BAHAN LENGKAP PERSIAPAN PENILAIAN
AKHIR SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2018/2019 BAHASA INDONESIA KELAS X, XI, XII:
KISI-KISI, SOAL, PEMBAHASAN, RINGKASAN MATERI
1. Kisi-Kisi Soal Kelas X Klik https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/11/kisi-kisi-soal-penilaian-akhir-semester.html
2. Kisi-Kisi Soal Kelas XI Klik https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/11/kisi-kisi-penilaian-akhir-semester-1.html
3. Kisi-Kisi Soal Kelas XII Klik https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/11/kisi-kisi-soal-penilaian-akhir-semester_6.html
5. Soal Kelas XI Klik https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/11/soal-soal-persiapan-penilaian-akhir.html
6. Soal Kelas XII Klik https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/11/soal-persiapan-penilaian-akhir-semester_21.html
7. Pembahasan/Ringkasan Materi
Kelas X Klik https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/11/ringkasan-materi-pembelajaran-bahasa.html
8. Pembahasan/Ringkasan Materi
Kelas XI Klik https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/11/ringkasan-materi-persiapan-penilaian.html
9. Pembahasan/Ringkasan Materi
Kelas XII Klik https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/11/ringkasan-materi-pembelajaran-bahasa_14.html
SOAL PENILAIAN
TENGAH SEMESTER
BAHASA INDONESIA
KELAS X
A. KISI-KISI
(KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR)
1. KD 3.1
Mengidentifikasi teks laporan hasil observasi yang dipresentasikan dengan lisan
dan tulis.
Indikator Disajikan ilustrasi tentang teks laporan
hasil observasi, peserta didik mampu menjelaskan struktur teks laporan hasil
observasi dengan tepat
2. KD 3.2
Menganalisis isi dan aspek kebahasaan dari minimal dua teks laporan hasil
observasi
Indikator Disajikan teks laporan hasil observasi,
peserta didik mampu menganalisis kebahasaan teks laporan hasil observasi
meliputi kata /frasa verba dan nomina, afiksasi, kalimat definisi/deskripsi,
dan kalimat simpleks/kompleks dengan tepat.
3. KD 3.3
Menganalisis struktur, isi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan
rekomendasi), kebahasaan teks eksposisi
yang didengar dan atau dibaca
Indikator Disajikan ilustrasi tentang teks eksposisi,
peserta didik mampu menjelaskan struktur teks eksposisi dengan tepat.
4. KD 4.4
Mengonstruksikan teks eksposisi dengan memerhatikan isi (permasalahan, argumen,
pengetahuan, dan rekomendasi), struktur dan kebahasaan.
Indikator Disajikan ilustrasi permasalahan lingkungan,
peserta didik mampu menyusun teks ekplanasi bertema permasalahan
lingkungan dengan tepat.
5. KD 3.4
Menganalisis struktur dan kebahasaan
teks eksposisi.
Indikator Disajikan ilustrasi teks eksposisi
permasalahan lingkungan, peserta didik mampu menganalisis kebahasaan teks
eksposisi meliputi kata teknis/istilah, kata sifat, afiksasi, dan kalimat verba
dengan tepat.
UNDUH FILE KISI-KISI SOAL KLIK https://drive.google.com/open?id=1hpvkWxgV-vrNt6C61BmMAKzkRCp65Km9
B. SOAL PENILAIAN TENGAH SEMESTER
B. SOAL PENILAIAN TENGAH SEMESTER
1. Setiap teks
memiliki struktur yang berbeda dengan jenis teks yang lain. Jelaskan struktur teks
laporan hasil observasi!
2. Cermatilah
teks berikut!
Wayang
Wayang adalah seni
pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli Indonesia.
UNESCO, lembaga yang mengurusi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003
menetapkan wayang sebagai pertunjukan bayangan boneka tersohor berasal dari
Indonesia. Wayang merupakan warisan mahakarya dunia yang tidak ternilai dalam
seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Para wali songo, penyebar agama Islam di Jawa sudah membagi wayang menjadi tiga. Wayang kulit di Timur, wayang wong atau wayang orang di Jawa Tengah, dan wayang golek atau wayang boneka di Jawa Barat. Penjenisan tersebut disesuaikan dengan penggunaan bahan wayang. Wayang kulit dibuat dari kulit hewan ternak, misalnya kulit kerbau, sapi, atau kambing. Wayang wong berarti wayang yang ditampilkan atau diperankan oleh orang. Wayang golek adalah wayang yang menggunakan boneka kayu sebagai pemeran tokoh. Selanjutnya, untuk mempertahankan budaya wayang agar tetap dicintai, seniman mengembangkan wayang dengan bahan-bahan lain, antara lain wayang suket dan wayang motekar.
