PEMAHAMAN LANDASAN PENDIDIKAN, TEORI
BELAJAR, DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
1.
Apakah
yang dimaksud dengan kurikulum?
Jawab:
Kurikulum adalah suatu rencana pendidikan, yang memberikan pedoman tentang
jenis, lingkup, urutan isi, serta proses pendidikan. Dengan program itu para
siswa melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga terjadi perubahan dan
perkembangan tingkah laku pada dirinya. Kurikulum sebagai rencana pembelajaran
juga diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
2.
Apa sajakah fungsi kurikulum? Jelaskan secara singkat!
Jawab
:
Fungsi kurikulum adalah sebagai berikut.
a. Fungsi penyesuaian
Kurikulum mengarahkan peserta didik
agar memilki sifat untuk mampu menyesuaikan dengan lingkungannya, baik
lingkungan fisik maupun sosial.
b. Fungsi pengintegrasian
Kurikulum untuk mendidik peserta
didik agar memilki pribadi yang integral. Siswa pada dasarnya merupakan anggota
dan bagian integral dari masyarakat.
c. Fungsi perbedaan
Kurikulum untuk memberikan
pelayanan terhadap perbedaan individu peserta didik.
d. Fungsi persiapan
Kurikulum untuk mempersiapkan
peserta didik agar mampu melanjutkan studi lebih lanjut untuk suatu jangkauan
yang lebih jauh, baik dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi ataupun dalam
memasuki kehidupan dalam masyarakat.
e. Fungsi pemilihan
Kurikulum memberikan kesempatan
kepada peserta didik dalam memilih program-program belajar sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.
f. Fungsi diagnostik
Kurikulum membantu dan mengarahkan
peserta didik untuk dapat memahami kemampuan dan potensi yang ada dalam
dirinya.
3.
Apa sajakah prinsip-prinsip pengembangan kurikulum? Jelaskan secara singkat!
Jawab:
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut.
a. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan
yang menjadi muatan dalam kurikulum harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan
secara keilmuan.
b. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten
(ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, sumber belajar, serta teknik dan instrumen penilaian.
c. Relevan
Pengembangan kurikulum harus
memiliki kesesuaian di antara komponen-komponennya, seperti tujuan, bahan,
strategi, dan evaluasi. Pengembangan kurikulum juga harus relevan dengan
tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi, potensi peserta didik, serta tuntutan
dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).
d. Ketercukupan
Cakupan indikator, materi
pelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup
untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
e. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup
keseluruhan ranah kompetensi, baik pengetahuan, sikap, maupun praktik (psikomotor).
f. Fleksibel
Pengembangan kurikulum harus
bersifat luwes dalam pelaksanaannya; memungkinkan terjadinya
penyesuaian-penyesuaian dengan perkembangan zaman.
g. Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memerhatikan
perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan
peristiwa yang terjadi.
h. Kontinuitas, pengembangan
kurikulum harus memerhatikan kesinambungan, antara tingkat kelas, antara
jenjang pendidikan, maupun kontribusi dengan jenis pekerjaan.
4.
Bagaimanakah pandangan belajar menurut teori behaviorisme?
Jawab:
Teori belajar tingkah laku (behaviorisme) memandang belajar sebagai hasil dari
pembentukan hubungan antara rangsangan dari luar (stimulus) seperti ‘2 + 2’ dan
balasan dari siswa (response) seperti ‘4’ yang dapat diamati. Semakin sering
hubungan (bond) antara rangsangan dan balasan terjadi, maka akan semakin
kuatlah hubungan keduanya (law of exercise). Teori belajar tingkah laku ini
menekankan adanya ganjaran (reward) atau penguatan (reinforcement). Semakin
banyak ganjaran yang diberikan maka respon yang diharapkan dari siswa akan
lebih baik. Selain itu, jika respon siswa di luar yang diinginkan maka
diperlukan adanya konsekuensi hukuman (punishment) sebagai stimulus agar respon
yang muncul berbeda dengan respon yang sudah ada atau, dengan kata lain, agar
perilaku siswa sesuai yang diinginkan.
