way of viewing); strategi dimaknai sebagai cara mencapai tujuan dengan sukses (a way of winning the game atau a way of achieving of objectif); metode dimaknai sebagai cara menangani sesuatu (a way of dealing). Sedangkan teknik dimaknai sebagai cara memperlakukan sesuatu (a way creating something); dan model dimaknai sebagai kerangka yang berisikan langkah-langkah/uruturutan kegiatan/sintakmatik yang secara operasional perlu dilakukan oleh guru dan siswa. Dalam referensi lain dijelaskan bahwa pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran; metode adalah cara yang digunakan untuk  mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran; teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifk; dan model adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru (bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran). Pendekatan (approach) merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Roy Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered approaches) yang digunakan dalam perancangan kurikulum dan pembelajaran saat ini. Strategi pembelajaran merupakan perencanaan tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan sebagai cara untuk melaksanakan dan merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dalam mengimplementasikan metode pembelajaran, seorang pendidik perlu menetapkan teknik atau cara tertentu agar proses pembelajaran berjaan efektif dan efsien, serta taktik atau gaya individu dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu misalnya dalam menggunakan ilustrasi atau menggunakan gaya bahasa atau idialek agar materi pembelajaran mudah dipahami.

(Dikutip dari Materi UKG Bahasa Indonesia 2015 oleh Mukh Doyin & Supriyono)

PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN MORAL PESERTA DIDIK



Prinsip-Prinsip Perkembangan Kognitif Peserta Didik

Empat Tahap Perkembangan Kognitif Siswa Menurut Piaget
  1. tahap sensori motor (0–2 tahun),
    Pada tahap sensori motor (0-2 tahun) seorang anak akan belajar untuk menggunakan dan mengatur kegiatan fisik dan mental menjadi rangkaian perbuatan yang bermakna. Pada tahap ini, pemahaman anak sangat bergantung pada kegiatan (gerakan) tubuh dan alat-alat indera mereka.
  2. tahap pra-operasional (2–7 tahun),
    Pada tahap pra-operasional (2-7 tahun), seorang anak masih sangat dipengaruhi oleh hal-hal khusus yang didapat dari pengalaman menggunakan indera, sehingga ia belum mampu untuk melihat hubungan-hubungan dan menyimpulkan sesuatu secara konsisten.
  3. tahap operasional konkret (7–11 tahun),
    Pada tahap operasional konkret (7-11 tahun), umumnya anak sedang menempuh pendidikan di sekolah dasar. Di tahap ini, seorang anak dapat membuat kesimpulan dari suatu situasi nyata atau dengan menggunakan benda konkret, dan mampu mempertimbangkan dua aspek dari suatu situasi nyata secara bersamasama
    (misalnya, antara bentuk dan ukuran).
     (4) tahap operasional formal (11 tahun ke atas).
    Pada tahap operasional formal (lebih dari 11 tahun), kegiatan kognitif seseorang tidak mesti menggunakan benda nyata. Tahap ini merupakan tahapan terakhir dalam perkembangan kognitif.
    Perkembangan Moral
  1. Teori Kohlberg telah menekankan bahwa perkembangan moral didasarkan terutama pada penalaran moral dan berkembang secara bertahap yaitu: Penalaran prakovensional, konvensional, dan pascakonvensional.
    1) Tingkat Satu: Penalaran Prakonvesional
    Penalaran prakonvensional adalah tingkat yang paling rendah dalam teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkat ini, anak tidak memperlihatkan internalisasi nilai-nilai moral, penalaran moral dikendalikan oleh imbalan (hadiah) dan hukuman ekternal.
    2)
    Tingkat Dua: Penalaran Konvensional
    Penalaran konvensional adalah tingkat kedua atau tingkat menengah dari teori perkembangan moral Kohlberg. Seorang mentaati standar-standar (internal) tertentu, tetapi mereka tidak mentaati standar-standar (internal) orang lain, seperti orangtua atau masyarakat.
    3) Tahap Tiga: Penalaran Pascakonvensional
    Penalaran pascakonvensional adalah tingkat tertinggi dari teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkat ini, moralitas benarbenar diinternalisasikan dan tidak didasarkan pada standar-standar orang lain. Seorang mengenal tindakan moral alternatif, menjajaki
    pilihan-pilihan, dan kemudian memutuskan berdasarkan suatu kode moral pribadi.
  2. Tipe-tipe Kepribadian Siswa
    Tipe kepribadian dibagi menjadi tiga, yaitu:
  1. Kepribadian Ekstrovert: dicirikan dengan sifat sosiabilitas, bersahabat, menikmati kegembiraan, aktif bicara, impulsif, menyenangkan spontan, ramah, sering ambil bagian dalam aktivitas sosial.
  2. Kepribadian Introvert: dicirikan dengan sifat pemalu, suka menyendiri, mempunyai kontrol diri yang baik.
  3. Neurosis: dicirikan dengan pencemas, pemurung, tegang, bahkan kadang-kadang disertai dengan simptom fisik seperti keringat, pucat, dan gugup.
    Menurut Hippocrates dan Galenus (dalam Kurnia 2007)

