24 December 2018
RPP BAHASA INDONESIA KELAS XI SEMESTER 2 KURIKULUM 2013 EDISI REVISI TEKS DRAMA
RPP KELAS XI SEMESTER 2
1. RPP TEKS PROPOSAL KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/12/rpp-teks-proposal-kelas-xi-semseter-2.html
2. RPP TEKS KARYA ILMIAH KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/12/rpp-teks-karya-ilmiah-kelas-xi-semester.html
3. RPP TEKS RESENSI KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/12/rpp-teks-resensi-kelas-xi-semester-2.html
4. RPP TEKS DRAMA KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/12/rpp-bahasa-indonesia-kelas-xi-semester.html
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah
|
:
|
SMA …………….
|
Mata Pelajaran
|
:
|
Bahasa Indonesia
|
Kelas/Semester
|
:
|
XI / Genap
|
Tahun Pelajaran
|
:
|
2018 / 2019
|
Materi Pokok
|
:
|
Drama
|
Alokasi Waktu
|
:
|
4 Minggu x 4
Jam pelajaran @ 45 Menit
|
RPP TEKS RESENSI KELAS XI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2018/2019
RPP KELAS XI SEMESTER 2
1. RPP TEKS PROPOSAL KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/12/rpp-teks-proposal-kelas-xi-semseter-2.html
2. RPP TEKS KARYA ILMIAH KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/12/rpp-teks-karya-ilmiah-kelas-xi-semester.html
3. RPP TEKS RESENSI KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/12/rpp-teks-resensi-kelas-xi-semester-2.html
4. RPP TEKS DRAMA KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/12/rpp-bahasa-indonesia-kelas-xi-semester.html
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah
|
:
|
SMA Negeri ………..
|
Mata Pelajaran
|
:
|
Bahasa Indonesia
|
Kelas/Semester
|
:
|
XI / Genap
|
Tahun Pelajaran
|
:
|
2018 / 2019
|
Materi Pokok
|
:
|
Resensi
|
Alokasi Waktu
|
:
|
3 Minggu x 4
Jam pelajaran @ 45 Menit
|
RPP TEKS KARYA ILMIAH KELAS XI SEMESTER 2 KURIKULUM 2013 EDISI REVISI
RPP KELAS XI SEMESTER 2
1. RPP TEKS PROPOSAL KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/12/rpp-teks-proposal-kelas-xi-semseter-2.html
2. RPP TEKS KARYA ILMIAH KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/12/rpp-teks-karya-ilmiah-kelas-xi-semester.html
3. RPP TEKS RESENSI KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/12/rpp-teks-resensi-kelas-xi-semester-2.html
4. RPP TEKS DRAMA KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/12/rpp-bahasa-indonesia-kelas-xi-semester.html
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah
|
:
|
SMA ………….
|
Mata Pelajaran
|
:
|
Bahasa Indonesia
|
Kelas/Semester
|
:
|
XI / Genap
|
Tahun Pelajaran
|
:
|
2018 / 2019
|
Materi Pokok
|
:
|
Karya
Ilmiah
|
Alokasi Waktu
|
:
|
4 Minggu x 4
Jam pelajaran @ 45 Menit
|
RPP TEKS PROPOSAL KELAS XI SEMSETER 2 TAHUN PELAJARAN 2018/2019
RPP KELAS XI SEMESTER 2
1. RPP TEKS PROPOSAL KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/12/rpp-teks-proposal-kelas-xi-semseter-2.html
2. RPP TEKS KARYA ILMIAH KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/12/rpp-teks-karya-ilmiah-kelas-xi-semester.html
3. RPP TEKS RESENSI KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/12/rpp-teks-resensi-kelas-xi-semester-2.html
4. RPP TEKS DRAMA KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/12/rpp-bahasa-indonesia-kelas-xi-semester.html
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah
|
:
|
SMA …………….
|
Mata Pelajaran
|
:
|
Bahasa Indonesia
|
Kelas/Semester
|
:
|
XI / Genap
|
Tahun Pelajaran
|
:
|
2018 / 2019
|
Materi Pokok
|
:
|
Proposal
|
Alokasi Waktu
|
:
|
4 Minggu x 4 Jam pelajaran @ 45 Menit
|
SOAL MENENTUKAN KEUNGGULAN CERITA DISERTAI PEMBAHASAN
25. Bacalah
kutipan cerita berikut!
Motorku melaju
dengan cepat, suara ayah dan bundaku masih saja terdengar di telingaku. Aku
menambah kecepatan motorku. Aku melewati tikungan yang jalannya licin, sehingga
aku tergelincir. Motorku masih di atas, tetapi badanku jatuh ke bawah, seperti
masuk jurang. Tidak begitu dalam, tetapi sulit untukku naik ke atas karena
jurang itu berbentuk sudut 90 derajat. Aku sungguh takut. Aku menangis. Di sini
sangat gelap, gelap sekali.
Keunggulan
kutipan cerita tersebut adalah ….
A. akhir cerita
mengejutkan sehingga memberikan kesan mendalam
B. isi ceritanya
menginspirasi pembaca untuk berhati-hati
C. banyak
menggunakan kiasan
D. akhir cerita
mudah ditebak oleh pembaca
(Soal UN tahun 2018 Bahasa Indonesia SMP/MTs)
22 December 2018
CONTOH SOAL MENENTUKAN ISI CERITA DAN NILAI-NILAI CERITA DISERTAI PEMBAHASAN
24. Bacalah
kutipan cerita berikut!
Hampir setiap malam mereka berkumpul
bersama, berpesta, menari, dan bergembira. Mereka saling berbagi makanan
kecuali seekor belalang yang selalu hidup menyendiri. Ia hanya memandang
keramaian dari depan rumahnya. Tingkah belalang itu sangat aneh, ia malu karena
telah kehilangan sebuah kakinya.
Kebiasaan tokoh belalang yang tergambar
pada kutipan cerita tersebut adalah ….
A. setiap malam berpesta
B. membagi makanan
C. hidup menyendiri
D. aneh dan pemalu
(Soal UN SMP/MTs tahun 2018)
18 December 2018
MENENTUKAN PERBEDAAN PENGGUNAAN BAHASA PADA CERITA
23. Bacalah kedua
kutipan cerita berikut!
Kutipan I
|
Kutipan II
|
“Bagaimana?” ia
penasaran. “Soal pemilihan ketua PKK?” diterkanya apa yang bergerak di balik
jidatku.
“Bukan,” aku
menidakkan. Ketua PKK terpilih, Ibu Sasongko, kelihatannya tak percaya dengan
perkataanku. Wajahnya merah padam seperti menahan amarah.
“Lantas, apa yang kamu
tahu?” tanyanya sedikit sinis.
“Maaf, aku nggak tahu
apa-apa,” jawabku.
“Pandai benar engkau bersilat
lidah,” balasnya.
|
Suatu pagi terdengar rebut-ribut
di luar kamar. Rupanya para penghuni rumah kos dikejutkan berita sakitnya bu
Marta.
Walau terkadang sikap
dan kelakuan Bu Marta yang suka buat kesal dan marah penghuni kos lainnya,
tetapi penghuni kos tidak menaruh dendam padanya.
Siangnya para penghuni
kos berbondong-bondong menjenguk Bu Marta. Sungguh di luar perkiraan Bu
Marta, ternyata penghuni kos sangat peduli dengan dirinya.
|
Perbedaan penggunaan
bahasa pada kedua kutipan cerita tersebut adalah ….
Kutipan I
|
Kutipan II
|
|
A
|
menggunakan kalimat
langsung
|
menggunakan kalimat
tidak langsung
|
B
|
banyak menggunakan
majas
|
tidak menggunakan
majas
|
C
|
menggunakan ungkapan
|
tidak menggunakan
ungkapan
|
D
|
menggunakan bahasa
daerah
|
tidak menggunakan
bahasa daerah.
|
MENENTUKAN PERBEDAAN POLA PENGEMBANGAN CERITA: PEMBAHASAN SOAL UN SMP/MTs TAHUN 2018
22. Bacalah kedua kutipan cerita
berikut!
