13 April 2017

KRITIK SASTRA


MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
MENJELASKAN KONSEP KRITIK SASTRA DAN UNSUR KRITIK SASTRA

Berdasarkan pendekatannya terhadap karya sastra, Abrams (1981: 36-37) membagi kritik sastra ke dalam empat jenis yakni kritik mimetik, kritik pragmatik, kritik ekspresif, dan kritik objektif.

A.   Kritik Mimetik

Menurut Abrams, kritik jenis ini memandang karya sastra sebagai tiruan aspek-aspek alam. Karya sastra dianggap sebagai cerminan atau penggambaran dunia nyata, sehingga ukuran yang digunakan adalah sejauh mana karya sastra itu mampu menggambarkan objek yang sebenarnya. Semakin jelas karya sastra menggambarkan realita yang ada, semakin baguslah karya sastra itu. Kritik jenis ini jelas dipengaruhi oleh paham Aristoteles dan Plato, yang menyatakan bahwa sastra adalah tiruan kenyataan.

Di Indonesia, kritik jenis ini banyak digunakan pada Angkatan 45.

Contoh lain adalah:

1. Novel Indonesia Mutakhir: Sebuah Kritik, Jakob Sumardjo

2. Novel Indonesia Populer, Jakob Sumardjo.

B. Kritik Pragmatik

Kritik jenis ini memandang karya sastra sebagai alat untuk mencapai tujuan (mendapatkan sesuatu yang diharapkan). Tujuan karya sastra pada umumnya bersifat edukatif, estetis, atau politis. Dengan kata lain, kritik ini cenderung menilai karya sastra atas keberhasilannya mencapai tujuan.

Ada yang berpendapat bahwa kritik jenis ini lebih bergantung pada pembacanya (reseptif). Kritik jenis ini berkembang pada Angkatan Balai Pustaka. Sutan Takdir Alisjahbana pernah menulis kritik jenis ini yang dibukukan dengan judul "Perjuangan dan Tanggung Jawab dalam Kesusastraan".

C.   Kritik Ekspresif

Kritik ekspresif menitikberatkan pada diri penulis karya sastra itu. Kritik ekspresif meyakini bahwa sastrawan (penulis) karya sastra merupakan unsur pokok yang melahirkan pikiran-pikiran, persepsi-persepsi, dan perasaan yang dikombinasikan dalam karya sastra. Dengan menggunakan kritik jenis ini, kritikus cenderung menimba karya sastra berdasarkan kemulusan, kesejatian, kecocokan penglihatan mata batin penulis atau keadaan pikirannya. Pendekatan ini sering mencari fakta tentang watak khusus dan pengalaman-pengalaman sastrawan yang, secara sadar atau tidak, telah membuka dirinya dalam karyanya. Umumnya, sastrawan romantik zaman Balai Pustaka atau Pujangga Baru menggunakan orientasi ekspresif ini dalam teori-teori kritikannya.

Di Indonesia, contoh kritik sastra jenis ini antara lain:

1.  "Chairil Anwar: Sebuah Pertemuan" karya Arif Budiman.

2.  "Di Balik Sejumlah Nama" karya Linus Suryadi.

3.  "Sosok Pribadi dalam Sajak" karya Subagio Sastro Wardoyo.

4.  "WS Rendra dan Imajinasinya" karya Anton J. Lake.

5.  "Cerita Pendek Indonesia: Sebuah Pembicaraan" karya Korrie Layun Rampan.

D. Kritik Objektif

Kritik jenis ini memandang karya sastra sebagai sesuatu yang mandiri, bebas terhadap lingkungan sekitarnya; dari penyair, pembaca, dan dunia sekitarnya. Karya sastra merupakan sebuah keseluruhan yang mencakupi dirinya, tersusun dari bagian-bagian yang saling berjalinan erat secara batiniah dan menghendaki pertimbangan dan analitis dengan kriteria-kriteria intrinsik berdasarkan keberadaan (kompleksitas, koherensi, keseimbangan, integritas, dan saling berhubungan antar unsur-unsur pembentuknya). Jadi, unsur intrinsik (objektif)) tidak hanya terbatas pada alur, tema, tokoh, dsb.; tetapi juga mencakup kompleksitas, koherensi, kesinambungan, integritas, dsb.

Pendekatan kritik sastra jenis ini menitikberatkan pada karya-karya itu sendiri. Kritik jenis ini mulai berkembang sejak tahun 20-an dan melahirkan teori-teori:

1. New Critics di AS

2. Formalisme di Eropa

3. Strukturalisme di Perancis

Di Indonesia, kritik jenis ini dikembangkan oleh kelompok kritikus aliran Rawamangun:

a.  "Bentuk Lakon dalam Sastra Indonesia" karya Boen S. Oemaryati.

b.  "Novel Baru Iwan Simatupang" karya Dami N. Toda.

c.  "Pengarang-Pengarang Wanita Indonesia" karya Th. Rahayu Prihatmi.

d.  "Perkembangan Novel-Novel di Indonesia" karya Umar Yunus.

e.  "Perkembangan Puisi Indonesia dan Melayu Modern" karya Umar Yunus.

f.   "Tergantung pada Kata" karya A. Teeuw.


Sumber:

Kurniawan, Endang. 2016. Kritik Sastra Indonesia. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Bahasa, Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan

0 komentar:

Post a Comment