17 August 2018

SOAL UN 2017/2018 DAN PEMBAHASAN SMA/MA BAHASA INDONESIA NOMOR 4: KONFLIK DALAM CERPEN




Kunci Jawaban: A
Pembahasan

Konflik merupakan pertemuan atau benturan antara dua kekuatan yang berlawanan. Wellek dan Warren (1995: 285), menyatakan bahwa konflik adalah sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang, menyiratkan adanya aksi dan balasan aksi. 
Pada kutipan cerita di atas konflik melibatkan istri dan suami yang berbeda sikap dalam mengambil langkah mengatasi permasalahan yang dihadapi. Istri menuntut kepada suami agar segera bertindak mencari jalan keluar, sedangkan suami masih berpikir dan tidak segera bertindak. Kalimat dalam teks tersebut yang menunjukkan konflik antara suami dan istri antara lain pada Namun, Ranti Istriku, tetap ngotot dan terus-menerus mendesakku. Kami masih tetap terdiam, aku berdiri dan berjalan kesana-kemari. Dengan demikian pilihan jawaban yang tepat adalah (A) saling ngotot tidak mau mengalah (antara suami dan istri). 


Apakah suami pada cerita tersebut memiliki sifat ngotot? Jawabannya, iya. Kata ngotot memiliki arti keras kepala (susah dibilangin) (https://www.apaarti.com/ngotot.html). Sifat suami yang keras kepala atau susah dibilangin dapat disimpulkan dari kata-kata dalam teks tersebut, yaitu Namun, Ranti Istriku, tetap ngotot dan terus-menerus mendesakku. Kami masih tetap terdiam, aku berdiri dan berjalan ke sana-ke mari. Berdasarkan kutipan tersebut, Sang suami memiliki sifat susah dibilangin atau ngotot.
Bagaimana dengan pilihan jawaban (C) sulit mencari jalan keluar? Pilihan jawaban tersebut kurang tepat karena sebenarnya jalan keluar sudah didapatkan yaitu segera cari pinjaman seperti yang diusulkan oleh istri. Hanya, suami belum mau menerima usul istri. 

PEMBAHASAN SOAL UN TAHUN 2017/2018 BAHASA INDONESIA SMA/SMK NOMOR 3: PEMBUKTIAN LATAR SUASANA DALAM CERITA


Kunci Jawaban: E
Pembahasan
Menurut KBBI latar ialah keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra. Latar tempat (berkaitan dengan di mana peristiwa dalam cerita itu terjadi). Latar waktu (berkaitan dengan kapan peristiwa dalam cerita terjadi). Latar suasana (berkaitan dengan perasaan atau suasana kejadian peristiwa dalam cerita itu terjadi).
Suasana tidak nyaman artinya suasana yang tidak enak atau tidak menyenangkan. Pembuktian latar suasana tidak nyaman pada kutipan teks tersebut yaitu Suami nenek tidak tidak berkutik dengan batuk kecil (opsi E). Hal ini dapat disimpulkan dari kalimat dalam teks Bahkan Ida Bagus Tagur, suaminya, takkan berkutik hanya dengan batuk kecil.

DAFTAR JUMLAH PESERTA PPG DALAM JABATAN YANG LULUS SELEKSI AKADEMIK DAN ADMINISTRASI TAHUN 2018 DAN 2017




Hasil seleksi akademik (Pretes PPG) yang dilaksanakan pada bulan Mei 2018 dapat dilihat melalui tautan ini : http://sergur.id/pub/index.php?pg=pretes2
SELAMAT BAGI YANG SUDAH LULUS DAN BAGI YANG BELUM LULUS SEMOGA SUKSES PADA KESEMPATAN YANG AKAN DATANG


DAFTAR JUMLAH PESERTA PPG DALAM JABATAN YANG LULUS SELEKSI AKADEMIK DAN ADMINISTRASI TAHUN 2018 DAN 2017
Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan nomor 18726/B.B4/GT/2018 tanggal 8 Agustus 2018 dinyatakan bahwa peserta seleksi PPG dalam Jabatan tahun 2018 yang dinyatakan lulus seleksi akademik berjumlah 106.544 dari peserta seleksi sebanyak 453.377. Hasil seleksi akademik akan segera diumumkan. Sedangkan peserta seleksi PPG dalam Jabatan tahun 2017 yang dinyatakan lulus seleksi akademik dan administrasi berjumlah 25.363 orang dari peserta seleksi sebanyak 206.676. 
Rekapitulasi Hasil Seleksi Akademik PPG Dalam Jabatan Tahun 2018 Per Provinsi dan Per Jenjang dapat dilihat pada tabel berikut. 