Kutipan
I
|
Kutipan
II
|
Kupu-kupu
tersadar dari pingsannya, namun ia terkejut saat ia tahu bahwa ia sedari tadi
pingsan. Tiba-tiba Lalat datang membawa obat-obatan. “Syukurlah kau sudah
pulih,” ujarnya senang. Kupu-kupu terkejut karena yang menolongnya adalah
hewan yang tadi pagi ia hina. Dia merasa berhutang budi padanya.
“Mm..
Terima kasih ya Kau mau menolongku, padahal aku telah menghinamu…, “ ujarnya
malu-malu,” Tidak apa kok, sudahlah kau tiduran saja. Biar aku dapat
mengobati sayapmu yang patah.” Kupu-kupu menurut, lalu ia diobati oleh Lalat.
|
Tersebutlah
di padang rumput yang indah nan damai, hiduplah seekor kelinci yang sangat
nakal. Setiap hari kerjaannya hanya mengusili penghuni padang rumput. Pada suatu
hari, Si Kelinci bertemu dengan Pak Kijang. Dalam hati, Kelinci berpikir saya
kerjain saja Pak Kijang, tapi bagaimana ya? Si Kelinci berpikir sangat keras
dan tiba-tiba ada ide nakal sampai di kepalanya. Saya akan pura-pura saja
lari ke arah Pak Kijang sambil berteriak Pak Singa ngamuk… Pak Singa ngamuk
…Hehehe….
Maka
sambil larilah, Si Kelinci berteriak, “Pak Singa ngamuk… Pak Singa ngamuk …”
Akhirnya, Pak Kijang sekeluarga lari tak beraturan tanpa arah, sampai anaknya
Pak Kijang jatuh ke jurang dan tewas seketika.
|
Perbedaan pola
pengembangan kedua kutipan cerita tersebut adalah dimulai dengan…
Kutipan
I
|
Kutipan
II
|
|
A
|
garis
besar cerita
|
masalah
yang harus diselesaikan
|
B
|
lokasi
cerita
|
garis
besar cerita
|
C
|
lokasi
cerita
|
aksi
tokoh
|
D
|
masalah
yang harus diselesaikan
|
garis
besar cerita
|
Kunci jawaban: A
17 December 2018
RPP TEKS ARTIKEL KD 3.11 DAN 4.11 KELAS XII SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2018/2019 DILENGKAPI LAMPIRAN MATERI PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA ……….
Mata Pelajaran : Bahasa
Indonesia
Kelas/Semester : XII
/ Genap
Materi Pokok : Unsur Kebahasaan Artikel
Alokasi Waktu : 2
Minggu x 4
Jam Pelajaran @45
Menit
A.
Kompetensi Inti
·
KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
·
KI-2:
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
·
KI 3:
Memahami,
menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
·
KI4:
Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan
B.
Kompetensi
Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi
Dasar
|
Indikator
|
3.11 Menganalisis kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiah
|
·
Mengidentifikasi
masalah, fakta dan opini sebuah artikel dan atau buku ilmiah
·
Mengidentifikasi
unsur kebahasaan artikel dan atau buku ilmiah
·
Mengidentifikasi
persamaan dan perbedaan penggunaan bahasa dalam artikel
|
4.11 Mengonstruksi sebuah artikel dengan memerhatikan fakta dan
kebahasaan
|
·
Menemukan unsur
kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiah
·
Menyusun artikel
dan/atau buku ilmiah sesuai dengan fakta
·
Mempresentasikan,
menanggapi, dan merevisi unsur kebahasaan artikel yang telah disusun.
|
C.
Tujuan
Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatann
pedagogik genre, saintifik, dan CLIL dengan model pembelajaran penemuan
(Discovery Learning), peserta didik
dapat mengidentifikasi masalah, fakta dan opini sebuah artikel dan atau buku
ilmiah, mengidentifikasi unsur kebahasaan
artikel dan atau buku ilmiah, mengidentifikasi
persamaan dan perbedaan penggunaan bahasa dalam artikel, menemukan unsur
kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiah,
menyusun artikel dan/atau buku ilmiah sesuai dengan
fakta, mempresentasikan, menanggapi,
dan merevisi unsur kebahasaan artikel yang telah disusun. dengan rasa ingin
tahu, kerja keras, tanggung jawab, bersikap bersahabat/ komunikatif selama
proses pembelajaran.
D.
Materi
Pembelajaran
·
unsur kebahasaan
artikel dan/atau buku ilmiah
·
penyusunan
artikel dan/atau buku ilmiah
E.
Metode
Pembelajaran
Model
Pembelajaran : Discovery
Learning
Metode :
Tanya jawab, wawancara, diskusi dan bermain peran
F.
Media
Pembelajaran
Media :
·
Worksheet atau
lembar kerja (siswa)
·
Lembar penilaian
·
LCD Proyektor
Alat/Bahan :
·
Penggaris,
spidol, papan tulis
·
Laptop &
infocus
G.
Sumber
Belajar
1. Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran
Bahasa Indoneisa SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya
2. Suherli, dkk. 2018. Buku
Siswa Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi
Tahun 2018. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.
3. Suherli, dkk. Buku
Guru Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi
Tahun 2018. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1 .
Pertemuan Pertama (4
x 45
Menit)
|
||||||||||||||
Kegiatan Pendahuluan
(15
Menit)
|
||||||||||||||
Guru
:
Orientasi
v Melakukan
pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME
dan berdoa untuk memulai pembelajaran
v Memeriksa
kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
v Menyiapkan
fisik dan psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
v Mengaitkan
materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
v Mengingatkan
kembali materi prasyarat dengan bertanya.
v Mengajukan
pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
v Memberikan
gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
v Apabila
materitema/projek ini kerjakan dengan
baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan
dapat menjelaskan tentang materi :
Ø Unsur kebahasaan
artikel dan/atau buku ilmiah
v Menyampaikan
tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
v Mengajukan
pertanyaan
Pemberian
Acuan
v Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu.
v Memberitahukan
tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan
yang berlangsung
v Pembagian
kelompok belajar
v Menjelaskan
mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
|
||||||||||||||
Kegiatan Inti ( 150 Menit )
|
||||||||||||||
|
||||||||||||||
Catatan
: Selama pembelajaran Unsur kebahasaan artikel dan/atau buku
ilmiah berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang
meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya
diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin
tahu, peduli lingkungan
|
||||||||||||||
Kegiatan Penutup (15 Menit)
|
||||||||||||||
Peserta
didik :
v Membuat
resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang
point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Unsur kebahasaan artikel dan/atau buku
ilmiah yang baru dilakukan.
v Mengagendakan
pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Unsur
kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiah yang baru diselesaikan.
v Mengagendakan
materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus
mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru
:
v Memeriksa
pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Unsur kebahasaan artikel dan/atau buku
ilmiah.
v Peserta
didik yang selesai mengerjakan tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi paraf serta diberi
nomor urut peringkat, untuk penilaian
tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran Unsur kebahasaan artikel dan/atau buku
ilmiah.
v Memberikan
penghargaan untuk materi pelajaran Unsur
kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiah kepada kelompok yang memiliki
kinerja dan kerjasama yang baik.
|
2 .