Wayang kulit dilihat dari umur, dan gaya pertunjukannya pun dibagi lagi menjadi bermacam jenis. Jenis yang paling terkenal, karena diperkirakan memiliki umur paling tua adalah wayang purwa. Purwa berasal dari bahasa Jawa, yang berarti awal. Wayang ini terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan diberi warna sesuai kaidah pulasan wayang pendalangan, serta diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan nama cempurit yang terdiri atas tuding dan gapit.
Wayang wong (bahasa Jawa yang berarti ‘orang’) adalah salah satu pertunjukan wayang yang diperankan langsung oleh orang. Wayang orang yang dikenal di suku Banjar adalah wayang gung, sedangkan yang dikenal di suku Jawa adalah wayang topeng. Wayang topeng dimainkan oleh orang yang menggunakan topeng. Wayang tersebut dimainkan dengan iringan gamelan dan tari-tarian. Perkembangan wayang orang pun saat ini beragam, tidak hanya digunakan dalam acara ritual, tetapi juga digunakan dalam acara yang bersifat menghibur.
Selanjutnya, jenis wayang yang lain adalah wayang golek yang mempertunjukkan boneka kayu. Wayang golek berasal dari Sunda. Selain wayang golek Sunda, wayang yang terbuat dari kayu adalah wayang menak atau sering juga disebut wayang golek menak karena cirinya mirip dengan wayang golek. Wayang tersebut kali pertama dikenalkan di Kudus. Selain golek, wayang yang berbahan dasar kayu adalah wayang klithik. Wayang klithik berbeda dengan golek. Wayang tersebut berbentuk pipih seperti wayang kulit. Akan tetapi, cerita yang diangkat adalah cerita Panji dan Damarwulan.
Wayang lain yang terbuat dari kayu adalah wayang papak atau cepak, wayang timplong, wayang potehi, wayang golek techno, dan wayang ajen. Perkembangan terbaru dunia pewayangan menghasilkan kreasi berupa wayang suket. Jenis wayang ini disebut suket karena wayang yang digunakan terbuat dari rumput yang dibentuk menyerupai wayang kulit. Wayang suket merupakan tiruan dari berbagai fgur wayang kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa: suket). Wayang suket biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian cerita pewayangan kepada anak-anak di desa-desa Jawa.
Dalam versi lebih modern, terdapat wayang motekar atau wayang plastic berwarna. Wayang motekar adalah sejenis pertunjukan teater bayang-bayang atau serupa wayang kulit. Namun, jika wayang kulit memiliki bayangan yang berwarna hitam saja, wayang motekar menggunakan teknik terbaru hingga bayang-bayangnya bisa tampil dengan warna-warni penuh. Wayang tersebut menggunakan bahan plastik berwarna, sistem pencahayaan teater modern, dan layar khusus.
Semua jenis wayang di atas merupakan wujud ekspresi kebudayaan yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai kehidupan antara lain sebagai media pendidikan, media informasi, dan media hiburan. Wayang bermanfaat sebagai media pendidikan karena isinya banyak memberikan ajaran kehidupan kepada manusia. Pada era modern ini, wayang juga banyak digunakan sebagai media informasi. Ini antara lain dapat kita lihat pada pagelaran wayang yang disisipi informasi tentang program pembangunan seperti keluarga berencana (KB), pemilihan umum, dan sebagainya.Yang terakhir, meski semakin jarang, wayang masih tetap menjadi media hiburan. (Sumber: http://istiqomahalmaky.blogspot.co.id)
Para wali songo, penyebar agama Islam di Jawa sudah membagi wayang menjadi tiga. Wayang kulit di Timur, wayang wong atau wayang orang di Jawa Tengah, dan wayang golek atau wayang boneka di Jawa Barat. Penjenisan tersebut disesuaikan dengan penggunaan bahan wayang. Wayang kulit dibuat dari kulit hewan ternak, misalnya kulit kerbau, sapi, atau kambing. Wayang wong berarti wayang yang ditampilkan atau diperankan oleh orang. Wayang golek adalah wayang yang menggunakan boneka kayu sebagai pemeran tokoh. Selanjutnya, untuk mempertahankan budaya wayang agar tetap dicintai, seniman mengembangkan wayang dengan bahan-bahan lain, antara lain wayang suket dan wayang motekar.
