SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR
NASIONAL
SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH
ALIYAH
KURIKULUM 2006
MATA PELAJARAN: SASTRA INDONESIA
Persetujuan
dengan Bung Karno
Chairil Anwar
Ayo! Bung Karno kasi tangan mari kita
bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
Di panggang di atas apimu, digarami
lautmu
……
Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu
urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita
berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita
bertolak & berlabuh
1.
Puisi di atas termasuk karya sastra periode…
A. 1920-an
B. 1930-an
C. 1945
D. 1966
E. 1970-an
2.
Isi puisi tersebut adalah ... .
A. keberanian
untuk mengambil keputusan
B. persamaan
keinginan, pendapat, dan tujuan
C. kesamaan
langkah dalam mencapai cita-cita
D. kesepakatan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia
E. tantangan
dan hambatan mempertahankan kemerdekaan
3.
Cermatilah
kutipan cerita sastra lama berikut!
Hatta beberapa
lamanya maka isteri si Miskin itupun hamillah tiga bulan lamanya. Maka isterinya
menangis hendak makan buah mempelam yang ada di dalam taman raja itu.
Maka suaminya
itupun terketukkan antingnya tatkala ia di Keinderaan menjadi raja tiada ia mau
beranak. Maka sekarang telah mudhorot. Maka baharulah hendak beranak seraya berkata kepada isterinya, ”Ayo, hay
Adinda Tuan hendak membunuh kakandalah rupanya ini tiadakah Tuan tahu akan hal
kita yang sudah lalu itu jangankan hendak meminta barang suatu. Hampir kepada
kampung orang tiada boleh.” Setelah didengar oleh isterinya kata suaminya
demikian itu, maka makinlah sangat ia menangis.
Maka kata suaminya,
”Diamlah Tuan, jangan menangis! Berilah kakanda pergi mencaharikan Tuan buah
mempelam itu, jikalau dapat oleh kakanda akan buah mempelam itu kakanda berikan
pada Tuan”. Maka isterinya itu pun diamlah. Maka suaminya itu pun pergilah ke
pasar mencahari buah mempelam itu. Setelah sampai di kedai orang berjual buah
mempelam. Maka si Miskin itu pun berhentilah di sana. Hendak pun
dimintanya takut ia akan dipalu orang. Maka kata orang yang
berjualan buah mempelam itu, ”Hai miskin. Apa kehendakmu?”
Maka sahut Si
Miskin, ”Jikalau ada belas dan kasihan serat Rahim Tuan akan hamba orang miskin
hamba ini minta diberikan yang sudah terbuang itu. Hamba hendak memohonkan buah
mempelam Tuan yang sudah busuk itu barang sebiji sahaja tuan.” Maka terlalu
belas hati sekalian orang pasar itu yang mendengar kata si Miskin. Seperti
hancurlah rasa hatinya maka ada yang memberi buah mempelam ada yang memberikan
nasi ada yang memberikan kain baju ada yang memberikan buah-buahan. Maka si Miskin
itu pun heranlah akan dirinya oleh sebab diberi orang pasar itu berbagai-bagai
jenis pemberian. Adapun akan dahulunya jangankan diberinya barang suatu hamper
pun tiada boleh. Habislah dilemparnya dengan kayu dan batu. Setelah sudah ia
berpikir dalam hatinya demikian itu, maka iapun kembalilah ke dalam hutan
mendapatkan isterinya. Maka katanya, ”Inilah Tuan, buah mempelam dan segala
buah-buahan dan makan-makanan dan kain baju. Itupun diinjakkannyalah isterinya
seraya menceriterakan hal ihwalnya tatkala ia di pasar itu. Maka isterinya pun
menangis tiada mau makan jikalau bukan buah mempelam yang di dalam taman raja itu. Biarlah aku mati sekali.
(Hikayat
Si Miskin)
Isi cerita hikayat tersebut adalah ... .
A.
Si
Miskin dan istrinya sudah lama ingin segera memiliki anak.
B.
Istri
meminta buah mempelam di taman raja sama dengan ingin membunuh suaminya.
C.
Keheranan
si Miskin akan kebaikan hati para penjual di pasar kepadanya.
D.
Istri
si Miskin yang sedang hamil ingin makan buah mempelam yang di taman raja.
E.
Upaya
seorang suami untuk dapat memenuhi keinginan istrinya yang sedang hamil.
4.
Cermatilah kutipan teks drama berikut
ini!
Adegan Sarjono
dan Maria dengan menggendong bakul dan mengenakan topi caping.
Maria : "Sar...
Sarjono!"
Sarjono : "Ada
apa?"
Maria : "Aku
melihat sepintas,bayangan orang di sanal"
Sarjono : "Tenang
saja!"
Maria : "Tenang
. . . tenang! Tenang bagaimana? Kalau musuh?"
Sarjono : "Musuh?
Maria, kita ini jualan buah dan tidak punya musuh. Kita harus yakin, yang berani bergerak di malam hari hanya
TNI. Ayo jalan!"
Maria : "Tapi,
bulu kudukku berdiri."
Sarjono : "Maka
jangan di sini, ayo terus jalan!"
Keduanya
berjalan dengan sesekali menoleh ke belakang. Topi caping di tangan kiri. Tangan kanan di balik seakan
memegang seniata.
Isi
penggalan teks drama tersebut adalah ..,
A. Ketakutan
Maria melihat bayangannya.
B. Keberanian
Maria berjalan di malam hari.
C. Maria
berjualan buah-buahan.
D. Keberanian
Sarjono menyamar.
E. Penyamaran
Maria dan Sarjono dalam perjuangan
5.
Watak tokoh "Sarjono" dalam
dialog tersebut adalah ..,.
A. mudah
tersinggung
B. bijaksana
C. penghianat
D. pemaaf
E. pemberani
6.
Cermati
kutipan cerpen berikut!
Itulah yang
dikhawatirkan Jalil. Jika di pantai ini dibangun hotel-hotel dan cafe lalu
dipenuhi turis, maka perlahan-lahan penduduk asli pantai ini akan terusir dari
kampung halamannya sendiri. Mereka tak akan bebas lagi berjalan-jalan mengitari
pantai sebab harus membayar karcis masuk. Nelayan-nelayan tak akan bebas
melabuhkan perahu- perahunya di pantai ini sebab pantai ini sudah menjadi
tempat wisata. Perahu-perahu nelayan mungkin akan dianggap mengganggu
kenyamanan pengunjung yang datang. Bahkan, jika semakin banyak pula lahan-lahan
warga yang digusur demi mengembangkan fasilitas pantai. Pengusaha akan mendapat
banyak untung, orang-orang kampung akan buntung.
Jalil beranjak
meninggalkan pantai itu ketika sengatan matahari semakin mengganas. Jalil
memang hanya seorang nelayan, tetapi ia bukanlah nelayan bodoh yang tidak
pernah mengenyam pendidikan.
(Lelaki
Penjaga Laut, Badrul Munir Chair)
Nilai sosial yang terdapat pada kutipan
cerpen tersebut adalah ... .
A.
Pengembangan
area nelayan menjadi tempat wisata.
B.
Penggusuran
lahan pantai untuk membuat fasilitas pantai.
C.
Terampasnya
kebabasan dan keakraban masyarakat pantai
D.
Kekhawatiran
akan sirnanya kekerabatan dengan alam.
E.
Hubungan
pengembang pantai dan warga pantai.