  1. Bekal Awal Peserta Didik
    Bekal ajar awal peserta didik dapat pula diartikan kemampuan awal (entry behavior)
    adalah kemampuan yang yang telah diperoleh peserta didik sebelum dia memperoleh kemampuan terminal tertentu yang baru. Kemampuan awal
    menunjukkan status pengetahuan dan keterampilan peserta didik sekarang untuk menuju ke status yang akan datang yang diinginkan guru agar tercapai oleh peserta didik. Dengan kemampuan ini dapat ditentukan darimana pengajaran harus dimulai.
    Identifikasi bekal ajar awal peserta didik bertujuan untuk:
    1) Memperoleh informasi yang lengkap dan akurat berkenaan dengan kemampuan awal peserta didik sebelum mengikuti program pembelajaran tertentu;
    2) Menyeleksi tuntutan, bakat, minat, kemampuan serta kecendrungan peserrta didik berkaitan dengan pemilihan program program pembelajaran tertentu yang akan diikuti mereka; dan
    3) Menentukan desain program pembelajaran dan atau pelatihan tertentu yang perlu dikembangkan sesuai dengan kemampuan awal peserta didik.
    Teknik Mengaktifkan Bekal Ajar Awal Peserta Didik
    untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik, seorang pendidik dapat melakukan tes awal (pre-test). Tes yang diberikan dapat berkaitan dengan materi ajar sesuai dengan panduan kurikulum. Selain itu pendidik dapat melakukan wawancara, observasi, dan memberikan kuisioner kepada peserta didik atau calon peserta didik, serta guru yang biasa mengampu pelajaran tersebut. Teknik yang paling tepat untuk mengetahui bekal ajar awal peserta didik yaitu tes. Teknik tes ini menggunakan tes prasyarat dan tes awal. Sebelum memasuki pelajaran sebaiknya guru membuat tes prasyarat dan tes awal. Tes prasyarat adalah tes untuk mengetahui apakah peserta didik telah memiliki pengetahuan keterampilan yang diperlukan atau di syaratkan untuk mengikuti suatu pelajaran. Sedangkan tes awal adalah tes untuk mengetahui seberapa jauh siswa telah memiliki pengetahuan atau keterampilan mengenai pelajaran yang hendak diikuti. Benjamin S. Bloom melalui beberapa eksperimen membuktikan bahwa “untuk belajar yang bersifat kognitif apabila pengetahuan atau kecakapan pra syarat ini tidak dipenuhi, maka betapa pun kualitas pembelajaran tinggi, maka tidak akan menolong untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi”. Hasil pretest juga sangat berguna untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan yang dimiliki dan sebagai perbandingan dengan hasil yang dicapai setelah mengikuti pelajaran. Jadi kemampuan awal sangat diperlukan untuk menunjang pemahaman siswa sebelum diberi pengetahuan baru karena kedua hal tersebut saling berhubung.