16 August 2018

PEMBAHASAAN UN TAHUN PELAJARAN 2017/2018 BAHASA INDONESIA SMA/MA SOAL NOMOR 2: CARA PENDESKRIPSIAN WATAK TOKOH


Kunci Jawaban: D
Pembahasaan
Pengarang dapat menyampaikan watak tokoh melalui cara langsung dan tidak langsung. Penyampaian watak secara langsung (analitik) adalah melalui pengarang itu sendiri. Pengarang akan mendeskripsikan seorang tokoh melalui penjelasan berupa kalimat-kalimat. Cara ini mempermudah pembaca memahami karakter tokoh karena penyampaian watak-wataknya dilakukan secara tersurat. 
Penyampaian watak secara tidak langsung adalah melalui percakapan antartokoh, pikiran tokoh, tindakan tokoh, serta pendapat tokoh lain. Dengan cara ini, pembaca mau tidak mau harus berpikir sedikit lebih keras untuk memahami karakter tokoh, karena watak-wataknya disampaikan secara tersirat. 
Pendeskripsian watak tokoh nenek yang keras kepala dalam kutipan novel tersebut diungkapkan melalui tanggapan tokoh lain. Tokoh lain (cucu) menyebut tokoh cerita dengan sebutan nenek dan menyampaikan sifat dan perilaku (watak) tokoh nenek. Dengan demikian pilihan jawaban yang benar yaitu opsi D.

PEMBAHASAAN SOAL UN TAHUN 2018 BAHASA INDONESIA NOMOR 1: KALIMAT RESENSI YANG MENUNJUKKAN KELEMAHAN NOVEL





Kunci Jawaban: A
Pembahasan
Kelemahan buku/novel menunjukkan kekurangan atau ketidakunggulan sebuah buku/novel. Kutipan novel tersebut banyak menggunakan kata-kata Asing. Hal tersebut dapat menyebabkan kesulitan untuk memahami isi cerita bagi pembaca yang kurang menguasai bahasa Asing. Dengan demikian, kalimat resensi berupa kelemahan sesuai dengan kutipan novel tersebut adalah opsi A Novel ini sebagian menggunakan bahasa Asing sehingga sulit memahami isi cerita.   
RINGKASAN MATERI 
RESENSI BUKU

A.  Pengertian Resensi 
Resensi berasal dari Bahasa Latin yaitu revidere atau recensie (Belanda) yang artinya adalah menimbang, melihat kembali, atau menilai.
Dalam KBBI, resensi adalah ulasan dari sebuah buku. Jadi resensi merupakan ulasan singkat/tulisan mengenai isi suatu buku, novel, majalah, drama ataupun film yang biasanya disiarkan oleh media-media sosial. Orang yang melakukan resensi disebut peresensi. Orang yang melakukan resensi harus objektif.