Penggalan
cerpen berikut digunakan untuk menjawab soal nomor 7 dan 8.
Bacalah
dengan cermat!
Lama aku merasa kehilangan, karena setiap aku tidur, aku
selalu minta didongengi. Mungkin inilah awal mula mengapa aku begitu mudah
memindahkan dongeng-dongeng itu ke atas kertas, dan kemudian ada penerbit yang
tahu cara mencari uang dengan sejumlah dongeng. Aku bersyukur kepada Allah,
sebab dengan kematian nenek, aku mampu berpikir sendiri, dan setelah aku
meningkat remaja dan dewasa, aku bisa meringankan beban orangtua dengan hasil
buku-buku dongeng yang dipesan dalam jumlah ratusan ribu eksemplar untuk proyek
inpres.
"Dari titik inilah aku mengenal hidup." Dongeng-dongeng itulah yang akhirnya membuat aku mampu lulus perguruan tinggi. Meskipun ibu masih juga mengirimkan uang untuk kontrakan kamar dan biaya makanku sehari-hari, akan tetapi, uang itu dengan caraku sendiri kumasukkan ke dalam bank, dan ketika aku akan diwisuda, kukirim tiket untuk kedua orangtuaku menghadiri suatu peristiwa bersejarah dalam hidupku itu.
"Dari titik inilah aku mengenal hidup." Dongeng-dongeng itulah yang akhirnya membuat aku mampu lulus perguruan tinggi. Meskipun ibu masih juga mengirimkan uang untuk kontrakan kamar dan biaya makanku sehari-hari, akan tetapi, uang itu dengan caraku sendiri kumasukkan ke dalam bank, dan ketika aku akan diwisuda, kukirim tiket untuk kedua orangtuaku menghadiri suatu peristiwa bersejarah dalam hidupku itu.
Intu
Lingau: Korrie Lavun R
7.
Nilai budaya pada penggalan tersebut
yang masih dijumpai pada kehidupan sekarang adalah ...
A. Merantau
ke luar kota untuk berdagang dan belajar.
B. Upacara
Wisuda dihadiri oleh kedua orang tua.
C. Menjual
cerita dongeng kepada penerbit.
D. Meringankan
beban orang tua dengan jual buku.
E. Mendongengi
anak sebelum tidur malam.
8.
Sudut pandang yang digunakan pengarang
dalam penggalan tersebut adalah .,..
A. orang
pertama pelaku utama
B. orang
pertama pelaku sampingan
C. orang
ketiga terbatas
D. orang
ketiga terarah
E. orang
ketiga serba tahu
Cermatilah
kutipan cerita sastra lama berikut untuk menjawab soal nomor 9 dan 10!
”Hai, kenapa kalian
berhenti! Tunjukkanlah kepada kami bahwa mata air itu milik kalian! Atau
jangan-jangan kalian sudah menyerah!” seru Mbu`i Bungale.
”Diam kau, hai
perempuan cerewet! Jangan hanya pandai bicara!” sergah pemimpin pelancong itu
balik menantang Mbu`i Bungale. ”Jika kamu pemilik mata air ini, buktikan pula kepada kami!”
”Baiklah, Tuan-Tuan!
Ketahuilah bahwa Tuhan Mahatahu mana hambanya yang benar, permintaannya akan
dikabulkan!” ujar jawab Mbu`i Bungale
dengan penuh keyakinan.
Usai berkata begitu,
Mbu`i Bungale segera duduk bersila di samping suaminya seraya bersedekap.
Mulutnya pun komat-kamit membaca doa. ”Woyi, air kehidupan, mata air sakti,
mata air yang memiliki berkah. Melebar dan meluaslah wahai mata air para
bidadari.... membesarlah....!!!” demikian doa Mbu`i Bungale.
Usai berdoa, Mbu`i
Bungale segera mengajak suaminya dan memerintahkan keempat pelancong tersebut
untuk naik ke atas pohon yang paling tinggi karena sebentar lagi kawasan itu
akan tenggelam. Doa Mbu`i Bungale pun dikabulkan. Beberapa saat kemudian, perut bumi tiba-tiba bergemuruh, tanah bergetar dan
menggelegar. Perlahan-lahan mata air Tupalo melebar dan meluas, kemudian
menyemburkan air yang sangat deras. Dalam waktu sekejap, tempat itu tergenang
air. Keempat pelancong tersebut takjub melihat keajaiban itu dari atas pohon
kapuk.
9.
Isi cerita tersebut adalah ... .
A. Niat
baik akan membuahkan kebaikan. Demikian pula sebaliknya, keserakahan dapat
membahayakan diri sendiri.
B. Lebih
baik kita mengalah daripada mempertahankan hal-hal yang dapat membahayakan diri
kita.
C. Lakukan
sebisa yang kita lakukan demi mempertahankan
harga diri yang disepelekan orang lain.
D. Berbuat
baiklah kepada orang lain karena Tuhan akan memelihara dan mengabulkan doa
orang yang baik.
E. Bumi
pun akan marah bila orang-orang yang mendiami bumi ini berbuat serakah dan
mengakui yang bukan miliknya.
10. Keterkaitan
isi cerita tersebut dengan kehidupan sekarang adalah ... .
A. Dengan
besar hati mengakui kesalahan yang telah diperbuat.
B. Melakukan
ritual berdoa sebelum melakukan suatu pekerjaan.
C. Berusaha
menyelamatkan diri saat bencana alam melanda.
D. Suami
dan istri saling mendukung dalam menghadapi masalah.
E. Masih
saja ada orang yang mengakui barang milik orang lain.
11. Cermatilah
kutipan hikayat berikut!
Alkisah ada seorang raja di negeri Bahi bernama
Gementar Syah. Maka, pada suatu hari baginda itu pergi berburu. Maka ia pun
bertemu dengan seekor kijang beranak muda. Apabila kijang itu melihat orang
banyak datang, maka ia pun larilah meninggalkan anaknya. Maka baginda pun
terlalu kasihan melihat anak kijang itu. Maka, pada, hati Raja, "Jikalau
tidak ibunya menyusui dia, tidaklah hidup anak kijang ini. Sayang pula aku akan
dial Hendak kubawa pulang akan permainan anakku." Seraya baginda
bertindak. "Hai Perdana Mentriku cari akan ibu kiang itu.
Pembuktian
tokoh "Raja" seorang penyayang binatang terdapat pada ...
A. Seorang
raja yang suka berburu bertemu dengan seekor kijang muda.
B. Seekor
kijang kaget melihat orang banyak datang dan kaburlah dia.
C. Raja
berhasil menembak seekor kijang muda.
D. "Hai
Perdana Menteriku cari akan ibu kijang itu."
E. Raja
pun kasihan akan anak kijang Ialu menyuruh untuk mencari induknya.
12. Cermati
kedua kutipan berikut!
Teks 1:
Kutipan Cerita
Karena
penasaran, suatu hari
aku pernah mendengar
dari bibi, kalau
ibu harus berjuang 5 tahun lamanya menunggu
kelahiranku sampai merasa kakakku sudah cukup besar dan siap merawatku. Kakak
memiliki kondisi yang sangat baik ketika masih kecil tapi tiba-tiba saat
berusia 5 tahun, ia mengalami demam panas yang tinggi hingga membuat dirinya
pingsan, ketika dilarikan ke rumah sakit otaknya mengerut dan akhirnya ia jadi
seperti ini hingga tak bisa disembuhkan lagi, ia juga mengalami masalah
kesehatan karena tubuhnya gampang terserang virus sehingga tak boleh terlalu
lelah.