Wayang kulit dilihat dari umur, dan gaya pertunjukannya pun dibagi lagi menjadi bermacam jenis. Jenis yang paling terkenal, karena diperkirakan memiliki umur paling tua adalah wayang purwa. Purwa berasal dari bahasa Jawa, yang berarti awal. Wayang ini terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan diberi warna sesuai kaidah pulasan wayang pendalangan, serta diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan nama cempurit yang terdiri atas tuding dan gapit.
Wayang wong (bahasa Jawa yang berarti ‘orang’) adalah salah satu pertunjukan wayang yang diperankan langsung oleh orang. Wayang orang yang dikenal di suku Banjar adalah wayang gung, sedangkan yang dikenal di suku Jawa adalah wayang topeng. Wayang topeng dimainkan oleh orang yang menggunakan topeng. Wayang tersebut dimainkan dengan iringan gamelan dan tari-tarian. Perkembangan wayang orang pun saat ini beragam, tidak hanya digunakan dalam acara ritual, tetapi juga digunakan dalam acara yang bersifat menghibur.
Selanjutnya, jenis wayang yang lain adalah wayang golek yang mempertunjukkan boneka kayu. Wayang golek berasal dari Sunda. Selain wayang golek Sunda, wayang yang terbuat dari kayu adalah wayang menak atau sering juga disebut wayang golek menak karena cirinya mirip dengan wayang golek. Wayang tersebut kali pertama dikenalkan di Kudus. Selain golek, wayang yang berbahan dasar kayu adalah wayang klithik. Wayang klithik berbeda dengan golek. Wayang tersebut berbentuk pipih seperti wayang kulit. Akan tetapi, cerita yang diangkat adalah cerita Panji dan Damarwulan.
Wayang lain yang terbuat dari kayu adalah wayang papak atau cepak, wayang timplong, wayang potehi, wayang golek techno, dan wayang ajen. Perkembangan terbaru dunia pewayangan menghasilkan kreasi berupa wayang suket. Jenis wayang ini disebut suket karena wayang yang digunakan terbuat dari rumput yang dibentuk menyerupai wayang kulit. Wayang suket merupakan tiruan dari berbagai fgur wayang kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa: suket). Wayang suket biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian cerita pewayangan kepada anak-anak di desa-desa Jawa.
Dalam versi lebih modern, terdapat wayang motekar atau wayang plastic berwarna. Wayang motekar adalah sejenis pertunjukan teater bayang-bayang atau serupa wayang kulit. Namun, jika wayang kulit memiliki bayangan yang berwarna hitam saja, wayang motekar menggunakan teknik terbaru hingga bayang-bayangnya bisa tampil dengan warna-warni penuh. Wayang tersebut menggunakan bahan plastik berwarna, sistem pencahayaan teater modern, dan layar khusus.
Semua jenis wayang di atas merupakan wujud ekspresi kebudayaan yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai kehidupan antara lain sebagai media pendidikan, media informasi, dan media hiburan. Wayang bermanfaat sebagai media pendidikan karena isinya banyak memberikan ajaran kehidupan kepada manusia. Pada era modern ini, wayang juga banyak digunakan sebagai media informasi. Ini antara lain dapat kita lihat pada pagelaran wayang yang disisipi informasi tentang program pembangunan seperti keluarga berencana (KB), pemilihan umum, dan sebagainya.Yang terakhir, meski semakin jarang, wayang masih tetap menjadi media hiburan. (Sumber: http://istiqomahalmaky.blogspot.co.id)
Analisislah
ciri kebahasaan teks laporan hasil observasi yang meliputi kata/frasa verba dan
nomina, afiksasi, kalimat definisi/deskripsi, dan kalimat simpleks/kompleks.
3. Setiap teks
memiliki struktur yang berbeda dengan teks yang lain. Jelaskan struktur teks eksposisi!