5.
Bagaimanakah teori belajar kognitif menurut Piaget?
Jawab:
Menurut Piaget, struktur kognitif atau skemata (schema) adalah suatu organisasi
mental tingkat tinggi yang terbentuk pada saat orang itu berinterkasi dengan
lingkungannya. Dua proses yang sangat penting adalah asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi adalah suatu proses di mana suatu informasi atau pengalaman baru
dapat disesuaikan dengan kerangka kognitif yang sudah ada di benak siswa;
sedangkan akomodasi adalah suatu proses perubahan atau pengembangan kerangka
kognitif yang sudah ada di benak siswa agar sesuai dengan pengalaman yang baru
dialami.
6.
Bagaimanakah teori belajar bermakna menurut David P. Ausubel ?
Jawab:
Teori belajar Ausubel menitikberatkan pada bagaimana seseorang memperoleh
pengetahuannya. Menurut Ausubel terdapat 2 jenis belajar yaitu belajar hafalan
(rote-learning) dan belajar bermakna (meaningfullearning). Jika seorang siswa
berkeinginan untuk mengingat sesuatu tanpa mengaitkan hal yang satu dengan hal
yang lain maka baik proses maupun hasil pembelajarannya dapat dinyatakan
sebagai hafalan (rote) dan tidak akan bermakna (meaningless) sama sekali
baginya. Pembelajaran yang mengacu pada ‘belajar bermakna’ atau
‘meaningful-learning’ adalah pembelajaran di mana pengetahuan atau pengalaman
baru yang akan dipelajari siswa dapat terkait dengan pengetahuan lama yang
sudah dimiliki siswa.
7.
Bagaimanakah teori belajar presentasi menurut Bruner?
Jawab:
Bruner memunculkan teori presentasi. Bruner membagi penyajian proses
pembelajaran dalam tiga tahap, yaitu tahap enaktif, ikonik, dan simbolik. Pada
tahap enaktif, para siswa dituntut untuk mempelajari pengetahuan dengan
menggunakan sesuatu yang “konkret” atau “nyata” yang berarti dapat diamati
dengan menggunakan panca indera. Tahap berikutnya adalah tahap ikonik, dimana
para siswa mempelajari suatu pengetahuan dalam bentuk gambar atau diagram
sebagai perwujudan dari kegiatan yang menggunakan benda konkret atau nyata
tadi. Tahap ketiga adalah tahap simbolik. Pada tahap simbolik para siswa harus
melewati suatu tahap dimana pengetahuan tersebut diwujudkan dalam bentuk
simbol-simbol abstrak. Dengan kata lain, siswa harus mengalami proses
berabstraksi. Berabstraksi terjadi pada saat seseorang menyadari adanya
kesamaan di atara perbedaan-perbedaan yang ada.
8.
Bagaimanakah pandangan teori belajar konstruktivisme?
Jawab:
Bruner berpendapat bahwa belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan
(learning by discovery is learning to discover). Para siswa dihadapkan dengan
situasi di mana ia bebas untuk mengumpulkan data, membuat dugaan (hipotesis),
mencoba-coba (trial and error), mencari dan menemukan keteraturan (pola),
menggeneralisasi atau menyusun rumus beserta bentuk umum, membuktikan benar
tidaknya dugaannya itu.
9.
Apakah perbedaan antara pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran?