(My Idiot Brother, Agnes Davonar)
Teks 2:
Kutipan Hikayat
Syahdan maka siti Sarah pun genaplah bulannya itu,
maka ini pun sakit perutlah akan hendak
beranak itu. Maka segala bini orang besar-besar dan bini orang kaya-kaya pun
masuklah mengadap Raja perempuan akan beranak itu. Maka pada ketika yang baik
dan pada saat yang sempurna maka Raja perempuan pun beranaklah seorang anak
laki- laki terlalu amat baik rupanya itu menurut ayahanda Baginda itu. Maka
disambut oleh segala bini orang besar-besar itu lalu dimandikan oleh bini
segala raja-raja pada pasuh emas. Setelah sudah dimandikan oleh bini segala
raja-raja itu, maka lalulah dipakaikan kain yang keemasan. Setelah sudah itu
maka diberikan nama oleh Baginda bunda akan anakanda itu Raja Siwalkhar itu.
Setelah itu maka dipungutkan ayahanda dan pengaruh oleh bunda Baginda maka
lalulah dipeliharakan dengan sepertinya itu dan betapa adatnya orang segala
raja-raja yang beranak.
(Hikayat Bayan Budiman)
Persamaan
tema dari kedua teks tersebut adalah ... .
A. peran
orang tua dalam mengasuh anak
B. menjaga
dan merawat anak
C. menanti
kehadiran sang buah hati
D. kasih
sayang orang tua kepada anak
E. kehadiran
anak dalam keluarga
13. Cermati pernyataan berikut!
Perkataan yang tidak sopan
akan menyebabkan orang lain menjadi marah.
Bait gurindam yang isinya sesuai dengan pernyataan
tersebut adalah…
A.
Cahari olehmu
akan awan
Pilih
segala orang yang setiawan
B.
Kurang pikir
kurang siasat
Tentu
dirimu akan tersesat
C.
Apabila
terpelihara lidah
Niscaya
dapat daripadanya faedah
D.
Jika hendak
mengenal orang mulia
Lihatlah
kepada kelakuan dia
E.
Apabila
perkataan yang amat kasar
Lekaslah
orang sekalian gusar
14.
Cermati kutipan gurindam berikut!
Apabila terpelihara mata.
sedikitlah cita-cita.
Maksud
isi bait gurindam adalah ....
A. orang
yang menggunakan mata secara sembarangan akan dapat menimbulkan penyakit yang
sangat berbahaya terhadap dirinya dan orang lain
B. mata,
kuping, lidah, tangan, perut, dan kaki, kalau tidak difungsikan dengan benar
akan menjadi sumber bencana atau
malapetaka
C. dengan
mata, kita dapat melihat berbagai hal dan apabila tidak dijaga akan timbul
keinginan-keinginan yang tidak perlu atau yang buruk
D. memuji
seseorang haruslah sesuai dengan apa yang tampak atau yang terlihat semata-mata
oleh mata kita sendiri atau disaksikan sendiri
E. seseorang
harus menghindari kebohongan karena dari matanya sendiri akan dapat dilihat
perilaku buruk yang telah diperbuatnya
15.
Cermati
kutipan cerita berikut!
”Kakakmu ... Dia sudah pergi ... beristirahatlah
dengan tenang.” Jawab ayah membuat air mataku tiba-tiba langsung menetes.
Ada rasa kaget dan tak percaya mendengar jawaban
ayah.
”Gak mungkin! Kenapa bisa begitu? Tadi Kakak masih
baik-baik saja?” jeritku histeris.
Dari perkataan Ayah , aku jadi tahu mengapa kakakku
tergeletak begitu kaku di tempat tidurnya tadi dan menyebabkan ia terjatuh.
Semua karena ia terlalu memaksakan dirinya untukku. Aku menangis terisak dan
baru menyadari betapa aku tak menyangka kakakku mau melakukan semua untukku.
(My Idiot Brother, Agnes Davonar)
Kalimat
resensi yang menyatakan keunggulan sesuai kutipan tersebut adalah ... .
A.
Kisah
pengorbanan kakak kepada adikny aini adalah cerita biasa bukan? Bukankah memang
harus seperti itu?
B.
Setiap
kehilangan akan menimbulkan luka mendalam dan penulis telah menggoreskan luka itu
juga untuk pembacanya.
C.
Banyak cara
untuk mengungkapkan kasih sayang dan Agnes telah memberikan sebuah pilihan
untuk Anda.
D.
Kesabaran dan
kasih sayang dalam menghadapi sebuah perbedaan akan menjadi indah pada
waktunya.
E.
Kisah
pengorbanan kakak kepada adiknya pada buku ini telah menjadi inspirasi akan
arti dari sebuah pengorbanan.
16.
Cermatilah
kutipan resensi berikut!
Bab pertama novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata menceritakan bahwa dirinya yang
dipanggil Ikal dan kedua temannya, Arai dan Jimbron adalah tiga remaja yang
begitu nakalnya sehingga mereka sangat dibenci oleh Pak Mustar, tokoh antagonis
dalam buku ini. Namun, pada bab-bab berikutnya pembaca akan melihat
potongan-potongan kisah yang seperti berdiri sendiri, sehingga seolah-olah
Andrea hanya membuat cerpen-cerpen dalam satu buku. Tapi sebenarnya pada setiap
bab, mulai awal hingga akhir, memiliki hubungan yang sangat erat. Seperti
mozaik-mozaik dalam kehidupan. Novel yang disajikan dengan bahasa yang cantik
ini mampu menyihir pembaca sehingga pembaca bisa ikut merasakan kebahagiaan,
semangat keputusasaan ,dan kesedihan.
Kalimat
resensi yang mengungkapkan kelemahan buku sesuai dengan ilustrasi tersebut
adalah ... .
A.
Bahasa yang
digunakan Andrea Hirata dalam novel Sang Pemimpi kurang menarik.
B.
Andrea Hirata
dalam novelnya Sang Pemimpin kisah-kisahnya kurang berhubungan.
C.
Kisah
tiap-tiap bab dalam novel Sang Pemimpi diungkapkan seolah-olah berdiri sendiri.
D.
Cerita yang
diungkapkan Andrea Hirata dalam Sang Pemimpin tidak terjalin dengan baik.
E.
Amanat yang
disampaikan melalui tokoh Ikal tidak memberikan contoh yang baik.
17.
Cermati kata-kata
berikut!
kabut – bayangan – lelah – ke pinggiran
|
Bait
puisi yang sesuai dari susunan deret kata tersebut sebagai kata kunci adalah
... .
A.
bersenandung
mengiringi malam berkabut bersama hari-hari dan bayangan
hingga ke
pinggiran waktu lelah, lelah, dan lelah
B.
sampai
jalan berkabut itu
kami masih
mencoba ngejar bayangan masa depan tapi lelah
kami ke
pinggiran jalan nasib
C.
dalam
bayangan kelam kelelahan mendera ke pinggiran kota
kabut
melayang di langit biru
D.
kabut
di langit kelabu lelah dalam rasa dan raga
bayangan
berbaris menjelajah hingga ke perut bumi ke pinggiran rasa
E.
saat
senja mulai berkabut
bayang-bayang
mengikuti jalan saat-saat kelelahan singgah di hati ke pinggiran waktu
18.