4. Permasalahan
lingkungan sangat beragam dan kompleks. Tulislah teks eksposisi bertema
permasalahan lingkungan.
5. Analislah
kebahasaan teks eksposisi yang telah Anda buat yang meliputi kata teknis/istilah,
kata sifat, afiksasi, dan kalimat verba.
SOAL PENILAIAN
TENGAH SEMESTER
BAHASA INDONESIA
KELAS X
1. Setiap teks
memiliki struktur yang berbeda dengan jenis teks yang lain. Jelaskan struktur teks
laporan hasil observasi!
2. Cermatilah
teks berikut!
MAPAG PANGANTEN
Perkembangan zaman mengubah pola pikir dan olahrasa
masyarakatnya. Mereka lebih cenderung menggandrungi hal-hal yang bersifat “dari
luar” dan hampir meninggalkan tradisi yang kaya dengan nilai-nilai. Contohnya,
prosesi upacara adat mapag penganten yang berasal dari Jawa Barat. Rata-rata
generasi muda melengahkan nama upacara ini.
Hampir setiap daerah memiliki prosesi upacara dalam
menyambut kedatangan pengantin. Salah satu yang mengundang perhatian adalah
keseruan dari prosesi upacara adat “mapag penganten” yang berasal dari Jawa
Barat. Prosesi ini biasanya tidak hanya ada dalam pesta pernikahan, tetapi
kerap juga ditampilkan dalam menyambut kedatangan para pejabat atau tamu
negara. Upacara Adat “mapag panganten” merupakan salah satu ritual yang menjadi
bagian dari seluruh rangkaian upacara adat penyambutan dalam masyarakat Sunda.
Kesenian ini melibatkan sejumlah pemain gamelan, penari, pembawa umbul-umbul,
dan Ki Lengser (sering disebut “lengser” saja).
Gamelan dalam “mapag penganten”
sebagai musik pengiring upacara. Gamelan merupakan kesenian yang memadukan
berbagai alat musik. Gamelan Sunda terdiri atas bonang, saron panjang,
jenglong, gong, kendang, suling, dan rebab. Jumlah pemainnya sesuai dengan
jumlah instrumen yang dipakai. Penamaan pemain (nagaya) sesuai dengan instrumen
yang dimainkannya ditambah kata tukang.
Misalnya, pemain bonang disebut tukang bonang, pemain jenglong disebut tukang
jenglong, dan seterusnya.
Untuk kelengkapan pemikat, gamelan
mengiringi tarian Merak. Sesuai dengan nama tariannya, pakaian dan gerakannya
menggambarkan kehidupan merak yaitu binatang sebesar ayam dengan bulunya yang
halus, bermahkota di kepala dan selalu mengembangkan bulu ekor untuk menarik
merak betina. Para penari memakai kain dan baju yang menggambarkan bentuk dan
warna bulu-bulu merak seperti warna hijau, biru, dan hitam. Ditambah sepasang
sayap yang melukiskan sayap atau ekor merak yang sedang dikembangkan serta
mahkota motif burung merak.
Selain musik dan tariannya,
kehadiran Ki Lengser atau Mang lengser biasanya menjadi sosok yang menarik
perhatian penonton atau tamu undangan. Ki Lengser, orang yang mengarahkan
jalannya upacara tersebut. Begitu rombongan kedua mempelai datang ke
gedung/tempat resepsi, lengser menyambut dan mengarahkan mereka ke kursi pelaminan
dengan diiringi para penari dan pembawa umbul-umbul. Peran lengser ini dilakoni
oleh seorang pria. Sosok lengser diperankan sebagai seorang kakek dengan
pakaian yang dikenakan terdiri dari: baju kampret,celana pangsi dilengkapi
dengan sarung yang diselendangkan, dan totopong (ikat kepala). Dengan
memperlihatkan giginya yang ompong dan gerakan tari yang lucu, kehadirannya tak
pelak mengundang tawa penonton/tamu undangan.
Upacara Mapag Panganten tidak
berlangsung lama, karena fungsinya hanya untuk menyambut kedatangan kedua
mempelai/pejabat/tamu negara dan mengantarkannya ke kursi pelaminan. Namun
meski begitu, kehadirannya kerap ditunggu dan mengundang decak kagum banyak
orang.