13 August 2018

MATERI PEMBELAJARAN TEKS CERITA SEJARAH ATAU NOVEL SEJARAH


MATERI PEMBELAJARAN TEKS CERITA SEJARAH ATAU NOVEL SEJARAH
A. Pengertian Novel Sejarah
Novel sejarah adalah novel yang di dalamnya menjelaskan dan menceritakan tentang fakta kejadian masa lalu yang menjadi asal-muasal atau latar belakang terjadinya sesuatu yang memiliki nilai kesejarahan, bisa bersifat naratif atau deskriptif, dan disajikan dengan daya khayal pengetahuan yang luas dari pengarang. 
B. Struktur Teks Cerita/Novel Sejarah 
1. Pengenalan situasi cerita (eksposition, orientasi)
Dalam bagian ini, pengarang memperkenalkan latar cerita baik waktu, tempat maupun peristiwa. Selain itu, orientasi juga dapat disajikan dengan mengenalkan para tokoh, menata adegan, dan hubungan antartokoh. 
2. Pengungkapan peristiwa
Dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya. 
3. Menuju konflik (rising action)
Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan berbagai situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh
4. Puncak konflik (turning point, komplikasi)
Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah bagian cerita yang paling besar dan mendebarkan. Pada bagian ini pula, ditentukannya perubahan nasib beberapa tokohnya. Misalnya, apakah dia kemudian berhasil menyelesaikan masalahnya atau gagal. 
5. Penyelesaian (Evaluasi, resolusi)
Sebagai akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan ataupun penilaian tentang sikap ataupun nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Pada bagian ini pun sering pula dinyatakan wujud akhir dari kondisi ataupun nasib akhir yang dialami tokoh Utama.
6. Koda
Bagian ini berupa komentar terhadap keseluruhan isi cerita, yang fungsinya sebagai penutup. Komentar yang dimaksud bisa disampaikan langsung oleh pengarang atau dengan mewakilkannya pada seorang tokoh. Hanya saja tidak setiap novel memiliki koda, bahkan novel-novel modern lebih banyak menyerahkan kesimpulan akhir ceritanya itu kepada para pembacanya. Mereka dibiarkan menebak-nebak sendiri penyelesaian ceritanya.

MATERI PEMBELAJARAN TEKS EKSPLANASI


MATERI PEMBELAJARAN TEKS EKSPLANASI
A. Kompetensi Dasar
3.3 Mengidentifikasi informasi (pengetahuan dan urutan kejadian) dalam teks ekplanasi lisan dan tulis
4.3 Mengkonstruksi informasi (pengetahuan dan urutan kejadian) dalam teks eksplanasi secara lisan dan tulis
3.4 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksplanasi
4.4 Memproduksi teks eksplanasi secara lisan atau tulis dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan

B. Ringkasan Materi
1. Mengidentifikasi Informasi dalam Teks eksplanasi
Teks eksplanasi dapat disamakan dengan teks yang menceritakan prosedur atau proses terjadinya sesuatu. Dengan teks tersebut, pembaca dapat memperoleh pemahaman mengenai latar belakang terjadi sesuatu secara jelas dan logis. Teks eksplanasi menggunakan banyak fakta dan pernyataan-pernyataan yang memiliki hubungan sebab akibat (kausalitas). Namun, sebab-sebab ataupun akibat-akibat itu berupa sekumpulan fakta menurut penulisnya.

MATERI PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI



MATERI PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI

Kompetensi Dasar

3.3 Mengidentifikasi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi yang didengar dan atau dibaca

4.3 Mengembangkan isi (permasalahan, argumen, pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi secara lisan dan/tulis

3.4 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksposisi

4.4 Mengonstruksikan teks eksposisi dengan memerhatikan isi (permasalahan, argumen, pengetahuan, dan rekomendasi), struktur dan kebahasaan

(Lampiran Permendikbud nomor 24 tahun 2016)

A. Tesis, Argumen, dan Rekomendasi dalam Teks Eksposisi

Eksposisi biasa digunakan seseorang untuk menyajikan gagasan. Gagasan tersebut dikaji oleh penulis atau pembicara berdasarkan sudut pandang tertentu. Untuk menguatkan gagasan yang disampaikan, penulis atau pembicara harus menyertakan alasan-alasan logis. Dengan kata lain, ia bertanggung jawab untuk membuktikan, mengevaluasi, atau mengklarifikasi permasalahan tersebut. Bentuk teks ini biasa digunakan dalam kegiatan ceramah, perkuliahan, pidato, editorial, opini, dan sejenisnya.

Arti Istilah

1. Teks Eksposisi merupakan genre teks berisi gagasan yang bertujuan agar orang lain memahami pendapat yang disampaikan. Gagasan tersebut disampaikan oleh penulis atau pembicara berdasarkan sudut pandang tertentu. Untuk menguatkan gagasan yang disampaikan, penulis atau pembicara menyertakan alasan-alasan logis.