Cermati
kutipan drama berikut!
(Dia
membisu. Lama berdiam diri. – Seorang
Abdi Dalam perempuan muncul)
Kertanagara : ”Apa yang membawa kau kemari?”
Abdi Dalam Perempuan : ”Rakrian
Apatih, Paduka, mohon diizinkan menghadap.”
Kertanagara : Atas nama kami, persilakan dia datang kemari. (. . .)
Kertanagara : Yang Mulia, Anda mendengarnya, sekarang kerajaan minta perhatian
kami. (Baskara pergi Raganata masuk)
Kertanagara : Rakian Apatih?
Raganata : Paduka!
Kertanagara : Katakanlah kepada saya, bagaimana penerimaan kaum bangsawan
terhadap undang-undang kami yang baru?
Raganata : Tersinggung, Paduka Raja. Sangat merasa
tidak puas. Kebanyakan merasa tidak senang. Banyak yang meninggalkan Singasari,
susul menyusul. Dengan berbagai alasan. ...
(Burung Garuda Terbang Sendiri, Sanoesi
Pane)
Petunjuk
laku yang tepat untuk melengkapi teks
drama tersebut adalah … .
A.
(Abdi
Dalam Perempuan menggeleng)
B.
(Abdi
Dalam Perempuan menunduk)
C.
(Abdi
Dalam Perempuan bungkam)
D.
(Abdi
Dalam Perempuan diam)
E.
(Abdi
Dalam Perempuan pergi)
19.
Cermati teks
drama berikut!
Sore hari, di rumah Aryo
Sekti, Panembahan Reso duduk berembuk dengan Aryo Sekti.
Reso : Anda tadi, di rumah saya, berkata bahwa hanya aku yang bias
menyelamatkan kerajaan dari bencana perpecah; Benarkah itu?
Sekti : Tentu saja. Apakah Anda berpura-pura tidak menyadari kenyataan
itu? Bukan kerendahan hati!
Reso : . . .
Sekti : Ya, begitulah kenyataannya. Orang boleh suka atau tidak suka
kepada Anda, tetapi toh harus mengakui kenyataan bahwa Anda sangat dibutuhkan
oleh Negara untuk mengatasi perpecahan.
Reso : Jadi, Anda menganggap aku dibutuhkan oleh negara! Tetapi, mengenai
suka atau tidak suka terhadap diriku itu bagaimana? Anda termasuk yang suka
atau tidak suka?
(40 Pertemuan dari Hari Ke Hari, W.S.
Rendra)
Kalimat yang tepat untuk melengkapi dialog drama
tersebut adalah ... .
A. Bukannya tidak menyadari, tetapi kurang meyakini.
B. Takaran Anda memang bukan takaran manusia biasa.
C. Itulah sebabnya Anda mengingkari pemberontakan Panji
Tumbal.
D. Nasib baik atau buruk, kita harus berani menanggung
atau mensyukuri.
E.
Istriku,
karena ketakutan, menentang cita-citaku untuk menjadi Raja.
20.
Cermati kutipan cerita berikut!
Muhammad
Arief anak yang paling jelek tampangnya di antara teman-temannya sesekolah dan sepermainan
di Koto dulu. ... seperti kaleng terinjak kerbau menurut ejekan anak-anak
sebayanya di kala itu.
Bila
sekarang ini pujian dan pujaan tadi dikatakan langsung kepadanya, Arief selalu
menjawab, ”Aku beruntung saja.”
”Beruntung
bagaimana maksudmu?” tanya Imran suatu kali. Imran adalah seorang temannya
sejak mereka kanak-kanak dulu, yang dianggapnya teman baiknya, sesuatu yang
tidak banyak dimiliki Arief. Imran tidak termasuk dalam kelompok yang mencemooh
atau mengejeknya.
”Aku
beruntung punya orang tua yang aku miliki.”
”Orang
tuamu punya sepuluh anak,” kata Imran sambil mengernyitkan dahinya. ”Kamu dulu
suka mengeluh bagaimana mereka tidak punya cukup waktu untuk memperhatikan
setiap anak-anak mereka. Suka marah.”
”Ya,
itu maksudku. Karena itulah aku bisa berbuat semauku sejak kecil. Kamu kan
tahu, kadang-kadang aku tidak perlu pulang semalaman, tidur di surau atau di
rumahmu.”
Ubahan cerita tersebut menjadi teks drama
adalah ... .
A. Arief : ”Aku beruntung saja.”
Imran : ”Beruntung bagaimana maksudmu?”
Arief : ”Aku beruntung punya orang tua yang aku
miliki.”
Imran : ”Orang tuamu punya sepuluh anak. Kamu dulu suka mengeluh
bagaimana mereka tidak punya cukup waktu untuk memperhatikan setiap anak-anak
mereka. Suka marah.”
Arief : ”Ya, itu maksudku. Karena itulah aku bisa berbuat semauku sejak
kecil. Kamu kan tahu, kadang-kadang aku
tidak perlu pulang semalaman, tidur di surau atau di rumahmu.”
B. (Muhammad
Arief anak yang paling jelek tampangnya di antara teman-temannya sesekolah dan
sepermainan di Koto dulu. ... seperti kaleng terinjak kerbau menurut ejekan
anak-anak sebayanya di kala itu. Bila sekarang pujian dan pujaan dikatakan
langsung kepadanya ...)
Arief : ”Aku beruntung saja.”
Imran : ”Beruntung
bagaimana maksudmu?”
Arief : ”Aku beruntung
punya orang tua yang aku miliki.”
Imran : ”Orang tuamu punya sepuluh anak,” (Sambil mengernyitkan dahi) ”Kamu dulu suka mengeluh bagaimana
mereka tidak punya cukup waktu untuk memperhatikan setiap
anak-anak mereka. Suka marah.”
Arief : ”Ya, itu maksudku. Karena
itulah aku bisa berbuat semauku sejak kecil. Kamu kan tahu, kadang- kadang aku
tidak perlu pulang semalaman, tidur di surau atau di rumahmu.”
C. Arief : ”Aku beruntung saja.” (Jawab Arief selalu bila sekarang pujian dan pujaan dikatakan langsung kepadanya)
Imran : ”Beruntung
bagaimana maksudmu?”
Arief : ”Aku
beruntung punya orang tua yang aku miliki.”
Imran : (Sambil mengernyitkan dahi) ”Orang
tuamu punya sepuluh anak, kamu dulu suka mengeluh bagaimana mereka tidak punya cukup
waktu untuk memperhatikan setiap anak-anak
mereka. Kamu juga suka marah-marah.”
Arief : ”Ya, itu maksudku. Karena itulah aku bisa berbuat semauku sejak
kecil. Kamu kan tahu, kadang- kadang aku
tidak perlu pulang semalaman, tidur di surau atau di rumahmu.”
D. Arief : ”Aku
beruntung saja.” (Jawaban Arief selalu
bila sekarang pujian dan pujaan dikatakan langsung kepadanya)
Imran : ”Beruntung
bagaimana maksudmu?”
Arief : ”Aku
beruntung punya orang tua yang aku miliki.”
Imran : ”Orang
tuamu punya sepuluh anak,” (Sambil
mengernyitkan dahi)
”Kamu dulu
suka mengeluh bagaimana mereka tidak punya cukup waktu untuk memperhatikan
setiap anak-anak mereka. Suka marah.”