KISI-KISI UJIAN TULIS NASIONAL (UTN)  PLPG 2017



MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

TINGKAT SMP DAN SMA

NO
KOMPETENSI UTAMA
MATERI
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1
PEDAGOGIK
Karakteristik perkembangan sosial-emosional peserta didik.
Mengidentifikasikan karakteristik perkembangan sosial-emosional
peserta didik.
Kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik
Menganalisis kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik
Pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yag mendidik dalam pembelajaran bahasa.
Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yag mendidik dalam pembelajaran bahasa.
Langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
Materi pembelajaran yang sesuai dengan KI-KD
menentukan materi pembelajaran yang sesuai dengan KI-KD
Rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.
Merancang pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.
Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di lapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan.
Mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di lapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan.
Media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu
Memanfaatkan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk
mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.
TIK dalam pembelajaran
Memanfaatkan TIK dalam pembelajaran
Model pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi optimal
Menentukan model pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi optimal
Komunikasi secara efektif
Melakukan komunikasi secara efektif
Aspek penilaian keterampilan
Mengidentifikasi aspek penilaian keterampilan
Instrumen penilaian
Menyusun instrumen penilaian
Pencapaian kompetensi
Menentukan pencapaian kompetensi
Ketercapaian KKM
Menganalisis ketercapaian KKM
Program remedial berdasarkan hasil penilaian
Merancang program remedial berdasarkan hasil penilaian
Tujuan dan sasaran pembelajaran reflektif
Menjelaskan tujuan dan sasaran pembelajaran reflektif
Desain penelitian tindakan kelas untuk peningkatan
Keprofesionalan
membuat desain penelitian tindakan kelas untuk peningkatan
keprofesionalan.
2
PROFESIONAL
Konsep, teori, dan materi aliran struktural yang terkait
Dengan pengembangan materi pembelajaran bahasa
Menjelaskan konsep, teori, dan materi aliran struktural yang terkait dengan pengembangan materi pembelajaran bahasa.
Materi pembelajaran bahasa berdasarkan aliran fungsional.
Pengembangan materi pembelajaran bahasa berdasarkan aliran fungsional.
Konsep hakikat bahasa
Menjelaskan konsep hakikat bahasa.
Jenis-jenis pemerolehan bahasa (fonologi, morfologi, sintaksis, dan pragmatik).
Mengidentifikasi jenis-jenis pemerolehan bahasa (fonologi, morfologi,
sintaksis, dan pragmatik).
Kedudukan bahasa Indonesia
Menjelaskan kedudukan bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia
Menjelaskan fungsi Bahasa Indonesia
Ragam Bahasa Indonesia
Mengidentifikasi ragam Bahasa Indonesia
Prinsip dan prosedur berbahasa secara lisan (berbicara dan menyimak) dan tertulis (membaca dan menulis)
Mengaplikasi prinsip dan prosedur berbahasa secara lisan (berbicara
dan menyimak) dan tertulis (membaca dan menulis)
Prinsip dan prosedur berbahasa secara deskrit: menyimak, berbicara, membaca, menulis
Mengaplikasikan prinsip dan prosedur berbahasa secara deskrit: menyimak, berbicara, membaca, menulis
Prinsip dan prosedur berbahasa secara integratif: menyimak, berbicara, membaca, menulis
Mengaplikasikan prinsip dan prosedur berbahasa secara integratif:
menyimak, berbicara, membaca, menulis
Prinsip dan prosedur berbahasa berdasarkan konteks (akademis, formal, vokasional)
Mengaplikasikan prinsip dan prosedur berbahasa berdasarkan konteks (akademis, formal, vokasional)
Prinsip dan prosedur berbahasa secara lisan
Produktif. Berbicara (monolog: bercerita, pidato, ceramah, khotbah dan
Dialog: wawancara, diskusi, debat, percakapan, drama)
Mengaplikasikan prinsip dan prosedur berbahasa secara lisan
produktif. Berbicara (monolog: bercerita, pidato, ceramah, khotbah dan
dialog: wawancara, diskusi, debat, percakapan, drama)
Prinsip dan prosedur berbahasa secara lisan
Reseptif. Menyimak reseptif dan kritis (monolog: bercerita, pidato, ceramah,
Khotbah dan dialog: wawancara, diskusi, debat, percakapan, drama)
Mengaplikasikan prinsip dan prosedur berbahasa secara lisan
reseptif. Menyimak reseptif dan kritis (monolog: bercerita, pidato, ceramah,
khotbah dan dialog: wawancara, diskusi, debat, percakapan, drama)
Prinsip dan prosedur berbahasa secara tertulis
Produktif. Menulis: fiksi (pantun, puisi, cerpen, dongeng, novel, drama)