Analisislah
ciri kebahasaan teks laporan hasil observasi yang meliputi kata/frasa verba dan
nomina, afiksasi, kalimat definisi/deskripsi, dan kalimat simpleks/kompleks.
3. Setiap teks
memiliki struktur yang berbeda dengan teks yang lain. Jelaskan struktur teks eksposisi!
4. Permasalahan
lingkungan sangat beragam dan kompleks. Tulislah teks eksposisi bertema
permasalahan lingkungan.
5. Analislah
kebahasaan teks eksposisi yang telah Anda buat yang meliputi kata teknis/istilah,
kata sifat, afiksasi, dan kalimat verba.
KUNCI JAWABAN DAN
PEDOMAN PENILAIAN
PENILAIAN TENGAH
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/1
Kurikulum :
2013
Guru Mapel : Muh Zuhri, S.Pd.,
M.Pd.
1. Struktur teks laporan hasil observasi
Teks laporan hasil observasi disusun dengan struktur
(a) pernyataan umum atau klasifikasi, (b) deskripsi bagian, dan
(c) deskripsi manfaat. Pernyataan umum berisi pembuka atau pengantar hal
yang akan disampaikan. Bagian ini berisi hal umum tentang objek yang akan dikaji,
menjelaskan secara garis besar pemahaman tentang hal tersebut. Deskripsi per bagian berisi penjelasan detail
mengenai objek atau bagian yang diklasifikasikan. Deskripsi manfaat menunjukkan bahwa setiap
objek yang diamati memiliki manfaat atau fungsi dalam kehidupan.
Pedoman Penskoran:
No.
|
Uraian Jawaban/Kata kunci
|
Skor
|
1
|
Peserta didik menjelaskan struktur teks laporan hasil observasi
meliputi definisi umum, deskripsi per bagian, dan deskripsi manfaat dengan sangat tepat.
|
4
|
2
|
Peserta didik menjelaskan struktur teks laporan hasil observasi
meliputi meliputi definisi umum, deskripsi per bagian, dan deskripsi
manfaat dengan tepat.
|
3
|
3
|
Peserta didik menjelaskan struktur teks laporan hasil observasi
meliputi definisi umum, deskripsi per bagian, dan deskripsi manfaat dengan kurang tepat.
|
2
|
4
|
Peserta didik menjelaskan struktur kebahasaan teks laporan hasil
observasi meliputi definisi umum, deskripsi per bagian, dan deskripsi
manfaat dengan tidak tepat.
|
1
|
Total Skor
|
2. Aspek kebahasaan teks laporan hasil observasi
1. Kata serta Frasa Verba dan Nomina
Frasa nomina: Perkembangan zaman, prosesi upacara
Frasa nomina: Perkembangan zaman, prosesi upacara
Frasa verba: hampir meninggalkan, sedang dikembangkan
2. Afiksasi
meng- + ubah = mengubah
meng-I + gandrung = menggandrungi
ke-an + datang = kedatangan
3. Kalimat Definisi dan Kalimat Deskripsi
3. Kalimat Definisi dan Kalimat Deskripsi
Adat “mapag panganten” merupakan salah satu
ritual yang menjadi bagian dari seluruh rangkaian upacara adat penyambutan
dalam masyarakat Sunda.
Gamelan merupakan kesenian yang memadukan berbagai
alat musik.
4. Kalimat Simpleks dan Kompleks
Simpleks: Rata-rata generasi muda melengahkan nama
upacara ini.
Kompleks: Mereka lebih cenderung menggandrungi hal-hal
yang bersifat “dari luar” dan hampir meninggalkan tradisi yang kaya dengan
nilai-nilai.
Pedoman Penskoran:
No.
|
Uraian Jawaban/Kata kunci
|
Skor
|
1
|
Peserta didik
menganalisis kebahasaan teks laporan hasil observasi meliputi kata/frasa verba dan
nomina, afiksasi, kalimat definisi/deskripsi, dan kalimat simpleks/kompleks dengan sangat tepat.
|
4
|
2
|
Peserta didik
menganalisis kebahasaan teks laporan hasil observasi meliputi kata/frasa
verba dan nomina, afiksasi, kalimat definisi/deskripsi, dan kalimat
simpleks/kompleks
dengan tepat.