Arief : ”Ya, itu maksudku. Karena
itulah aku bisa berbuat semauku sejak kecil.
Kamu kan tahu, kadang- kadang aku tidak perlu pulang semalaman, tidur di
surau atau di rumahmu.”
E.
(Muhammad Arief anak yang paling jelek
tampangnya di antara teman-temannya sesekolah dan sepermainan di Koto
dulu. ... seperti kaleng terinjak kerbau
menurut ejekan anak-anak sebayanya di kala itu.)
Arief : ”Aku
beruntung saja.”
Imran : ”Beruntung
bagaimana maksudmu?”
Arief : ”Aku
beruntung punya orang tua yang aku miliki.” Imran : ”Orang
tuamu punya sepuluh anak.”
”Kamu dulu
suka mengeluh bagaimana mereka tidak punya cukup waktu untuk memperhatikan
setiap anak-anak mereka.”
”Suka marah.”
Arief : ”Ya, itu maksudku. Karena
itulah aku bisa berbuat semauku sejak kecil.
Kamu kan tahu, kadang- kadang aku tidak perlu pulang semalaman, tidur di
surau atau di rumahmu.”
21.
Bacalah
kutipan drama Ayahku pulang karya Usmar Ismail berikut ini.
Gunarto : “Ibu masih berfikir lagi…”
I b u : “Malam Hari Raya Narto. Dengarlah suara bedug
itu bersahut Sahutan.” “Pada malam hari raya seperti inilah Ayahmu pergi dengan
tidak meninggalkan sepatah katapun.”
Gunarto : “Ayah…”
I b u : “Keesokan harinya Hari Raya, selesai shollat
ku ampun dosanya…”
Gunarto : “Kenapa masih Ibu ingat lagi masa lampau itu? Mengingat orang yang
sudah tidak ingat lagi kepada kita?”
I b u : (Memandang Gunarto) “Aku merasa bahwa ia
masih ingat kepada kita.”
Gunarto : (Bergerak Ke Meja Makan) “Mintarsih kemana, Bu?”
I b u : “Mintarsih keluar tadi mengantarkan jahitan,
Narto.”
Gunarto : (Heran) “Mintarsih masih juga mengambil upah jahitan, Bu?” “Bukankah
seharusnya ia tidak usah lagi membanting tulang sekarang?”
I b u : “Biarlah Narto. Karena kalau ia sudah kawin
nanti, kepandaiannya itu tidak sia-sia nanti.”
Gunarto : (Bergerak Mendekati Ibu, Lalu Bicara Dengan Lembut) “Sebenarnya
Ibu mau mengatakan kalau penghasilanku tidak cukup untuk membiayai makan kita
sekeluarga kan, Bu?” (Diam Sejenak. Pause) “Bagaimana dengan lamaran itu, Bu?”
I b u : “Mintarsih nampaknya belum mau bersuami,
Narto.. Tapi dari pihak orang tua anak lelaki itu terus mendesak Ibu saja..”
Gunarto : “Apa salahnya, Bu? Mereka uangnya banyak!”
I b u : “Ah… uang, Narto?”
Kalimat resensi untuk menggambarkan kutipan dialog
di atas yang tepat adalah…
A.
Cerita drama
Ayahku Pulang diawali dengan kerinduan seorang ibu bernama Tina yang rindu akan suaminya yang telah lama pergi di hari
lebaran seperti hari lebaran sekarang ini tanpa meninggalkan sepatah kata pun.
Namun kondisi ibu untuk mengingat suaminya mendapat tantangan keras dari anak
laki-lakinya Gunarto yang merasakan sejak kecil menderita karena
ditinggalkannya.
B.
Perdebatan
semakin seru mengawali cerita dalam
drama Ayahku Pulang ini. Perdebatan itu antara Ibu dan Gunarto tentang adiknya
yang masih mencari tambahan penghasilan dengan menerima jahitan.
C.
Tema yang
ingin diungkapkan dalam drama Ayahku Pulang adalah tema sosial sepeti realita
yang ada dalam masyarakat yang tergiur oleh keindahan hidup yang disuguhkan
dengan harta yang melimpah. Drama ini memberi pelajaran bahwa dengan harta yang
banyak tidak mesti bahagia terus.
D.
Drama Ayahku
Pulang ini memberikan pesan kepada kita yang ingin mengenal makna hidup dapat
mengambil pelajaran bahwa hidup tak selamanya mujur. Seperti roda berputar
kadang jaya kadang terpuruk.
E.
Drama Ayahku
Pulang ini menonjolkan perwatakan ibu dengan ketabahannya dalam menhadapi
cobaan dalam rumah tangga, mencoba untuk menerima kenyatataan hidup yang sekian
lama ditinggalkan suaminya untuk membesarkan anak-anaknya.
22. Cermatilah
penulisan teks Arab Melayu berikut ini!
Penulisan
teks Arab Melayu tersebut dalam aksara Latin adalah….
A. Akan
berkembang
B. Sedang
berkembang
C. Belum
berkembang
D. Sulit
berkembang
E. Telah
berkembang
23.
Cermati
kalimat aksara Arab Melayu berikut!
Aksara Latin yang sesuai dengan tulisan Arab Melayu
tersebut adalah ...
A.
Bayan berujar
lantang pada Ismijatim.
B.
Bayan berkata
lantang pada lsmijatin.
C.
Bayan
berbicara lantang pada Ismijatim.
D.
Bayan berkomentar
lantang pada Ismijatim.
E.
Bayan
berkomunikasi lantang pada Isijatim.
24.
Cermati puisi
berikut!
Dalam Perjalanan
Kang Gangwol
Dalam seribu perjalanan,
Aku bertemu–kami saling
menyentuh dan berpisah.
Kini ketika mimpiku begitu
jauh,
kekasihku akan menunggu
Setiap pagi, aku terjaga,
dengan bayangan impian.
Kalimat kritik yang tepat dengan isi puisi tersebut
adalah ... .
A.
Kisah
percintaan akankah hanya akan berakhir di penghujung mimpi?
B.
Kesepian
diungkapkan jauh lebih dalam dan lebih rumit daripada kata ”cinta ”.
C.
Sebuah
kenyataan, kerinduan dan kesepian dapat mengisolasi jiwa seseorang.
D.
Bagaimana
memberikan esensi makna kesepian dengan rangkaian kata.
E.
Cinta dan
kesepian dapat diibaratkan sebagai dua sisi mata uang.
25.
Cermati
kutipan puisi berikut!
Antara Nol dan Tiga Ratus Enam Puluh Derajat
Hendry Febrian Z
Moskow
Kau tinggalkan aku di antara dua segitiga
Memang sudah aku sadari
Liang langit tidak akan
mungkin diusung
Ke pemakaman
Tapi aku musafir di dua
segitiga
Digayuti perasaan bersalah
dan ronta
Bertahta
Hati pecah di pelabuhan
senja. . .
Kalimat tanggapan (esai) yang sesuai dengan kutipan
puisi tersebut adalah ... .
A.
Memilih kata
untuk mengkongkretkan kesan dan angan memerlukan kepiawaian yang terlatih.
B.
Dengan
membangun latar, suasana, dan medan makna secara konkret, spesifik, dan padu
akan membuahkan sajak yang indah.
C.
Bagaimana
menggambarkan perasaan hati saat kata-kata tidak dapat lagi digunakan sebagai
kuas di atas kanvas kehidupan.