Pertemuan Kedua (4
x 45
Menit)
|
||||||||||||||
Kegiatan Pendahuluan
(15
Menit)
|
||||||||||||||
Guru
:
Orientasi
v Melakukan
pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME
dan berdoa untuk memulai pembelajaran
v Memeriksa
kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
v Menyiapkan
fisik dan psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
v Mengaitkan
materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
v Mengingatkan
kembali materi prasyarat dengan bertanya.
v Mengajukan
pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
v Memberikan
gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
v Apabila
materitema/projek ini kerjakan dengan
baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik
diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
Ø Penyusunan artikel
dan/atau buku ilmiah
v Menyampaikan
tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
v Mengajukan
pertanyaan
Pemberian
Acuan
v Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu.
v Memberitahukan
tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan
yang berlangsung
v Pembagian
kelompok belajar
v Menjelaskan
mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
|
||||||||||||||
Kegiatan Inti ( 150 Menit )
|
||||||||||||||
|
||||||||||||||
Catatan
: Selama pembelajaran Penyusunan artikel dan/atau buku ilmiah berlangsung,
guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya
diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin
tahu, peduli lingkungan
|
||||||||||||||
Kegiatan Penutup (15 Menit)
|
||||||||||||||
Peserta
didik :
v Membuat
resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang
point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Penyusunan artikel dan/atau buku ilmiah yang
baru dilakukan.
v Mengagendakan
pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Penyusunan
artikel dan/atau buku ilmiah yang baru diselesaikan.
v Mengagendakan
materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus
mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru
:
v Memeriksa
pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Penyusunan artikel dan/atau buku ilmiah. @aminyusuf
v Peserta
didik yang selesai mengerjakan tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi paraf serta diberi
nomor urut peringkat, untuk penilaian
tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran Penyusunan artikel dan/atau buku ilmiah.
v Memberikan
penghargaan untuk materi pelajaran Penyusunan
artikel dan/atau buku ilmiah kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.
|
I.
Penilaian
Hasil Pembelajaran
1. Teknik Penilaian (terlampir)
a. Sikap
-
Penilaian Observasi
Penilaian
observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari,
baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung
dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap
No
|
Nama Siswa
|
Aspek Perilaku yang
Dinilai
|
Jumlah Skor
|
Skor Sikap
|
Kode Nilai
|
|||
BS
|
JJ
|
TJ
|
DS
|
|||||
1
|
Soenarto
|
75
|
75
|
50
|
75
|
275
|
68,75
|
C
|
2
|
...
|
...
|
...
|
...
|
...
|
...
|
...
|
Keterangan
:
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100
= Sangat Baik
75 = Baik
50
= Cukup
25
= Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai
dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap
yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01
– 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01
– 75,00 = Baik (B)
25,01
– 50,00 = Cukup (C)
00,00
– 25,00 =
Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek
perilaku yang ingin dinilai
-
Penilaian Diri
Seiring
dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka
peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri.
Namun agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan
terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan
dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan
merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan
oleh guru terlebih dahulu. Berikut Contoh format
penilaian :
No
|
Pernyataan
|
Ya
|
Tidak
|
Jumlah Skor
|
Skor Sikap
|
Kode Nilai
|
1
|
Selama diskusi, saya
ikut serta mengusulkan ide/gagasan.
|
50
|
250
|
62,50
|
C
|
|
2
|
Ketika kami
berdiskusi, setiap anggota mendapatkan kesempatan untuk berbicara.
|
50
|
||||
3
|
Saya ikut serta dalam
membuat kesimpulan hasil diskusi kelompok.
|
50
|
||||
4
|
...
|
100
|
Catatan
:
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan
jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal
dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01
– 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01
– 75,00 = Baik (B)
25,01
– 50,00 = Cukup (C)
00,00
– 25,00 =
Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk
menilai kompetensi pengetahuan dan keterampilan
-
Penilaian Teman Sebaya
Penilaian
ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri. Sama
halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan
penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya.
Berikut Contoh format penilaian teman sebaya
:
Nama
yang diamati : ...
Pengamat
: ...
No
|
Pernyataan
|
Ya
|
Tidak
|
Jumlah Skor
|
Skor Sikap
|
Kode Nilai
|
1
|
Mau menerima pendapat
teman.
|
100
|
450
|
90,00
|
SB
|
|
2
|
Memberikan solusi
terhadap permasalahan.
|
100
|
||||
3
|
Memaksakan pendapat
sendiri kepada anggota kelompok.
|
100
|
||||
4
|
Marah saat diberi
kritik.
|
100
|
||||
5
|
...
|
50
|
Catatan
:
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk
pernyataan yang positif, sedangkan untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan
Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan
jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal
dikali 100) = (450 : 500) x 100 = 90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01
– 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01
– 75,00 = Baik (B)
25,01
– 50,00 = Cukup (C)
00,00
– 25,00 =
Kurang (K)
-
Penilaian Jurnal (Lihat
lampiran)
b. Pengetahuan
-
Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda
(Lihat lampiran)
-
Tes
Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
Praktek Monolog atau
Dialog
Penilaian
Aspek Percakapan
No
|
Aspek yang
Dinilai
|
Skala
|
Jumlah Skor
|
Skor Sikap
|
Kode Nilai
|
|||
25
|
50
|
75
|
100
|
|||||
1
|
Intonasi
|
|||||||
2
|
Pelafalan
|
|||||||
3
|
Kelancaran
|
|||||||
4
|
Ekspresi
|
|||||||
5
|
Penampilan
|
|||||||
6
|
Gestur
|
-
Penugasan (Lihat Lampiran)
Tugas Rumah
a. Peserta didik
menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b. Peserta didik
memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah mengerjakan tugas
rumah dengan baik
c. Peserta didik
mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan untuk mendapatkan
penilaian.
c. Keterampilan
-
Penilaian Unjuk Kerja
Contoh
instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan berbicara sebagai berikut:
Instrumen
Penilaian
No
|
Aspek yang
Dinilai
|
Sangat
Baik
(100)
|
Baik
(75)
|
Kurang
Baik
(50)
|
Tidak
Baik
(25)
|
1
|
Kesesuaian
respon dengan pertanyaan
|
||||
2
|
Keserasian
pemilihan kata
|
||||
3
|
Kesesuaian
penggunaan tata bahasa
|
||||
4
|
Pelafalan
|
Kriteria
penilaian (skor)
100
= Sangat Baik
75 = Baik
50
= Kurang Baik
25
= Tidak Baik
Cara mencari nilai (N)
= Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor maksimal dikali skor
ideal (100)
Instrumen
Penilaian Diskusi
No
|
Aspek yang Dinilai
|
100
|
75
|
50
|
25
|
1
|
Penguasaan materi diskusi
|
||||
2
|
Kemampuan menjawab pertanyaan
|
||||
3
|
Kemampuan mengolah kata
|
||||
4
|
Kemampuan menyelesaikan masalah
|
Keterangan
:
100
= Sangat Baik
75 = Baik
50
= Kurang Baik
25
= Tidak Baik
-
Penilaian Proyek
(Lihat Lampiran)
-
Penilaian Produk
(Lihat Lampiran)
-
Penilaian Portofolio
Kumpulan
semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll
Instrumen Penilain
No
|
Aspek yang Dinilai
|
100
|
75
|
50
|
25
|
1
|
|||||
2
|
|||||
3
|
|||||
4
|
2. Instrumen Penilaian (terlampir)
a.
Pertemuan Pertama
b.
Pertemuan Kedua
c.
Pertemuan Ketiga
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM), maka guru bisa memberikan soal tambahan misalnya
sebagai berikut :
1)
Jelaskan tentang Sistem Pembagian Kekuasaan Negara!
2)
Jelaskan tentang Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik
Indonesia dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian!
3)
Jelaskan tentang Nilai-nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan pemerintahan!
CONTOH PROGRAM
REMIDI
Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..
No
|
Nama Peserta Didik
|
Nilai Ulangan
|
Indikator yang Belum Dikuasai
|
Bentuk Tindakan Remedial
|
Nilai Setelah Remedial
|
Keterangan
|
1
|
||||||
2
|
||||||
3
|
||||||
4
|
||||||
5
|
||||||
6
|
||||||
dst
|
b. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena
telah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal
pengayaan sebagai berikut :
1)
Membaca buku-buku tentang Nilai-nilai Pancasila
dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara yang relevan.