Dan nonfiksi (catatan harian, iklan, surat, memo, pengumuman, laporan, esai,
Artikel, karya ilmiah). Jenis-jenis karangan: deskripsi, narasi, persuasi, argumrntasi, eksposisi
Mengaplikasikan prinsip dan prosedur berbahasa secara tertulis
produktif. Menulis: fiksi (pantun, puisi, cerpen, dongeng, novel, drama)
dan nonfiksi (catatan harian, iklan, surat, memo, pengumuman, laporan, esai,
artikel, karya ilmiah). Jenis-jenis karangan: deskripsi, narasi, persuasi, argumentasi, eksposisi)
Prinsip dan prosedur berbahasa secara tertulis
Reseptif. Membaca (teknik: membaca cepat, membaca memindai, membaca
Sekilas, membaca nyaring. Jenis: membaca intensif, ekstensif, kritis,
Bahasa=mencari kosa kata dan kalimat-kalimat sumbang, ejaan)
Mengaplikasikan prinsip dan prosedur berbahasa secara tertulis
reseptif. Membaca (Teknik: membaca cepat, membaca memindai, membaca
sekilas, membaca nyaring. Jenis: membaca intensif, ekstensif, kritis,
bahasa=mencari kosa kata dan kalimat-kalimat sumbang, ejaan)
Kaidah bahasa Indonesia (fonologi= ejaan dan
Lafal, morfologi =tata bentukan, istilah, akronim, singkatan, makna kata,
Hubungan makna=polisemi, sinonim, antonim, hiponim, homograf, homofon,
Meronim, denotasi, konotasi, majas=metafora, simile..) Sebagai rujukan
Mengidentifikasi kaidah bahasa Indonesia (fonologi= ejaan dan
lafal, morfologi =tata bentukan, istilah, akronim, singkatan, makna kata,
hubungan makna=polisemi, sinonim, antonim, hiponim, homograf, homofon,
meronim, denotasi, konotasi, majas=metafora, simile..) sebagai rujukan
Kaidah bahasa Indonesia (kaidah ejaan dalam menulis; Kaidah lafal dalam berbicara; kaidah kalimat= kalimat majemuk, paragraf;
Kaidah bentukan: fonologi= ejaan dan lafal, morfologi =tata bentukan, istilah,
Akronim, singkatan, makna kata, hubungan makna=polisemi, sinonim, antonim, hiponim, homograf, homofon, meronim, denotasi, konotasi
Menerapkan kaidah bahasa Indonesia (kaidah ejaan dalam menulis;
kaidah lafal dalam berbicara; kaidah kalimat= kalimat majemuk, paragraf;
kaidah bentukan: fonologi= ejaan dan lafal, morfologi =tata bentukan, istilah, akronim, singkatan, makna kata, hubungan makna=polisemi, sinonim, antonim, hiponim, homograf, homofon, meronim, denotasi, konotasi
Teori dan genre puisi Indonesia (puisi lama: pantun, gurindam, syair; puisi baru: stanza, …. Soneta; prosa lirik: Sabai nan Aluih,
Kaba Minangkabau).
teori dan genre puisi Indonesia (puisi lama: pantun, gurindam, syair; puisi baru: stanza, …. Soneta; prosa lirik: Sabai nan Aluih,
Kaba Minangkabau).
Teori dan genre prosa Indonesia (prosa lama: hikayat, Dongeng; prosa baru: roman, novel, cerpen)
Menjelaskan teori dan genre prosa Indonesia (prosa lama: hikayat,
dongeng; prosa baru: roman, novel, cerpen)
Apresiasi puisi Indonesia (puisi lama: pantun, gurindam, syair;
Puisi baru:stanza, …. Soneta; prosa lirik: Sabai nan Aluih, Kaba
Minangkabau). Tahapan/taksonomi apresiasi: menerima, menggemari,
Memahami, menghayati, menggumuli, menanggapi, mengevaluasi/menilai
Mengapresiasi puisi Indonesia (puisi lama: pantun, gurindam, syair;
puisi baru:stanza, …. Soneta; prosa lirik: Sabai nan Aluih, Kaba
Minangkabau). Tahapan/taksonomi apresiasi: menerima, menggemari,
memahami, menghayati, menggumuli, menanggapi, mengevaluasi/menilai
Puisi Indonesia (puisi lama: pantun, gurindam, syair; puisi
Baru:stanza, …. Soneta; prosa lirik: Sabai nan Aluih, Kaba Minangkabau).
Menulis puisi Indonesia (puisi lama: pantun, gurindam, syair; puisi
baru:stanza, …. Soneta; prosa lirik: Sabai nan Aluih, Kaba Minangkabau).
Apresiasi prosa Indonesia (prosa lama: hikayat,
Dongeng; prosa baru: roman, novel, cerpen)
Mengapresiasi prosa Indonesia (prosa lama: hikayat,
dongeng; prosa baru: roman, novel, cerpen)
Prosa Indonesia ( prosa lama: hikayat, dongeng; prosa baru:
Roman, novel, cerpen)
Menulis prosa Indonesia ( prosa lama: hikayat, dongeng; prosa baru:
roman, novel, cerpen)
Apresiasi teks drama Indonesia
Mengapresiasi teks drama Indonesia
Naskah drama sederhana Indonesia
Mementaskan naskah drama sederhana Indonesia
Kritik sastra Indonesia (puisi, prosa dan drama)
Membuat kritik sastra Indonesia (puisi, prosa dan drama)
Indikator dan atau tujuan mata pembelajaran bahasa
Merumuskan indikator dan atau tujuan mata pembelajaran bahasa
Materi pembelajaran yang sesuai dengan KI-KD
Menentukan materi pembelajaran yang sesuai dengan KI-KD
Masalah dalam pembelajaran bahasa
Merumuskan masalah dalam pembelajaran bahasa
Jaringan komunikasi on-line untuk mendukung
Komunitas profesi sebagai penunjang PKB
Memanfaatkan jaringan komunikasi on-line untuk mendukung
komunitas profesi sebagai penunjang PKB


UNTUK PERSIAPAN UTN 2017 BACA SOAL UTN 2017 KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL DI SINI