|
3
|
3
|
Peserta didik
menganalisis kebahasaan teks laporan
hasil observasi meliputi kata/frasa verba dan nomina, afiksasi,
kalimat definisi/deskripsi, dan kalimat simpleks/kompleks dengan kurang tepat.
|
2
|
4
|
Peserta didik
menganalisis kebahasaan teks laporan hasil observasi meliputi kata/frasa
verba dan nomina, afiksasi, kalimat definisi/deskripsi, dan kalimat
simpleks/kompleks
dengan tidak tepat.
|
1
|
Total Skor
|
3. Struktur teks
eksposisi
Teks eksposisi
merupakan teks yang dibangun oleh pendapat atau opini. Sejalan dengan isi teks
eksposisi, struktur teks eksposisi meliputi (a) tesis atau penyataan
pendapat, (b) argumentasi, dan (c) penegasan ulang.
Tesis atau pernyataan pendapat adalah bagian pembuka dalam teks eksposisi. Bagian tersebut berisi pendapat umum yang disampaikan penulis terhadap permasalahan yang diangkat dalam teks eksposisi.
Tesis atau pernyataan pendapat adalah bagian pembuka dalam teks eksposisi. Bagian tersebut berisi pendapat umum yang disampaikan penulis terhadap permasalahan yang diangkat dalam teks eksposisi.
Argumentasi merupakan
unsur penjelas untuk mendukung tesis yang disampaikan. Argumentasi dapat berupa
alasan logis, data hasil temuan, fakta-fakta, bahkan pernyataan para ahli.
Argumen yang baik harus mampu mendukung pendapat yang disampaikan penulis atau
pembicara.
Bagian terakhir adalah
penegasan ulang, yaitu bagian yang bertujuan menegaskan pendapat awal serta
menambah rekomendasi atau saran terhadap permasalahan yang diangkat.
Pedoman Penskoran:
No.
|
Uraian Jawaban/Kata kunci
|
Skor
|
1
|
Peserta didik menjelaskan struktur teks eksposisi meliputi tesis/ pernyataaan
pendapat, argumentasi, dan penegasan ulang/rekomendasi dengan sangat tepat.
|
4
|
2
|
Peserta didik menjelaskan struktur teks eksposisi meliputi tesis/ pernyataaan
pendapat, argumentasi, dan penegasan ulang/rekomendasi dengan tepat.
|
3
|
3
|
Peserta didik menjelaskan struktur teks eksposisi meliputi tesis/ pernyataaan
pendapat, argumentasi, dan penegasan ulang/rekomendasi dengan kurang tepat.
|
2
|
4
|
Peserta didik menjelaskan struktur kebahasaan teks eksposisi meliputi
tesis/pernyataaan
pendapat, argumentasi, dan penegasan ulang/rekomendasi dengan tidak tepat.
|
1
|
Total Skor
|
4. contoh teks
eksposisi bertema lingkungan
Nilai Akhir : (skor
nomor 1+ 2+3+4+5 ) X 5
Nilai maksimal : 20 X
5 = 100
PEMBAHASAN SOAL
BACA MATERI PEMBELAJARAN TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/07/materi-pembelajaran-teks-laporan-hasil.html
BACA MATERI PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/08/materi-pembelajaran-teks-eksposisi.html
BACA JUGA
KISI-KISI DAN SOAL PENILAIAN TENGAH (PTS) SEMESTER 1 TAHUN
PELAJARAN 2018/2019
BAHASA INDONESIA SMA/MA KELAS X, XI, XII KURIKULUM 2013
1. KISI-KISI DAN SOAL PTS KELAS X KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/09/contoh-soal-penilaian-tengah-semester-1.html
2. KISI-KISI DAN SOAL PTS KELAS XI KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/09/soal-utspts-bahasa-indonesia-kelas-xi.html
3. KISI-KISI DAN SOAL PTS KELAS XII KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/09/soal-ulangan-tengah-semester-penilaian.html
Terima kasih,ini sangat membantu. Tapi, tolong lebih lengkap ya pelajaranya.kalo bisa jangan cuman SMA/MA. Tapi jugaSMK
ReplyDeleteMengapa soalnya berbeda
ReplyDeleteMengapa soalnya berbeda
ReplyDeletejangan lewatkan kesempatan dapat bonus kemenangan ratusan juta setiap hari dari situs resmi MURAHQQ segera daftar dan main sekarang juga
ReplyDelete