2)
Mencari informasi secara online tentang Nilai-nilai
Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara
3)
Membaca surat kabar, majalah, serta berita online
tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan
pemerintahan Negara
4)
Mengamati langsung tentang Nilai-nilai Pancasila
dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara yang ada di
lingkungan sekitar.
Mengetahui, ……….., ……………
Kepala Sekolah Guru
Mata Pelajaran
………………… ………………………
LAMPIRAN
PENILAIAN
KD dan Indikator (KD-3:
Pengetahuan)
Kompetensi Dasar
|
Indikator
|
3.11 Menganalisis kebahasaan artikel
dan/atau buku ilmiah.
|
·
Menemukan unsur kebahasaan artikel dan/ atau buku ilmiah
|
Penilain Proses
|
Penilaian Hasil
|
Penilaian proses aspek pengetahuan dapat dilakukan sejak
kegiatan Menelaah Model dan Mengonstruksi terbimbing.
Catatan terhadap peserta didik pada kegiatan tersebut dapat
dijadikan penilaian sikap selama mengikuti pembelajaran: ketekunan, kerja
sama, semangat, ketelitian, kerapihan, kebersihan, keseriusan.
|
Jenis : Tulis
Bentuk : Uraian
Contoh instrumen:
1. Tulislah masalah yang dibahas
dalam
teks artikel
yang
Anda baca!
2. Jelaskan perbedaan fakta
dengan opini
dalam teks artikel!
3. Tuliskan 5 ciri kebahasaan
yang
digunakan dalam teks artikel dan berikan
contoh masing-masing!
|
KD dan Indikator (KD-4: Keterampilan)
Kompetensi Dasar
|
Indikator
|
4.11 Mengonstruksi sebuah artikel
dengan memerhatikan fakta dan
kebahasaan
|
·
Menyusun artikel dan/atau buku ilmiah sesuai dengan
fakta
·
Mempresentasikan, menanggapi, dan mere-visi unsur
kebahasaan artikel yang telah disusun,
|
Penilain Proses
|
Penilaian Hasil
|
Penilaian proses aspek pengetahuan dapat dilakukan sejak
kegiatan Mengonstruksi Terbimbing dan Mengonstruksi Mandiri.
Catatan terhadap peserta didik pada kegiatan tersebut dapat
dijadikan penilaian sikap selama mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas
(bendel portofolio): ketekunan, kerjasama, semangat, ketelitian, kerapihan,
kebersihan, keseriusan.
|
Jenis : Menulis
Bentuk: Uraian
Contoh Instrumen
Susunlah teks artikel dengan memerhatikan hal di bawah ini!
a. Tentukan topik teks artikel!
b. Buatlah kerangka sesuai
dengan struktur
teks artikel!
c. Kembangkan kerangka tersebut menjadi
teks artikel dengan
memerhatikan
struktur teks, ciri kebahasaan, dan EBI!
|
Portofolio
Khusus untuk kompetensi menulis, penilaian
meliputi proses dan produk yang tercakup dalam penilaian portofolio. Dokumen
portofolio berisi:
(a) draf
final (produk) berbobot 40%;
(b)
bukti draf sedikitnya 3 draf berbobot 25%;
(c) bukti
catatan tentang apa yang akan ditulis dan sumber penulisan berbobot 10%; dan
(d)
catatan reflektif berbobot 25%.
Penilaian Sikap
Penilaian sikap dilakukan selama proses
pembelajaran (termasuk informasi dari portofolio) atau di luar pembelajaran
dengan melalui observasi dengan isian lembar pengamatan
Contoh
format dan pengisian lembar pengamatan guru mata pelajaran
Nama Satuan pendidikan :
Tahun pelajaran : 2018/2019
Kelas/Semester : XII/2
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
No
|
Waktu
|
Nama
|
Kejadian/ Perilaku
|
Butir sikap
|
Positif/ Negatif
|
Tindak Lanjut
|
1.
|
28 Januari 2019
|
Indri
|
Tidak mengerjakan tugas menganalisis teks artikel.
|
Tanggung jawab
|
-
|
Dipanggil dan disuruh mengerjakan tugas kembali dengan
waktu terbatas
|
2.
|
28 Januari 2019
|
Sochib
|
Mengerjakan tugas dengan serius, tepat waktu, dan
hasilnya sangat baik
|
Tanggung jawab
|
+
|
Diberi pujian atau apresiasi
|
Pedoman Penskoran
a. Pengetahuan
Soal
|
Aspek yang Dinilai
|
Skor
|
1
|
a.
Peserta didik menulis masalah dalam teks artikel
dengan sangat tepat
|
4
|
b.
Peserta didik menulis masalah dalam teks artikel
dengan tepat
|
3
|
|
c.
Peserta didik menulis masalah dalam teks artikel
dengan kurang tepat
|
2
|
|
d.
Peserta didik menulis masalah dalam teks artikel
dengan tidak tepat
|
1
|
Soal
|
Aspek yang Dinilai
|
Skor
|
2
|
a.
Peserta didik membedakan fakta dengan opini dalan
artikel dengan sangat tepat
|
4
|
b.
Peserta didik membedakan fakta dengan opini dalan
artikel dengan tepat
|
3
|
|
c.
Peserta didik membedakan fakta dengan opini dalan
artikel dengan kurang tepat
|
2
|
|
d.
Peserta didik membedakan fakta dengan opini dalan
artikel dengan tidak tepat
|
1
|
Soal
|
Aspek yang Dinilai
|
Skor
|
|
3
|
a.
Peserta didik mentukan 5 ciri kebahasaan yang digunakan
dalam teks artikel dan
memberikan contoh masing-masing dengan
sangat tepat
|
4
|
|
b.
Peserta didik mentukan 5 ciri kebahasaan yang digunakan
dalam teks artikel dan
memberikan contoh masing-masing dengan tepat
|
3
|
||
c.
Peserta didik mentukan 5 ciri kebahasaan yang digunakan
dalam teks artikel dan
memberikan contoh masing-masing dengan kurang tepat
|
2
|
||
d.
Peserta didik mentukan 5 ciri kebahasaan yang digunakan
dalam teks artikel dan
memberikan contoh masing-masing dengan tidak tepat
|
1
|
||
Keterangan
Nilai = Perolehan skor
Jumlah soal
Contoh
Nilai = 10 x 100 = 83,33
Nilai = 10 x 100 = 83,33
12
b. Keterampilan
Soal
|
Aspek yang Dinilai
|
Skor
|
1
|
a.
Peserta didik menentukan topik teks artikel sangat
sesuai isi teks
|
4
|
b.
Peserta didik menentukan topik teks artikel sesuai
isi teks
|
3
|
|
c.
Peserta didik menentukan topik teks artikel kurang
sesuai isi teks
|
2
|
|
d.
Peserta didik menentukan topik teks artikel tidak
sesuai isi teks
|
1
|
|
2
|
a.
Peserta didik menyusun kerangka teks artikel sangat
lengkap dan sangat sesuai dengan topik
|
4
|
b.
Peserta didik menyusun kerangka teks artikel lengkap
dan sesuai dengan topik
|
3
|
|
c.
Peserta didik menyusun kerangka teks artikel kurang
lengkap dan kurang dengan topik
|
2
|
|
d.
Peserta didik menyusun kerangka teks artikel tidak
lengkap dan tidak sesuai isi teks
|
1
|
|
3
|
a.
Peserta didik menulis teks artikel sangat
sesuai dengan
kerangka, struktur, ciri kebahasaan,
dan EBI
|
4
|
b.
Peserta didik menulis teks artikel sesuai dengan kerangka, struktur, ciri kebahasaan, dan EBI
|
3
|
|
c.
Peserta didik menulis teks artikel kurang
sesuai dengan kerangka, struktur, ciri kebahasaan, dan EBI
|
2
|
|
d.