2. Tesis: pernyataan atau teori yang didukung oleh argumen yang dikemukakan dalam karangan

3. Argumen: alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan

4. Rekomendasi: saran yang menganjurkan (membenarkan, menguatkan)

10 August 2018

MENYUSUN TEKS EKSPOSISI


Menyusun Teks Eksposisi

Sebagaimana yang telah dipaparkan terdahulu bahwa teks eksposisi adalah teks yang bersifat argumentatif. Di dalamnya dikemukakan sejumlah argumen dan diperkuat pula oleh fakta-fakta sehingga bisa meyakinkan khalayak.Teks eksposisi banyak menggunakan fakta dan argumentasi-argumentasi berdasarkan pendirian dan sudut pandang penulis ataupun penuturnya.
Luasnya wawasan, kuatnya pendirian, serta keyakinan akan kebenaran atas topik yang akan kita kemukakan sangatlah utama dalam teks eksposisi. Kita harus menyiapkan berbagai sumber untuk bisa mengembangkan topik yang dipilih secara mendalam. Dengan demikian, khalayak diharapkan dapat memperoleh pencerahan, keyakinan, bahkan dapat terbujuk untuk melakukan
sesuatu yang kita harapkan dalam teks tersebut.
Berdasarkan hal itu, langkah penulisan teks eksposisi adalah sebagai berikut.
a. Menentukan topik, yakni suatu hal yang memerlukan pemecahan masalah atau sesuatu yang
mengandung problematika di masyarakat. Hal itu, mungkin berkenaan dengan masalah sosial, budaya, pendidikan, agama, bahasa, sastra, politik.
Contoh:
1) kehidupan anak-anak jalanan di ibu kota besar;
2) perubahan perilaku masyarakat pedesaan oleh faktor media massa;
3) pendidikan bagi anak-anak terlantar;
4) perkawinan beda agama;
5) ragam bahasa anak baru gede;
6) sastra lisan dari kawasan Indonesia timur;
7) pemilihan kepala daerah secara langsung atau melalui perwakilan.
b. Mengumpulkan bahan dan data untuk memperkuat argumen, baik dengan membaca-baca surat kabar, majalah, buku, ataupun internet. Data itu dapat diperoleh melalui pengamatan ke lapangan atau dengan melakukan wawancara. Misalnya, untuk menulis teks bertopik kehidupan anak-anak jalanan. Kita harus (1) membaca-baca buku, artikel, berita tentang kondisi dan karakteristik anak-anak jalanan; (2) mengobservasi/penelitian terhadap perilaku anak-anak jalanan; atau (3) melakukan wawancara dengan pihak pemerintah, warga masyarakat, atau bahkan dengan para anak jalanan itu sendiri.
c. Membuat kerangka tulisan berkenaan dengan topik yang akan kita tulis, yang mencakup tesis,
argumen, dan penegasan (kesimpulan). Langkah ini penting agar tulisan kita itu tersusun
secara lebih sistematis, lengkap, dan tidak tumpang tindih.
d. Mengembangkan tulisan sesuai dengan kerangka yang telah kita buat. Argumentasi dan fakta
yang telah dikumpulkan, kita masukkan ke dalam tulisan itu secara padu sehingga teks itu bisa meyakinkan khalayak.

Rujukan

Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya

Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Revisi  Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Suherli, dkk. 2017. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X Revisi  Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

CIRI KEBAHASAAN TEKS EKSPOSISI


CIRI KEBAHASAAN TEKS EKPOSISI

A. Banyak Mengunakan istilah yang sesuai dengan bidang permasalahan yang dibahas. Penggunaan istilah tersebut membantu penulis atau pembicara memperkuat gagasan yang disampaikan.

Contoh

1. polusi: pencemaran

2. habitat a. Tempat tinggal khas bagi seseorang atau kelompok masyarakat. b. Bio tempat hidup organisme tertentu; tempat hidup yang alami (bagi tumbuhan dan hewan); lingkungan kehidupan asli. c. Geo tempat kediaman atau kehidupan tumbuhan, hewan, dan manusia dengan kondisi tertentu pada permukaan bumi. 
B. Banyak menggunakan kata sifat.

Contoh

Serius: a. Sungguh-sungguh; b. gawat, genting (karena menghadapi bahaya, risiko, akibat, dan sebagainya yang mungkin terjadi) 

MENELAAH CIRI KEBAHASAAN TEKS EKSPLANASI



MENELAAH CIRI KEBAHASAAN TEKS EKSPLANASI
Kaidah kebahasaan teks eksplanasi  antara lain sebagai berikut.