D.
Perjalanan
kata menjadi sebuah kereta kencana di halaman penantian terakhir mewakili
pikiran penulis.
E.
Pemilihan
kata-kata untuk menggambarkan latar yang diciptakan penulis menjadi rangsangan
angan pembacanya.
26.
Cermati teks drama berikut!
Marwan : “Dengar
tidak?“
Satpam Pujo : “Ya ..saya dengar,
seperti gemuruh demonstran? Tetapi…(wajahnya ragu dan pucat) Mati..Mati…Mati
(menirukan suara yang didengar) Suara siapa ya?”
Marwan : “Itulah
yang sedang kami buru…seperti suara orang berdoa…atau seperti paduan
suara…iramanya seperti detak jantung…dug…dug…dug…dug…”
Satpam Pujo : “Sok tahu kamu!
Menurutku itu seperti pasukan demonstran atau ribuan orang yang sedang marah.
Tetapi...siapa mereka ?”
Surti : “Itulah
yang membuat kami penasaran. Wong sejak sore tidak ada tamu yang datang.”
Satpam Pujo : “(Mengangguk-angguk)
Benar! Aku juga tidak melihat tamu-tamu itu. Padahal sejak sore aku stand bay
di pos satpam.”
Marwan : “Yang
membuat kami penasaran lagi kenapa orang-orang itu bersuara
mati…mati..mati…seperti ditujukan kepada Tuan Besar?”
Satpam Pujo : “Ya..siapa lagi? Di sini
yang sakit kan cuma Tuan Besar?”
(Akhirnya Mati Juga,
Slamet Setya Budi)
Watak
tokoh Ki Dalang Tua dalam kutipan cerpen tersebut adalah ... .
A. emosional
B. galak
C. cerewet
D. jahat
E.
cerdas
27. Cermati
kutipan cerpen berikut!
Ketika Ki Dalang sendiri pada gilirannya harus
menyelenggarakan upacara pernikahan putrinya, beliau sendiri terlalu repot mengurus
segala macam sehingga tidak bisa manggung. Salah seorang muridnya yang paling
pintar diberi tugas untuk memainkan lakon yang tersohor tersebut. Di luar
dugaan semua orang, bintang baru telah lahir. Ki Dalang Muda
memainkan cerita dengan lihai dan sempurna. Hanya pada bagian terakhir lakon,
semuanya menahan napas, karena Ki Dalang Muda rupa-rupanya telah memutuskan
membuat kejutan sekaligus penerapan ajaran gurunya, yakni membiarkan Arjuna
kalah, sementara Niwatakawaca terus terbahak-bahak mengepit Dewi Supraba sambil
mematahkan panah yang menancap di mulutnya, terus melesat ke udara.
Ki Dalang Tua ikut tersentak di kursinya, lalu
buru-buru mengirim perintah kilat lewat belakang.
”Cepat bunuh Niwatakawaca! Jangan macem-macem!”
(Lima Belas, Putu Wijaya)
Tahapan
alur pada kutipan cerpen tersebut adalah ... .
A. perkenalan
(eksposisi)
B. pertentangan
(konflik)
C. penanjakan
konflik (komplikasi)
D. klimaks
E.
penyelesaian
28. Cermati
puisi berikut!
Anggrek
Bulan
Muhammad Amin
Sehabis
magrib, langit biru
Purnama
menguning
Awan
berselendang lembayung
Anggrek
bulan di pohon rambutan
Purnama
rebah di rantingnya
Benalu
indah di pohon rambutan
Anggrek
bulan mencium purnama
Anggrek
bulan mandi cahaya
Citraan
yang dominan pada puisi tersebut adalah
... .
A. perabaan
B. pencecap
C. penglihatan
D. penciuman
E.
pendengaran
29. Cermati
puisi lama berikut!
Pandan
berbunga dalam rimba
Angin
menderu dari siku
Badan
lama tak berjua
Kinilah
baru kita bertemu
Berdasarkan
bentuknya puisi lama tersebut termasuk ....
A. gurindam
B. pantun
C. syair
D. talibun
E. seloka
30. Cermatilah
penggalan novel berikut ini!
(1) Tak jauh dari sebelah timur, persis di belakang
kami, adalah Mongolia yang
tak tersentuh, mengandung marabahaya yang menerbitkan rayuan pertualangan. (2) Ingin rasanya mencoba-coba tantangan
yang dihembuskan angin-,angina lembahnya
yang jahat, tidur di padang sabananya sambil menghalau serigala dengan kayu bakar, atau terhalusinasi
hantu-hantu gurun yang berumur ribuan tahun. (3)
Mongolia, sungguh menggoda. (4) Tapi nanti saja karena kami harus menemui janji-janji kami. (5) Kami harus ke
selatan, terus beringsut ke selatan, menyelesaikan apa yang kami ikrarkan di Paris.
Edensor, Andrea Hirata
Watak
tokoh "kami" pada penggalan novel tersebut adalah ....
A. pembangkang
B. pemberani
C. pemberontak
D. pecundang
E. pemaaf
31. Cermatilah
puisi berikut
Ibunda
Engkau
adalah bumi, Mama
aku
adalah angin yang kembara.
Engkau
adalah kesuburan
atau
restu atau kerbau bantaian.
Kuciumi
wajahmu wangi kopi
dan
juga kuinjaki sambil pergi
karena
wajah bunda adalah bumi.
Cinta
dan korban tak bisa dibagi
Rendra
Amanat
yang terdapat pada puisi adalah ...
A. Janganlah
membagi -bagikan cinta karena cinta hanya untuk ibu.
B. Marilah
kita lestarikan bumi karena bumi telah memberikan,sesuatu pada kita.
C. Hendaknya
kita selalu menghormati ibu dan membalas cintanya.
D.
Kita wujudkan cinta kepada ibu dengan
melestarikan bumi.
E. Ciumlah
wanginya kopi dan jangan menginjaknya sambil pergi.
32.
Cermati kutipan teks drama berikut!
(Sementara itu R.A. Kartina bangkit
dari duduknya mendapatkan kedua pemuda itu)
Karnasih : ”Eeh
Ibu di sini, sejak tadi kami mencari Ibu.”
R.A. Kartinah : ”Sudah lama aku duduk dekat lentera di bawah
pohon kayu itu.”
Karnasih : ”Memang
ada kulihat dari tadi orang duduk di sana, tetapi kukira agen polisi yang menjaga di sini.”
R.A. Kartinah : ”Aku bersyukur kepada Tuhan, kamu berdua telah
saling mendapati hati masing-masing.”
Karnasih : ”Ah,
Ibu mendengar rupanya.”
R.A. Kartinah : ”Dengan tiada perantaraan orang lain, hanya
karena hati bertemu hati semata- mata. Sejak tadi, ibu dengar, tiap orang lalu
hanya bertengkaran dan berbantah saja, seolah-olah tempat bencana ini masih
saja hendak merasakan pengaruhnya
memecah belah manusia.”
Irwan : (mengulang dengan tak insaf)
”Pengaruh memecah belah.”
R.A. Kartinah : ”Ibu duduk di bekas rumah kita ini merenungkan
kehidupan ibu dengan Raden Hendrapati selama dua puluh tujuh tahun
ini. Sekarang ia tidak ada lagi di sini, matanya sudah berhenti menatap
membelenggu ibu, dapatlah ibu berpikir kembali tenang dan merdeka!”