Peserta didik menulis teks artikel tidak
sesuai dengan
kerangka, struktur, ciri kebahasaan,
dan EBI
|
1
|
Nilai = Perolehan skor
Jumlah kreteria/soa
Contoh
Nilai
= 11 x 100
= 91,66
12
Mengetahui, …………,
……….
Kepala
…… Guru Mata Pelajaran,
……………. ………………………..
Lampiran
Pembelajaran Teks Artikel
Kompetensi Dasar
Pengetahuan
|
Keterampilan
|
3.11 Menganalisis kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiah
|
4.11 Mengonstruksi sebuah
artikel dengan memerhatikan fakta dan kebahasaan
|
A. Contoh Teks Artikel
Berikut contoh artikel
MENUMBUHKAN KEMAMPUAN
LITERAS BACA-TULIS:
ANTARA UPAYA DAN TANTANGAN
(oleh
: Nana Sutisna, M.Pd.)
A.
Pengantar
Mengapa kemampuan literasi
baca-tulis perlu ditumbuhkan terutama di kalangan peserta didik? Seberapa
pentingkah kemampun literasi baca-tulis
bagi peserta didik? Pertanyaan lebih jauh, seberapa berpengaruhkah
kemampuan literasi baca-tulis terhadap
masa depan suatu bangsa? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saling terkait terebut, mari kita simak
uraian berikut ini. Baca-tulis merupakan keterampilan berbahasa yang perlu
dikuasai peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari. Menyusun laporan, merangkum bacaan, menyusun hasil praktikum,
menjawab soal, hingga menyusun karya tulis adalah sebagian kegiatan peserta
didik yang melibatkan kemampuan literasi baca-tulis.
Kemampuan literasi baca-tulis
peserta didik akan mencerminkan wawasan pengetahuan yang dimilikinya. Peserta didik yang literat berpotensi
memiliki wawasan pengetahuan yang luas untuk
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik tersebut
relatif lebih mudah menjalani kehidupan, khususnya dalam bidang akademik.
Sebaliknya, siswa yang aliterat akan kesulitan
dalam menjalani kehidupan terutama dalam bidang akademik. Dengan
demikian, kemampuan literasi baca-tulis perlu ditumbuhkan di kalangan peserta
didik.
Lantas bagaimana pengaruh kemampuan
literasi baca-tulis terhadap masa depan bengsa?
Pada abad ke-21 ini, kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat
dengan tuntutan keterampilan baca-tulis yang berujung pada kemampuan memahami
dan menuangkan informasi secara analitis, kritis, dan reflektif. Tak dapat
dipungkiri, kemampuan literasi baca-tulis berperanan penting dalam memenangkan
persaingan di dunia internasional.
B.
Tantangan Penumbuhan Budaya Literasi
Patut disayangkan, kemampuan
literasi baca-tulis terutama dalam memahami bacaan, menunjukkan kompetensi
peserta didik Indonesia tergolong rendah dibandingkan dengan negara lain. Hal
ini terbukti dari hasil uji internasional literasi membaca yang mengukur aspek
memahami, menggunakan, dan merefleksikan hasil membaca dalam bentuk tulisan.
Pengujian ini dilakunkan PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study) tahun 2011. Berdasarkan data tersebut, Indonesia menduduki peringkat ke - 45 dari 48
negara peserta dengan skor 428 dari skor rata-rata 500. Sementara itu, uji
literasi membaca dalam PISA (Programme for International Student
Assessment) tahun 2009 menunjukkan
peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-57 dengan skor 396 dari skor
rata-rata 493. Pada PISA 2012
menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke - 64 dengan skor
396 dari skor rata-rata 496. Sebanyak 65 negara berpartisipasi dalam PISA 2009
dan 2012. (Dirjen Dikdasmen, 2016 : i)
Data di atas
cukup mencemaskan kita semua. Bagaimana tidak? Alih-alih bangsa Indonesia
sedang giat mempersiapkan generasi emas
2045, dihadapkan pada kenyataan bahwa peserta didik yang digadang-gadangkan sebagai bonus demografi kemampuan literasinya
rendah.
Bonus demografi yang dimaksud adalah jumlah penduduk usia muda (usia rata-rata
sekolah) lebih bayak dibandingkan dengan penduduk usia tua. Kondisi ini akan
berlangsung antara tahun 2012 hingga 2035. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011
diketahui bahwa jumlah anak usia 0 - 9 tahun mencapai 45,93 juta, dan anak usia
10 - 19 tahun berjumlah 43,55 juta jiwa. Mereka inilah kader generasi emas
2045. Pada tahun 2045 mereka yang
berusia 0 - 9 tahun akan berusia 35 - 45 tahun dan yang berusia 10 - 19 tahun
akan berusia 45 - 54 tahun. Apabila potensi tersebut tidak dikelola dengan
benar, tidak menutup kemungkinan genersi
emas akan menjadi generasi lemas.
Banyak faktor
yang menyebabkan rendahnya kemampuan literasi baca-tulis di kalangan peserta didik.
Hal ini berkaitan dengan kultur lisan lebih dominan daripada baca-tulis dalam lingkungan peserta didik. Peserta didik
lebih tertarik mencari informasi dari menyimak tontonan daripada membaca
tulisan. Di lingkungan sekolah, rendahnya kemampuan literasi baca-tulis peserta
didik karena ketidaktahuan akan manfaat yang diperoleh dari kegiatan
baca-tulis. Efektifitas praktik pelajaran baca-tulis di kelas yang masih kurang
dan terbatasnya kuantitas dan kualitas buku rujukan menyebabkan pempelajaran tersebut kurang berhasil. Selain
itu, apresiasi sekolah terhadap sarana
penyaluran bakat baca-tulis semisal
majalah dinding, buletin, majalah sekolah, koran, buku sastra, dan blog
atau situs sekolah masih tersendat.
C. Upaya
Menumbuhkan Kemampuan Literasi Baca-Tulis.
Untuk mengatasi
rendahnya kemampuan literasi baca-tulis di kalangan peserta didik, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). GLS
adalah upaya menyeluruh yang melibatkan guru, peserta didik, orang tua, dan masyarakat.
GLS memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti sebagaimana dituangkan dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Salah satu
kegiatan di dalam gerakan tersebut adalah “kegiatan
15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai”. Kegiatan
ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan
keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi
baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan
global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik.
Setahun lebih
GLS diluncurkan. Gaung GLS merasuk ke semua tingkatan pendidikan, terutama
pendidikan dasar dan menengah, termasuk ke SMAN 2 Sumedang, tempat penulis
mengabdi. Dalam kurun waktu tersebut
ketika upaya digulirkan serta-merta tantangan selalu hadir mengikutinya.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan di
SMAN 2 Sumedang untuk meningkatkan kemampuan literasi baca-tulis berpedoman
pada buku panduan GLS berkut ini.
1. Tahap pembiasaan
Kegiatan
pertama yang dilakukan di SMAN 2 Sumedang adalah pembiasaan membaca selama 15
menit setiap hari. Kegiatan yang dilakukan para guru adalah membacakan kutipan buku dengan nyaring dan
mendiskusikannya. Ada pula guru yang menyuruh
peserta didik membaca mandiri. Tujuan kegiatan ini adalah memotivasi
peserta didik untuk mau dan terbiasa serta menunjukan bahwa membaca sesuatu kegiatan yang
menyenangkan. Disamping itu, tujuan kegiatan tersebut adalah untuk memperkaya
kosakata, menjadi sarana berkomunikasi antara peserta didik dan guru, dan
mengajarkan strategi membaca.
Kegiatan tahap
pembiasaan selanjutnya adalah membaca buku dengan memanfaatkan peran
perpustakaan. Dalam praktiknya,
perpustakaan sekolah menyelenggarakan kegiatan penunjang keterampilan literasi
informasi bagi para peserta didik. Keterampilan ini kemudian diterapkan peserta
didik saat mereka mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru bidang mata
pelajaran yang diajarkan melalui tugas meringkas atau membuat sinopsis buku. Tujuan
kegiatan ini adalah memperkenalkan
proses membaca, mengembangkan kemampuan membaca secara efektif dan
meningkatkan kemampuan pemahaman bahan bacaan yang efektif.