1. Banyak menggunakan kata yang bermakna denotatif.
2. Banyak menggunakan konjungsi kausalitas ataupun kronologis.
     a. Konjungsi kausaltias, antara lain, sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, sehingga.
b. Konjungsi koronologis (hubungan waktu), seperti kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya.

3. Banyak menggunakan keterangan waktu pada kalimat-kalimatnya.
Berikut contohnya.
Pada bulan keempat
, muka telah kian tampak seperti manusia. Dalam bulan kelima rambut-rambut mulai tumbuh pada kepala. Selama bulan keenam, alis dan bulu mata timbul. Setelah tujuh bulan, fetus mirip kulit orangtua dengan kulit merah berkeriput. Selama bulan kedelapan dan kesembilan, lemak ditimbun di bawah kulit sehingga perlahan-lahan menghilangkan sebagian keriput pada kulit. Kaki membulat. Kuku keluar pada ujung-ujung jari. Rambut asli rontok dan terus menjadi sempurna dan siap dilahirkan.

4. Banyak menggunakan kata ganti benda, baik konkret ataupun abstrak, seperti demonstrasi, banjir, gerhana, embrio, kesenian daerah; dan bukan kata ganti orang, seperti ia, dia, mereka. Oleh karena objek yang dijelaskannya itu berupa fenomena, tidak berbentuk personal (nonhuman participation),

5. Banyak menggunakan kata kerja pasif. Seperti kata terlihat, terbagi, terwujud, terakhir, dimulai, ditimbun, dan dilahirkan.

6. Banyak menggunakan kata teknis atau peristilahan, sesuai dengan topik yang dibahasnya. Apabila topiknya tentang kelahiran, istilah-istilah biologi yang muncul. Demikian pula apabila topiknya tentang kesenian daerah, istilah-istilah budaya yang banyak digunakan. Apabila topiknya tentang fenomena kebaikan BBM, maka istilah ekonomi dan sosial yang akan banyak muncul. 

09 August 2018

MENULIS TEKS EKSPLANASI BERDASARKAN STRUKTUR DAN KEBAHASAAN


MENULIS TEKS EKSPLANASI BERDASARKAN STRUKTUR DAN KEBAHASAAN
Hal penting yang perlu mendapat perhatian utama dalam menyusun teks eksplanasi adalah
bahwa teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan proses terjadinya suatu fenomena, baik
itu berkenaan dengan alam, budaya, ataupun sosial. Adapun pengembangannya bisa berpola
kronologis ataupun kausalitas.
Teks eksplanasi tergolong ke dalam genre faktual. Oleh karena itu, topik-topik yang dipilih haruslah berupa topik yang dapat memperluas wawasan ataupun pengetahuan pembacanya
tentang suatu proses. Adapun yang dimaksud dengan proses merupakan suatu urutan dari suatu
kejadian atau peristiwa. Paparannya harus berdasarkan fakta ataupun pendapat-pendapat yang
benar; bukan hasil imajinasi, rekaan, ataupun sesuatu yang bersifat fiktif.
Hal lain yang harus diperhatikan di dalam penulisan teks eksplanasi adalah hubungan
antarbagiannya yang berupa peristiwa. Pola hubungan antarperistiwa itu disusun dalam bentuk
kronologis ataupun sebab akibat. Bentuknya dinyatakan dengan konjungsi yang digunakannya
sebagai berikut.
A. Hubungan kronologis: kemudian, sebelumnya, sesudahnya, lalu, bahkan, selanjutnya,
akhirnya.
B. Hubungan sebab akibat: sebab itu, oleh karena.
Untuk menyusun kedua pola itu, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
2. Penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya.
3. Penulis menjelaskan setiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas sehingga pembaca
dapat melihat seluruh proses itu dengan jelas (Kosasih, 2014: 191)

Adapun langkah-langkah penyususannya adalah sebagai berikut.
a. Menentukan satu fenomena peristiwa alam atau sosial budaya
Misalnya, peristiwa alam gempa bumi
b. Mendafar topik- topik yang dapat dikembangkan menjadi teks eksplanasi
Contoh:
1) pengertian gempa bumi
2) proses terjadinya gempa bumi
3) akibat gempa bumi
4) penyebab gempa bumi
5) gempa bumi vulkanik dan tektonik

6) waktu terjadinya gempa
7) daerah yang terkena gempa
8) yang harus dilakukan untuk menghadapi gempa bumi
9) yang harus dilakukan saat terjadinya gempa
c. Menyusun kerangka teks, yakni dengan menomori topik-topik itu sesuai dengan struktur baku dari teks ekspalanasi, yang paragraf-paragrafnya dapat disusun secara kausalitas atau kronologis.

