CERPEN
1. Cermati
kutipan berikut!
"Ini
tidak adil! Ini tidak adil!" teriak saya pada Jumat dini hari itu. Saya
tersedu-sedu di pojok ditunggui istri yang ikut berlelehan air matanya tak
mengerti. Saya rnemukul-mukul dinding sambil terus nyerocos.
''Mengapa
justru Bibit yang dipilih! Kenapa bukaji saya bangkotannya. Kenapa bukan kamu,
ibunya. Kenapa bukan Joko, atau Jarot, atau Anting, atau Bening." Istri
serta-merta memeluk saya sambil menangis sejadi-jadinya. Sesungguhnya semesta
ini digelar berdasarkan perikemanusiaan dan periketuhanan?
Bibit,
satu-satunya harapan saya di dunia, harus saya buang. Jika dia sudah saya buang
dan tidak lagi merupakan bagian dari saya, tidak ada lagi alasan bagi Malaikat
Izrail memburunya ...
(Dinding Anak, Danarto)
Konflik
dalam kutipan tersebut adalah ...
A. Kekesalan
dan kekecewaan seseorang terhadap kejadian yang menimpanya.
B.
Pertengkaran seseorang dengan istrinya
yang sudah tua.
C.
Perdebatan seseorang dengan
anak-anaknya tentang kematian.
D.
Keinginan yang menggebu-gebu, tetapi
tidak tercapai.
2. Bacalah
penggalan cerpen ini dengan saksama!
Di
usia yang tersisa, Suarni dan Said ingin berkumpul kembali dengan anak-anak,
ingin rnerasakan kehangatan di tengah-tengah mereka, seperti dulu, saat mereka
masih di kampung. Keduanya tak henti-hentinya berharap, mudah-mudahan, ada di
antara anak-anak yang mengajak tinggal di Jakarta, menghabiskan hari tua di
sana. Aih, betapa menyenangkan bila Suarni masih dapat membuatkan makanan
kesukaan Ijal, Ketek, Basa, atau Irham. Akan tetapi, setelah sekian lama
menunggu dan berharap, ajakan itu tak kunjung tiba. Kalaupun sekali waktu
Suarni dan Said datang berkunjung, itu hanya sekedar menjenguk cucu-cucu,
sepekan dua pekan. Setelah itu, mereka kembali pulang ke kampung. Tidak untuk
tinggal berlama-lama, sebagaimana keinginan mereka. Harapan Suarni dan Said
kini beralih pada Alida. Anak perempuan semata wayang, yang juga memilih hidup
di Jakarta sejak menikah dengan Yung.
Nilai
budaya yang terdapat dalam penggalan cerpen tersebut adalah ...
A. Keinginan
orang tua berkumpul dengan anak-anak di usia tua.
B.
Kebijakan orang tua mengunjungi
anak-cucu di kota lain.
C.
Memasakkan makanan kesukaan untuk suami
dan anak-cucu setiap hari.
D.
Setelah tua tinggal bersama anak di kota
besar.
3. Bacalah kutipan cerpen berikut ini!
"Pak, jangan tinggalkan
aku," suara Mama begitu pelan, namun menyayat. Air matanya kian membanjir.
Begitu pula denganku. Tetapi aku tak berkata apa-apa. Bibir Bapak bergerak
perlahan. Dia berjuang keras untuk mengeluarkan kalimat yang menyesaki
tenggorokannya. Dan akhirnya, MAAF. Kata itulah yang mampu kueja dari gerakan
bibirnya yang tak mengeluarkan suara. Lalu sekali lagi, MAAF. Aku tak mampu
berkata-kata. Kulihat mata Bapak lambat laun meredup. Genggaman jarinya
melemah, Hingga akhirnya benar-benar tak ada.
"Bapak......!!!"
Amanat
dalam kutipan cerpen tersebut adalah ...
A. Carilah perlindungan di saat-saat terakhir.
B. Saat-saat terakhir hidup, saat paling tepat
untuk minta maaf.
D. Bantulah
jika ada orang yang akan meninggal dunia
E. Segeralah minta maaf selagi masih bisa
berbicara.
Bacalah
kutipan cerpen berikut dengan saksama untuk menjawab soal nomor 4 dan 5!
(1)
la seorang yang tak suka kepada keramaian. (2) la senang duduk dalam kamarnya
menyendiri, mengarang cerita, menulis syair, atau berpikir. (3) Yang belakangan
inilah paling sering diperbuatnya. (4) Maklum, orang tak setiap hari bisa
mengarang. (5) Apalagi orang seperti dia yang kerap kali duduk-duduk saja,
terpisah dari dunia ramai. (6) Tapi pikirannya produktif dan makin banyak
kertas yang ditulisinya. (7) Istrinya suka akan tabiatnya yang demikian itu.
(Tikus dan Manusia, Trisno Sumarjo)
4. Kalimat pembuktian watak tokoh yang
rajin terdapat pada nomor
A.
(1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)
D. (4) dan (5)
5. Sudut pandang yang digunakan
pengarang adalah ....
A. orang pertama pelaku utama
B. orang pertama pelaku sampingan
C.
orang ketiga serbatahu
D. orang ketiga pelaku sampingan
Pembahasan soal Cerpen Baca DI SINI
Soal Prosa Lama Baca DI SINI
0 komentar:
Post a Comment