Membaca
terpandu dan membaca mandiri adalah
kegiatan berikutnya. Guru memandu peserta didik membaca dalam kelompok yang
lebih kecil. Tujuan kegiatan ini adalah untuk aktif meningkatkan pemahaman,
menganalisis bacaan, membuat tanggapan terhadap bacaan dan membuat peserta
didik mampu membaca mandiri.
2. Tahap Pengembangan
Tahap
pengembangan adalah berbagai kegiatan tindak lanjut yang dilakukan guru setelah kegiatan 15 menit
membaca. Dalam tahap pengembangan ini, kegiatan tindak lanjut dilakukan secara
berkala (misalnya 1 - 2 minggu). Adapun kegiatan tindak lanjut seperti berikut:
menulis komentar singkat terhadap buku, bedah buku, reading award, dan mengembangkan iklim literasi sekolah.
c. Tahap
Pembelajaran
Dalam tahap
pembelajaran ini berbagai jenis kegiatan pernah
dilakukan di SMAN 2 Sumedang
termasuk lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran. Kegiatan
literasi lain dalam pembelajaran adalah dengan sistem pemberian tagihan
akademik kepada peserta didik. Dalam hal ini, guru pun dituntut melaksanakan
berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata pelajaran. Menggunakan
lingkungan fisik, sosial, afektif, dan
akademik disertai beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya
literasi di luar buku teks pelajaran sangat dtekankan kepada guru-guru untuk
memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran. Di samping itu, peserta didik
dituntut menulis biografinya dalam satu kelas sebagai proyek kelas.
D. Tantangan
Menumbuhkan Kemampuan Literasi Baca-Tulis.
Pada tahap
pembiasaan, kegiatan membaca selama 15
menit setiap hari ini merupakan tantangan yang cukup berat bagi SMAN 2
Sumedang. Meluangkan waktu lima belas
menit dalam pembelajaran tampaknya kelihatan ringan. Selama lima belas menit guru hanya dituntut
membacakan kutipan buku dengan nyaring dan mendiskusikannya atau peserta didik membaca mandiri. Pada
kenyataanya, masih ada anggapan beberapa guru di SMAN 2 Sumedang yang tidak mau
jam mengajarnya terpotong. Mereka beralasan selain itu terpotong kegiatan
tersebut, jam mengajar mereka terpotong
pula oleh waktu berdoa, menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya, mengabsen
peserta didik, dan lain-lain. Meskipun demikian, ada beberapa guru yang sudah
melaksanakan kegiatan tersebut, namun masalah konsistensi dan
kesinambungannya tak bisa dijaga.
Membaca buku
dengan memanfaatkan peran perpustakaan, membaca
terpandu, dan membaca mandiri adalah kegiatan
berikutnya dalam tahap pembiasaan. Tantangan dalam kegiatan ini adalah
kuantitas dan kualitas buku di perpustakaan sangat terbatas. Buku-buku
penunjang, seperti buku sastra selalu tidak signifikan dengan jumlah siswa.
Setelah
tantangan pada tahap pembiasaan, muncul pula tantangan pada kegiatan tahap
pengembangan. Tak dapat dipungkiri, tantangan ini muncul karena kegiatan ini adalah tindak lanjut yang dilakukan guru setelah
kegiatan 15 menit membaca. Dalam tahap pengembangan ini, kegiatan tindak lanjut
dilakukan secara berkala (misalnya 1 - 2 minggu). Menulis komentar singkat
terhadap buku yang dibaca di jurnal membaca harian adalah kegiatan tahap
pengembangan yang selalu dihadapkan pada sebuah tantangan. Walaupun jurnal membaca harian dapat dibuat
secara sederhan, singkat, namun konsistensi selalu terkendala. Padahal peserta
didik hanya mengisi sendiri jurnal hariannya dengan menyebutkan judul buku, dan
pengarang.
Bedah buku
secara sederhana dapat diartikan sebuah kegiatan mengungkapkan kembali isi
suatu buku secara ringkas dengan memberikan saran terkait dengan kekurangan dan
kelebihan buku tersebut. Tantangan yang dihadapi dalam kegiatan tahap ini
adalah terbatasnya buku-buku baru yang berkualitas sebagai bahan resensi. Di samping itu, faktor kejenuhan selalu
menghantui peserta didik.
Reading award dan
mengembangkan iklim literasi sekolah juga merupakan tindak lanjut kegiatan 15
menit membaca. Apabila dalam tahap pembiasaan sekolah mengutamakan pembenahan
lingkungan fisik, dalam tahap pengembangan ini sekolah dapat mengembangkan
lingkungan sosial dan afektif. Tantangan terberat dari kegiatan-kegiatan ini
adalah belum populernya penghargaan prestasi literasi di kalangan warga
sekolah. Prosedur penentuan penerima reading
award belum sepenuhnya dipahami oleh pihak-pihak yang terkait.
Bagaimana
dengan tantangan membangun iklim literasi sekolah? Ini merupakan tantangan yang
tersulit. Menyadarkan seluruh warga untuk
melek litersi bukan perkara mudah. Perlu kerja sama yang serius antara
kepala sekolah, guru, tata usaha, siswa, orang tua, dan masyarakat untuk
mewujudkan gerakan mulia ini.
Terakhir, yang
harus dihadapi dalam menumbuhkan kemampuan litarasi baca-tulis di kalangan
peserta didik adalah tantangan dalam tahap pembelajaran. Tagihan akademik dan
non akademik dari kegiatan ”lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam
pelajaran” memerlukan kesiapan dan ketelatenan semua warga sekolah.
Selanjutnya, tantangan pada kegiatan tahap pembelajaran dalam melaksanakan
berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata pelajaran selalu
dikesampingkan. Akibatnya, kegiatan ini membosankan peserta didik. Belum lagi
penggunakan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik yang disertai
beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar
buku teks pelajaran belum maksimal.
E. Solusi
Kemampuan
baca-tulis sebagai kemampuan literasi
perlu ditekankan pada peseta didik mulai sejak dini. Lebih lanjut tingkatan
minat baca-tulis peserta didik sangat menentukan kualitas dalam berwawasannya.
Dalam proses pendidikan, keberhasilan mereka sangat ditentukan oleh kemampuan
membaca dan menulis.
Keberhasilan
dari program literasi baca-tulis yang
dilaksanakan di sekolah bergantung kepada berbagai pihak, seperti kepala sekolah, guru, siswa, tata usaha,
komite, dan orang tua. Sinergitas semua warga sekolah sangat diperlukan dalam
hal ini. ”Membaca lima belas menit sebelum pelajaran di mulai setiap hari”,
perlu difahami oleh semua warga sekolah bahwa kegiatan ini adalah pondasi bagi
kegiatan literasi yang lainnya. Bagi guru yang merasa jam pelajarannya
terpotong, dengan kesepakatan bersama, solusinya dengan mengeser lebih awal jam
masuk sekolah. Biasanya jam 07.00 WIB bel berbunyi tanda masuk, digeser lebih
awal menjadi jam 06.45 WIB. Jika kegiatan lima belas menit ini berjalan dengan
lancar, tertib, dan berkesinambungan makan tahapan lain dari kegiatan literasi
akan lancar pula.
Keberadaan perpustaakaan yang representatif amat
dibutuhkan dalam upaya penumbuhan kemampuan literasi baca-tulis. Kuantitas dan
kualitas buku rujukan di perpustakaan menjadi sentral dalam kegiatan ini.
Pembangunan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik yang disertai
beragam bacaan (cetak, visual, auditori,
digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran perlu mendapat
perhatian setiap sekolah.