Dalam tahap ini, dapat saja membuat topik yang kita anggap tidak sesuai atau menggantinya dengan topik yang lain.

 Struktur Teks eksplanasi
Topik-Topik
1) Identifkasi fenomena
a) pengertian gempa bumi
b) daerah/tempat terjadinya gempa.
c) macam gempa bumi
2) Proses kejadian
a) proses terjadinya gempa tektonik
b) proses terjadinya gempa vulkanik
c) akibat gempa
3) Ulasan
a) simpulan waktu terjadinya gempa
b) tindakan persiapan menghadapi gempa
c) tindakan saat terjadi gempa

Adapun pengembangan paragrafnya, kita dapat menyusun kerangka seperti berikut.
Contoh:

1.         pengertian gempa bumi

2.         daerah/tempat terjadinya gempa.

3.         macam gempa bumi

4.         proses terjadinya gempa tektonik

5.         proses terjadinya gempa vulkanik

6.         akibat gempa

7.         simpulan waktu terjadinya gempa

8.         tindakan persiapan menghadapi gempa

9.         tindakan saat terjadi gempa.

d. Pengumpulan data

Dalam hal ini kita bisa melakukannya dengan membaca berbagai referensi, melakukan observasi, dan wawancara.

e. Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi teks eksplanasi yang lengkap dan utuh, dengan memperhatikan struktur bakunya: identifkasi fenomena, proses kejadian, dan ulasan. Dalam tahap ini kita harus menjadikan topik-topik itu menjadi kalimat yang jelas. Kita pun dapat saja membuat kalimat yang fungsinya sebagai pengikat, seperti konjungsi-konjungsi yang biasa digunakan dalam teks eksplanasi, sehingga kalimat-kalimat itu terjalin secara lebih kompak dan padu.
Berikut contoh pengembangan paragraf untuk teks eksplanasi.

Gempa Bumi

Gempa bumi adalah getaran atau goncangan yang terjadi karena pergerakan lapisan batu bumi yang berasal dari dasar atau bawah permukaan bumi. Peristiwa alam itu sering terjadi di daerah yang berada dekat dengan gunung berapi dan juga di daerah yang dikelilingi lautan luas.

            Berdasarkan penyebab terjadinya, gempa bumi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu gempa tektonik dan gempa vulkanik. Gempa tektonik terjadi karena lapisan kerak bumi menjadi genting atau lunak sehingga mengalami pergerakan. Teori “Tektonik Plate” berisi penjelasan bahwa bumi kita ini terdiri atas beberapa lapisan batuan. Sebagian besar daerah lapisan kerak ini akan hanyut dan mengapung di lapisan, seperti halnya salju. Lapisan ini bergerak sangat perlahan sehingga terpecah-pecah dan bertabrakan satu dengan yang lain, itulah sebabnya mengapa gempa bumi terjadi. Sementara itu, gempa bumi vulkanik terjadi karena adanya letusan gunung berapi yang sangat dahsyat. Sehingga tanah di sekitar gunung bergetar bahkan getarannya sampai terasa jauh, hal itu menjadi sebab gempa vulkanik. Gempa vulkanik ini lebih jarang terjadi jika dibandingkan dengan gempa tektonik.