Karnasih : ”Tidakkah
baik ibu beristirahat dulu?”
R.A. Kartinah : ”Biarlah, Nak, ibu girang engkau berdua telah dapat
mengatasi segala pengaruh bencana
ini dengan kekuatan jiwa sendiri. tiadalah ini selain dari tuntutan Tuhan
semata-mata, suatu tanda Mahaadil Dia!
Karnasih : ”Aku
sudah takut Ibu takkan sanggup menahan kehilangan ini.”
R.A. Kartinah : ”Besar kasihku pada ayahmu hanyalah Tuhan yang
tahu. Benar juga dugaanmu, kehilangan
ini hampir tak tertanggung olehku. Tetapi akan menyesalkah aku, jika kehilangan
ini dapat membawa bahagia pada anakku
dan kepada orang lain juga. Tuhan mengampuni ayahmu yang selama ini hidupnya
tak lain kerjanya hanyalah memecah dan menceraiberaikan orang saja dan dengan demikian selalu berusaha
menambah dan menguatkan kekuasaan dan kejayaan diri sendiri. Hampir semua orang
yang bergaul dengan dia pernah jadi
korbannya. Tidak, aku takkan menyesal. Aku yang paling dekat padanya akulah
pula yang terbanyak mengetahui buruk baiknya.”
(Masuk seorang polisi yang berpakaian preman tadi
bersama-sama dengan agen polisi)
(Api,
Usmar Ismail)
Tema
drama tersebut adalah ... .
A. Kebahagiaan
di balik kenangan buruk yang amat membekas
di hati seorang ibu.
B. Untuk
mencapai kejayaan, seseorang dapat berbuat yang merugikan orang lain.
C. Kesetiaan
seorang istri dalam mendampingi suami, dalam keadaan apa pun.
D. Baik
buruknya suami, sebagai seorang istri haruslah dapat mengetahuinya.
E. Perasaan
kehilangan terhadap orang terdekat sangatlah sulit dihilangkan.
33. Bacalah
puisi berikut dengan saksama!
Merangkai
Kesetiaan
…
Aku
tak’kan pernah terpejam
Merangkai
kesetiaan
Yang
terukir abadi
Di
titik terdalam nurani
Datang
desir Timurmu
‘Tuk
bersanding
Di
anjangsana hariku
(Tri Zuliatmanto)
Kalimat
kritik yang sesuai dengan puisi tersebut asalah …
A. Penulis
memiliki kemampuan menyusun larik yang sangat puitis. Ia juga teliti dan cermat
dalam memiliki diksi.
B. Penulis
mengungkapan kesetiaan yang sedemikian dalam dengan larik-larik puisi yang
berima sama.
C. Penulis
berbicara tentang sesuatu yang lazim dialami orang yang setia, tetapi ragu apakah
kesetiaan itu akan abadi.
D. Penulis
berharap mengekalkan hubungannya dengan sang kekasih, tetapi kekasih tidak
setia.
E.
Penulis memiliki kemampuan menyusun
puisi yang bagus karena menggunakan pencitraan penciuman.
34. Cermatilah
penggalan cerpen berikut!
Aku memberi selamat kepada kedua pengantin. Mereka
tersenyum kelihatan agak sungkan.
"Monggo, Den Yanto, silakan duduk."
Den Yanto! la memanggilku den, tidak lagi nak.
Aku tertarik pada seorang bocah patah di sebelah
Sumarni. Entah mengapa aku ingin menegurnya. Apakah karena matanya mirip dengan
Sri?
"Sopo jenengmu, cah ayu tanyaku sambil
men-jawil pipinya.
"Yanti...," jawabnya dengan cukup kenes.
(Perkawinan, I Yudhi Sunarto)
Kalimat
kritik yang sesuai dengan isi kutipan adalah ...
A. Cerpen
"Perkawinan" memiliki cerita yang menarik walaupun bahasanya sangat sederhana, tetapi tetap segar dan
komunikatif.
B. Pembaca
cerpen "Perkawinan" dihadapkan pada etika berbahasa yang berlaku di
Jawa, terutama penggunaan kata sapaan "Den".
C. Penggunaan
bahasa Jawa dalam cerpen "Perkawinan" agak mengganggu karena tidak
semua pembaca memahami makna pilihan katanya.
D. Cerpen
"Perkawinan" mengisahkan cerita yang kurang menarik karena alur cerita
agak berbelit-belit dan susah dipahami.
E. I.
Yudhi Sunarto telah sukses merangkai peristiwa menjadi
alur yang menarik dalam cerpen "Perkawinan".
35. Cermati
kutipan cerpen berikut!
Ketika guru dan murid-murid telah membiasakan
belajar di alam terbuka, melihat tukang kebun itu bekerja sendirian, semuanya
mendekat. "Jaring itu untuk apa, Pak?“ "Untuk menjaring malaikat.“
"Malaikat?“ "Benar."
"Boleh kami bantu, Pak?“ "Boleh. Boleh
tentu saja. Malah setelah ini, kalian akan saya ajak menunggu jaring ini.“
"Kenapa mesti ditunggu?“ "Sebentar lagi Jibril akan gentayangan
terperangkap jaring ini."
(Mereka Toh Tidak Mungkin Menjaring
Malaikat oleh Danarto)
Kalimat
kritik yang sesuai dengan isi kutipan adalah ....
A. Isi
cerpen ini sulit dicerna karena hanya Mengungkapkan halusinasi yang menimbulkan
keanehan dan kebingungan pembacanya.
B. Cerita
yang menarik dan membuat pembaca penasaran untuk mengikuti alur cerita yang disajikan
penulis.
C. Cerpen
Danarto telah berhasil menarik perhatian pembaca terutama karena hasil
ceritanya yang unik.
D. Penggunaan
dialog yang pendek telah memudahkan pembaca untuk memahami isi cerita.
E. Danarto
telah sukses menjadi cerpenis yang unik dengan cerita-cerita sangat menarik.
Soal
Uraian
36. Bacalah
dengan cermat kutipan teks berikut ini.
Sudah lewat dua bulan ia tinggal di rumah mereka,
tapi satu hal yang tak didengar seluruh penghuni rumahnya adalah suara yang
berasal dari mulutnya. Barangkali ia bisu, begitu ibunya pernah bilang. Gora
ingin membuktikan keyakinannya jika anak itu bisa berbicara atau setidaknya
bisa bersuara. Dan, ia bekerja keras untuk itu, satu hal yang dilakukannya dan
kini mulai menampakkan hasil hingga membuat jiwanya dilanda kebahagiaan.
”Siapa namamu?” tanya Gora.
”Aku Gora,” ia berbicara sembari memberi isyarat
seolah ia berbicara dengan orang bisu. ”Kau bisa bicara?”
”Namaku Gora. G – O – R – A ...”
Anak itu diam saja. Gora memainkan rambutnya yang
dikuncit kelabang dua merambat hingga ke atas kepala. Sementara matanya menatap
burung emprityang berlarian di halaman belakang rumah dan sesekali menatap
tubuh lelaki kecil hitam berbulu dengan wajah oval tak jauh dari dirinya. Tiba-tiba ia tersentak ketika mendengar
sebuah suara membalasnya.
”Kulung.”
”Ha ... Kulung?”