F. Kesimpulan dan Harapan
”Lima belas menit begitu menenukan!” Ya, itulah
ungkapan yang tepat untuk menggambarkan betapa pentinggya kegiatan ini dalam
meningkatkan kemampuan literasi baca-tulis di kalangan peserta didik. Mengapa
demikan? Lihat Permendikbud No. 23 tahun
2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti kalimat “kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar
dimulai” tertuang secara eksplisit. Ini menunjukan bahwa jiwa dari gerakan
litersi sekolah adalah pembiasaan membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai
setiap hari. Adapun kegiatan tahap pengembangan dan pembelajaran adalah tindak
lanjut dari kegiatan ini.
Tampaknya kegiatan membaca 15 menit ini banyak yang
menganggap sepele. Padahal tidak
demikian. Kegiatan membaca 15 menit ini dapat menentukan masa depan bangsa.
Mudah-mudahan program ini dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan
berkesimambungan. Pada akhirnya, harapan hasil uji internasional PISA dan PIRLS peserta didik kita bisa
sejajar dengan negara maju. Rasa pesimistis
dalam menyongsong era genersi emas 2045 dengan berbekal bonus demografi
yang literat akan berubah menjadi optimistis. Bonus demografi tidak akan
menjadi beban pembangunan melainkan
menjadi modal pembangunan di masa depan.
Marilah kita
berupaya meningkatkan kemampuan literasi baca-tulis peserta didik. Meskipun di
sana-sini tantangan selalu menghadang. Luangkanlah minimal 15 menit untuk
memberi kesempatan kita dan peserta
didik untuk membaca. Jadikanlah kegiatan ini menjadi ladang ibadah bagi
kita dalam menuntut ilmu. Filsuf Muslim,
Imam Ghozali, pernah berkata, ”Menuntut
ilmu adalah taqwa. Menyampaikan ilmu adalah ibadah. Mengulang-ulang ilmu adalah
zikir. Mencari ilmu adalah jihad. Semoga dan semoga!
Sumedang,
10 November 2016
B. Pengertian Teks Artikel
Teks di atas yang berjudul Menumbuhkan Kemampuan Literas Baca-Tulis: antara Upaya dan Tantangan itulah merupakan teks artkel. Teks tersebut mengupas
pendapat
seorang penulis terhadap suatu data, fakta, atau peristiwa berdasarkan analisis subjekif penulis.
Biasanya artikel diterbitkan oleh media cetak setiap hari, kecuali hari Minggu.
Artikel ini tidak terlalu panjang,
C. Ciri-ciri Teks Artikel
1. Fungsi Artikel
Jika ditelaah lebih mendalam, teks
artikel befungsi memberikan informasi kepada para pembaca agar mengetahui,
memahami, mengkritisi, dan menilai suatu data, fakta, atau kejadian yang ditulis berdasarkan pendapat
penulis
2. Struktur Artikel
Berdasarkan teks artikel yang telah dibaca di atas, ternyata teks artikel
mempunyai struktur pendahuluan teks atau tesis (pernyataan umum), yakni berupa
sorotan peristiwa yang mengandung suatu persoalan aktual. Berikut ini contoh bagian struktur
pendahuluan:
Lantas bagaimana pengaruh kemampuan literasi baca-tulis
terhadap masa depan bengsa? pada abad ke-21 ini, kemampuan berliterasi peserta
didik berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan baca-tulis yang berujung pada
kemampuan memahami dan menuangkan informasi
secara analitis, kritis, dan reflektif. Tak dapat dipungkiri, kemampuan
literasi baca-tulis berperanan penting dalam memenangkan persaingan di dunia
internasional.
Selain struktur pendahuluan, teks artikel pun menpunyai
struktur yang menjadi bagian inti dari teks artikel itu sendiri. Struktur inti artikel sering disebut juga bagian
penyampaian opini-opini atau urutan gagasan. Struktur ini berupa
tanggapan-tanggapan penulis berkenaan
dengan peristiwa, kejadian, atau persoalan aktual. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan petikan berikut ini.
Data di atas cukup mencemaskan kita
semua. Bagaimana tidak? Alih-alih bangsa Indonesia sedang giat
mempersiapkan generasi emas 2045,
dihadapkan pada kenyataan bahwa peserta didik
yang digadang-gadangkan sebagai bonus
demografi kemampuan literasinya rendah. Bonus demografi yang dimaksud adalah jumlah penduduk usia
muda (usia rata-rata sekolah) lebih bayak dibandingkan dengan penduduk usia
tua. Kondisi ini akan berlangsung antara tahun 2012 hingga 2035. Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun
2011 diketahui bahwa jumlah anak
usia 0 - 9 tahun mencapai 45,93 juta, dan anak usia 10 - 19 tahun berjumlah
43,55 juta jiwa. Mereka inilah kader generasi emas 2045. Pada tahun 2045 mereka yang berusia 0 - 9
tahun akan berusia 35 - 45 tahun dan yang berusia 10 - 19 tahun akan berusia 45
- 54 tahun. Apabila potensi tersebut tidak dikelola dengan benar, tidak menutup
kemungkinan genersi emas akan menjadi
generasi lemas.Sebagai struktur penutup, teks
artikel biasanya berupa kesimpulan, saran, atau rekomendasi yang
berupa pernyataan dalam menyelesaikan persoalan yang dikemukakan sebelumnya.
Berikut ini disajikan pengglan penutup sebuah teks artikel:
Marilah kita
berupaya meningkatkan kemampuan literasi baca-tulis peserta didik. Meskipun di
sana-sini tantangan selalu menghadang. Luangkanlah minimal 15 menit untuk
memberi kesempatan kita dan peserta
didik untuk membaca. Jadikanlah kegiatan ini menjadi ladang ibadah bagi kita dalam menuntut ilmu. Filsuf Muslim, Imam
Ghozali, pernah berkata, ”Menuntut ilmu adalah taqwa.
Menyampaikan ilmu adalah ibadah. Mengulang-ulang ilmu adalah zikir. Mencari ilmu adalah jihad. Semoga dan
semoga!
3.
Kaidah-kaidah Kebahasaan
Perhatikan kembali teks artikel yang
telah dibaca tadi. Dapat dilihat bahwa teks tersebut tersusun dari beberapa
paragraph. Paragraf-paragraf tersebut tersusun dari beberapa kalimat,
selanjutnya kalimat-kalimat tersusun dari beberap kata. Dilihat dari susunan
kalimat, ternyata kaidah kebahasaan kalimat
teks artlikel didominasi kalimat fakta
dan opini. Berikut ini contoh kalimat fakta dan opini dalam teks artikel:
a.
Menggunakan kalimat-kalimat fakta
1. Bonus demografi yang dimaksud adalah
jumlah penduduk usia muda (usia rata-rata sekolah) lebih bayak dibandingkan
dengan penduduk usia tua.
2. Kondisi
ini akan berlangsung antara tahun 2012 hingga 2035.
3. Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun
2011 diketahui bahwa jumlah anak usia 0
- 9 tahun mencapai 45,93 juta, dan anak usia 10 - 19 tahun berjumlah 43,55 juta
jiwa.
4. Mereka inilah kader generasi emas
2045. Pada tahun 2045 mereka yang
berusia 0 - 9 tahun akan berusia 35 - 45 tahun dan yang berusia 10 - 19 tahun
akan berusia 45 - 54 tahun.
b.
Menggunakan kalimat-kalimat opini
1. Apabila potensi
tersebut tidak dikelola dengan benar, tidak menutup kemungkinan genersi
emas akan menjadi generasi lemas.
2. Alih-alih
bangsa Indonesia sedang giat mempersiapkan
generasi emas 2045, dihadapkan
pada kenyataan bahwa peserta didik yang digadang-gadangkan sebagai bonus demografi kemampuan literasinya
rendah.
Teks artikel
yang merupakan tulisan opini sering pula memunculkan kalimat retotis, ungkapan
khas pengarang, istilah asing, konjungsi kausatif, dan konjungsi Penunjuk waktu. Berikut ini ditampilkan
contoh hal tersebut:
c. Adanya penggunaan kalimat
retoris
1. Mengapa kemampuan literasi baca-tulis
perlu ditumbuhkan terutama di kalangan peserta didik?