Peristiwa gempa bumi yang terjadi begitu cepat dapat menimbulkan dampak yang sangat luar biasa. Getaran gempa bumi sangat kuat dan merambat ke segala arah sehingga dapat menghancurkan bangunan dan menimbulkan korban jiwa.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gempa dapat terjadi kapan saja, tanpa mengenal musim. Mesikpun demikian, konsentrasi gempa cenderung terjadi di tempat-tempat tertentu saja, seperti pada batas Plat Pasifik. Tempat ini dikenal dengan lingkaran api karena banyaknya gunung berapi. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan oleh individu/masyarakat sebelum terjadi gempa adalah mengetahui jalan yang paling aman untuk meninggalkan rumah jika terjadi gempa. Sedangkan saat terjadi gempa adalah menjauhi jendela kaca, kompor atau peralatan rumah tangga yang mungkin akan jatuh.

f.     Menyunting teks eksplanasi yang ditulis teman. Tujuannya untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan yang mungkin ada dalam teks itu, misalnya berkenaan dengan
1) isi teks,
2) struktur,
3) kaidah kebahasaan, dan
4) ejaan/tanda bacanya.

Rujukan
Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya

Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi  Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi  Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

06 August 2018

SRUKTUR TEKS EKSPLANASI



STRUKTUR TEKS EKPLANASI

Teks eksplanasi memiliki struktur baku sebagaimana halnya jenis teks lainnya. Sesuai dengan karakteristik umum dari isinya, teks eksplanasi dibentuk oleh bagian-bagian berikut.
A. Identifkasi fenomena (phenomenon identifcation), mengidentifkasi sesuatu yang akan diterangkan. Hal itu bisa terkait dengan fenomena alam, sosial, budaya, dan fenomena-fenomena lainnya. Bagian ini disebut juga dengan pernyataan umum.
B. Penggambaran rangkaian kejadian (explanation sequence), memerinci proses kejadian yang relevan dengan fenomena yang diterangkan sebagai pertanyaan atas bagaimana atau mengapa.
1. Rincian yang berpola atas pertanyaan “bagaimana” akan melahirkan uraian yang tersusun secara kronologis ataupun gradual. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun berdasarkan urutan waktu.
2. Rincian yang berpola atas pertanyaan “mengapa” akan melahirkan uraian yang tersusun secara kausalitas. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun berdasarkan hubungan sebab akibat. 
Bagian ini disebut juga dengan deretan penjelas.
C. Ulasan (review), berupa komentar atau penilaian tentang konsekuensi atas kejadian yang dipaparkan sebelumnya. Bagian ini disebut juga dengan interpretasi. 


03 August 2018

CIRI KEBAHASAAN TEKS NOVEL SEJARAH ATAU CERITA SEJARAH



Beberapa ciri kebahasaan novel sejarah adalah sebagai berikut
1. Menggunakan banyak kalimat bermakna lampau
Contoh: Prajurit-prajurit yang telah diperintahkan membersihkan gedung bekas asrama telah menyelesaikan tugasnya.
2. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis, temporal), seperti: sejak saat itu, setelah itu, mula-mula, kemudian.
Contoh: Setelah juara gulat itu pergi, Sang Adipati bangkit dan berjalan tenang-tenang masuk ke Kadipaten.
3. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan (kata kerja material).
CONTOH:
a. Di depan Ratu Biksuni Gayatri yang berdiri, Sri Gitarja duduk bersimpuh.
b. Ketika para Ibu Ratu menangis yang menulari siapa pun untuk menangis, Dyah Wiyat sama sekali tidak menitikkan air mata.

02 August 2018

STRUKTUR TEKS EKSPOSISI


Struktur Teks Eksposisi
Teks eksposisi merupakan teks yang dibangun oleh pendapat atau opini. Sejalan dengan isi teks eksposisi, struktur teks eksposisi meliputi (a) tesis atau penyataan pendapat, (b) argumentasi, dan (c) penegasan ulang.
Tesis atau pernyataan pendapat adalah bagian pembuka dalam teks eksposisi. Bagian tersebut berisi pendapat umum yang disampaikan penulis terhadap permasalahan yang diangkat dalam teks eksposisi.
Argumentasi merupakan unsur penjelas untuk mendukung tesis yang disampaikan. Argumentasi dapat berupa alasan logis, data hasil temuan, fakta-fakta, bahkan pernyataan para ahli. Argumen yang baik harus mampu mendukung pendapat yang disampaikan penulis atau pembicara. 
Bagian terakhir adalah penegasan ulang, yaitu bagian yang bertujuan menegaskan pendapat awal serta menambah rekomendasi atau saran terhadap permasalahan yang diangkat.