Jawab:
Dalam Lampiran 3 Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 (233) pendekatan dimaknai
sebagai cara menyikapi/melihat (a way of viewing); strategi dimaknai
sebagai cara mencapai tujuan dengan sukses (a way of winning the game atau a
way of achieving of objectif); metode dimaknai sebagai cara menangani
sesuatu (a way of dealing). Sedangkan teknik dimaknai sebagai cara
memperlakukan sesuatu (a way creating something); dan model dimaknai
sebagai kerangka yang berisikan langkah-langkah/uruturutan kegiatan/sintakmatik
yang secara operasional perlu dilakukan oleh guru dan siswa. Dalam referensi
lain dijelaskan bahwa pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang
terhadap proses pembelajaran; metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran; teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifk; dan model adalah bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas
oleh guru (bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran). Pendekatan (approach) merupakan titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Roy Killen (1998) misalnya,
mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang
berpusat pada guru (teacher-centered approaches) dan pendekatan yang
berpusat pada siswa (student-centered approaches) yang digunakan dalam
perancangan kurikulum dan pembelajaran saat ini. Strategi pembelajaran
merupakan perencanaan tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode
dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang
disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan metode merupakan
upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata
agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan
sebagai cara untuk melaksanakan dan merealisasikan strategi yang telah
ditetapkan. Dalam mengimplementasikan metode pembelajaran, seorang pendidik
perlu menetapkan teknik atau cara tertentu agar proses pembelajaran
berjaan efektif dan efsien, serta taktik atau gaya individu dalam melaksanakan
suatu teknik atau metode tertentu misalnya dalam menggunakan ilustrasi atau
menggunakan gaya bahasa atau idialek agar materi pembelajaran mudah dipahami.
10.
Apa sajakah kriteria penyeleksian dan pemilihan materi pembelajaran? Jelaskan
secara singkat!
Jawab:
kriteria penyeleksian dan pemilihan materi pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Sahih (Valid)
Materi yang akan dituangkan dalam
pembelajaran benar-benar telah teruji kebenaran dan kesahihannya.
b. Tingkat Kepentingan
(Significance)
Dalam memilih materi perlu
mempertimbangkan pertanyaan berikut:
1). Bagaimana intensitas tingkat
kepentingan materi tersebut sehingga harus dipelajari?
2). Apakah penting materi tersebut
diajarkan pada siswa?
3). Dimana letak kepentingan materi
tersebut dan mengapa penting?
Dengan demikian, materi yang
dipilih untuk diajarkan tentunya memang yang benar-benar diperlukan oleh siswa.
c. Kebermanfaatan (utility)
Manfaat harus dilihat dari semua
sisi, baik secara akademis maupun nonakademis. Bermanfaat secara akademis
artinya guru harus yakin bahwa materi yang diajarkan dapat memberikan
dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang akan dikembangkan lebih lanjut
pada jenjang pendidikan berikutnya. Bermanfaat secara nonakademis maksudnya
bahwa materi yang diajarkan dapat mengembangkan kecakapan hidup (life skills)
dan sikap yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari
d. Layak dipelajari (learnability)
Materinya memungkinkan untuk
dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitannya (tidak terlalu mudah, atau
tidak terlalu sulit), maupun aspek kelayakannya terhadap pemanfaatan bahan ajar
dan kondisi setempat.
e.
Menarik minat (interest)
Materi yang dipilih hendaknya
menarik minat dan dapat memotivasi siswa untuk mempelajarinya lebih lanjut.
Setiap materi yang diberikan kepada siswa harus mampu menumbuhkembangkan rasa
ingin tahu sehingga memunculkan dorongan untuk mengembangkan sendiri kemampuan
mereka.
PEMBAHASAN
LENGKAP SOAL KOMPETENSI PEDAGOGIK II BACA DI SINI
TANYA JAWAB SOAL PEDAGOGIK I BACA DI SINI
BACA JUGA TANYA JAWAB PEDAGOGIK III DAN V
BACA JUGA TANYA JAWAB PEDAGOGIK IV
TANYA JAWAB SOAL PEDAGOGIK I BACA DI SINI
BACA JUGA TANYA JAWAB PEDAGOGIK III DAN V
BACA JUGA TANYA JAWAB PEDAGOGIK IV
Sumber Pustaka:
Wibowo, Hari, dkk. 2016. Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa, Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan.
__________
2016. Teori Belajar. Jakarta: Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa,
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
0 komentar:
Post a Comment