2. Seberapa pentingkah kemampun literasi
baca-tulis bagi peserta didik?
3.Pertanyaan
lebih jauh, seberapa berpengaruhkah kemampuan literasi baca-tulis
terhadap masa depan suatu bangsa?
d. Menggunakan
istilah khas/kedaerahan
1. Alih-alih bangsa Indonesia sedang giat mempersiapkan generasi emas 2045, dihadapkan pada kenyataan bahwa
peserta didik yang digadang-gadangkan
sebagai bonus demografi kemampuan literasinya rendah.
2. Apabila potensi
tersebut tidak dikelola dengan benar, tidak menutup kemungkinan genersi
emas akan menjadi generasi lemas.
e. Tidak menggunakan kata pengganti personal ( saya, kamu,
Anda, dia dan lain-lain)
f. Banyak menggunakan
kata-kata populer asing
1. Pengujian ini dilakunkan PIRLS
(Progress in International Reading Literacy
Study) tahun
2011.
2. Sementara itu, uji literasi membaca
dalam PISA (Programme for International
Student Assessment)
tahun 2009 menunjukkan peserta didik
Indonesia berada
pada
peringkat ke-57 dengan skor 396 dari
skor rata-rata 493
3. Reading
award dan mengembangkan
iklim literasi sekolah juga merupakan
tindak lanjut
kegiatan 15 menit membaca.
4.
Belum lagi penggunakan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik yang
disertai beragam bacaan (cetak, visual,
auditori, digital) yang kaya
literasi di luar buku teks pelajaran belum maksimal
g. konjungsi yang merujuk pada waktu, tempat, peristiwa, atau
hal lainnya
yang
menjadi fokus ulasan.
Setelah
tantangan pada tahap pembiasaan, muncul pula tantangan pada kegiatan
tahap pengembangan.
h. penggunaan konjungsi
kausalitas, seperti sebab, karena, sebab, oleh sebab itu.
1.Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan literasi baca-tulis
di kalangan peserta didik.
2. Hal ini karena berkaitan dengan kultur lisan lebih dominan daripada
baca-tulis
dalam
lingkungan peserta didik.
4. Prosedur
Pembelajaran
1. Fakta dan opini sebuah artikel
Perhatikan teks berikut!
Data di atas
cukup mencemaskan kita semua. Bagaimana tidak? Alih-alih bangsa Indonesia
sedang giat mempersiapkan generasi emas
2045, dihadapkan pada kenyataan bahwa peserta didik yang digadang-gadangkan sebagai bonus demografi kemampuan literasinya
rendah.
Bonus demografi yang dimaksud adalah jumlah penduduk usia muda (usia rata-rata
sekolah) lebih bayak dibandingkan dengan penduduk usia tua. Kondisi ini akan
berlangsung antara tahun 2012 hingga 2035. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011
diketahui bahwa jumlah anak usia 0 - 9 tahun mencapai 45,93 juta, dan anak usia
10 - 19 tahun berjumlah 43,55 juta jiwa. Mereka inilah kader generasi emas
2045. Pada tahun 2045 mereka yang
berusia 0 - 9 tahun akan berusia 35 - 45 tahun dan yang berusia 10 - 19 tahun
akan berusia 45 - 54 tahun. Apabila potensi tersebut tidak dikelola dengan
benar, tidak menutup kemungkinan genersi
emas akan menjadi generasi lemas.
Kalimat-kalimat dalam teks di atas
dapat dikelompokan ke dalam dua bagian, yaitu kelompok kalimat fakta dan
kalimat opini. Berikut ini disajikan pngelompokaanya sebagai berikut:
Kalimat fakta
|
Kalimat opini
|
Data di atas cukup mencemaskan kita semua.
|
Bonus demografi yang
dimaksud adalah jumlah penduduk usia muda (usia rata-rata sekolah) lebih bayak
dibandingkan dengan penduduk usia tua.
|
Bagaimana tidak?
|
Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun
2011 diketahui bahwa jumlah anak usia 0 - 9 tahun mencapai 45,93 juta, dan
anak usia 10 - 19 tahun berjumlah 43,55 juta jiwa.
|
Alih-alih bangsa Indonesia sedang giat mempersiapkan generasi emas 2045, dihadapkan pada
kenyataan bahwa peserta didik yang digadang-gadangkan
sebagai bonus demografi kemampuan literasinya rendah.
|
.
|
Kondisi ini akan
berlangsung antara tahun 2012 hingga 2035.
|
|
Mereka inilah kader
generasi emas 2045.
|
|
Pada tahun 2045
mereka yang berusia 0 - 9 tahun akan berusia 35 - 45 tahun dan yang berusia
10 - 19 tahun akan berusia 45 - 54 tahun.
|
|
Apabila potensi
tersebut tidak dikelola dengan benar, tidak menutup kemungkinan genersi emas akan menjadi generasi lemas.
|
Berdasarkan
pembagian kalmat opini dan fakta di atas, dapat disimpulkan cici-cici kalimat
fakta dan opini sebagai berikut:
Kalimat fakta
|
Kalimat opini
|
objektif
|
subjektif
|
Sudah terbukti kebenarannya
|
Belum terbukti
kebenarannya
|
Sudah terjadi
|
Belum terjadi
|
Memuat data yang
akurat
|
Memuat pendapat
seseorang
|
2. Menyusun Opini dalam
Artikel
Perhatikan
penggalan teks yang rumpang berikut!
Pendahuluan/tesis
(pernyataan umum)
Lantas bagaimana pengaruh kemampuan
literasi baca-tulis terhadap masa depan bangsa?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Pembahasan
atau rangkaian opini ( gagasan)
Data di atas
cukup mencemaskan kita semua. Bagaimana tidak? Alih-alih bangsa Indonesia sedang giat mempersiapkan generasi emas 2045, dihadapkan pada kenyataan
bahwa peserta didik yang digadang-gadangkan sebagai bonus
demografi kemampuan literasinya rendah. ………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Penutup
Marilah kita
berupaya meningkatkan kemampuan literasi baca-tulis peserta didik.
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Berdasarkan penggalan teks yang
rumpang di diatas, lengkapilah teks tersebut dengan kaliamat-kalimat opini
sehinggan tersusun penggalan teks yang koheren. Dalam melengkapi penggalan teks
yang rumpang tersebut, perhatkan pula hubungan antar paragraph sehingga menjadi
kesatuan teks artikel yang utuh. (Oleh Nana Sutisna)
Mengetahui, ……….., ……………
Kepala Sekolah Guru
Mata Pelajaran
………………… ………………………
UNDUH FILE WORD RPP TEKS ARTIKEL KLIK https://drive.google.com/open?id=1Z2fC2NX8HTD_gbfkqhAjkPLfsQioUmuF
BACA DAN UNDUH RPP KELAS XII SMA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2018/2019 BAHASA
INDONESIA KURIKULUM 2013 EDISI REVISI
RPP Kuriikulum 2013 edisi revisi dilengkapi lampiran materi
dan penilaian, berorientasi HOTS, mengembangkan 4C, Literasi, PPK
1. RPP TEKS ARTIKEL KD 3.10 DAN 4.10 KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/12/rpp-bahasa-indonesia-teks-artikel-kelas.html
2. RPP TEKS ARTIKEL KD 3.11 DAN 4.11 KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/12/rpp-teks-artikel-kd-311-dan-411-kelas.html
3. RPP TEKS KRITIK DAN ESAI KD 3.12, 4.12, 3.13, DAN 4.13
KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/12/rpp-teks-kritik-dan-esai-kelas-xii.html
4. RPP BUKU PENGAYAAN KD 3.14 DAN 4.14 KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/12/rpp-bahasa-indonesia-kelas-xii-semester.html
Subscribe to:
Posts (Atom)