Gora bengong. Sesaat kemudia ia berlari dari dapur
hingga teras depan rumah sambil berteriak-teriak, ”Namanya Kulung, ia baru saja
menyebutnya. Kulung. Ibu, nama anak itu Kulung Ibu!”
Seisi rumah mendengar sentakan suara Gora. Termasuk
Karyo Petir yang tengah berada di pande besi. Teriakan Gora bagai sebuah
ledakan dari kebisuan yang selama ini melekat pada diri anak itu. Kulung, ia
tak bisu. Ia seolah menyimpan lidahnya hanya untuk sesuatu yang ingin
diucapkannya. Ia tak memedulikan dunia di sekitarnya yang begitu bising dan
riuh membicarakan sesuatu yang tak diinginkannya.
(Peri Kecil di Sungai Nipah, Dyah
Merta)
a.
Tentukan amanat teks tersebut
b.
Tentukan nilai moral kutipan teks
tersebut
37. Cermati
kedua teks berikut!
Teks
1: Drama
Konvensional
Marsudi : “Kalau sekiranya perlu
berteduh mampirlah kerumah saya nak…”
Sulaiman : “Hujannya tidak begitu
deras pak.”
Marsudi : “Tetapi lebih enak
menunggu di dalam.”
Sulaiman : “Saya mencari seseorang.
Bapak kenal dengan seseorang yang bernama Mursiwi?”
Marsudi : “O, dia sedang
mengunjungi perhelatan temannya. Itu tempatnya. Yang musiknya terdengar dari
sini.”
Sulaiman : “Suaminya juga ?”
Marsudi : “O, dia ada pekerjaan,
katanya. Sebentar lagi ia pulang. Biasanya Mursiwi sendiri yang menjemput.”
Sulaiman : (Mengangguk) “Terimakasih Pak.”
Marsudi : “Itu rumah saya Nak.
Kapan-kapan mampirlah, nama saya Marsudi.”
Sulaiman : “Saya Sulaiman.”
(Senja
dengan Dua Kelelawar, Kirdjomulyo)
Teks
2: Drama
Mutakhir Si sakit mengaduh dan jatuh.
Salah Seorang : “Tengok!”
Salah Seorang : “Yakin! Tangannya berdarah. Salah Seorang
: Wah!”
Salah Seorang : “Apa
tindakan kita?”
Salah Seorang : “Jadi
sungguh-sungguh, ya?”
Salah Seorang : “Nah
inilah, mulai berbahaya kalau ada pihak ketiga.”
(Aduh,
Putu Wijaya)
Tentukan
perbedaan kedua teks tersebut berdasarkan unsur penokohan dan latar cerita.
38. Cermatilah
ilustrasi cerita berikut ini.
Brata mengabari Suseno tentang rencana Belanda
membangun markas baru. Suseno meminta agar warga diungsikan ke sisi hutan
karena mereka akan melakukan perlawanan
terhadap Belanda
Susunlah
teks drama satu babak berdasarkan ilustrasi cerita di atas.
39. Cermati
penggalan hikayat berikut!
Beberapa hari
lamanya tiadalah" Dimah datang lagi menghadap Raja Singa. Kemudian pada
suatu hari, ketika Raja Singa sedang duduk seorang diri, datanglah ia "Hai
Dimah" seru Raja, "Apakah sebabnya sudah sekian lamanya engkau tiada
datang menghadapku?" "Adakah hal yang tidak baik terjadi? Kuharap
janganlah karena sesuatu yang kurang baik maka Engkau beralangan itu"
Ubahlah
penggalan hikayat tersebut menjadi cerpen!
40. Cermatilah
penulisan aksara Arab Melayu berikut ini.
Ubahlah
penulisan aksara Arab Melayu tersebut ke aksara Latin!
KUNCI
JAWABAN
SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR
NASIONAL
SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH
ALIYAH
KURIKULUM 2006
MATA PELAJARAN: SASTRA INDONESIA
PILIHAN
GANDA
NO
|
KUNCI
JAWABAN
|
NO
|
KUNCI
JAWABAN
|
NO
|
KUNCI
JAWABAN
|
NO
|
KUNCI
JAWABAN
|
1.
|
C
|
11.
|
E
|
21.
|
A
|
31.
|
C
|
2.
|
D
|
12.
|
E
|
22.
|
E
|
32.
|
A
|
3.
|
D
|
13.
|
E
|
23.
|
A
|
33.
|
B
|
4.
|
E
|
14.
|
C
|
24.
|
B
|
34.
|
C
|
5.
|
E
|
15.
|
E
|
25.
|
B
|
35.
|
A
|
6.
|
D
|
16.
|
C
|
26.
|
A
|
||
7.
|
A
|
17.
|
B
|
27.
|
A
|
||
8.
|
A
|
18.
|
E
|
28.
|
C
|
||
9.
|
A
|
19.
|
A
|
29.
|
B
|
||
10.
|
E
|
20.
|
B
|
30.
|
B
|
36. Amanat : Teruslah
berusaha dan jangan mudah putus asa
Nilai
moral : Gigih dalam memperjuangkan sesuatu.
37.
No
|
Teks
1
|
Teks
2
|
1
|
nama
dan jumlah pelaku jelas
|
nama
dan jumlah pelaku tidak jelas
|
2
|
latar
mudah ditemukan dan dianalisis
|
penerapan
latar sulit dianalisis
|
38.
Contoh teks drama satu babak berdasarkan
ilustrasi tersebut.
Malam hari di rumah Suseno.
Brata : ”Musnah
semua rencana kita, kita kalah cepat.”
Ajimin : ”Ada
apa? Mereka minta upeti lagi?”
Brata : ”Kali
ini masalahnya lebih genting. Mereka akan membangun markas baru disini dan semua kampung akan dibakar.”
Suseno : ”Mereka sangat keterlaluan dan keji.
Semua telah kita berikan bahkan makanpun kita kekurangan. Kapan mereka
melaksanakan rencana itu.”
Brata : ”Sekitar
beberapa hari mendatang saat pasukan Belanda masuk wilayah ini.”
Ajimin : ”Kita
harus bergerak cepat untuk mengungsikan para warga tanpa mereka ketahui.”
Suseno : ”Kita
pindahkan orang tua renta, perempuan, dan anak-anak ke sisi hutan. Dan para
pemuda harus turun untuk melakukan perjuangan.”
Ajimin : Apa
tidak terlalu gegabah?”
Suseno : ”Tidak!
Apa artinya persiapan kita selama ini jika akhirnya kita harus menyerah kalah begini.”
Atinah : ”Kang,
mereka bersenjata dan kita tidak, bagaimana kita bisa menang.”
Brata : ”Kita
sudah memiliki cadangan senjata di tempat yang mereka tidak tau kan?”
Ajimin : ”Ya,
semua warga desa harus tau dan rencanakan dengan matang.”
39. Contoh
mengubah hikayat menjadi cerpen
Lama benar Dimah tidak menghadap Raja. Saat Raja
Singa sedang duduk seorang diri. Tidak disangka menemui Raja. Raja terkejut
"Hai Dimah apa kabar?" lama kamu tidak menemui aku, mengapa
Dimah?" Aku berharap kamu tidak marah kepadaku
40. Mengubah
penulisan aksaraArab Melayu ke aksara Latin
A.
Menghisap
B.
Menghunus
C.
Menghakimi
D.
Menghafal
terlalu membingungkan
ReplyDelete31-35kok hilang
ReplyDeletebuta goblok
Delete20
ReplyDelete