06 July 2019
05 July 2019
04 July 2019
03 July 2019
02 July 2019
01 July 2019
APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA “MGMP REBORN” (sebuah pengantar)
(Sumber Foto: FB GTK)
APA,
MENGAPA, DAN BAGAIMANA “MGMP REBORN”
(Oleh Muh Zuhri-Guru SMA Negeri 2 Boyolali, Jateng)
Istilah atau program “MGMP REBORN” diungkapkan
oleh Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud, Supriano. Reborn memiliki
arti terlahir kembali. MGMP reborn antara lain dilatari kurang optimalnya kegiatan
MGMP. Bahkan ada guyonan kepanjangan MGMP adalah “Makan, Guyon, Minum, Pulang.”
Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kegiatan dan fungsi MGMP
adalah dengan Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) berbasis
zonasi.
29 June 2019
27 June 2019
PENGERTIAN DAN TUJUAN PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP ABAD 21
PENGERTIAN DAN TUJUAN PENGEMBANGAN
KECAKAPAN HIDUP ABAD 21
A. Pengertian
Educational
Testing Service (ETS) (2007), mendefinisikan keterampilan abad 21 sebagai
pembelajaran kemampuan untuk a) mengumpulkan dan / atau mengambil informasi, b)
mengatur dan mengelola informasi, c) mengevaluasi kualitas, relevansi, dan
kegunaan informasi, dan d) menghasilkan informasi yang akurat melalui
penggunaan sumber daya yang ada. Partnership for 21st Century Skills
mengidentifikasi enam elemen kunci untuk abad ke-21 yaitu mendorong
pembelajaran: 1) menekankan pelajaran inti, 2) menekankan keterampilan belajar,
3) menggunakan alat abad 21 untuk mengembangkan keterampilan belajar, 4)
mengajar dan belajar dalam konteks abad 21, 5) mengajar dan mempelajari isi
abad ke-21, dan 6 ) menggunakan penilaian abad ke-21 yang mengukur keterampilan
abad 21
Pembelajaran
Abad 21 merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan kemampuan literasi,
kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta penguasaan terhadap
teknologi.
Literasi
menjadi bagian terpenting dalam sebuah proses pendidikan, peserta didik yang
dapat melaksanakan kegiatan literasi dengan maksimal tentunya akan mendapatkan
pengalaman belajar lebih dibanding dengan peserta didik lainnya.
Pendidikan
Abad 21 merupakan pendidikan yang mengintegrasikan antara kecakapan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta penguasaan terhadap TIK. Kecakapan
tersebut dapat dikembangkan melalui berbagai model pembelajaran berbasis
aktivitas yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan materi pembelajaran.
Kecakapan yang dibutuhkan di Abad 21 juga merupakan keterampilan berpikir lebih
tinggi (Higher Order Thinking Skills (HOTS)) yang sangat diperlukan dalam
mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan global.
Paradigma
pendidikan nasional abad 21 dapat dirumuskan sebagai berikut, (1) untuk
menghadapi abad 21 yang makin syarat dengan teknologi dan sains dalam
masyarakat global, maka pendidikan kita haruslah beroreintasi pada ilmu
pengetahuan matematika dan sains alam disertai dengan sains sosial dan
kemanusiaan dengan keseimbangan yang wajar; (2) Pendidikan ilmu pengetahuan
bukan hanya membuat seorang peserta didik berpengetahuan, melainkan juga
menganut sikap keilmuan, yaitu kritis, logis, analitis dan kreatif, namun disertai
pula dengan kemampuan beradaptasi. (3) Pada setiap jenjang pendidikan perlu
ditanamkan jiwa kemandirian, karena kemandirian pribadi mendasari kemandirian
bangsa, kemandirian dalam melakukan kerjasama yang saling menghargai dan
menghormati.
UNDUH PEDOMAN/PANDUAN IMPLEMENTASI KECAKAPAN ABAD 21 KLIK https://drive.google.com/open?id=18T-Aw-OmOUjmvemqy6V3ZQ8Kr6Ndo2uP
Sumber:
Panduan
Implementasi Kecakapan Abad 21 Kurikulum 2013 di SMA
Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2017
PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP ABAD
21
A. Pengertian
B. Tujuan
C. Kompetensi Kecakapan Hidup Abad
21
D. Pentahapan Kegiatan
E. Penilaian Kecakapan Hidup Abad
21
Klik https://zuhriindonesia.blogspot.com/2019/06/penilaian-kecakapan-hidup-abad-21.htmlKOMPETENSI KECAKAPAN HIDUP ABAD 21
Kompetensi Kecakapan Hidup Abad 21
a. Kecakapan Berpikir Kritis dan
Pemecahan Masalah (Critical Thinking and Problem Solving Skill)
Berpikir kritis bersifat mandiri,
berdisiplin diri, dimonitor diri, memperbaiki proses berpikir sendiri. Hal itu
dipandang sebagai aset penting terstandar dari cara kerja dan cara berpikir
dalam praktik. Hal itu memerlukan komunikasi efektif dan pemecahan masalah dan
juga komitmen untuk mengatasi sikap egosentris dan sosiosentris bawaan (Paul
and Elder, 2006:xviii ).Berpikir kritis menurut Beyer (1985) adalah: 1)
menentukan kredibilitas suatu sumber, 2) membedakan antara yang relevan dari
yang tidak relevan, 3) membedakan fakta dari penilaian, 4) mengidentifikasi dan
mengevaluasi asumsi yang tidak terucapkan, 5) mengidentifikasi bias yang ada,
6) mengidentifikasi sudut pandang, dan 7) mengevaluasi bukti yang ditawarkan
untuk mendukung pengakuan.
Subscribe to:
Posts (Atom)